"Pak, bapak sekarang istirahat aja ya, jangan banyak fikiran. Hana ada disini untuk bapak.""Iya, nak. Trimkasih ya, kamu sudah sempatkan pulang untuk menjenguk bapak.""Bapak nggak usah berterimakasih dengan Hana, pak. Ini semua sudah menjadi kewajiban Hana sebagai anak. Lagi pula selama Hana menikah dengan mas Danang, setiap kali ibu dan bapak meminta Hana untuk pulang, orang tua mas Danang nggak pernah ngebolehin Hana untuk pulang, pak Bu.""Apa Hana!!""Jadi selama ini, yang membuat kamu tidak pulang itu karena mertuamu yang tak pernah memperbolehkan kamu untuk pulang menjenguk orang tuamu ini, Hana!" Sambung ibu Hana."Iya Bu, tapi sudahlah nggak usah dibahas. Lagi pula Hana dan mas Danang itu...." Tiba-tiba ucapan Hana terjeda, ia baru tersadar jika ayahnya kini sedang sakit dan tak seharusnya Hana membawa berita tak enak untuk didengar oleh ayah dan ibunya."Kamu dan Danang kenapa Hana??""Kenapa tidak dilanjutkan!!" Imbuh ibu Hana."Nggak apa-apa kok Bu, Hana dan mas Danang ti
saat Hana kembali kedalam kamar sang ayah, dilihatnya ayah yang terjatuh dilantai. Membuat Hana segera menolongnya dan membantu untuk segera kembali keatas ranjang kasur, dan berbaring disana."Ya'allah bapak, kenapa bisa begini pak??" Hana membantu sang ayah."Maafkan bapak Hana, sudah merepotkan kamu!!""Nggak ada yang direpotkan pak, bapak kenapa bisa sampai jatuh. Mana yang sakit pak, biar Hana segera obati bapak!!" Ucap Hana yang cemas atas keadaan sang ayah."Nggak ada nak, bapak baik-baik saja. Hanya saja bapak haus nak, bapak ingin minum. Tadi hendak mengambil gelas tapi bapak jatuh. Maafkan bapak, nak!!""Astaghfirullah pak, maafkan Hana. Karena Hana sudah teledor menjaga bapak, maafkan Hana!!" Ucap Hana meneteskan air mata karena merasa menyesal telah meninggalkan sang ayah sendirian didalam kamar."Tidak apa-apa nak, ini semua bukan salah kamu. Ini salah bapak yang kurang hati-hati!!" Jawab pak Harun."Pak, besok kita kekota saja ya. Bapak dirawat dirumah sakit dikota saja.
Ica yang sedang bermesraan dicafe menikmati indahnya pemandangan dan juga saling suap menyuap satu sama lainnya."Sayang kamu semakin hari kenapa sih semakin tampan!!" Puji ica pada Rendi.Rendi tersenyum saat mendapatkan pujian dari sang pujaan hati."Sayang, aku boleh nggak tanya sesuatu dengan kamu!!""Apa itu!!" Ucap Rendi."Apa kamu mencintaiku??""Tentu dong sayang, aku teramat mencintaimu!!""Kalau begitu, kamu kapan melamar aku!!""Tapi kamukan belum resmi bercerai dengan Danang!!""Soal itu gampang sayang, aku bisa menghubungi pengacara dan semuanya akan beres!!" Jawab ica."Sayang, aku pengen kita menuju kejenjang yang lebih serius. Aku pengen kita menikah dan membangun rumah tangga, aku rasa kita berdua ini sudah mengenal satu sama lainnya!!" Imbuh Ica."Kalau aku nggak masalah. Lebih cepat lebih baik, tapi aku mau kamu bercerai dulu dengan Danang. Aku nggak mau jika nantinya kita menikah, tiba-tiba saja Danang datang dan menuntut aku!!""Danang nggak akan melakukan hal gil
pagi ini Hana hendak pergi kerumah sakit untuk menemui sang ayah disana. Hana pulang karena hendak mandi, namun siapa sangka saat Hana baru saja hendak masuk kedalam rumah, seruanpun tiba-tiba terdengar disana, membuat Hana sontak berhenti dan menoleh kearah suara yang sedang memanggilnya."HANA....!!!" suara itu terdengar dengan jelas.Hana menoleh kearah suara itu dan terdiam."Hana!!" Dengan nafas ngos-ngosan orang yang menghampiri Hana saat ini."Iya Bu, ada apa??" Jawab Hana dengan santai dan ramah."Hana, kam-kamu mau kemana??" Ucap Bu Lastri yang masih mengatur nafasnya."Bu, kita masuk kedalam saja dulu ya, nampaknya ibu sangat lelah. Mari Bu!!" Ajak Hana kepada Bu Lastri.Bu Lastri tanpa membantah langsung menurut ikut masuk kedalam rumah."Pak, nanti ya. Tutup saja dulu pintu mobil!!" Titah Hana pada sopir."Mari Bu, masuk. Jangan sungkan!!"Bu Hana langsung berdiri didepan pintu rumah Hana yang megah dan mewah."Bu, kok berdiri disitu. Mari masuk!!" Ajak Hana kepada Bu Last
