Share

Bab 20

last update Last Updated: 2025-03-25 04:32:40
Lavanya yang sejak tadi duduk canggung di sebelah Danish menjadi semakin tegang. Jantungnya berdetak kencang melihat tatapan tajam Erik ke arah mobil.

"Itu suami kamu?" tanya Danish yang kini memandang ke arah beranda.

"Iya," jawab Lavanya pelan. "Saya turun dulu, Pak. Terima kasih sudah mengantar saya," sambungnya tanpa berniat menawarkan Danish untuk mampir.

"Sama-sama."

Lavanya langsung membuka pintu setelah mendengar jawaban Danish. Namun sebelum ia benar-benar turun Lavanya masih mendengar ucapan lelaki itu.

"Hati-hati, Nya. Jaga diri kamu baik-baik."

Lavanya tertegun sesaat. Ucapan Danish begitu sederhana, tapi entah mengapa sangat membekas di hatinya. Tapi ia tidak membiarkan pikirannya lama-lama mencerna hal itu. Dari arah beranda Erik masih memandang padanya.

Akhirnya yang Lavanya ucapkan adalah, "Terima kasih, Pak, saya baik-baik saja."

Setelahnya, tanpa menunggu Danish bicara lagi Lavanya langsung turun dari mobil. Sementara Danish masih tetap di sana. Ia menunggu sejenak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ririn Indah
hadeeh mending pergi ajalah lavanya masa bodoh sama si Erik
goodnovel comment avatar
Ani
vanya...vanya keluar aja dari rumah itu bikin setres
goodnovel comment avatar
Ade Rizky
lavanya tinggakanl lelaki mokodo kaya gitu thor jangan jadi lavanya wanita lemah jadikan lavanya wanita yang tangguh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 21

    Danish turun dari mobilnya yang membuat Lavanya keluar dari rumah lalu menemui pria itu.Danish tersenyum dan menyapanya. "Pagi, Nya.""Pagi, Pak. Maaf, ada apa ya, Pak?""Aku mau menjemput kamu. Motormu kan tinggal di kantor.""Terima kasih, Pak, nggak usah repot-repot, saya bisa naik ojek." Lavanya menolak niat baik Danish."Sama sekali nggak repot. Aku hanya nggak mau kamu terlambat."Lavanya terdiam. Pagi ini ada meeting. Jika menunggu ojek dan mengantarkan Belia dulu ke sekolahnya, Lavanya tidak yakin jika dirinya tidak akan terlambat.Di sebelah Lavanya, Belia mendongak menatap Danish. Sudah sejak tadi ia memerhatikan pria itu. Pria yang berbicara dengan lembut kepada ibunya.Danish menunduk sedikit lalu tersenyum ramah ke arah Belia. "Belia ya?""Iya, Om. Om siapa?" balas anak itu."Om Danish, teman mama di kantor. Om antar ke sekolah ya?"Belia terlihat ragu. Ia menarik ujung baju Lavanya. "Ma, kita naik mobil Om Danish aja ya? Aku belum pernah naik mobil ke sekolah," ujarnya d

    Last Updated : 2025-03-25
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 22

    Erik mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi menuju kantor Lavanya. Hatinya dipenuhi oleh amarah. Apa benar Lavanya berselingkuh? Ia mencoba percaya bahwa istrinya tidak mungkin mengkhianatinya. Namun terasa begitu sulit.Begitu tiba di depan gedung kantor Lavanya, Erik memarkir motornya sembarangan. Sepasang matanya yang memerah mencari-cari sosok Lavanya. Ia tidak memedulikan tatapan beberapa karyawan yang memandangnya heran saat ini. Apalagi dengan penampilan Erik yang hanya memakai kaus oblong kusut dan jeans sobek-sobek.Erik masuk ke dalam kantor tanpa izin. Seorang resepsionis berusaha mencegahnya."Pagi, Pak, mau ke mana?""Lavanya mana? Aku ingin ketemu dia," kata Erik menyampaikan maksud kedatangannya."Ibu Lavanya kebetulan sedang ada meeting. Kalau Bapak ada keperluan dengan ibu Lavanya silakan ditunggu dulu," kata resepsionis dengan sopan sambil menunjuk kursi agar Erik bisa duduk.Namun Erik mengabaikannya. Ia melangkah panjang ke arah ruangan meeting. Karena Erik du

