"Sudahlah Bu, kasih saja Danang pekerjaan. lagi pula Danang begini juga itu gara-gara kamu. Kenapa kamu menjodohkan danang dengan wanita itu. Jika saja Danang tak menuruti kemauanmu pasti Danang nggak akan dibuang oleh Hana!" Ucap pak Broto."Apa maksud bapak jadi nyalahin ibu segala!""Bu, kalau saja waktu itu ibu nggak misahin Danang dengan Hana. Pasti Danang sama Hana nggak akan berpisah!""Ibu nggak suka ya pak, bapak terus menerus belain mantan menantu. Lagi pula Danang udah nggak lagi dengan Hana. Ngapain sih bapak masih saja belain sigembel itu!""Astaghfirullah ibu. Istighfar, jangan ngatain orang sembarangan begitu, pamali Bu. Pamali!""Udah deh bapak, ini urusan ibu sama Danang. Lebih baik bapak pergi saja sana cari angin. Ngapain sih masih berdiri terus disini!""Terserah ibu sajalah!" Jawab pak Broto yang sudah mulai malas menanggapi sang istri.Saat pak Broto pergi Danang kembali bertanya kepada sang ibu untuk memberikan dirinya pekerjaan."Bu, tolonglah, Danang butuh sek
pagi yang cerah membuat Rendi dan Ica terbaru setelah melihat kesilauan terik matahari dibalik celah-celah jendela kamar. Rendi dan Ica saling bertatapan dengan mata yang masih begitu lengket."Sayang, kamu sudah bangun??" Tanya Rendi."Iya sayang, aku udah bangun. Apa kita akan pergi??" Tanya Ica."Kita mau kemana? Apakah kamu tidak lelah?" Tanya Rendi."Aku sangat lelah baby, kau selalu berstamina sekali membuat aku selalu dimabuk kepayang, dan rasanya tubuhku benar-benar kelelahan!" Ucap Ica manja yang masih memeluk erat tubuh Rendi.Rendi tersenyum."Apakah kamu puas???" Tanya Rendi."Tentu baby!!" Jawab Ica."Emuach!" Rendi mengecup kening Ica.---Sementara Hana yang terbangun dari tidurnya tiba-tiba saja, Hana terfikir oleh Ica yang kemarin sempat Hana lihat, Ica bersama pria lain. Bukan bersama Danang."Sebenarnya, apa yang terjadi dengan rumah tangga mantan suamiku!" Lirih Hana tiba-tiba terfikir."Apa mungkin mas Danang belum mengetahui hal ini!" Ucap Hana."Atau jangan-jang
hari ini Hana benar-benar tampil cantik keacara pernikahan adik temannya yaitu Rangga. Karena Hana tak ingin mengecewakan Rangga dan tak ingin membuat Rangga malu, akhirnya Hana memutuskan untuk pergi keacara pesta pernikahan itu.Didepan cermin Hana melihat dirinya sendiri, membenarkan rambutnya dengan menyisir secara perlahan. Bahkan tak lupa pula, untuk Hana berdandan walau dandanan yang Hana punya tak bisa merubah dirinya menjadi princess.Lima menit telah berlalu, Rangga datang dengan menggunakan mobil berwarna putih untuk menjemput Hana didepan rumahnya.Tok... Tok..."Assalamu'alaikum!"Terdengar suara Rangga didepan pintu rumah Hana. Gegas Hana pergi melihat Rangga yang berdiri didepan rumahnya."Wa'alaikumsallam!" Jawab Hana saat membuka pintu rumah.Rangga menantap Hana dengan tersenyum. Namun tidak dengan Hana, ia merasa tak pantas jika berjalan bersama seorang pria didepannya. Tinggi, putih dan juga tampan."Kenapa Hana? Kamu seperti tak senang melihat kedatanganku!""Buka
saat Hana dan Rangga sedang berbincang-bincang, tatapan mata olive tak bisa berpaling disana. Wajahnya mulai kesal dengan Hana. Entah apa yang sedang difikirkan oleh olive, rasa cemburu atau apa. Sementara dulu, olive lah yang meninggalkan Rangga demi Beno adik rangga. Namun kini saat Rangga membawa wanita lain di acara pernikahannya, olive merasa tak trima."Kamu begitu cepat melupakan aku, mas. Aku kira setelah aku menikah dengan adikmu, kamu masih tetap mencintaiku. Nyatanya aku salah, kamu cepat sekali mendapatkan cinta lain selain aku!" Gumam olive dengan menantap tanpa berkedip."Sayang kamu kenapa???" Ucap Beno yang terheran-heran dengan olive."Nggak ada apa-apa kok sayang, kita sambut tamu undangan lagi ya!" Jawab Olive dengan berpura-pura tersenyum dihadapan sang suami.Sementara Hana yang bersama Rangga saat ini hanya bisa terdiam saat Rangga menantap wajahnya."Kamu kenapa??""Kenapa menantapku begitu??" Sambung Hana."Nggak apa-apa, maaf jika kamu risih, aku akan berusaha
