Share

22. Aku tidak Lupa

Almara terjatuh semakin dalam dan semakin cepat. Seketika anggota tubuhnya tersentak. Hanya dalam waktu sepersekian detik, dia mendapati tubuhnya berbaring pada sebuah ranjang.

Di antara detak jantungnya yang semakin cepat, sekuat tenaga dia mencoba untuk membuka matanya. Pandangannya berkabut. Ditatapnya langit – langit ruangan yang sunyi namun menenangkan.

“Almara ... Almara Kamu sadar Nak,” Suara seorang wanita bergumam di sebelah kiri tubuh Almara yang sedang berbaring.

Almara hafal suara itu. Itu adalah suara Kinanti, Mamanya.

Dengan sigap Kinanti menekan tombol untuk memanggil perawat. Almara belum sepenuhnya sadar, yang dia rasakan hanyalah siluete perawat yang datang silih berganti, gumaman Kinanti yang entah apa, dan juga dokter yang datang melakukan pemeriksaan sesekali.

Almara tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu sejak pertama kali diri

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status