    Last Updated : 2025-03-26
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 23

    Erik masih terus menarik tangan Lavanya menuju koridor yang sepi. Pria itu seperti orang kesetanan. Tidak peduli apa pun penilaian orang-orang padanya. Sementara Lavanya yang harus menanggung malu sendirian."Lepasin aku, Mas. Sakit!" Lavanya menyentak tangannya dari cengkeraman Erik."Sakit? Iya? Jadi kamu pikir cuma kamu yang sakit? Aku nggak sakit? Gitu?" balas Erik dengan pandangan yang sangat tajam pada Lavanya. Andai matanya adalah pedang, maka tubuh Lavanya sudah tersayat-sayat.Lavanya menatap Erik tidak mengerti. Kenapa juga lelaki itu merasa sakit?"Sakit kamu bilang? Bahkan aku nggak ngapa-ngapain kamu, Mas. Aku nggak bikin kamu malu. Justru kamu yang bikin aku sakit lahir dan batin. Kamu datang ke kantor nggak ngasih tahu aku, tiba-tiba menerobos masuk ke dalam ruangan dan mengacaukan segalanya. Kamu kasar sama aku dan bikin malu di hadapan orang-orang.""Diam!" bentak Erik keras. "Bukan kamu yang berhak merasa malu, tapi aku. Kamu pergi sama laki-laki lain pakai mobil mewa

    Last Updated : 2025-03-26
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 24

    Hari itu Lavanya pulang ke rumah dengan harapan yang lebih besar dari biasanya. Meski hatinya masih sakit karena Erik, tapi membayangkan membangun kehidupan bertiga tanpa tekanan dari mertua dan kakak iparnya membuat Lavanya mengabaikan perasaan itu.Tadi diinformasikan bahwa perusahaan mengadakan kebijakan baru. Para karyawan Serenity Construction berhak mengajukan kredit rumah tipe 36 melalui perusahaan dengan dipotong gaji sejumlah lima ratus ribu rupiah setiap bulan.Banyak yang menyambut gembira kabar itu. Karena rata-rata mereka tidak punya rumah sendiri. Lavanya berbisik di dalam hati. 'Aku akan ajukan kredit itu lalu mengajak Mas Erik pindah.'Erik memang pernah menolak kala Lavanya mengajaknya ngontrak. Tapi dengan memiliki rumah sendiri ia yakin pria itu akan memikirkannya. Lavanya juga yakin, dengan jauh dari mertua dan kakak iparnya Erik akan berubah lebih baik. Erik akan lebih mengerti tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga dan berusaha mencari pekerjaan baru.Setelah

    Last Updated : 2025-03-27
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 25

    Setelah menyerahkan formulir pengajuan kredit rumah di kantor, Lavanya merasa lega. Perlahan ia mulai membuka pintu masa depan yang selama ini tertutup rapat.Ia akan kembali ke ruangan dan melanjutkan pekerjaannya. Namun baru beberapa langkah kakinya terayun, ponsel di saku Lavanya berbunyi. Lavanya mengambilnya lalu melihat nama 'Winda' di layar. Winda adalah guru di sekolah Belia.Jantung Lavanya mendadak menghentak dengan cepat. Tidak biasanya guru Belia menghubunginya.Apa ini mengenai uang SPP?Lavanya rasa tidak karena ia sudah membayarnya.Menjawab rasa penasaran, Lavanya menggeser ikon telepon berwarna hijau di layar."Halo, Bu Winda," sapa Lavanya cepat. "Halo, Bu Lavanya, maaf mengganggu. Saya ingin mengabarkan, Belia pingsan di sekolah, Bu."Dunia Lavanya seakan berhenti berputar kala mendengarnya. "Kenapa bisa, Bu?" tanyanya panik."Tadi badan Belia panas, Bu. Tiba-tiba saat pelajaran olahraga dia pingsan. Sekarang Belia ada di UKS.""Saya akan ke sana sekarang," putus La

