Share

Bab 117

Author: Atria
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hingga pada malam tiba aku hanya duduk terdiam tanpa kata. Melihat bintang yang ada disudut malam ini. Aku meratapi nasibku yang malang. Memiliki suami namun sepertinya ia lebih menyayangi ibunya dari pada diriku.

Hingga pada akhirnya, mas Danang menghampiriku dengan raut wajahnya yang sumringah. Aku menantapnya dengan penuh tanda tanya.

"Ada apa mas??"

"Kamu tau nggak Hana. Mbak Dewi udah lahiran anaknya laki-laki. Yaampun gemes banget tau, tadi dia ngirim foto ke aku dan udah aku sampaikan juga ke ibu. Ibu seneng banget, dapat cucu laki-laki dari Mbak dewi." Ucapnya dengan penuh senang.

Aku hanya melirik foto yang diperlihatkan suamiku pada saat ini.

"Lihat deh sayang, lucukan."

"Hmm." Jawabku dengan malas. Lalu aku masuk kedalam untuk segera tidur didalam kamar.

Didalam kamar aku hanya berbaring kekiri dengan posisi membelakangi suamiku, ketika ia berbaring disampingku.

Tak lama aku mendengar suara batuk suamiku menuju kedalam kamarku. Sepertinya masihku lihat tangannya memegang po
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 118

    "Aduh aduh, kenapa kamu tidak bilang kalau mau datang, sayang?""Kalau tahu begitukan, ibu sama bapak bisa jemput kamu distasiun."Suara mertuaku yang terdengar begitu gembira. Aku belum melihat siapa yang datang diruang tamu itu. Nampaknya begitu ramai dan dikerumuni banyak orang, sebenarnya siapa yang datang. Karena hati merasa penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk mengintip sebentar dipintu kamarku, meninggalkan Shifa diranjang tempat tidur dengan perlahan aku mengintip dibalik pintu kamar.Ternyata mbak Dewi yang datang, dan wajar saja, suara ibu terdengar begitu sangat bahagia. Setelah aku tahu siapa yang datang, kemudian menutup pintu kamar dan aku melanjutkan untuk mengganti baju Shifa, karena putri kecilku telah selesai aku mandikan.Tak lama saat aku didalam kamar, suara seruan akhirnya tiba. Terdengar suara ibu mertua yang memanggilku dengan suara lantangnya. Seakan memanggil pembantu. Aku segera menghampiri dan meninggalkan Shifa didalam kamar."Lama banget sih kamu?""M

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 119

    Pagi ini aku kedatangan tamu, tetangga sebelah rumah berkunjung kerumah mertuaku. Katanya ia datang karena rindu dengan putri kecilku, Shifa."Hana!" seru Ibu mertua yang terdengar tak biasa.Aku terheran saat mendengar seruan dengan nada bicara yang lembut. Aku langsung menuju suara ibu dan ku lihat mbak gendis sudah duduk diruang tamu."Ini, gendis nyariin kamu??"Aku hanya tersenyum saat melihat kedatangan mbak gendis."Ada apa mbak??" Tanyaku lalu duduk disampingnya."Begini Hana, mbak rindu sama Shifa. Mana putri kecilmu, boleh bawa kesini tidak? Mbak ingin melihatnya""Boleh mbak, tunggu sebentar ya?" Jawabku dengan tersenyum lalu menuju kedalam kamar dan mengendong Shifa, menuju keruang tamu. Telihat wajah mbak gendis yang begitu sumringah saat melihat putri kecilku.Mbak gendis sangat menyukai bayi, apa lagi mbak gendis sudah lama menikah belum juga dikaruniai seorang anak, jadi wajar saja jika ia benar-benar menyayangi seorang bayi dan sangat menginginkannya."Yaampun, lucu b

