Semua menu telah tersedia di meja makan, terhidang dengan begitu lezat dan istimewa.Gulai ikan nila, sambal kecap, opor ayam dan juga masih banyak menu makanan yang ada di meja makan. Bahkan buah buahan tersedia sebagai pencuci mulut ketika selesai makan.Erlangga pulang dengan tersenyum menghampiri kedua orang tuanya yang telah duduk di meja makan beserta adik perempuan Erlangga yang juga ikut makan di sana."Erlang, mama lihat kamu sangat gembira akhir akhir ini, lagi dapat apa si?" tanya Bu Killa pada anak tirinya itu."Tidak ada Ma," jawabnya dengan tersenyum manis meraih sendok yang ada di piring untuk segera mengambil nasi dan lauk yang tersedia di meja makan.Bu Killa mengambilkan makanan ke dalam piring Ayah Erlangga yang bernama Putra Arlo.Saat mereka sedang makan, tiba-tiba pak putra menanyakan ke mana Erlangga pergi seharian ini."Kamu ke mana tadi seharian? Dan pulang begitu ceritah wajahmu?" tanya pak putra yang memang terlihat tegas dalam mendidik anak dan juga terliha
Sirene menyiapkan semua makanan di meja makan dengan menu makanan yang ia bisa masak.Tuan Nurin keluar dari dalam kamar dengan kondisi yang rapi.Mata Sirene membuat ketika menatapnya.Pria tampan itu berjalan dengan elegannya, gagah dan juga sangat cool membuat Sirene tertegun sejenak ketika memandangnya.Menarik kursi dan duduk di meja makan, menatap ke arah Sirene yang terima."Kamu mau sampai kapan diam begitu?" tanya Nurin yang menatap Sirene dengan heran."Maaf tuan, maafkan saya, saya tidak....""Sudah, tidak usah jelaskan apapun, yang jelas segeralah kamu buatkan saya jus.""Jus apa, Tuan?""Apa saja, asal jangan jus basi kamu suguhkan.""Ya Tuhan dia benar benar ketus, untung saja dia majikanku, jika tidak ku akan meracuni minumannya." Batin Sirene dengan menatap kosong ke arah pria yang ada di hadapannya saat ini."Kamu lihat apa?"Sontak kaget Sirene ketika Tuan Nurin mengagetkan dirinya."Bukan apa apa Tuan, anda sedikit berbeda hari ini," ucap Sirene yang mengalihkan pem
"Bagaimana Melani, apakah rencana kita berjalan dengan lancar?" ucap Bu rus mertua Melani.Wajah masam terlihat dari tatapan mata Melani."Kamu kenapa?" tanya Bu Rus pada Melani."Mas Min marah Bu dengan ku,""Kenapa?""Dia marah sama aku karena aku selalu mengajaknya berfoto, Bu, dia marah sama aku yang ke kanak Kanakan.""Tapi kamu berhasil kan membuat Sirene melihat status kamu?""Gak tahu sih Bu, tapi yang jelas aku udah tandai semua orang yang berteman di sosial media milik dia, jadi otomatis saat Sirene melihat beranda Facebooknya, pasti dia akan melihat semua postingan aku sama mas mis Bu.""Bagus, itu yang ibu mau, memang harusnya begitu, kamu dan Min harus bisa berprilaku seromantis mungkin agar Sirene panas sama keharmonisan kalian berdua.""Tapi kalau Sirene gak lihat bagaimana Bu?""Iya juga ya, tapi ibu akan siapkan rencana lain setelah ini, kamu tenang saja, kamu gak boleh cemas, ibu akan bantu kamu.""Bener ya Bu, ibu harus bantuin Melani agar mas min mau nerima Melani.
