Share

Bab 23

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 21:04:31
Erik masih terus menarik tangan Lavanya menuju koridor yang sepi. Pria itu seperti orang kesetanan. Tidak peduli apa pun penilaian orang-orang padanya. Sementara Lavanya yang harus menanggung malu sendirian.

"Lepasin aku, Mas. Sakit!" Lavanya menyentak tangannya dari cengkeraman Erik.

"Sakit? Iya? Jadi kamu pikir cuma kamu yang sakit? Aku nggak sakit? Gitu?" balas Erik dengan pandangan yang sangat tajam pada Lavanya. Andai matanya adalah pedang, maka tubuh Lavanya sudah tersayat-sayat.

Lavanya menatap Erik tidak mengerti. Kenapa juga lelaki itu merasa sakit?

"Sakit kamu bilang? Bahkan aku nggak ngapa-ngapain kamu, Mas. Aku nggak bikin kamu malu. Justru kamu yang bikin aku sakit lahir dan batin. Kamu datang ke kantor nggak ngasih tahu aku, tiba-tiba menerobos masuk ke dalam ruangan dan mengacaukan segalanya. Kamu kasar sama aku dan bikin malu di hadapan orang-orang."

"Diam!" bentak Erik keras. "Bukan kamu yang berhak merasa malu, tapi aku. Kamu pergi sama laki-laki lain pakai mobil mewa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 24

    Hari itu Lavanya pulang ke rumah dengan harapan yang lebih besar dari biasanya. Meski hatinya masih sakit karena Erik, tapi membayangkan membangun kehidupan bertiga tanpa tekanan dari mertua dan kakak iparnya membuat Lavanya mengabaikan perasaan itu.Tadi diinformasikan bahwa perusahaan mengadakan kebijakan baru. Para karyawan Serenity Construction berhak mengajukan kredit rumah tipe 36 melalui perusahaan dengan dipotong gaji sejumlah lima ratus ribu rupiah setiap bulan.Banyak yang menyambut gembira kabar itu. Karena rata-rata mereka tidak punya rumah sendiri. Lavanya berbisik di dalam hati. 'Aku akan ajukan kredit itu lalu mengajak Mas Erik pindah.'Erik memang pernah menolak kala Lavanya mengajaknya ngontrak. Tapi dengan memiliki rumah sendiri ia yakin pria itu akan memikirkannya. Lavanya juga yakin, dengan jauh dari mertua dan kakak iparnya Erik akan berubah lebih baik. Erik akan lebih mengerti tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga dan berusaha mencari pekerjaan baru.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 25

    Setelah menyerahkan formulir pengajuan kredit rumah di kantor, Lavanya merasa lega. Perlahan ia mulai membuka pintu masa depan yang selama ini tertutup rapat.Ia akan kembali ke ruangan dan melanjutkan pekerjaannya. Namun baru beberapa langkah kakinya terayun, ponsel di saku Lavanya berbunyi. Lavanya mengambilnya lalu melihat nama 'Winda' di layar. Winda adalah guru di sekolah Belia.Jantung Lavanya mendadak menghentak dengan cepat. Tidak biasanya guru Belia menghubunginya.Apa ini mengenai uang SPP?Lavanya rasa tidak karena ia sudah membayarnya.Menjawab rasa penasaran, Lavanya menggeser ikon telepon berwarna hijau di layar."Halo, Bu Winda," sapa Lavanya cepat. "Halo, Bu Lavanya, maaf mengganggu. Saya ingin mengabarkan, Belia pingsan di sekolah, Bu."Dunia Lavanya seakan berhenti berputar kala mendengarnya. "Kenapa bisa, Bu?" tanyanya panik."Tadi badan Belia panas, Bu. Tiba-tiba saat pelajaran olahraga dia pingsan. Sekarang Belia ada di UKS.""Saya akan ke sana sekarang," putus La

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 26

    Setelah tiba di rumah sakit mereka berjalan tergesa-gesa menuju IGD dengan Belia yang berada di dalam gendongan Danish."Maaf, permisi," kata Danish ketika melewati kerumunan orang-orang di ruang tunggu.Lavanya langsung mendatangi bagian administrasi. "Sus, anak saya tadi pingsan. Badannya panas," lapornya cemas.Dengan sigap seorang perawat mengarahkan mereka. Ia membuka tirai salah satu bilik perawatan.Danish menurunkan Belia dari gendongannya lalu membaringkan anak itu dengan hati-hati di atas ranjang rumah sakit.Belia menggeliat pelan, membuka matanya sebentar lalu memejamkan kembali.Lavanya mengusap-usap kepala Belia yang basah oleh keringat. Sampai detik ini ia tidak bisa menyembunyikan perasaan cemasnya."Belia, ini Mama. Bertahan ya, Sayang.""Pusing, Ma...," rintih Belia dengan suara lirih."Iya, Nak. Sebentar lagi dokter datang. Belia akan segera sehat."Dengan sorotnya yang redup Belia menatap Lavanya dan sekitarnya dengan lemah. "Papa mana, Ma?" tanyanya lantaran tida