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 120

    Keesokan harinya. Aku mengajak Shifa untuk berjemur dibawa terik matahari pagi. Melihat wajahnya yang imut dan polos membuatku tiba-tiba saja teringat akan ucapan mas Danang pada waktu itu."Nak, maafkan ibu ya, karena ibu, kamu jadi tak mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah dan juga nenek. Maafkan ibu, nak." Aku mencium putriku yang sedang tertidur.Tiba-tiba saja aku terdengar suara teriakkan didalam rumah."Aaaaa........!!!!""Astaghfirullah!" Ucapku seketika menoleh kearah rumah."Ada apa itu?" gumamku, lalu menuju kedalam kamar.Disaat aku melihat kedalam rumah, aku mendapati mbak Dewi yang terduduk dengan menangis dan merintih kesakitan."Arhhh.... Sakit... Hiks.... Hiks...""Astaghfirullah! Mbak kenapa??" Ucapku bertanya dengan mbak Dewi dan mencoba membantu mbak Dewi untuk berdiri."Ibu.....!!!" Pekik mbak Dewi.Bu Vina langsung bergegas menuju dapur dan melihat Dewi yang memanggilnya."Yaampun!!!" Ucap Bu Vina saat melihat menantu kesayangannya terduduk dilantai dapur. I

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 121

    Malam ini aku benar benar tak bisa tidur, akibat tubuh Shifa yang tiba tiba saja panas. Aku benar benar bingung harus melakukan apa. Aku mencoba menyusui Shifa tapi terlihat Shifa tak mau minum asiku.Aku mencoba membangunkan mas Danang, berharap ia terbangun dan membantuku untuk menjaga Shifa."Mas... Mas Danang.. mas.." aku menggoyang goyangkan tubuhnya perlahan."Ada apa, Hana?""Kenapa kamu membangunkan ku. Apakah sudah pagi??" Sambungnya."Belum mas, maafkan aku, aku mengganggu tidurmu yang nyenyak.""Lantas, ada apa??""Shifa badannya panas, mas. Aku bingung harus bagaimana? Sejak tadi mencoba menyusuinya, tapi Shifa tidak mau"Mas Danang langsung bangkit dari tidurnya dan langsung memegang tubuh putri kecilku."Astaghfirullah. Badannya panas banget dek. Ayo ke rumah sakit sekarang!" Ajak mas Danang kepadaku.Sedikit lega atas perhatian mas Danang kepada anaknya. Aku lalu pergi dengan mas Danang membawa Shifa kerumah sakit terdekat malam ini juga. Pukul menunjukkan jam satu mala

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   bab 122

    Aku yang duduk didalam kamar dengan menyusui Shifa, Bu Vina orang tua mas Danang masuk kedalam kamar dan berdiri didepanku. Aku menatapnya."Ada apa, Bu???""Nggak usah sok baik, ini uang jatah kamu!!" Bu Vina mengulurkan uang jatah seperti biasanya. Lima belas ribu dalam dua minggu."Ambil!!"Aku hendak meraihnya namun tiba-tiba saja uang itu dilemparkan didepan wajahku."Lama banget sih! Buang buang waktu aja!" Bu Vina lalu membalikkan badan dan pergi keluar kamarku.Aku menatapnya pergi menjauh dari kamarku. Melihat uang dua lembar berserak dilantai."Hanya memberi uang lima belas ribu saja sampai sehina ini, aku dimata ibu!" Gumamku dengan meneteskan air mata.Mas Danang masuk kedalam kamar dan menatapku bingung."Kamu kenapa mewek??" Pertanyaan itu yang datang dari mulutnya."Nggak usah kau tanyakan aku mas. Tanyakan saja dengan ibumu, apa yang dia perbuat denganku, apakah aku ini seorang menantu ataukah seorang pembantu!" Ucapku dengan mata merah dengan mata berkaca-kaca akibat