saat Rangga hendak menemui Hana direstonya, langkah kaki Rangga terhenti saat melihat Hana dan seorang laki-laki yang sedang bersama Hana. Hati Rangga begitu teramat sakit saat melihat kejadian itu didepan matanya."Ternyata, selama kamu menghilang itu benar-benar kamu sudah memiliki kekasih!!" Ucap Rangga dengan lirih dengan menatap kearah Hana.Rangga yang melihat kejadian itupun langsung membalikkan badan dan hendak pergi, namun siapa sangka jika Hana melihat kedatangan Rangga diwaktu itu."Rangga!!" Ucap Hana saat melihat lelaki yang hendak pergi.Hana mengejarnya dan memanggil-manggil Rangga."Rangga....!!!" Seru Hana kepada rangga, Rangga yang mendengarnya pun menjeda langkahnya dan kemudian perlahan menoleh kearah Hana.Dengan senyuman manis Rangga menantap Hana dan berkata."Selamat ya, semoga kamu selalu bahagia." Ucap Rangga dengan tersenyum lalu kembali membalikkan badan dan langsung hendak melangkah pergi. Namun tiba-tiba Hana memanggilnya dan kemudian memeluk erat tubuh R
"Mas jangan tinggalin aku." Pinta Ica pada rendi yang tiba-tiba saja meninggalkan dirinya saat ini."Maaf Ica, aku tak bisa lagi bersamamu. Aku nggak mau kalau punya kekasih miskin seperti kamu, nanti apa kata rekan-rekan kerjaku, kalau sampai mereka tahu aku punya calon istri miskin seperti kamu, bisa rusak reputasi aku sebagai menejer!!" Ketus Rendi pada Ica.Ica yang bersujud-sujud dikaki Rendi untuk mau menerimanya saat ini, namun apalah daya. Rendi tetap kekeh dalam pendiriannya, dan tak bisa diganggu gugat. Bahkan air mata ica tak mampu meluluhkan hati Rendi saat ini."Mas, bukannya kamu bilang kita akan sehidup semati. Lantas kenapa kamu mau pergi meninggalkan aku setelah kamu tahu perusahaan yang aku miliki saat ini mengalami kebangkrutan!!" Rengek Ica pada Rendi. Berharap Rendi mau menerimanya kembali setelah melihat air mata Ica yang turun tanpa henti."Lepaskan kakiku, Ica. Aku tak Sudi, memiliki kekasih dan calon istri sepertimu. Tak ku sangka kamu hanya wanita miskin!" Ha
saat Riki sedang makan dicafe namun tiba-tiba saja Hana lewat didepan Riki yang membuat Riki sontak kaget dan langsung terpegun melihat Hana. Pandangan Riki tak henti menantap Hana yang sedang berjalan."Hana." Lirih Riki dengan menantap mantan pacar dan mantan adik iparnya itu.Hana tak menyadari bahwa ada Riki diresto miliknya, bahkan Riki juga tak tahu bahwa resto itu adalah milik Hana. Selama ini Riki tak pernah tahu dimana resto Hana, yang tahu Hana memiliki resto dan kantor. Hanya Bu Vina dan Dewi istri Riki.Riki langsung bangkit dan mengejar Hana yang berjalan."Hana!!!" seru Riki.Hana langsung menghentikan langkah kakinya dan menoleh kearah suara yang tak asing itu."Mas Riki." Lirih Hana saat menatap Riki.Riki berdiri tepat didepan Hana saat ini."Hana, ini benar-benar kamu??" ucap Riki dan mendekati Hana."Stop mas, jangan terlalu dekat!!" Pinta Hana pada Riki.Riki langsung menghentikan langkah kakinya dan membulatkan matanya karena bingung."Ada apa ini, Hana? kenapa ak
Ting tong....Bel kembali ditekan oleh Ica yang masih mengharapkan Danang akan keluar rumah."Kemana mereka semua, kenapa tidak ada yang membukakan pintu untukku." Ucap Ica didepan pintu rumah Bu Vina."Ku coba lagi menekan bel nya. Mana tahu mereka akan denger jika aku menekannya lagi."Ting tong....Ting tong....Tak lama suara pintu terdengar terbuka.Cklekk....Mata Bu Vina membulat saat melihat Ica yang berdiri didepan pintu rumahnya."Ica!!"Ica tersenyum tipis saat melihat Bu Vina yang membuka pintu. Namun tidak dengan Bu Vina yang malah kaget saat Ica datang."Selamat siang Bu!!" Ica mencoba menyapa mertuanya."Ngapain kamu datang kesini??" Celetuk Bu Vina saat melihat Ica datang."Ma-maaf Bu, saya hanya ingin bertemu mas Danang. Apa dia ada didalam??""Saya tanya kamu, ngapain kamu kesini, dan pertanyaan saya belum kamu jawab. Ngapain malah tanya balik!!""Mau ada Danang atau tidak didalam rumah saya, memangnya apa urusan kamu??" imbuh Bu Vina yang nampak benci atas keberadaa