Share

Bab 3

Aвтор: Kulihat Bintang
Nicholas sudah berlari keluar.

Setibanya di depan gerbang sekolah, Nicholas melihat beberapa barisan mobil mewah yang berhenti di depannya. Sebuah mobil Rolls Royce berhenti di tengah. Belasan mobil mengapitnya dari depan dan belakang. Mereka bertanggung jawab untuk membuka jalan sekaligus menjaga mobil itu.

Dua orang pengawal yang berdiri di luar langsung memberikan hormat dan membuka pintu mobil saat melihat kemunculan Nicholas.

Pada saat bersamaan, sebuah mobil BMW sport berbelok di tikungan. Felita duduk di kursi penumpang sambil tersenyum bahagia. Saat hendak berbicara, dia melihat sosok familier yang berdiri di antara barisan mobil mewah. Sosok itu sangat mirip dengan Nicholas.

"Siapa itu?"

"Sayang, ada apa?" tanya Nicholas sambil tersenyum.

Felita sedikit tercengang. "Sepertinya aku melihat Nicholas masuk ke dalam mobil itu."

"Sayang, kamu pasti salah lihat. Apakah kamu tahu berapa harga mobil-mobil itu? Lihat logo yang ada di atas mobil itu! Bahkan mobil mereka yang paling murah sekali pun, setara dengan empat hingga lima mobil kita. Bagaimana mungkin orang miskin seperti Nicholas bisa duduk di mobil semewah itu?" Colin tertawa, lalu menghiburnya, "Yang kamu lihat bukan Nicholas, dia tidak sekaya itu."

"Benar juga." Felita menghela napas.

Colin tersenyum dan menjawab, "Sayang, malam ini aku akan membawamu ke Restoran Lanshire dan sekaligus memperkenalkan beberapa temanku yang kaya raya agar pergaulanmu lebih luas."

Begitu mendengar kata kaya raya, Felita langsung tersenyum dan menyandarkan kepalanya di bahu Colin.

Sementara itu, Nicholas yang berada di dalam mobil Rolls Royce, sedang menatap Paman Yona sambil tersenyum.

Paman Yona adalah seorang pria berusia lima puluh tahun yang sangat hebat berbisnis. Di dalam maupun luar negeri, dia memiliki reputasi yang sangat tinggi, tapi hanya sedikit orang yang tahu bahwa dia adalah penanggung jawab perusahaan Keluarga Winata yang berada di Benua Fortel.

Penanggung jawab Keluarga Winata tidak banyak, hanya berjumlah sekitar enam atau tujuh orang, tapi mereka semua memiliki reputasi yang tinggi. Setiap dari mereka bertanggung jawab untuk mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan benua besar di dunia.

Sejak kecil, Nicholas dan Paman Yona sangat dekat, tapi mereka sudah tidak pernah bertemu selama satu tahun. Begitu bertemu kembali, Nicholas merasa wajah Paman Yona lebih tua daripada yang dibayangkannya.

"Tuan Nicholas ...." Paman Yona tersenyum, lalu menghela napas dan berkata, "Kita sudah satu tahun tidak bertemu, apakah kamu merindukanku?"

"Aku sangat merindukanmu!" Nicholas tersenyum dengan tulus.

Paman Yona membalas senyuman tersebut sambil menatap Nicholas. "Tuan Nicholas, Tuan Besar sudah mengetahui kandasnya hubunganmu dan Felita. Maka dari itu, Tuan Besar memerintahkanku untuk datang menjemputmu. Apa rencanamu setelah ini?"

Nicholas merasa canggung. Saat mengingat insiden bagaimana Felita mencampakkannya, hati Nicholas terasa sakit seperti disayat pisau. "Aku belum ada rencana apa-apa ...."

Paman Yona menganggukkan kepala sambil tersenyum dan berkata, "Dalam hidup ini, kita pasti akan bertemu dengan beberapa orang yang berpikiran pendek dan menjadi batu sandungan. Kamu tidak usah terlalu memedulikannya."