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 123

    Aku yang selalu diperlakukan dengan tidak adil dirumah ini. Bahkan suamiku sendiri saja seperti tak menyayangiku.Malam ini aku menyusui Shifa dengan membuka handphone butut milikku. Karena sejak awal menikah sampai sekarang, mas Danang tak pernah membelikanku baju maupun handphone keluaran terbaru.Aku menyusui Shifa dengan memutar lagu-lagu agar Shifa tertidur dengan pulas.Triiingggggg..."Ibu!" Ucapku dengan lirih saat melihat telfonku berdering.["Hallo, Bu, assalamualaikum"]["Wa'alaikumsallam, Hana"]["Ada apa ya Bu, kok tumben sekali malam-malam menelfon??"]["Hana, kamu pulang tidak? Lebaran ini? Bapak sama ibu dan juga Ratna merindukan kamu. Apa lagi kamu sudah tiga tahun tidak pulang"]["Iya Bu, nanti Hana akan bicara dengan mas Danang. Kalau lebaran boleh pulang, Hana akan pulang Bu"]["Jadi kalau kamu tidak boleh pulang, kamu tidak jadi pulang, Hana??"]Aku terdiam membisu saat Ibu berkata begitu. Karena memang sudah tiga tahun aku menikah dan tak pernah berkunjung pulang

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 124

    "Bagaimana, mas. Apakah kamu bersedia, kita pulang saat lebaran??" Aku menantap mata mas Danang dengan penuh harapan.Berharap tahun ini mas Danang akan berkata, iya."Tidak!!!"Tiba-tiba suara itu mengejutkanku dan juga mas Danang. Kami berdua menantap kearah orang yang bersuara, tiba-tiba muncul diantara aku dan mas Danang."Ibu tidak mengizinkan, kamu dan Danang pulang!"Deg!"Tapi kenapa Bu?? Bukannya saya sudah tiga tahun tidak pulang. Saya mohon, Bu. Lebaran tahun ini saya dan mas Danang pulang ke kampung. Saya rindu dengan ibu dan bapak saya. Saya sudah tiga tahun Bu, tidak pulang. Saya mohon, Bu. Izinkan saya untuk pulang!!""Hana! Kamu tau nanti pas lebaran itu ibu repot dirumah. Tidak ada yang bantuin masak, dan cuci piring bahkan beres-beres dirumah ini. Kalau kamu pulang. Lantas siapa yang mengerjakannya??""Mbak dewikan ada, Bu. Mbak Dewi bisa gantikan saya untuk beberapa hari menjelang saya pulang kesini lagi, Bu!""Dewi!!""Iya, Bu. Mbak Dewi.""Tidak-tidak! Enak saja k

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 125

    Setelah mertua dan kakak iparku pergi meninggalkan aku dan juga mas Danang berdua didalam kamar.Mas Danang masih menantapku dengan tatapan tajam."Kenapa kamu masih menantapku, mas? Kamu masih kurang puas, untuk menamparku? Silahkan, bilah perlu bunuh saja aku, mas.""Bunuh aku sekarang!!" Bentak Hana pada Danang."Kau hanya terpengaruh dalam cerita mereka. Kau tak tahu hal sebenarnya, apa yang terjadi kau tak tahu. Lantas kenapa kau tiba-tiba menamparku!" Sambung Hana."Karena kau tak mau menghargai pemberian, ibu!""Pemberian yang mana yang harus aku hargai! Pemberian mana yang patut aku syukuri, mas! Coba katakan??""Ibumu, memberikanku baju bekas. Itu juga baju bekas almarhum nenekmu!" Tunjukku kepada mas Danang dengan mata berkaca-kaca."Aku memang miskin mas, aku memang tak punya harta seperti kamu!" Aku terus menunjuk-nunjuk mas Danang."Tapi aku juga punya hati. Menantu dirumah ini ada dua. Aku dan mbak Dewi, tapi kenapa mbak Dewi lebih istimewa! Dari pada aku??""Coba kataka

