Home / CEO / Di Bawah Kuasa Direktur Arogan / Bab 4 Pria Hidung Belang

Share

Bab 4 Pria Hidung Belang

Author: LuciferAter
last update Last Updated: 2023-01-19 15:10:31

'Lucian ... Grey?' Elea mengulangi nama itu dalam hatinya.

Tidak perlu menjadi orang penting di dunia entertainment untuk tahu tentang nama itu. Lucian Grey merupakan seorang sutradara, produser, dan juga presiden direktur dari Greymore entertainment, perusahaan entertainment nomor satu di Capitol! Dengan ayah yang merupakan seorang ternama di dunia bisnis, juga dengan kakek yang merupakan seorang petinggi di bidang politik, pria itu disebut orang-orang sebagai Raja Dunia Entertainment. Hanya dengan satu jentikkan jari, dia bisa mengunci nasib seseorang di bidang itu!

Menyadari hal tersebut, tubuh Eric pun langsung bergetar. Ketakutannya pada Lucian bukan sekadar karena pria itu memiliki kuasa di dunia entertainment Capitol, tapi karena keluarganya memiliki hubungan kuat dengan dunia bawah—dunia para mafia. Itulah kenapa selain panggilan Raja Dunia Entertainment, Lucian juga sering dipanggil ... Raja Iblis Entertainment!

"T-Tuan Lucian," panggil Eric dengan suara rendah, jauh lebih sopan dan sungkan dibandingkan beberapa saat sebelumnya. "M-maafkan aku, aku telah bersikap tidak sopan kepadamu."

Ucapan Eric membuat senyuman Lucian, yang tadi bertengger di wajah tampan pria tersebut, seketika luntur tak tersisa. Dengan dua tangan yang terlipat di depan dada, pria itu memberikan tatapan dingin yang mengintimidasi. "Membosankan," ujarnya dengan suara dalam. "Bukankah kamu bilang akan membuatku menyesal?"

Eric menundukkan kepalanya, tidak berani menatap netra hijau yang menusuk itu. "A-aku tidak berpikir ketika mengatakan hal itu!" balasnya dengan suara rendah, merasa hatinya akan segera meledak. Dia pun melirik sosok Elea yang berada di sofa dengan penampilannya yang berantakan. "I-ini semua karena gadis sialan itu menggodaku!" imbuh Eric, jari telunjuknya tertuding ke arah gadis malang tak berdaya itu.

Di saat ini, pandangan Lucian bergeser pada sosok Elea. Wajah gadis itu terlihat merah, air mata masih menuruni pipinya. Dengan napas memburu dan pandangan yang tidak terlihat fokus, tidak perlu orang cerdas untuk tahu apa yang sedang terjadi dengan wanita tersebut.

"Ba ... j*ngan," gumam Elea dengan ekspresi marah, berjuang keras mempertahankan kesadarannya agar tidak melakukan tindakan memalukan. 'Bisa-bisanya dia berkata seperti itu setelah melakukan semua ini padaku!'

Gumaman tersebut terdengar oleh Lucian, lalu pria itu pun berkata, "Enyah."

Ucapan pria itu membuat Elea mengangkat pandangannya. Gadis itu merasa seluruh tubuhnya bergetar ketika ditatap lurus oleh pria tersebut. Namun, titah Lucian terdengar seperti pertolongan untuknya. Lagi pula, dia hanya menginginkan satu hal saat ini.

Kabur.

Dengan usaha keras, Elea menurunkan kakinya dari atas sofa dan menapak ke lantai. Namun, saat dirinya ingin berdiri, dua tangan kekar mendarat pada kepala sofa, tepat di dua sisi pundaknya. Alhasil, pergerakan Elea pun tertahan.

Bingung, Elea pun mengangkat pandangannya, menemukan bahwa sepasang manik hijau yang memikat itu berjarak begitu dekat dengan wajahnya. Elea mematung, tidak berani bergerak. Bibirnya bergetar, tidak mengerti apa yang sedang Lucian lakukan.