    Last Updated : 2025-03-28
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 26

    Setelah tiba di rumah sakit mereka berjalan tergesa-gesa menuju IGD dengan Belia yang berada di dalam gendongan Danish."Maaf, permisi," kata Danish ketika melewati kerumunan orang-orang di ruang tunggu.Lavanya langsung mendatangi bagian administrasi. "Sus, anak saya tadi pingsan. Badannya panas," lapornya cemas.Dengan sigap seorang perawat mengarahkan mereka. Ia membuka tirai salah satu bilik perawatan.Danish menurunkan Belia dari gendongannya lalu membaringkan anak itu dengan hati-hati di atas ranjang rumah sakit.Belia menggeliat pelan, membuka matanya sebentar lalu memejamkan kembali.Lavanya mengusap-usap kepala Belia yang basah oleh keringat. Sampai detik ini ia tidak bisa menyembunyikan perasaan cemasnya."Belia, ini Mama. Bertahan ya, Sayang.""Pusing, Ma...," rintih Belia dengan suara lirih."Iya, Nak. Sebentar lagi dokter datang. Belia akan segera sehat."Dengan sorotnya yang redup Belia menatap Lavanya dan sekitarnya dengan lemah. "Papa mana, Ma?" tanyanya lantaran tida

    Last Updated : 2025-03-28
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 27

    Sudah berjam-jam berlalu. Belia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap karena harus menjalani perawatan sampai beberapa hari ke depan. Namun, Erik masih belum muncul juga.Hanya Danish yang setia menemani Lavanya sejak tadi. Mulai dari pergi ke sekolah Belia, mengantar ke rumah sakit, mendampingi Lavanya yang bergumul dengan kekhawatiran, hingga membujuk Belia yang menangis karena ingin membuka jarum infus di tangannya.Lavanya mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia tersentak seolah baru tersadar.'Ini kan kamar VIP, biayanya pasti mahal,' lirihnya di dalam hati.Tadi karena panik jadi Lavanya tidak terlalu memperhatikan ketika Danish mengurus kamar untuk Belia. Lavanya pikir Danish akan menempatkan Belia di kamar biasa. Nyatanya ia salah.Lavanya menggigit bibirnya. Buana Hospital adalah rumah sakit swasta ternama di kota A. Dan masalahnya adalah asuransi karyawan di kantornya tidak meng-cover perawatan jenis apa pun di rumah sakit tersebut. Kantornya hanya bekerja sama dengan rumah s

    Last Updated : 2025-03-29
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 28

    Alih-alih menelepon atau mengirimi Lavanya pesan, Erik menanyakan keberadaan kamar Belia ke bagian informasi rumah sakit. Petugas di sana menjawab bahwa Belia dirawat di kamar VIP 01. Erik terkejut mengetahuinya. "Di kamar VIP?""Benar sekali, Pak," jawab petugas setelah mengecek sekali lagi datanya di komputer.Lalu tanpa berterima kasih Erik pergi begitu saja. Langkahnya tertuju ke kamar yang disebutkan petugas tadi. Lelaki itu menggeram di dalam hati. Lavanya selalu bilang kekurangan uang, tapi bisa-bisanya menempatkan Belia di kamar VIP yang tentunya tidak murah. Bagaimana dia membayarnya?Erik benar-benar tidak habis pikir atas sikap Lavanya yang bertentangan dengan ucapannya.Ketika tiba di kamar VIP 01, Erik tidak langsung masuk ke kamar tersebut. Ia berdiri di depan pintu sambil menghela napasnya. Lalu tanpa mengetuk ia membuka pintu dan menerobos begitu saja. Lavanya yang sedang menggenggam tangan Belia yang sedang tidur terkejut atas kedatangan lelaki itu. Pikirnya Erik t