Latest chapter

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 173

    pernikahan Hana digelar dengan sangat mewah dengan acara pesta yang meriah. Disambut oleh tamu undangan yang hadir ditengah-tengah pernikahan Hana dan Rangga saat ini. Kebahagiaan menyelimuti Rangga dan juga Hana.Tamu undangan pun tak henti-henti mengatakan bahwa Hana begitu cantik dan menawan. Membuat Rangga tersenyum saat bersanding bersamanya.Hana yang bersetatus janda hanya bisa terheran dengan acara pesta yang digelar oleh sang suami, karena acara begitu sangat mewah. Berbeda saat pernikahan Hana dan Danang dahulu. Walau Danang orang mampu hanya saja pesta diadakan secara biasa saja."Apakah acara pesta ini tidak membuang uang kamu saja??" ujar Hana dengan lirih.Rangga menoleh kearah suara Hana yang saat ini resmi menjadi istri sahnya."Kenapa? Apakah kamu tidak menyukainya??""Bukan begitu! Aku hanya seorang janda. Apakah ini tidak berlebihan?" Ucap Hana yang tidak enak jika dirinya merepotkan seorang suami.Rangga tersenyum saat mendengar ucapan Hana."Bagaimana aku tak sela

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 172

    siang ini Hana mengajak Rangga bertemu, mata Hana tak berani menatap Rangga. Namun tidak dengan Rangga, yang sejak tadi dirinya menantap Hana."Kamu mau bicara apa, Hana??" tanya Rangga dengan menantap Hana, seolah ingin cepat mengetahui, apa penyebab Hana tiba-tiba mengajaknya bertemu disiang hari ini."Rangga!""Iya Hana, ada apa??""Aku sebenarnya ingin....""Katakan saja Hana, jangan ragu.""Sebenarnya, aku mengajak kamu datang kesini ingin berbicara mengenai masalah kemarin," ujar Hana yang masih saja ingin menyusun kata yang akan disampaikan pada Rangga saat ini."Masalah yang mana??" jawab Rangga seperti lupa akan ucapannya kemarin malam."Please Rangga, jangan buat aku bingung!" balas Hana dengan wajah srius.Rangga tersenyum saat mendapatkan tatapan srius itu dari Hana."Iya, maafkan aku. Bicaralah! Dan aku akan trima apapun jawaban dari kamu!"Hana menunduk, wajahnya terlihat bingung. Lalu Rangga meraih dagu Hana dan mengarahkannya kearah wajah Rangga dan menatapkannya. Rang

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 171

    ica yang sejak tadi tak berhenti membereskan rumah mertuanya. Bahkan banyak sekali pekerjaan yang harus ia selesaikan saat ini juga."Sialan! Aku disini seharusnya jadi nyonya, kenapa harus jadi babu. Menyebalkan!!" Ucap Ica dengan menjemur pakaian.Sementara Dewi dan Bu Vina melihat kerja Ica dari kejauhan."Ibu lihat, rencana kita berhasilkan??" ucap Dewi dengan tersenyum menatap kearah Ica dengan kepuasan, bahkan Dewi berhasil membuat ica sengsara."Iya Dewi, ibu senang dengan rencana kamu ini, berkat kamu, Ica merasakan apa yang dirasakan oleh Danang waktu itu. Walaupun ini semua tak sebanding dengan kejahatan yang ia berikan dengan Danang waktu itu, tapi ibu puas walaupun ini semua tak seberapa!""Ibu tenang saja, kita akan membuat Ica nggak betah disini dan akan angkat kaki secepatnya!!""Kamu yakin Dewi??""Iya Bu, apakah ibu tidak yakin dengan Dewi??""Iya, ibu percaya sama kamu!""Kalian lihatin apa??"tiba-tiba Danang datang menganggetkan keduanya, membuat Dewi dan Bu Vina m