'B-bukankah dia menyuruhku untuk pergi?' tanya Elea dalam hati.

Seakan bisa membaca pikiran, Lucian berkata, "Apa kamu tidak mendengar ucapanku?" Kepala pria itu menoleh sedikit untuk melemparkan sebuah tatapan mengerikan kepada Eric. "Aku menyuruhmu untuk enyah dari hadapanku."

Baru tersadar bahwa titah itu terarah padanya, Eric bergegas membungkuk. "S-saya permisi, Tuan Lucian!" Pria tua itu pun berbalik, berniat untuk pergi. Namun, langkahnya terhenti ketika mengingat satu hal yang tertinggal. Dia pun menoleh untuk menatap Elea. "G-gadis itu ...?" Dia sudah membayar besar untuk satu malam dengan Elea, tidak mungkin dia pergi begitu saja, bukan?!

Namun, usaha Eric untuk mendapatkan gadis itu kembali membuat Lucian memicingkan matanya. Tatapan dingin pria itu berubah menjadi semakin mematikan. "Apa?"

Hanya satu kata, tapi nyawa Eric terasa hilang setengah. "P-permisi, Tuan!" Akhirnya, pria itu pun langsung berlari keluar dari ruangan itu, tentu tanpa lupa menutup pintu tersebut kembali.

Melihat kepergian Eric, Lucian menjauhkan dirinya dari sosok Elea. Pria itu menyisir rambutnya dengan jari-jari panjangnya dan bergumam dengan frustrasi, "Si*lan, mengganggu tidurku saja."

Di saat itu, netra Elea terpaku pada lengan kekar Lucian. Tato ular di tangan kanan pria tersebut terlihat sangat istimewa. Satu kali lihat, maka akan terus terbayang di ingatan. Tidak hanya itu, tapi penampilan menawan Lucian membuat Elea termenung, mempertanyakan bagaimana Langit begitu tidak adil kala menciptakan seseorang.

Rambut hitam segelap malam itu terlihat sempurna, tidak perlu ditata sedemikian rupa untuk membuatnya terlihat rapi. Alis tebal yang menukik tajam memperkuat tatapan intens dari sepasang manik hijau indah tersebut. Tidak lupa juga hidung yang tinggi dan bibir yang tipis, diakhiri dengan rahang tegas yang melengkapi penampilan menawan milik pria tersebut. Satu lirikan, maka hampir semua wanita jelas akan takluk di bawahnya.

Semakin dirinya memperhatikan sosok Lucian, entah kenapa Elea merasakan tubuhnya semakin panas. Napasnya seiring waktu semakin memburu, dan hal itu membuat Elea mencengkeram dadanya yang terasa sesak.

'Aku ... harus segera pergi dari sini,' batin Elea, menyadari dirinya mulai kehilangan kendali. Dia pun berusaha untuk berdiri, tapi malah berakhir terjatuh kembali ke sofa. 'Aku ... tidak lagi kuat bergerak.'

Usaha Elea untuk berdiri menarik perhatian Lucian, pria itu kembali mengurung gadis tersebut dengan kedua tangannya menempel pada kepala sofa. "Apa kamu berusaha untuk pergi?"

Pertanyaan yang terlontar dari bibir pria tersebut menggelitik telinga Elea, mengakibatkan tubuhnya bergetar. Gadis itu menggigit bibirnya, menahan gejolak dalam diri.  "Aku ... harus—!"

Sebelum Elea menyelesaikan ucapannya, gadis itu merasakan tangan Lucian mengapit wajahnya. Kemudian, tanpa aba-aba, pria itu membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman. Hal tersebut membuat Elea sangat terkejut, dan gadis itu pun berusaha mendorong tubuh Lucian menjauh.