Nicholas tersenyum sambil membuka kulkas kecil yang ada di dalam mobil, lalu menuang segelas anggur merah untuk dirinya sendiri. Anggur merah ini memiliki rasa unik yang diproduksi oleh Negara Lamaria. Keluarga Winata sangat menyukai rasa anggur merah ini. Jadi, mereka menggunakan cara khusus untuk membeli perusahaan tersebut sehingga anggur merah ini hanya diproduksi untuk Keluarga Winata sendiri. Setiap tahun, anggur merah ini hanya diproduksi sebanyak dua ratus botol. Ditambah, anggur merah ini tidak dijual secara komersial dan hanya dapat dinikmati oleh anggota Keluarga Winata.

Harga satu botol anggur merah bisa mencapai ratusan juta, setiap tetesannya adalah kemewahan. Bahkan ponsel baru maupun tas-tas mewah tidak ada nilainya bila dibandingkan dengan anggur merah ini.

Nicholas memainkan gelas anggur yang dipegangnya sambil mengingat ucapan Felita, dia merasa sangat konyol. "Paman Yona, apakah menurutmu uang adalah segalanya?"

"Uang bukan segalanya, tapi segalanya membutuhkan uang," jawab Paman Yona dengan serius.

Nicholas menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti."

"Tuan Nicholas, baguslah kalau kamu sudah mengerti. Gadis itu tidak pantas untukmu, tidak perlu meresahkannya. Tuan Besar sudah mengembalikan semua fasilitas dan identitasmu, ini dompetmu ...." Paman Yona membuka laci dan mengeluarkan dompet Nicholas.

Nicholas menatap dompetnya sambil tersenyum. "Antarkan aku ke Restoran Lanshire, aku mau ke sana. Paman Yona, setelah urusanku selesai, aku akan menemuimu dalam beberapa hari ...."

"Baik, Tuan Nicholas. Oh iya, ada satu hal yang harus aku sampaikan. Setelah kamu membatalkan pernikahan dengan Keluarga Tansil, Samantha datang ke Kota Mano. Sepertinya dia akan pergi ke Universitas Mano dalam beberapa hari ini ...," kata Paman Yona.

Nicholas tercengang, ternyata Samantha datang ke Kota Mano. Setelah tiba di depan Restoran Lanshire, Nicholas mengangguk dan turun dari mobil.

Nicholas tidak pernah menyangka kalau Samantha akan datang ke Kota Mano, tapi sebenarnya dia juga tidak peduli. Lagi pula, dia tidak akrab dengan Samantha.

Nicholas memandang ke arah Restoran Lanshire sambil menghela napas panjang, lalu masuk untuk mereservasi tempat. Setelah itu, dia menelepon Sandy dan pergi sebentar ke bank.

Beberapa saat kemudian, Nicholas keluar dari bank sambil memegang sebuah kartu. Dia merasa lebih tenang daripada sebelumnya.

Seperti yang dikatakan oleh Paman Yona, fasilitas Nicholas telah dikembalikan. Setelah dicampakkan oleh Felita, Keluarga Winata pun mengembalikan jumlah pemakaian uang Nicholas. Di dalam rekening terdapat dua puluh miliar yang cukup untuk digunakannya.

Setibanya di Restoran Lanshire, Nicholas membuka pintu dan langsung mendengar suara keributan dari lantai atas. Sepertinya ada yang sedang bertengkar, suara itu terdengar familier.

Sandy!

Nicholas tertegun sejenak, lalu bergegas naik ke lantai dua. Kebetulan, dia melihat Sandy yang sedang menggulung lengan bajunya sambil membawa empat hingga lima orang teman dan menunjuk kerumunan yang berada di hadapan mereka. "Jelas-jelas kami sudah memesan tempat ini. Atas dasar apa kami harus memberikannya kepadamu?"

"Tempatmu? Kamu menyebutnya tempatmu? Kami yang duluan memesan tempat ini! Memangnya orang miskin seperti kalian sanggup memesan tempat di restoran semahal ini? Cepat, pergi sana!"

Wajah Nicholas terlihat sangat masam. Saat melihat ke arah orang yang berbicara, seketika emosinya pun langsung meluap.

Colin?! Kenapa Nicholas harus selalu bertemu dengan orang yang tidak ingin ditemuinya?

Nicholas melihat Colin membawa tiga hingga empat orang untuk menghadapi Sandy. Tidak hanya itu, Colin juga memeluk Felita yang baru saja mencampakkan Nicholas. Saat ini, Felita tampak menatap Sandy dengan ekspresi jijik.