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 170

    aku yang sedang menggendong Shifa karena sepertinya Shifa sudah mulai mengantuk. Namun aku belum berani untuk berbicara kepada Rangga bahwa aku ingin segera pulang.Ku lihat Rangga ditarik tangannya oleh ibu dan ayahnya, mereka terlihat berbicara srius disana. Namun aku tak tahu pembicaraan apa yang sedang mereka bicarakan, karena aku fokus untuk menenangkan Shifa. Aku duduk disofa yang tersedia dipojokkan."Apa sebaiknya aku meminta Rangga untuk megantarkanku pulang?" Batinku.Tak lama Rangga dan orang tuanya menghampiriku, aku hanya tersenyum saat mereka menghampiriku."Hana, bagaimana malam ini kamu menginap dirumah ibu." Tawar Bu Neti."Aduh Bu, maaf sebelumnya, bukan maksud saya untuk tidak sopan. Tapi saya harus pulang, karena ibu saya pasti khawatir, apa lagi bapak saya sedang berada dirumah sakit, jadi saya tidak bisa untuk meninggalkannya, maaf ya Bu, pak. Bukan maksud saya tidak sopan.""Iya Hana, tidak apa-apa. Malahan ibu dan bapak yang tidak enak dengan kamu, maaf ya ibu

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 169

    pria tampan dengan senyum manis berada didepan pintu rumah ku saat ini, dengan tatapan khasnya membuatku yang menantapnya langsung disalah tingkah bila memandang wajahnya. Senyumnya yang manis bahkan lesung pipi yang menggoda itu membuatku tak kuasa bila menantapnya. Rapi dan bersih kulitnya, bahkan gaya rambut yang benar-benar cocok dengannya."Kamu kenapa natapin aku begitu??" ujar Rangga dengan tersenyum manis."Ng-nggak apa-apa!!" aku yang ditanya langsung berubah salah tingkah dengan tatapan dan senyumnya."Jadi berangkat??" tanya Rangga.Aku hanya mengangguk pelan tanpa menantap matanya saat ini. Entah kenapa aku benar-benar lemah ketika ia tersenyum padaku, sebenarnya aku sudah tak muda lagi, aku sudah memiliki satu orang anak, dan bahkan aku berstatus janda. Tapi entah kenapa rasanya serial kali Rangga menantapku dengan tatapan yang tak biasa itu membuat aku salah tingkah. Rasanya benar-benar seperti aneh tak terkendali.Rangga yang sudah menunggu dipintu depan rumah, aku yang

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 168

    "Cuci nih!!" Dewi menghempaskan pakaian kotor kewajah Ica yang sedang berbaring dikamar tidurnya.Mata Ica membulat sempurna saat melihat Dewi yang tiba-tiba datang, lalu menghempaskan segunduk pakaian kewajahnya saat ini."Ngapain masih Lo lihatin, nggak akan bersih kalau Lo pelototin begitu!!" kata Dewi melotot."Tapi Dewi, kenapa kamu menyuruh saya??""Apa katamu? Dewi!!""Sopan banget kamu sama saya! Saya ini ipar kamu, seharunya kamu panggil saya ini mbak!!" imbuh Dewi."Cih, benar-benar menguras emosi wanita ini. Kalau saja aku tidak tinggal disini, akan aku beri pelajaran untuk ini semua padanya." Batin Ica kesal."Hey.....!!! Ngapain kamu masih rebahan, kerja! Beres-beres rumah kamu, jangan taunya enak doang!""Tapi mbak, kenapa harus saya yang mengerjakan ini semua. Bukannya ada pembantu dirumah ini??""Apa kata kamu! Pembantu, enak sekali mulut kamu ngomong, emangnya siapa yang mau mengaji pembantu dirumah ini kalau ada kamu!!" tuding Dewi pada Ica."Mbak, tapi saya bukan pe