Namun, saat tangan Elea memukul dada kekar Lucian, tangan kanan pria itu malah melingkari pinggang gadis tersebut. Sentuhan Lucian pada tubuhnya menghasilkan percikan pada tubuh Elea, membuat gadis itu melenguh di sela-sela ciuman.

"Nggh!"

Suara yang dihasilkan Elea membuat tatapan Lucian, yang masih terpaku pada wajah manis gadis itu, terlihat terhibur. Pria tersebut pun menggigit bibir bawah Elea, membuat tubuh gadis itu tersentak. Tak berhenti di sana, tangan Lucian pun menyusuri paha mulus gadis tersebut, menyebabkan Elea menggeliat, antara berusaha melepaskan diri ... atau menikmati sentuhan pria tersebut.

Berada di bawah kendali Lucian, Elea merasa terjebak. Tubuhnya jelas menginginkan lebih, tapi pikirannya yang masih belum sepenuhnya menghilang meneriakkan peringatan. Dirinya baru saja keluar dari kandang singa, kenapa malah masuk ke sarang buaya?!

Memutar otaknya, akhirnya Elea pun mengambil satu keputusan.

"Urgh!" Lucian tersentak, bergegas mengakhiri ciumannya dengan menjauhkan wajahnya dari wajah Elea. Lidah Lucian menjilat bibirnya, merasakan karat besi di sana. Dengan ibu jarinya, pria itu pun mengusap bibirnya. Saat melihat cairan merah yang menempel di sana, pria itu pun melemparkan pandangan mengerikan kepada Elea. "Kamu ... menggigitku?"

Dengan dua tangan mengepal, Elea yang menggigit bibir Lucian juga sengaja menggigit keras bibirnya sendiri hingga terluka. Beruntung, tindakan gadis itu mengembalikan sebagian kendali Elea atas tubuhnya. "Dasar pria hidung belang!"

Related chapters

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 5 Aku Terima Tantanganmu

    "Dasar pria hidung belang!" maki Elea dengan tatapan mata nyalang. Mendengar makian gadis itu, netra hijau Lucian terarah lurus kepada Elea. Sekilas, tatapan pria tersebut seakan ingin memancarkan aura membunuh yang membuat tubuh aktris tingkat rendah itu bergetar hebat. Namun, kemudian dia melihat sebuah seringai tersungging di wajah Lucian. "Hidung belang?" ulang Lucian dengan alis kanan meninggi, seakan mempertanyakan ucapan Elea. Sempat menjauh, Lucian mengurung sosok gadis itu lagi. "Kamu sedang membicarakan diriku?" Dengan usaha untuk tetap terlihat berani, Elea membalas, "Ya!" Dia mengepalkan tangan kuat. "Kamu sama saja dengan Eric Tan! Hidung belang yang memanfaatkan wanita!" Baru saja kalimat itu terlontar dari mulut Elea, tangan Lucian langsung mencengkeram wajah mungil gadis itu. Wajah pria itu mendekat, terlalu dekat sampai Elea bisa mencium wangi mint menenangkan yang bercampur dengan wangi maskulin dari tubuh raja entertainment itu. Netra zamrud Lucian terpaku lurus

    Last Updated : 2023-01-19
  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 6 Untuk Apa?

    "Mari kita lihat, kamu akan lebih dahulu tenar dengan usahamu atau aku yang terlebih dahulu menguasaimu." Teringat kalimat yang terlontar dari bibir Lucian membuat Elea, yang sekarang telah kembali terbaring di atas tempat tidur apartemen sederhananya, memasang wajah jelek. Gadis tersebut menggigit bibirnya dengan gemas, merasa kesal setiap kali otaknya memunculkan seringai Lucian ketika mengucapkan tantangan tersebut padanya. Emosi yang menggulung pada saat itu membuat Elea bertindak nekat, dia mendorong pria itu menjauh untuk kemudian melayangkan sebuah tamparan keras di wajah raja entertainment itu. "Bermainlah sendiri, dasar orang gila!" Kemudian, dia pun berlari pergi meninggalkan hotel. Mengingat hal tersebut, Elea langsung berteriak frustrasi, "Ahh! Aku yang sudah gila!" Dengan ekspresi panik dan penuh ketidakpercayaan, gadis itu memaki dirinya sendiri, "Bodoh! Bodoh! Apakah kamu sadar yang kamu tampar itu adalah si Raja Entertainment, Lucian Grey?!" Elea mengusap wajahnya