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 27

    Sudah berjam-jam berlalu. Belia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap karena harus menjalani perawatan sampai beberapa hari ke depan. Namun, Erik masih belum muncul juga.Hanya Danish yang setia menemani Lavanya sejak tadi. Mulai dari pergi ke sekolah Belia, mengantar ke rumah sakit, mendampingi Lavanya yang bergumul dengan kekhawatiran, hingga membujuk Belia yang menangis karena ingin membuka jarum infus di tangannya.Lavanya mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia tersentak seolah baru tersadar.'Ini kan kamar VIP, biayanya pasti mahal,' lirihnya di dalam hati.Tadi karena panik jadi Lavanya tidak terlalu memperhatikan ketika Danish mengurus kamar untuk Belia. Lavanya pikir Danish akan menempatkan Belia di kamar biasa. Nyatanya ia salah.Lavanya menggigit bibirnya. Buana Hospital adalah rumah sakit swasta ternama di kota A. Dan masalahnya adalah asuransi karyawan di kantornya tidak meng-cover perawatan jenis apa pun di rumah sakit tersebut. Kantornya hanya bekerja sama dengan rumah s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 28

    Alih-alih menelepon atau mengirimi Lavanya pesan, Erik menanyakan keberadaan kamar Belia ke bagian informasi rumah sakit. Petugas di sana menjawab bahwa Belia dirawat di kamar VIP 01. Erik terkejut mengetahuinya. "Di kamar VIP?""Benar sekali, Pak," jawab petugas setelah mengecek sekali lagi datanya di komputer.Lalu tanpa berterima kasih Erik pergi begitu saja. Langkahnya tertuju ke kamar yang disebutkan petugas tadi. Lelaki itu menggeram di dalam hati. Lavanya selalu bilang kekurangan uang, tapi bisa-bisanya menempatkan Belia di kamar VIP yang tentunya tidak murah. Bagaimana dia membayarnya?Erik benar-benar tidak habis pikir atas sikap Lavanya yang bertentangan dengan ucapannya.Ketika tiba di kamar VIP 01, Erik tidak langsung masuk ke kamar tersebut. Ia berdiri di depan pintu sambil menghela napasnya. Lalu tanpa mengetuk ia membuka pintu dan menerobos begitu saja. Lavanya yang sedang menggenggam tangan Belia yang sedang tidur terkejut atas kedatangan lelaki itu. Pikirnya Erik t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 29

    Lavanya salah jika mengira Erik akan langsung meledak. Lelaki itu justru terdiam menatap Lavanya dalam keheningan yang mencekam. Namun, Lavanya tahu dari rahangnya yang mengeras dan wajahnya yang menggelap sebentar lagi Erik akan memuntahkan kemarahan. "Lagi-lagi dia!" Erik akhirnya bersuara. Nadanya rendah tapi begitu tajam. "Kenapa selalu ada dia di setiap urusan kamu?""Mas, kamu jangan langsung emosi. Ini bukan tentang aku, bukan tentang dia dan bukan tentang kamu. Tapi tentang anak kita," ucap Lavanya mencoba memberi pengertian sebelum bara dalam amarah Erik membesar."Tapi kamu selalu melibatkan dia! Kamu biarin dia membawa kamu dan membawa anakku ke rumah sakit mahal, di kamar VIP pula. Jangan-jangan dia yang bayar. Iya?"Lavanya menundukkan wajahnya. Tak perlu repot-repot menjawab karena keheningannya sudah cukup sebagai jawaban.Erik tertawa pelan. Tawa yang begitu penuh dengan amarah. Harga dirinya sebagai laki-laki dan seorang suami terasa dilukai oleh sikap Danish. "Hebat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 30