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 167

    "Hana!!" Ucap Rangga yang melihat Hana saat diresto.Hana menoleh kearah suara yang sedang memanggilnya.Deg!"Rangga!!" Lirih Hana.Rangga menghampiri Hana yang sedang berdiri menghadap dirinya."Ini beneran kamu??"Hana menantap dirinya dengan bingung."Hana!!" Rangga meraih kedua tangan Hana dan menatap dirinya."Maaf Rangga jangan seperti ini." Ujar Hana lalu mencoba menyingkirkan tangan Rangga dengan pelan agar dirinya tak tersinggung."Maafkan aku, Hana. Aku tak bermaksud untuk....""Iya Rangga, aku faham. Cuma kamu tahu aku ini janda, apa kata orang jika aku dipegang-pegang orang, aku juga harus menjaga warwahku sebagai janda. Maaf sekali lagi Rangga!!""Iya Hana. Tidak apa-apa, seharusnya aku yang minta maaf denganmu, karena ku sudah tak sopan dengan kamu, maaf Hana!!""Iya." Jawab Hana dengan singkat."Kamu ada apa datang kesini??" tanya Hana."Aku hanya khawatir denganmu, kenapa kamu tiba-tiba menghilang??'"Siapa? Aku!!" Hana menunjuk dirinya sendiri dengan wajah bingung."

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 166

    Ting tong....Bel kembali ditekan oleh Ica yang masih mengharapkan Danang akan keluar rumah."Kemana mereka semua, kenapa tidak ada yang membukakan pintu untukku." Ucap Ica didepan pintu rumah Bu Vina."Ku coba lagi menekan bel nya. Mana tahu mereka akan denger jika aku menekannya lagi."Ting tong....Ting tong....Tak lama suara pintu terdengar terbuka.Cklekk....Mata Bu Vina membulat saat melihat Ica yang berdiri didepan pintu rumahnya."Ica!!"Ica tersenyum tipis saat melihat Bu Vina yang membuka pintu. Namun tidak dengan Bu Vina yang malah kaget saat Ica datang."Selamat siang Bu!!" Ica mencoba menyapa mertuanya."Ngapain kamu datang kesini??" Celetuk Bu Vina saat melihat Ica datang."Ma-maaf Bu, saya hanya ingin bertemu mas Danang. Apa dia ada didalam??""Saya tanya kamu, ngapain kamu kesini, dan pertanyaan saya belum kamu jawab. Ngapain malah tanya balik!!""Mau ada Danang atau tidak didalam rumah saya, memangnya apa urusan kamu??" imbuh Bu Vina yang nampak benci atas keberadaa

  • Di Talak Suami Melarat Di Pinang Konglomerat   Bab 165

    saat Riki sedang makan dicafe namun tiba-tiba saja Hana lewat didepan Riki yang membuat Riki sontak kaget dan langsung terpegun melihat Hana. Pandangan Riki tak henti menantap Hana yang sedang berjalan."Hana." Lirih Riki dengan menantap mantan pacar dan mantan adik iparnya itu.Hana tak menyadari bahwa ada Riki diresto miliknya, bahkan Riki juga tak tahu bahwa resto itu adalah milik Hana. Selama ini Riki tak pernah tahu dimana resto Hana, yang tahu Hana memiliki resto dan kantor. Hanya Bu Vina dan Dewi istri Riki.Riki langsung bangkit dan mengejar Hana yang berjalan."Hana!!!" seru Riki.Hana langsung menghentikan langkah kakinya dan menoleh kearah suara yang tak asing itu."Mas Riki." Lirih Hana saat menatap Riki.Riki berdiri tepat didepan Hana saat ini."Hana, ini benar-benar kamu??" ucap Riki dan mendekati Hana."Stop mas, jangan terlalu dekat!!" Pinta Hana pada Riki.Riki langsung menghentikan langkah kakinya dan membulatkan matanya karena bingung."Ada apa ini, Hana? kenapa ak

DMCA.com Protection Status