    Last Updated : 2023-01-27
  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 7 Hak Milik

    "Untuk apa aku mempersilakanmu masuk setelah kamu berusaha untuk menjualku kepada sutradara itu?" Mata Elea mulai berkaca-kaca, masih merasa begitu sakit hati dengan apa yang terjadi di malam yang lalu. Tidak pernah dia sangka bahwa orang yang dia suka bisa bersikap begitu kejam. Akan tetapi, dia tidak akan menangis! Tidak layak dia menjatuhkan air mata untuk pria seperti itu! "Menjualmu?" Will memasang wajah terluka kala mendengar ucapan Elea, seakan tak mengerti apa ucapan gadis tersebut. "Elea, aku hanya membantumu untuk terhubung dengan Pak Eric agar–!" "Pergi," ucap Elea dengan tegas. "Aku berhenti menjadi bagian dari agensi kotormu itu!" Elea pun mendorong pintu, ingin menutupnya. Akan tetapi, tangan Will mendadak menampar daun pintu dan menahannya, mengejutkan gadis itu. "Pergi?" Will mengulang ucapan Elea. "Berhenti?" Netra cokelatnya menampakkan kilatan berbahaya yang membuat tubuh gadis itu bergetar. "Setelah merusak hubungan perusahaan dengan salah seorang senio

    Last Updated : 2023-01-27
  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 8 Kita Bertemu Lagi, Elea Brown

    "Gadis itu telah menjadi hak milik sang raja entertainment! Jangan biarkan siapa pun menyentuhnya dan bawa dia kemari!" Ucapan sang direktur di telepon membuat Will sedikit mengerutkan keningnya. 'Aku tidak mengerti, apa maksud Direktur?' batinnya, merasa bingung karena tidak sempat mendapatkan penjelasan lengkap lantaran sang direktur langsung memerintahkannya untuk ke kantor bersama Elea. Ketika melihat lampu merah, Will pun menghentikan mobilnya dan menarik rem tangan. Mata pria tersebut terarah pada sosok Elea, memperhatikan penampilan gadis tersebut. Rambut bergelombang milik aktris kelas D itu memiliki warna cokelat kemerahan yang mencolok, sedikit kontras dengan manik hitamnya. Selain itu, wajah mungil dengan bibir merah mudanya terlihat mempesona, sangat menggoda untuk ditindas. 'Tidak heran Eric Tan sangat kesal ketika dia gagal mendapatkan Elea, memang cukup disayangkan,' batin Will. Dia pun menyadari sudut bibir Elea masih mengarah ke bawah—murung. 'Kalau dia masih sepert

    Last Updated : 2023-02-02
  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 9 Kamu Milikku

    *Beberapa saat yang lalu* "Elea Brown, usia 23 tahun, lulusan Akademi Film Capitol peringkat satu. Telah memasuki lingkaran entertainment sejak satu tahun yang lalu." Seorang wanita berambut pirang terlihat tengah menjabarkan informasi perihal latar belakang aktris kelas D itu. Ekspresinya tampak datar, terlatih secara profesional untuk tidak menunjukkan opini. Terduduk di sofa kantornya, seorang pria tampak dengan santai menopang sisi kepalanya dengan satu tangan. Tangan kekarnya yang lain sibuk memegang satu dokumen di depan wajah, menyembunyikan parasnya. "Lulusan peringkat satu akademi terbaik perfilman Capitol, tapi tidak memiliki nama setelah satu tahun dan hanya berada di bawah agensi kecil?" Suara dalam menggoda milik pria tersebut terdengar melontarkan sebuah pertanyaan, mengajukan kecurigaannya. Tangannya menggeser dokumen di depan wajah, memamerkan sepasang manik berwarna hijau yang indah. "Apa alasannya?" Mereka yang lulus dari Akademi Perfilman Capitol adalah orang

    Last Updated : 2023-02-10
  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 10 Kalau Aku Suka, Kamu Bisa Apa?"