    Danish terdiam di sisi pintu. Matanya memandang Lavanya dan Erik yang berdiri saling berhadapan penuh ketegangan. Walaupun ia tidak mendengar percakapan di antara keduanya, namun atmosfer panas yang melingkupi ruangan cukup memberinya gambaran. Telah terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan di sini. Ingin berbalik pergi, namun ia sudah terlanjur membuka pintu dan terlihat oleh keduanya."Maaf, saya nggak tahu kalau Mas Erik sudah datang," kata Danish dengan sopan. Ia melangkahkan kakinya pelan masuk ke dalam kamar. Diletakkannya kantong berisi makanan di atas meja di samping tempat tidur Belia. "Ini saya belikan nasi untuk makan siang Lavanya dan Mas Erik. Silakan dimakan kalau Mas Erik berkenan," sambungnya. Sebenarnya satu bungkus nasi lagi adalah untuknya. Namun karena melihat Erik sudah ada di sana Danish menjadi sungkan.Erik mengirim tatapan tajam pada Danish. Dadanya naik turun menahan emosi yang memuncak. Lavanya yang menyadari situasi semakin genting melangkah menghampiri Danis

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 31

    "Aku belum selesai," kata Erik ketika Lavanya membalikkan badannya dan berniat untuk memberikan perhatian sepenuhnya pada Belia.Lavanya memejamkan mata sembari menahan napas. Benar dugaannya. Erik masih berniat melanjutkan pertengkaran."Apa lagi, Mas?" tanya Lavanya tanpa melihat lelaki itu.Erik merengkuh tubuh Lavanya hingga menghadap padanya. "Sebenarnya ada hubungan apa di antara kalian?" tatapnya dengan sorot menusuk tajam."Maksud Mas?""Jangan bilang kalau hubungan kamu dan dia hanya sebatas atasan dan bawahan.""Tapi memang begitu faktanya, Mas. Hubungan aku dan Pak Danish hanya sebatas atasan dan bawahan di kantor. Nggak lebih," kata Lavanya menegaskan."Nggak lebih kamu bilang? Aku ngeliat sendiri gimana caranya memandang kamu, caranya bicara, semua gestur tubuhnya menunjukkan lebih dari itu.""Itu hanya perasaan Mas saja," sangkal Lavanya. "Itu bukan hanya perasaanku, tapi fakta. Dia punya rasa sama kamu. Apa kamu nggak ngerti juga?""Sebenarnya Mas hanya ngerasa insecure

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01

Bab terbaru

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 61

    Matahari baru saja terbit di ufuk timur ketika Danish membuka mata. Dan hal pertama yang pria itu ingat adalah Lavanya. Di antara begitu banyak hal yang bisa ia pikirkan, Lavanya menempati urutan teratas.Mungkin Lavanya sudah bangun dan saat ini merasa kebingungan apa yang harus dilakukannya di lingkungan asing yang masih baru baginya.Danish segera turun dari tempat tidur. Ia menggegas langkah ke kamar Lavanya. Diketuknya pintu. Namun tidak ada sahutan dari dalam.Apa Lavanya masih tidur?Danish mengulangi ketukannya. Kali ini dengan lebih keras. Hasilnya tetap sama. Mungkin Lavanya sedang sarapan di ruang makan, pikirnya.Danish pergi ke ruang makan saat itu juga. Setibanya di sana ia menemukan Ophelia sedang menyantap sarapannya. Perempuan itu hanya sendiri karena kemarin sore suaminya berangkat ke luar negeri."Mi, Lavanya mana?" tanya Danish langsung.Ophelia yang sedang menyendok oatmeal sontak menghentikan suapannya. "Maksud kamu apa? Kok nanya Mami?""Lavanya nginap di sini,

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 60

    Ophelia melangkah anggun mengikuti Danish yang memimpin jalan di depannya. Begitu melihat kemunculan keduanya, Lavanya yang duduk di ruang tamu segera berdiri dan tersenyum sopan pada Ophelia."Lavanya, ini ibu Ophelia, mamiku. Mi, ini Lavanya, rekan kerjakuyang tadi aku ceritakan," kata Danish mengenalkan keduanya."Selamat malam, Bu." Lavanya menyapa Ophelia sambil mengulurkan tangannya untuk berjabatan.Wanita sosialita itu menyambut jabat tangan Lavanya. Mungkin Lavanya tidak menyadarinya, namun bagi Danish yang sudah sangat mengenal karakter sang ibu, ia tahu bahwa saat ini Ophelia sedang menilai Lavanya dalam hatinya.Ophelia tersenyum sambil menjabat tangan Lavanya. "Silakan duduk," ucap perempuan itu agar Lavanya kembali ke tempatnya.Lavanya mendudukkan diri di tempatnya tadi. Ini adalah pertemuan pertamanya dengan Ophelia. Selama ini ia hanya tahu wajah wanita itu melalui foto. Selama berpacaran dengan Danish, sang kekasih tidak pernah satu kali pun membawa ke rumahnya, apa