Di sisi lain, wanita hamil dengan mentap kaca dari jam selepas mandi itu dengan kemudian berdandan agar bertujuan sang suami mau menerima dirinya untuk menjadi istrinya."Aku yakin, Mas min akan segera jatuh cinta padaku, dan dia akan bilang kalau aku itu cantik," ucap Melani yang belum apa apa sudah kegeeran terlebih dulu.Di polesnya dempul ke wajahnya, listrik merah merona, eyeshadow dan juga eyeliner serta bulu mata yang cegar hingga alis yang runcing bagaikan pedang patimura.Ceklek!Pintu kamar di buka oleh Kang Min dan kemudian ia hanya meraih baju kerja tanpa memperdulikan istrinya yang ada di dalam kamar itu."Mas, kamu mau ke mana?""Ngapain kamu tanya tanya aku!" Ketusnya.Lalu Melani beranjak dan menghampirinya kang min dan melihatkan hasil make-upnya itu.Kang min yang merasa aneh dengan dandanannya itu, menatap dari atas hingga bawah.Tersenyum manis menatap suaminya, "bagaimana mas, apakah aku sudah cantik?""Mau ke mana kamu? Kondangan?" ledek kang min."Mas, aku dandan
Melani pulang ke rumah Dengan Bu Rus. Terlihat bahagia di wajah Bu Rus ketika mendapatkan cucu dari Melani."Ayo sayang, ibu bantu kamu," ucap Bu Rus dengan perlahan membantu Melani.Melani duduk di sofa perlahan dan Bu Rus mengambilkan air minum untuknya."Di minum sayang airnya, ini ibu bawakan air," ucap Bu Rus setelah meletakkan bayi Melani.Melani meneguk habis minuman itu, Bu rus pun meraihnya."Melani, tidak usah kamu pikirkan ucapan Kang Min, dia memang begitu, tapi ibu yakin sekali, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat bahagia.""Bahagia? karena apa Bu?""Iya karena kamu sudah memberikannya anak, apa lagi kalau bukan itu.""Apa iya mas Min bahagia Bu?""Tentu, kenapa tidak?"Sementara di sisi lain, Sirene yang sejak tadi di tanya oleh Nurin hanya diam tak kunjung ada jawaban."Kamu kenapa? kenapa kamu melamun.""Tidak apa Tuan, saya baik baik saja," sahutnya."Jika kamu baik, kamu tidak akan mengalami hal seperti ini, ini bahaya, tanganmu terluka, kenapa?""Tid
"Apa yang kau lakukan terhadapku? mengapa kau menghancurkan pernikahan yang selama ini aku impikan, siapa kau?""Maaf Nona, anda harus segera ikut bersama kami, karena ada seseorang yang telah menunggu Anda.""Aku tidak mau, kau pergilah, jangan ganggu aku!""Tidak, perintah adalah amanah yang harus kami penuhi Nona, jadi saya tidak bisa membantah apalagi menolak.""Lepaskan tanganku, kau tidak boleh menyentuhku, lepaskan!" ucap Vanesa dengan teriak teriak meminta agar Veri melepaskan tangannya dengan segera."Tidak, aku tidak akan melepaskan mu nona, diamlah, kamu tidak usah memberontak nona, aku tidak ingin melukaimu, tolong jangan membuat tugasku menjadi sulit.""Lepaskan....!""Tidak! anda harus ikut bersama kamu sekarang!"Vanesa di bawa oleh Veri ke tempat di mana Nurin menunggunya, mereka semua menjadi pengawal hingga Vanesa sampai di tempat Nurin.Betapa terkejutnya Vanessa jika orang yang telah menyuruh gerombolan orang itu adalah kakaknya sendiri, orang yang paling Vanesa pe
Nurin turun dari dalam kamarnya dan membenarkan kera bajunya hendak berangkat ke kantor, terlihat Sirene yang menggunakan daster namun di bagian lututnya sedikit robek."Astaga," ucap nurin ketika melihat Sirene menggunakan pakaian robek.Mendekati Sirene dan menatapnya."Ada apa Tuan? kenapa melihatku begitu?" tanya Sirene bingung."Kamu kenapa pakai baju robek begitu? memangnya kamu tidak punya pakaian?""Maaf Tuan, tadi pagi saya kesiangan, jadi saya tidak sempat mandi dan juga ganti pakaian, biar kata bolong begini, ini nyaman Tuan.""Tapi itu di lutut kamu robek begitu Nona, kamu bisa memakai pakaian Vanesa dia ada di kamarnya.""Tidak Tuan, terima kasih, saya pakai ini saja, lagi pula nanti sore juga saya sudah pulang, robek dikit juga tidak apa, ini nyaman kok," jawab Sirene.Saat Nurin memperhatikan Sirene ternyata dia bagian ketiaknya terdapat robekan."Astaga!""Ada apa Tuan?" tanya Sirene yang bingung."Itu baju kamu juga robek di bagian ketiak, astaga, mari ikut saya jika
Kabar Mengejutkan✧✧✧Nanda Amanda itu namaku, seorang wanita berawak gemuk dengan berat badan 95kg, dengan hanya tinggi badan 157M.Aku seorang istri dari suami yang bernama Danu Prawira. Suamiku bekerja di salah satu perusahaan ternama milik Tuan Agam Aldari sebagai manajer di perusahaannya.Belum lama ini suamiku naik jabatan, namun tiga bulan naik jabatan suamimu seperti terasa asing bagiku, dari pegawai biasa menjadi manajer menjadikannya sifat yang begitu dingin terhadapku.Entah aku yang terlalu terbawa suasana atau entah memang Mas Danu yang memang semakin hari semakin menjauh dariku."Mas," lirihku dengan menatap Mas Danu masih berkutat di depan laptop miliknya."Hmm," menjawab namun tak melihat ke arahku."Kamu belum selesai ya?" tanyaku lirih dengan masih duduk di depan arahnya.Mas Danu kemudian menghentikan jarinya dan menatapku dengan tatapan yang tak biasa, Wajah itu benar benar terlihat jelas di depan mataku."Ngapain kamu tanya tanya segala? Memangnya kamu tidak melih