    "Kamu ... telah menjadi milikku." Ucapan Lucian membuat kerutan di dahi Elea semakin mendalam. Dia berusaha melepaskan diri. "Lepaskan aku!" serunya, tapi pria itu malah menarik pinggangnya dan memaksanya untuk terduduk ke dalam pangkuannya. Dengan seringai yang terpasang di bibirnya, Lucian mendengus, "Lepas?" Tawa rendah terdengar dari pria itu. "Setelah membeli perusahaan ini, kamu sudah menjadi milikku, Elea," ucapnya dengan netra yang memancarkan dominasi. "Kamu tidak bisa kabur." 'Membeli perusahaan ini?' Elea terkejut. Pria itu memang telah memberitahunya terkait menjadi direktur utama perusahaan ini. Akan tetapi, membeli perusahaan ini? Ada yang aneh. "Kenapa?" Netra hitam Elea memancarkan kebingungan. Namun, mengingat bagaimana pria itu langsung memanggilnya dan memperlakukannya seperti ini di hari pertama dirinya menjadi sang direktur utama, Elea yakin bahwa niatan pria itu menyangkut dirinya. "Apa tujuanmu?! Apa hubungannya denganku?!" Pertanyaan Elea membuat

    Last Updated : 2023-02-10
  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 11 Kamu Begitu Lancang

    "Akan tetapi, aku suka, jadi ... apa yang bisa kamu lakukan?" tanya Lucian dengan angkuh. Tantangan Lucian membuat amarah Elea semakin menggebu-gebu. Bukan hanya pria itu berniat memperkosanya tadi malam, tapi hari ini Lucian juga melecehkan dirinya. Apakah pria itu pikir dia adalah seorang perempuan murahan yang tidak akan melawan?! Semakin lama berdekatan dengan pria itu, Elea merasa kewarasannya semakin buyar. 'Aku tidak akan meluangkan waktu dengan pria gila ini!' Dia pun berbalik, memutuskan harus segera meninggalkan ruangan tersebut. Melihat Elea mengabaikannya dan hanya berbalik untuk pergi, ekspresi Lucian berubah dingin. "Mau ke mana kamu?" tanyanya. "Aku belum mengizinkanmu pergi." Walau tahu nada bicara Lucian berubah menjadi sangat dingin, tapi Elea tidak peduli. Tanpa menoleh ke belakang, gadis itu membalas, "Ke mana saja asal tidak di dekatmu!" Dia mengepalkan tangannya. "Aku tidak sudi bekerja untuk seorang pria hidung belang sepertimu!" serunya sembari menjulur

    Last Updated : 2023-02-10
  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 12 Wanitaku

    "Karena kamu telah dengan begitu lancang menarik perhatianku, Elea Brown." Seringai penuh makna bisa Elea lihat terlukis di wajah Lucian. "Dan, kamu harus membayarnya." Otak Elea berusaha memproses ucapan pria di hadapan. Walau kalimat Lucian terdengar seperti seorang pria yang sedang menggoda seorang wanita, tapi tindakannya membuat insting bertahan hidup gadis tersebut meneriakkan peringatan. 'Pria ini tidak waras!' teriak Elea dalam hati. Elea sangat ingin lari, tapi dia tahu bahwa dengan kemampuan Lucian, pria itu bisa menemukannya kapan saja dan di mana saja. Demikian, lari bukanlah jawaban. Akhirnya, gadis itu berujung berkata, "Kalau kamu melakukan ini karena aku telah menamparmu, maka aku minta maaf. Aku bersedia membayar berapa pun uang yang kamu inginkan." Elea bisa menangkap pelipis Lucian berkedut dan senyumannya menghilang, seakan tidak sepenuhnya senang dengan balasannya itu. "Akan tetapi, jangan libatkan orang lain, terlebih orang-orang di sekitarku. Mereka tid