    Last Updated : 2025-03-29

Latest chapter

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 59

    Rumah orangtua Danish berdiri dengan megah di sebuah kawasan elit yang berada di Jakarta Selatan. Arsitekturnya bergaya klasik modern dengan pilar-pilar tinggi, jendela-jendela besar dan halaman yang begitu luas. Di sisi kanan terdapat taman beraneka bunga dengan lampu taman yang bercahaya terang. Di samping taman itu ada sebuah kolam renang berbentuk persegi dengan air berwarna biru yang menyejukkan mata.Gerbang hitam setinggi tiga meter otomatis terbuka, memberi jalan untuk taksi yang keduanya tumpangi. Lavanya meremas tali tasnya. Jantungnya memompa darah jauh lebih cepat dari yang seharusnya. Ada perasaan asing menjalari dirinya. Semacam rasa tidak pantas berada di tempat itu. Bangunan yang berdiri kokoh di hadapannya membuat nyalinya sedikit ciut."Ayo kita turun," ajak Danish ketika taksi berhenti tepat di halaman rumah.Lavanya menghela napas, mempersiapkan diri untuk bertemu dengan orang di dalam istana besar itu.Rumah itu terlihat sunyi. Mungkin para penghuninya sudah bera

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 58

    Lavanya tersentak kaget kala mendengar dering suara ponsel. Bukan miliknya, tapi berasal dari pria di seberang mejanya. Seluruh lamunannya mengenai masa lalu buyar saat itu juga.Danish mengambil handphonenya dan melihat nama 'Mami' di layar. Ternyata ibunya yang menelepon."Boleh aku terima telepon dulu?" katanya meminta izin pada Lavanya.Danish tidak berubah. Dari zaman mereka berpacaran dulu selalu sama. Setiap kali mereka bersama dan ada telepon masuk ia akan selalu meminta izin terlebih dahulu pada Lavanya sebelum menjawabnya. Hanya saja yang berubah saat ini adalah status hubungan mereka."Silakan, Pak," jawab Lavanya sopan. "Saya mau ke toilet dulu." Ia pikir Danish butuh privasi untuk berbicara dengan seseorang di seberang sana."Kamu nggak perlu pergi, Nya. Itu telepon dari Mami, nggak ada yang rahasia," cegah Danish seolah tahu apa yang saat ini mengisi kepala Lavanya.Lavanya urung melaksanakan niatnya. Ia tetap duduk di tempat. Lantaran tidak ingin dianggap menguping, Lav

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 57

    Lavanya menundukkan kepala, memutus pertemuan mata yang intens di antara mereka. Beruntung pelayan restoran datang mengantar pesanan keduanya.Dua piring hidangan disajikan untuk mereka. Roasted chicken wing with garlic herb butter untuk Lavanya, serta tenderloin steak untuk Danish. Sedangkan untuk minumannya iced lychee tea favorit Lavanya dan juice apple kesukaan Danish.Baru melihatnya saja Lavanya sudah merasakan kesegaran mengaliri tenggorokannya. "Silakan dimakan, Nya," suruh Danish.Lavanya mengangguk lalu menyuap sayap ayamnya. Setiap potongan yang ia telan seakan sedang memanggil kenangan masa lalu ke permukaan. Kenangan indah yang sayangnya sangat menyesakkan dada. Rasa garlic butter yang gurih membawanya ke kamar tidur rumah kontrakannya beberapa tahun yang silam.Lavanya ingat betul kejadiannya. Saat itu Lavanya sedang sakit. Perubahan cuaca yang tiba-tiba dan sukar diprediksi berhasil melumpuhkannya. Semalam ia pulang kehujanan. Kebetulan di saat itu daya tahan tubuhnya

