Share

bab 122

Aku yang duduk didalam kamar dengan menyusui Shifa, Bu Vina orang tua mas Danang masuk kedalam kamar dan berdiri didepanku. Aku menatapnya.

"Ada apa, Bu???"

"Nggak usah sok baik, ini uang jatah kamu!!" Bu Vina mengulurkan uang jatah seperti biasanya. Lima belas ribu dalam dua minggu.

"Ambil!!"

Aku hendak meraihnya namun tiba-tiba saja uang itu dilemparkan didepan wajahku.

"Lama banget sih! Buang buang waktu aja!" Bu Vina lalu membalikkan badan dan pergi keluar kamarku.

Aku menatapnya pergi menjauh dari kamarku. Melihat uang dua lembar berserak dilantai.

"Hanya memberi uang lima belas ribu saja sampai sehina ini, aku dimata ibu!" Gumamku dengan meneteskan air mata.

Mas Danang masuk kedalam kamar dan menatapku bingung.

"Kamu kenapa mewek??" Pertanyaan itu yang datang dari mulutnya.

"Nggak usah kau tanyakan aku mas. Tanyakan saja dengan ibumu, apa yang dia perbuat denganku, apakah aku ini seorang menantu ataukah seorang pembantu!" Ucapku dengan mata merah dengan mata berkaca-kaca akibat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status