    Last Updated : 2023-02-14

Latest chapter

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 14 Hubungan Will dengan Segalanya

    'Sial! Sial! Sial!' Berkali-kali Eric memaki di dalam hatinya, merasa begitu dongkol dengan apa yang baru saja terjadi di dalam ruang direktur agensi kecil itu. Dia tidak menyangka akan tiba masa dirinya bersujud di lantai seperti orang rendahan di hadapan seorang aktris kelas D! 'Paling tidak, tidak ada orang lain yang melihat hal itu ....' Eric memasang wajah bengis, terutama saat membayangkan wajah Elea. 'Gadis sialan!' makinya lagi, menjadi semakin sebal ketika mengingat bahwa Elea akan terlibat dalam salah satu proyek filmnya. "... Ric!" Samar-samar, terdengar seseorang memanggil Eric dari belakang, membuat pria tua yang sedang melalui lorong lantai tertinggi gedung tersebut menoleh ke belakang. "Pak Eric!" Eric pun melihat sosok Will tengah berlari ke arahnya dengan wajah penuh tanya. Sungguh kebetulan, Eric memerlukan tempat untuk melampiaskan amarahnya. "Kamu!" geram Eric tepat ketika Will tiba di hadapannya. Dia melayangkan sebuah tamparan ke kepala pria tersebut,

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 13 Apa Kamu Bersedia?

    "Bersujud dan minta maaflah karena telah berusaha menyentuhnya." Ucapan Lucian membuat tubuh Eric bergetar. Dia tidak menyangka bahwa dirinya, seorang produser ternama di Capitol yang dielu-elukan karyanya oleh begitu banyak orang, akan berakhir mendapatkan perintah yang begitu hina seperti ini! 'Bersujud di hadapan gadis tanpa nama seperti ini!? Apa yang Lucian Grey pikirkan?!' geram Eric dalam hati. 'Aku tidak akan sudi!' Bukan hanya Eric, Elea juga terkejut setengah mati mendengar perintah Lucian. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kenapa Lucian meminta produser ternama itu untuk bersujud di hadapan dirinya? Karena dia wanitanya? Sejak kapan Elea memiliki hubungan macam itu dengan Lucian, hah?! Sejak kapan dia bahkan setuju! "Lucian, apa yang sedang kamu lakukan?" desis Elea. Betapa pun besarnya kekuatan Lucian, apakah Eric Tan, pria yang memiliki kedudukan cukup tinggi di dunia entertainment itu, sungguh rela bersujud di hadapan Elea? Kalaupun sekarang dia

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 12 Wanitaku

    "Karena kamu telah dengan begitu lancang menarik perhatianku, Elea Brown." Seringai penuh makna bisa Elea lihat terlukis di wajah Lucian. "Dan, kamu harus membayarnya." Otak Elea berusaha memproses ucapan pria di hadapan. Walau kalimat Lucian terdengar seperti seorang pria yang sedang menggoda seorang wanita, tapi tindakannya membuat insting bertahan hidup gadis tersebut meneriakkan peringatan. 'Pria ini tidak waras!' teriak Elea dalam hati. Elea sangat ingin lari, tapi dia tahu bahwa dengan kemampuan Lucian, pria itu bisa menemukannya kapan saja dan di mana saja. Demikian, lari bukanlah jawaban. Akhirnya, gadis itu berujung berkata, "Kalau kamu melakukan ini karena aku telah menamparmu, maka aku minta maaf. Aku bersedia membayar berapa pun uang yang kamu inginkan." Elea bisa menangkap pelipis Lucian berkedut dan senyumannya menghilang, seakan tidak sepenuhnya senang dengan balasannya itu. "Akan tetapi, jangan libatkan orang lain, terlebih orang-orang di sekitarku. Mereka tid