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 56

    Setelah meeting selesai Danish membawa Lavanya ke hotel tempat mereka akan menginap selama dua hari ini.Sebenarnya Danish bisa saja menginap di rumah orangtuanya, tapi ia memilih menginap di hotel dengan Lavanya. Alasannya sederhana, agar ia bisa mendampingi Lavanya jika sewaktu-waktu perempuan itu membutuhkan.Sepanjang perjalanan menuju hotel yang terletak tidak jauh dari kantor Serenity Group, Lavanya tidak mengatakan apa pun. Momen manis saat meeting tadi membuatnya merasa canggung pada Danish. Apalagi ia tahu persis seluruh peserta rapat memerhatikan mereka.Mobil yang membawa keduanya berbelok memasuki halaman sebuah hotel bintang lima dan menurunkan mereka tepat di depan lobi. Seorang petugas hotel dengan sigap membawakan koper Lavanya dan Danish. Setelah check in, sepasang mantan kekasih itu naik ke kamar yang berada di lantai atas yang letaknya bersebelahan."Mau makan dulu atau istirahat?" tanya Danish setelah tiba di depan pintu kamar Lavanya."Istirahat dulu, Pak. Dan ka

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 55

    Puluhan menit kemudian guncangan ringan dari helikopter yang menyesuaikan ketinggian membuat Lavanya terbangun. Seiring dengan kelopak matanya yang terbuka, ia merasakan tubuhnya lebih segar dari sebelumnya. Meski begitu sakit di perutnya tidak kunjung hilang. Sedetik setelahnya ia menyadari sesuatu yang berbeda. Ternyata kepalanya berada di pundak Danish. Entah sejak kapan. Lavanya yang terkejut seketika mengangkatnya. Pipinya bersemu karena malu."Maaf, Pak, saya nggak nyadar, tadi ketiduran," ucapnya tanpa berani memandang pada lelaki di sampingnya.Lelaki itu menerbitkan senyum tipis dari bibirnya. Ia terlihat santai. "Kamu terlalu banyak meminta maaf, Nya. Kamu nggak salah apa-apa padahal."Walau Danish menganggap sebagai hal yang wajar, tetapi tertidur di pundak atasan sekaligus mantan kekasih, tidaklah lazim menurut Lavanya.Kepalanya tertunduk semakin dalam, mengimbangi rasa malu yang kian menyebar. Berbagai perasaan melingkupi hatinya. Antara malu, terharu dan juga nyaman. Ke

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 54

    Pagi itu gerimis kecil baru saja membasahi kota A. Lavanya tiba di kantor dengan menggunakan taksi. Setelah berterima kasih, ia menjinjing koper kecilnya ke dalam kantor. Erik masih tidur saat ia tinggalkan tadi. Meskipun suaminya itu tidak mengizinkan, Lavanya tetap pergi. Kemarin malam Lavanya juga menelepon Nadia, meminta bantuannya untuk mengantar jemput Belia ke sekolah selama dirinya tidak berada di Jakarta, jika Erik melalaikan tugasnya."Kamu sudah siap, Nya?" tanya Danish begitu melihat Lavanya muncul.Lavanya mengangguk dan mengatakan, "Sudah, Pak.""Kita berangkat sekarang. Kita nggak naik pesawat komersial. Kemarin Bu Ratna nggak jadi mengatur penerbangan untuk kita karena kantor pusat mengirim helikopter untuk berangkat," jelas Danish di sela-sela langkah menuju mobil yang standby di depan lobi.Lavanya menelan saliva. Apa katanya? Berangkat dengan helikopter? Itu artinya selain ada pilot, ia hanya berdua dengan Danish, 'kan?Entah kenapa tiba-tiba saja detak jantung L