Nicholas sangat kecewa saat melihat ekspresi Felita yang seperti itu.

"Jangan banyak omong kosong! Hanya karena kamu mengatakan kalau kamu yang memesan tempat ini, lantas kami harus percaya begitu saja?" Felita mencibir.

"Dasar, sekelompok orang payah! Pergi sana! Apakah kalian tidak berkaca dan melihat diri sendiri? Apakah kalian sanggup memesan tempat di restoran seperti ini? Kami sudah memesan tempat ini sejak awal, kalian masih tidak mau pergi juga?" Colin marah dan mendorong Sandy.

Wajah Sandy langsung memucat.

Dengan arogan, Colin membawa teman-temannya dan duduk dengan angkuh.

"Aku sudah memesan tempat ini. Tolong pergi ...." Saat ini, Nicholas sudah tidak tahan, lalu berjalan menghampiri.

Begitu melihat Nicholas, Colin langsung mencibirnya. "Aku kira siapa, ternyata pelayan yang miskin ini? Kamu yang memesan tempat ini? Apakah kamu bisa berhenti omong kosong?"

Semua orang langsung mentertawakan dan mengejeknya.

Related chapter

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 4

    Saat melirik Felita, Nicholas melihat Felita menatapnya dengan jijik. Entah kenapa, tatapan itu justru membuat Nicholas sangat marah. Namun, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memberikannya pelajaran. Jelas-jelas, Nicholas telah memesan tempat ini, kenapa tiba-tiba malah jadi Colin yang memesannya?"Nicholas, kami sudah memberi tahu mereka kalau kamu yang memesan tempat ini, tapi mereka masih saja mau merebutnya. Hari ini aku akan menghajar mereka, lihat saja siapa yang masih berani berbuat semena-mena ...." Tanpa basa-basi, Sandy pun maju dan menyerang.Namun, Nicholas segera mencegatnya dan berkata, "Tanyakan saja kepada pelayan. Aku yakin sudah memesan tempat ini.""Menanyakan kepada pelayan? Apakah dengan memanggil pelayan, lantas tempat ini akan menjadi milikmu?" Colin menatap Nicholas sambil mentertawakannya. "Sana, coba panggil pelayannya!"Nicholas tersenyum dingin dan memanggil pelayan.Pelayan segera datang dan memeriksa daftar pemesanan. Seketika, wajah pelayan menjadi

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 5

    Sesaat mendengar ucapan Nicholas, Felita langsung menoleh dan memelototinya dengan tidak percaya."Nicholas, apa hakmu mengusir semua orang yang makan di sini? Memangnya kamu bisa mengusir orang seenak hati?" teriak Colin yang marah besar.Nicholas tidak memedulikan Colin, melainkan langsung memandang ke arah Pak Johan.Pak Johan langsung mengangguk dan berkata, "Baik, Tuan Nicholas. Dalam 10 menit, kami akan membereskan semuanya dan para pelayan akan melayani Anda secara khusus. Semoga Anda bisa memaafkan kelalaian kami."Felita membuka mulutnya tanpa tahu harus berkata apa. Dia tidak bisa memercayai yang dilihatnya."Aku adalah tuan muda Mondial Jewelry, beraninya kamu mengusirku?" tanya Colin."Tuan, kami benar-benar meminta maaf. Mohon segera tinggalkan restoran ini. Kalau tidak, aku akan segera memanggil polisi," kata Pak Johan dengan dingin."Tunggu sebentar!" Nicholas melambaikan tangan dan berkata dengan dingin, "Oh iya, meja dan kursi ini bekas diduduki oleh mereka. Aku tidak