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 11 Kamu Begitu Lancang

    "Akan tetapi, aku suka, jadi ... apa yang bisa kamu lakukan?" tanya Lucian dengan angkuh. Tantangan Lucian membuat amarah Elea semakin menggebu-gebu. Bukan hanya pria itu berniat memperkosanya tadi malam, tapi hari ini Lucian juga melecehkan dirinya. Apakah pria itu pikir dia adalah seorang perempuan murahan yang tidak akan melawan?! Semakin lama berdekatan dengan pria itu, Elea merasa kewarasannya semakin buyar. 'Aku tidak akan meluangkan waktu dengan pria gila ini!' Dia pun berbalik, memutuskan harus segera meninggalkan ruangan tersebut. Melihat Elea mengabaikannya dan hanya berbalik untuk pergi, ekspresi Lucian berubah dingin. "Mau ke mana kamu?" tanyanya. "Aku belum mengizinkanmu pergi." Walau tahu nada bicara Lucian berubah menjadi sangat dingin, tapi Elea tidak peduli. Tanpa menoleh ke belakang, gadis itu membalas, "Ke mana saja asal tidak di dekatmu!" Dia mengepalkan tangannya. "Aku tidak sudi bekerja untuk seorang pria hidung belang sepertimu!" serunya sembari menjulur

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 10 Kalau Aku Suka, Kamu Bisa Apa?"

    "Kamu ... telah menjadi milikku." Ucapan Lucian membuat kerutan di dahi Elea semakin mendalam. Dia berusaha melepaskan diri. "Lepaskan aku!" serunya, tapi pria itu malah menarik pinggangnya dan memaksanya untuk terduduk ke dalam pangkuannya. Dengan seringai yang terpasang di bibirnya, Lucian mendengus, "Lepas?" Tawa rendah terdengar dari pria itu. "Setelah membeli perusahaan ini, kamu sudah menjadi milikku, Elea," ucapnya dengan netra yang memancarkan dominasi. "Kamu tidak bisa kabur." 'Membeli perusahaan ini?' Elea terkejut. Pria itu memang telah memberitahunya terkait menjadi direktur utama perusahaan ini. Akan tetapi, membeli perusahaan ini? Ada yang aneh. "Kenapa?" Netra hitam Elea memancarkan kebingungan. Namun, mengingat bagaimana pria itu langsung memanggilnya dan memperlakukannya seperti ini di hari pertama dirinya menjadi sang direktur utama, Elea yakin bahwa niatan pria itu menyangkut dirinya. "Apa tujuanmu?! Apa hubungannya denganku?!" Pertanyaan Elea membuat

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 9 Kamu Milikku

    *Beberapa saat yang lalu* "Elea Brown, usia 23 tahun, lulusan Akademi Film Capitol peringkat satu. Telah memasuki lingkaran entertainment sejak satu tahun yang lalu." Seorang wanita berambut pirang terlihat tengah menjabarkan informasi perihal latar belakang aktris kelas D itu. Ekspresinya tampak datar, terlatih secara profesional untuk tidak menunjukkan opini. Terduduk di sofa kantornya, seorang pria tampak dengan santai menopang sisi kepalanya dengan satu tangan. Tangan kekarnya yang lain sibuk memegang satu dokumen di depan wajah, menyembunyikan parasnya. "Lulusan peringkat satu akademi terbaik perfilman Capitol, tapi tidak memiliki nama setelah satu tahun dan hanya berada di bawah agensi kecil?" Suara dalam menggoda milik pria tersebut terdengar melontarkan sebuah pertanyaan, mengajukan kecurigaannya. Tangannya menggeser dokumen di depan wajah, memamerkan sepasang manik berwarna hijau yang indah. "Apa alasannya?" Mereka yang lulus dari Akademi Perfilman Capitol adalah orang