Ica pulang dan memarkirkan mobil didepan rumahnya, kemudian masuk kedalam. Saat Ica masuk, Danang sudah menunggu diruang tamu untuk bertemu sang istri dirumah. Saat Ica melihat kehadiran Danang, membuat Ica langsung bete, wajahnya langsung menunjukkan bahwa dirinya tak senang atas kehadiran Danang."Kamu sudah pulang sayang??" Sapa Danang saat melihat Ica masuk kedalam rumah."Hmm..!!" Jawab Ica dengan singkat.Danang mengikuti Ica kesana kesini."Kamu kemana aja sayang, kenapa baru pulang. Mas cemas dengan kamu, kamu nggak apa-apa kan???" Tanya Danang dengan terus mengikuti Ica hingga kedapur."Seperti yang kamu lihat, aku sehat!" Jawab Ica dengan menantap Danang dan kemudian membuang muka dan menarik gagang pintu kulkas dan meraih air didalamnya kemudian Ica meminum air dingin yang ada dikulkas."Sayang, mas benar-benar cemas dengan kamu, kamu kemana aja. Kenapa kamu baru pulang??"Ica lalu menatap Danang dengan wajah tak senang."Cih!!" Ucap Ica meludah kelantai saat Danang bertany
"Hay, Hana!!"Hana menoleh ke arah laki laki yang menyapanya saat ini."Kamu!" Jawab Hana.Rangga tersenyum manis menatap Hana."Kamu nggak jawab sapaan aku!!" Rangga mencoba menggoda Hana."Hmm!" Jawab Hana dengan singkat."Singkat banget!"Lalu Hana menoleh kearah Rangga. Rangga tersenyum manis menantap Hana."Please, tolong jangan ganggu aku, tuan Rangga!!" Lirih Hana."Aku nggak ganggu kamu kok sayang!"Mata Hana melotot kearah Rangga. Lalu Rangga tersenyum dan merapatkan bibirnya."Jangan kurang ajar, nanti didenger kariawan ku, dikira aku sudah punya pengganti!" Jawab lirih Hana."Iya, iya aku faham. Maaf ya!" Jawab Rangga dengan tersenyum."Iya. Kamu kesini ada apa??"Lalu Rangga gegas duduk disamping Hana, mata Hana membulat sempurna saat Rangga duduk disampingnya saat ini."Kamu kenapa??" Tanya Rangga."Ng-nggak, nggak apa-apa!" Jawab Hana masih memperhatikan tingkah Rangga."Oh, ya udah kalau gitu!" Jawab Rangga seperti tak ada dosa. Polos tanpa beban."Bisa ng-nggak, kamu,
"Maksih ya, kamu udah mau temenin aku jalan-jalan!"Ucap Ica mendekap mesra Rendi sang selingkuhannya itu."Iya sayang, sama-sama. Apapun akan aku lakukan asalkan kamu senang!""Argh yang bener.""Iya sayang, masa kamu nggak percaya sama aku!!" Ucap Rendi."Hmm, gimana ya??"Lalu Rendi menantap Ica dengan tatapan mata yang dalam."Jangan tatap begitu!" Ucap ica."Kenapa??" Ucap Rendi dengan tersenyum."Kamu jadi risih atau salting??" Goda Rendi pada Ica."Iya cintaku jadi semakin bergejolak, kalau kamu terus pandangi aku!""Itu bagus dong, itu tandanya kamu cinta sama aku.""Iya aku cinta sama kamu, beda sama suamiku yang selalu membuat aku kesal!""Suamimu kenapa lagi sayang, apa yang dia lakukan ke kamu??""Nggak ada sih, cuma entah kenapa rasanya aku tak ingin bertemu dia, kemarin sudah aku usir dia dari rumah ku!""Yang bener sayang!!" Ucap Rendi seakan tak mempercayainya ucapan Ica."Iya srius. Aku mengusirnya, aku benar-benar muak dengan sifat dia, dia nggak bisa memuaskan aku b
"Kenapa tiba tiba aku rindu ya, dengan Hana." Ucap Rangga tiba tiba saja terfikirkan oleh Hana ditengah ia sedang bekerja. Lalu Rangga tersenyum manis ketika ia membayangkan wajah Hana."Kenapa kamu begitu sangat manis Hana. Aku benar-benar tak bisa melupakan wajah ayumu!" Lirih Rangga dengan tersenyum sendirian.Tok.... Tok...Tiba-tiba saja lamunan Rangga terbuyar oleh suara ketukan pintu kantornya."Masuk!!" Ucap Rangga.Krekkk...Suara pintu terbuka dan sekretaris Rangga masuk."Maaf pak, ini berkas yang bapak minta!""Iya, trimkasih!" Jawab Rangga."Baik pak, saya permisi!""Hmm." Jawab Rangga dengan singkat.Didalam kantornya Rangga adalah sosok atasan yang ditakuti oleh semua kariawan. Bahkan Rangga adalah sifat orang yang tegas dan juga berwibawa. Bahkan tak ada satupun yang berani menentang keputusan Rangga ketika ia memberikan printah. Namun ketika dihadapkan Hana, Rangga bisa menjadi sosok laki-laki yang usil, menyebalkan dan juga romantis.---"Aku nggak nyangka kamu berma