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 59

    Rumah orangtua Danish berdiri dengan megah di sebuah kawasan elit yang berada di Jakarta Selatan. Arsitekturnya bergaya klasik modern dengan pilar-pilar tinggi, jendela-jendela besar dan halaman yang begitu luas. Di sisi kanan terdapat taman beraneka bunga dengan lampu taman yang bercahaya terang. Di samping taman itu ada sebuah kolam renang berbentuk persegi dengan air berwarna biru yang menyejukkan mata.Gerbang hitam setinggi tiga meter otomatis terbuka, memberi jalan untuk taksi yang keduanya tumpangi. Lavanya meremas tali tasnya. Jantungnya memompa darah jauh lebih cepat dari yang seharusnya. Ada perasaan asing menjalari dirinya. Semacam rasa tidak pantas berada di tempat itu. Bangunan yang berdiri kokoh di hadapannya membuat nyalinya sedikit ciut."Ayo kita turun," ajak Danish ketika taksi berhenti tepat di halaman rumah.Lavanya menghela napas, mempersiapkan diri untuk bertemu dengan orang di dalam istana besar itu.Rumah itu terlihat sunyi. Mungkin para penghuninya sudah bera

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 58

    Lavanya tersentak kaget kala mendengar dering suara ponsel. Bukan miliknya, tapi berasal dari pria di seberang mejanya. Seluruh lamunannya mengenai masa lalu buyar saat itu juga.Danish mengambil handphonenya dan melihat nama 'Mami' di layar. Ternyata ibunya yang menelepon."Boleh aku terima telepon dulu?" katanya meminta izin pada Lavanya.Danish tidak berubah. Dari zaman mereka berpacaran dulu selalu sama. Setiap kali mereka bersama dan ada telepon masuk ia akan selalu meminta izin terlebih dahulu pada Lavanya sebelum menjawabnya. Hanya saja yang berubah saat ini adalah status hubungan mereka."Silakan, Pak," jawab Lavanya sopan. "Saya mau ke toilet dulu." Ia pikir Danish butuh privasi untuk berbicara dengan seseorang di seberang sana."Kamu nggak perlu pergi, Nya. Itu telepon dari Mami, nggak ada yang rahasia," cegah Danish seolah tahu apa yang saat ini mengisi kepala Lavanya.Lavanya urung melaksanakan niatnya. Ia tetap duduk di tempat. Lantaran tidak ingin dianggap menguping, Lav

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 57

    Lavanya menundukkan kepala, memutus pertemuan mata yang intens di antara mereka. Beruntung pelayan restoran datang mengantar pesanan keduanya.Dua piring hidangan disajikan untuk mereka. Roasted chicken wing with garlic herb butter untuk Lavanya, serta tenderloin steak untuk Danish. Sedangkan untuk minumannya iced lychee tea favorit Lavanya dan juice apple kesukaan Danish.Baru melihatnya saja Lavanya sudah merasakan kesegaran mengaliri tenggorokannya. "Silakan dimakan, Nya," suruh Danish.Lavanya mengangguk lalu menyuap sayap ayamnya. Setiap potongan yang ia telan seakan sedang memanggil kenangan masa lalu ke permukaan. Kenangan indah yang sayangnya sangat menyesakkan dada. Rasa garlic butter yang gurih membawanya ke kamar tidur rumah kontrakannya beberapa tahun yang silam.Lavanya ingat betul kejadiannya. Saat itu Lavanya sedang sakit. Perubahan cuaca yang tiba-tiba dan sukar diprediksi berhasil melumpuhkannya. Semalam ia pulang kehujanan. Kebetulan di saat itu daya tahan tubuhnya