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 8 Kita Bertemu Lagi, Elea Brown

    "Gadis itu telah menjadi hak milik sang raja entertainment! Jangan biarkan siapa pun menyentuhnya dan bawa dia kemari!" Ucapan sang direktur di telepon membuat Will sedikit mengerutkan keningnya. 'Aku tidak mengerti, apa maksud Direktur?' batinnya, merasa bingung karena tidak sempat mendapatkan penjelasan lengkap lantaran sang direktur langsung memerintahkannya untuk ke kantor bersama Elea. Ketika melihat lampu merah, Will pun menghentikan mobilnya dan menarik rem tangan. Mata pria tersebut terarah pada sosok Elea, memperhatikan penampilan gadis tersebut. Rambut bergelombang milik aktris kelas D itu memiliki warna cokelat kemerahan yang mencolok, sedikit kontras dengan manik hitamnya. Selain itu, wajah mungil dengan bibir merah mudanya terlihat mempesona, sangat menggoda untuk ditindas. 'Tidak heran Eric Tan sangat kesal ketika dia gagal mendapatkan Elea, memang cukup disayangkan,' batin Will. Dia pun menyadari sudut bibir Elea masih mengarah ke bawah—murung. 'Kalau dia masih sepert

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 7 Hak Milik

    "Untuk apa aku mempersilakanmu masuk setelah kamu berusaha untuk menjualku kepada sutradara itu?" Mata Elea mulai berkaca-kaca, masih merasa begitu sakit hati dengan apa yang terjadi di malam yang lalu. Tidak pernah dia sangka bahwa orang yang dia suka bisa bersikap begitu kejam. Akan tetapi, dia tidak akan menangis! Tidak layak dia menjatuhkan air mata untuk pria seperti itu! "Menjualmu?" Will memasang wajah terluka kala mendengar ucapan Elea, seakan tak mengerti apa ucapan gadis tersebut. "Elea, aku hanya membantumu untuk terhubung dengan Pak Eric agar–!" "Pergi," ucap Elea dengan tegas. "Aku berhenti menjadi bagian dari agensi kotormu itu!" Elea pun mendorong pintu, ingin menutupnya. Akan tetapi, tangan Will mendadak menampar daun pintu dan menahannya, mengejutkan gadis itu. "Pergi?" Will mengulang ucapan Elea. "Berhenti?" Netra cokelatnya menampakkan kilatan berbahaya yang membuat tubuh gadis itu bergetar. "Setelah merusak hubungan perusahaan dengan salah seorang senio

  • Di Bawah Kuasa Direktur Arogan   Bab 6 Untuk Apa?

    "Mari kita lihat, kamu akan lebih dahulu tenar dengan usahamu atau aku yang terlebih dahulu menguasaimu." Teringat kalimat yang terlontar dari bibir Lucian membuat Elea, yang sekarang telah kembali terbaring di atas tempat tidur apartemen sederhananya, memasang wajah jelek. Gadis tersebut menggigit bibirnya dengan gemas, merasa kesal setiap kali otaknya memunculkan seringai Lucian ketika mengucapkan tantangan tersebut padanya. Emosi yang menggulung pada saat itu membuat Elea bertindak nekat, dia mendorong pria itu menjauh untuk kemudian melayangkan sebuah tamparan keras di wajah raja entertainment itu. "Bermainlah sendiri, dasar orang gila!" Kemudian, dia pun berlari pergi meninggalkan hotel. Mengingat hal tersebut, Elea langsung berteriak frustrasi, "Ahh! Aku yang sudah gila!" Dengan ekspresi panik dan penuh ketidakpercayaan, gadis itu memaki dirinya sendiri, "Bodoh! Bodoh! Apakah kamu sadar yang kamu tampar itu adalah si Raja Entertainment, Lucian Grey?!" Elea mengusap wajahnya

DMCA.com Protection Status