Satria dan Handa menyempatkan dirinya untuk melihat keadaan Nadia di rumahnya, bahkan pasangan suami istri itu harus meninggalkan acara keluarganya yang mereka adakan di sebuah restaurant mewah. Handa sudah bisa merasa lega saat melihat Nadia sudah bisa berbaur kembali dengan para tamu undangan di r
Salah satu cara yang ampuh untuk melupakan masalah yang sedang kita hadapai adalah menyibukkan diri dengan melakukan berbagai pekerjaan. Itu pula yang kini sedang dilakukan oleh Rio. Dengan langkah setengah berlari, Rio menuruni tangga. Pemuda itu terlihat sudah rapi dengan stelan kerjanya meskipun
"Pak Rio!" Tiba-tiba berkas yang di bawa oleh Delia jatuh berantakan di depan pintu. Gadis yang berprofesi sebagai sekretaris itu terkejut saat melihat Rio sudah berada di dalam ruang kerjanya, dan terlihat sedang sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan Delia yang baru saja datang sebenarnya belum si
"Terima kasih, sudah memberi tahu semuanya." Meskipun apa yang baru saja Nadia ketahui sungguh sangat menyesakkan hatinya, tetapi itu lebih baik dari pada dirinya tidak mengetahui hal tersebut sama sekali. "Saya tidak tahu, bagaimana jika hal itu terjadi pada saya?" tanya Handa dengan tatapan yang
"Saya merasa mendapat kepuasan batin tersendiri, saat bisa mematahkan kesombongan mereka, menghentikan tawa mereka, yang simpati dan empatinya mati saat melihat orang lain dalam keadaan kesusahan. Kalau memang nggak mau atau nggak bisa bantu, lebih baik diam dari pada menertawakan," sambung Handa me
"Tolong Bia!" rengek Dio, berharap sang adik mau membantunya untuk bisa meraih hati Ishana. "Kak Dio tidak lihat bagaimana keadaan Bunda kemarin?" tanya Bia dengan nada ketus. Setelah acara makan bersama untuk merayakan kelulusan bersama teman-temannya, Bia langsung pulang. Dan setibanya di rumah,
Akhir pekan tentunya menjadi waktu yang sangat diharapkan bisa dihabiskan bersama dengan seluruh anggota keluarga. Mungkin itu juga yang kini menjadi idaman Nadia, setelah lima hari sebelumnya mereka sibuk dengan rutinitas masing-masing. Seperti hari-hari biasa, saat waktu masih begitu pagi, Rio su
Mobil yang dikendari Rio memasuki pekarangan rumah Permadi. Suara deru mesinnya mengalihkan perhatian sang pemilik rumah yang sedang sibuk dengan hewan-hewan peliharaannya. Mobil pun kini telah terparkir dengan sempurna, tak berapa lama kemudian dengan gagah Rio keluar dari dalam mobil. Senyum mere