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 53

    Terbangun pagi ini, sekujur tubuh Lavanya terasa sakit-sakitan, terutama bagian perut bawahnya. Andai saja bisa Lavanya ingin beristirahat di rumah. Namun lantaran sudah mengambil cuti waktu Belia sakit, Lavanya tidak enak jika harus absen lagi. Ia memaksakan diri untuk berangkat ke kantor."Lemas banget, Nya, mukamu pucat," kata Nadia ketika melihat Lavanya muncul. "Lagi sakit?""Masa?" Lavanya memegang pipinya.Nadia mengangguk."Oh, mungkin karena aku nggak pake bedak." Lavanya berdalih menyembunyikan keadaannya.Nadia tidak sepenuhnya percaya namun tidak memperpanjangnya. "Gimana Mas Erik? Ada tanda-tanda mencurigakan?" tanyanya dengan suara separuh berbisik."Ya gitu.""Ya gitu gimana?"Lavanya menghela napas. Tidak tahu dari mana harus memulai. Yang akhirnya ia katakan adalah, "Aku nggak pernah membahas mengenai foto itu.""Ih, gimana sih? Dia selingkuh lho! Dia check in di hotel!" kata Nadia geregetan. Jika ia menjadi Lavanya, ia pasti sudah bertengkar hebat dengan suaminya. Ba

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 52

    "Biar kandungan kamu kuat, Lavanya. Ibu masih ingat, dulu beberapa kali kamu hampir keguguran waktu mengandung Belia," jawab Neli membeberkan alasannya. Lavanya mengerutkan dahi. Perubahan sikap Neli yang begitu drastis hanya dalam waktu satu malam menimbulkan kecurigaan tak berkesudahan di hatinya. "Kenapa tiba-tiba Ibu berubah sikap? Bukankah kemarin Ibu ngotot maksa aku buat menggugurkannya?" "Kemarin Ibu memang berpikiran begitu. Tapi ibu merenung dan menyadari kalau Ibu salah. Bagaimana mungkin Ibu menyuruh kamu meminta menggugurkan cucu sendiri. Anak kamu adalah cucu Ibu juga. Walau bagaimanapun dia adalah daging Erik. Ibu minta maaf soal kemarin." Lavanya terdiam. Neli tampak bersungguh-sungguh, membuat Lavanya berada di ambang keraguan. "Ayo! Tunggu apa lagi? Kasihan Bu Yati. Dia udah nunggu kamu pulang dari tadi." Suara Neli terdengar mendesak dan penuh tuntutan. Lavanya melirik ke arah Erik, meminta bantuan agar mendukungnya. Namun suaminya itu hanya diam. Ia duduk

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 51

    Saat jam makan siang Lavanya benar-benar pergi dengan Danish. Yang orang-orang kantor tahu adalah keduanya pergi bersama mengantar dokumen penawaran tender. Tidak terlalu lama, mereka akhirnya tiba di komplek perumahan yang dituju. Perumahan tersebut masih baru dan terletak tidak terlalu jauh dari pusat kota. Jalan yang membentang di sana juga sudah diaspal licin. Setelah melalui gerbang perumahan, Danish menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah berwarna krem. Rumah tipe 36 itu memang sederhana, tapi begitu manis dengan bunga-bunga yang tumbuh di halaman kecil di depannya."Ini salah satu unit yang siap huni. Letaknya strategis, nggak terlalu jauh dari gerbang. Tapi kalau kamu kurang sreg, kita bisa mencari unit lain," jelas Danish sembari turun dari mobil dan menunjuk rumah di hadapan mereka.Lavanya mengamati rumah tersebut dengan saksama. Ada jendela-jendela besar yang memungkinkan cahaya matahari masuk dengan leluasa. Pintunya yang mengilat, baru selesai dipernis dan berwarna

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status