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 56

    Setelah meeting selesai Danish membawa Lavanya ke hotel tempat mereka akan menginap selama dua hari ini.Sebenarnya Danish bisa saja menginap di rumah orangtuanya, tapi ia memilih menginap di hotel dengan Lavanya. Alasannya sederhana, agar ia bisa mendampingi Lavanya jika sewaktu-waktu perempuan itu membutuhkan.Sepanjang perjalanan menuju hotel yang terletak tidak jauh dari kantor Serenity Group, Lavanya tidak mengatakan apa pun. Momen manis saat meeting tadi membuatnya merasa canggung pada Danish. Apalagi ia tahu persis seluruh peserta rapat memerhatikan mereka.Mobil yang membawa keduanya berbelok memasuki halaman sebuah hotel bintang lima dan menurunkan mereka tepat di depan lobi. Seorang petugas hotel dengan sigap membawakan koper Lavanya dan Danish. Setelah check in, sepasang mantan kekasih itu naik ke kamar yang berada di lantai atas yang letaknya bersebelahan."Mau makan dulu atau istirahat?" tanya Danish setelah tiba di depan pintu kamar Lavanya."Istirahat dulu, Pak. Dan ka

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 55

    Puluhan menit kemudian guncangan ringan dari helikopter yang menyesuaikan ketinggian membuat Lavanya terbangun. Seiring dengan kelopak matanya yang terbuka, ia merasakan tubuhnya lebih segar dari sebelumnya. Meski begitu sakit di perutnya tidak kunjung hilang. Sedetik setelahnya ia menyadari sesuatu yang berbeda. Ternyata kepalanya berada di pundak Danish. Entah sejak kapan. Lavanya yang terkejut seketika mengangkatnya. Pipinya bersemu karena malu."Maaf, Pak, saya nggak nyadar, tadi ketiduran," ucapnya tanpa berani memandang pada lelaki di sampingnya.Lelaki itu menerbitkan senyum tipis dari bibirnya. Ia terlihat santai. "Kamu terlalu banyak meminta maaf, Nya. Kamu nggak salah apa-apa padahal."Walau Danish menganggap sebagai hal yang wajar, tetapi tertidur di pundak atasan sekaligus mantan kekasih, tidaklah lazim menurut Lavanya.Kepalanya tertunduk semakin dalam, mengimbangi rasa malu yang kian menyebar. Berbagai perasaan melingkupi hatinya. Antara malu, terharu dan juga nyaman. Ke

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 54

    Pagi itu gerimis kecil baru saja membasahi kota A. Lavanya tiba di kantor dengan menggunakan taksi. Setelah berterima kasih, ia menjinjing koper kecilnya ke dalam kantor. Erik masih tidur saat ia tinggalkan tadi. Meskipun suaminya itu tidak mengizinkan, Lavanya tetap pergi. Kemarin malam Lavanya juga menelepon Nadia, meminta bantuannya untuk mengantar jemput Belia ke sekolah selama dirinya tidak berada di Jakarta, jika Erik melalaikan tugasnya."Kamu sudah siap, Nya?" tanya Danish begitu melihat Lavanya muncul.Lavanya mengangguk dan mengatakan, "Sudah, Pak.""Kita berangkat sekarang. Kita nggak naik pesawat komersial. Kemarin Bu Ratna nggak jadi mengatur penerbangan untuk kita karena kantor pusat mengirim helikopter untuk berangkat," jelas Danish di sela-sela langkah menuju mobil yang standby di depan lobi.Lavanya menelan saliva. Apa katanya? Berangkat dengan helikopter? Itu artinya selain ada pilot, ia hanya berdua dengan Danish, 'kan?Entah kenapa tiba-tiba saja detak jantung L

  • Di Bawah Selimut Mantan Kekasih   Bab 53

    Terbangun pagi ini, sekujur tubuh Lavanya terasa sakit-sakitan, terutama bagian perut bawahnya. Andai saja bisa Lavanya ingin beristirahat di rumah. Namun lantaran sudah mengambil cuti waktu Belia sakit, Lavanya tidak enak jika harus absen lagi. Ia memaksakan diri untuk berangkat ke kantor."Lemas banget, Nya, mukamu pucat," kata Nadia ketika melihat Lavanya muncul. "Lagi sakit?""Masa?" Lavanya memegang pipinya.Nadia mengangguk."Oh, mungkin karena aku nggak pake bedak." Lavanya berdalih menyembunyikan keadaannya.Nadia tidak sepenuhnya percaya namun tidak memperpanjangnya. "Gimana Mas Erik? Ada tanda-tanda mencurigakan?" tanyanya dengan suara separuh berbisik."Ya gitu.""Ya gitu gimana?"Lavanya menghela napas. Tidak tahu dari mana harus memulai. Yang akhirnya ia katakan adalah, "Aku nggak pernah membahas mengenai foto itu.""Ih, gimana sih? Dia selingkuh lho! Dia check in di hotel!" kata Nadia geregetan. Jika ia menjadi Lavanya, ia pasti sudah bertengkar hebat dengan suaminya. Ba

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status