Waktu pun terus berlalu, akhirnya seluruh prosesi acara wisuda pun berakhir, termasuk sesi foto-foto. Satu per satu keluarga mulai meninggalkan tempat berlangsungnya acara wisuda. Seperti halnya dengan keluarga Oetama yang saat ini sudah berada di kediaman mereka, menjamu kerabat dan para tetangga.
Rio, Dio dan Bia dengan tergesa-gesa berjalan menuju ke kamar kedua orang tuanya, kebetulan pintu tidak tertutup sempurna, sehingga mereka bisa melihat betapa sayang sang ayah kepada bunda mereka. Bagi Rio dan Dio, Gio adalah sosok ayah yang layak untuk menjadi panutan, sedangkan bagi Bia, tentu lel
Satria dan Handa menyempatkan dirinya untuk melihat keadaan Nadia di rumahnya, bahkan pasangan suami istri itu harus meninggalkan acara keluarganya yang mereka adakan di sebuah restaurant mewah. Handa sudah bisa merasa lega saat melihat Nadia sudah bisa berbaur kembali dengan para tamu undangan di r
Salah satu cara yang ampuh untuk melupakan masalah yang sedang kita hadapai adalah menyibukkan diri dengan melakukan berbagai pekerjaan. Itu pula yang kini sedang dilakukan oleh Rio. Dengan langkah setengah berlari, Rio menuruni tangga. Pemuda itu terlihat sudah rapi dengan stelan kerjanya meskipun
"Pak Rio!" Tiba-tiba berkas yang di bawa oleh Delia jatuh berantakan di depan pintu. Gadis yang berprofesi sebagai sekretaris itu terkejut saat melihat Rio sudah berada di dalam ruang kerjanya, dan terlihat sedang sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan Delia yang baru saja datang sebenarnya belum si
"Terima kasih, sudah memberi tahu semuanya." Meskipun apa yang baru saja Nadia ketahui sungguh sangat menyesakkan hatinya, tetapi itu lebih baik dari pada dirinya tidak mengetahui hal tersebut sama sekali. "Saya tidak tahu, bagaimana jika hal itu terjadi pada saya?" tanya Handa dengan tatapan yang
"Saya merasa mendapat kepuasan batin tersendiri, saat bisa mematahkan kesombongan mereka, menghentikan tawa mereka, yang simpati dan empatinya mati saat melihat orang lain dalam keadaan kesusahan. Kalau memang nggak mau atau nggak bisa bantu, lebih baik diam dari pada menertawakan," sambung Handa me
"Tolong Bia!" rengek Dio, berharap sang adik mau membantunya untuk bisa meraih hati Ishana. "Kak Dio tidak lihat bagaimana keadaan Bunda kemarin?" tanya Bia dengan nada ketus. Setelah acara makan bersama untuk merayakan kelulusan bersama teman-temannya, Bia langsung pulang. Dan setibanya di rumah,