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 6

    "Benar, kartu itu memang bukan milikku," jawab Nicholas."Menyedihkan, apa hebatnya menggunakan barang orang lain untuk menyombongkan diri? Apakah kamu pikir dengan seperti itu bisa mengubah nasibmu yang miskin?"Nicholas sedih dan sakit hati saat membaca pesan itu. Akhirnya, dia memilih untuk menyimpan ponselnya. Sekarang, dia sudah tidak memedulikan pandangan Felita. Walaupun Felita mengira kalau dia menggunakan kartu orang lain, dia juga tidak peduli.Bagi Nicholas, gadis itu hanyalah mimpi buruknya. Karena sudah terbangun dari mimpi buruk, dia tidak akan memikirkannya lagi.Nicholas menyimpan ponselnya, lalu melihat ke setiap sudut kamar, sebagian besar orang sudah tidur. Nicholas pun membalikkan badan dan juga tidur.Pada pagi hari, ponsel Nicholas kembali bergetar. Dia mengangkat panggilan tersebut, lalu terdengar suara Monica yang mengomelinya."Nicholas, sudah jam berapa sekarang? Apa maksudmu? Aku akan memberikanmu 10 menit. Kalau dalam 10 menit kamu tidak datang, aku akan men

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 7

    Beberapa orang ini bukan datang untuk makan, tetapi untuk mencari masalah.Nicholas mulai mewaspadai mereka, dia berdiri di kejauhan sambil memperhatikan beberapa pemuda itu. Di saat bersamaan, terdengar suara Monica yang memanggilnya. "Nicholas, apa yang kamu lakukan di sana?"Nicholas menoleh dan melihat wajah Monica yang dingin. Kemudian, Monica berbicara dengan ekspresi sinis, "Kenapa kamu memperhatikan pelanggan seperti itu? Masih tidak pergi ke dapur dan melakukan pekerjaanmu? Entah apa yang dipikirkan oleh ayahku sampai mempekerjakan orang bodoh sepertimu.""Nicholas, sini! Bantu aku sebentar." Teriak Charles dari dapur, seperti sedang meredakan kecanggungan yang dirasakan Nicholas.Nicholas meletakkan kain lap, lalu beranjak ke dapur. Di saat bersamaan, terdengar suara "prang" dari luar. Nicholas segera menoleh, dia melihat ketiga mahasiswa itu berdiri sambil menunjuk Monica.Ketiga pemuda itu sangat menyeramkan. Mereka berteriak kepada Monica, "Apa ini? Apakah kamu tidak melih

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 8

    Monica menjawab dengan sungkan, "Dia mengajakku berkencan malam ini ....""Bukannya bagus? Temanmu sangat kaya, bukankah kamu harus merasa beruntung diajak berkencan olehnya? Kenapa menyebutnya sebagai syarat?" kata Sherly sambil tersenyum."Masalah ini selesai dan kamu bisa mendapatkan pacar. Seharusnya kamu senang," kata Sherly melanjutkan.Monica tidak senang mendengarnya, tapi dia tidak membantah.Charles menundukkan wajahnya yang masam. Dia sudah lama membuka restoran di sini, bagaimana mungkin dia tidak mengetahui niat terselubung dari para mahasiswa itu? Di zaman sekarang, mana ada orang sebaik itu? Pria yang mengajak putrinya berkencan pasti memiliki niat yang tidak baik."Paman Charles, aku sudah menelepon temanku. Katanya, ini bukanlah masalah besar. Sebentar lagi ada orang yang akan datang membereskannya." Di saat mereka mengobrol, Nicholas berjalan masuk."Sungguh?" Wajah Charles terlihat senang."Kamu bisa membantu?" Sherly menghinanya. "Kami tidak memerlukan bantuanmu. Mo

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 9

    Nicholas hanya tersenyum dingin saat mendengar ejekan tersebut.Nicholas sudah banyak bertemu dengan orang seperti Malvin. Jadi, dia tidak akan membuat perhitungan dengannya. Kalau bukan karena Charles, Nicholas tidak keberatan untuk memberikannya pelajaran.Sambil berjalan kembali ke kampus, Nicholas berusaha untuk menghibur diri sendiri.Di Restoran Lataza.Saat ini, Malvin sedang menepuk dada sambil berkata, "Tenang saja, aku sudah meminta ayahku untuk menghubungi Pak Rocky yang bertugas di Badan Pengawas Makanan. Ini bukanlah masalah besar.""Aku sangat berterima kasih kepadamu," kata Sherly dan kembali menuangkan segelas teh.Sherly tersenyum manis sambil berkata, "Nak Malvin memang hebat, masalah sebesar ini bisa diselesaikan hanya dengan sebuah perintah."Malvin mulai tersanjung dengan pujian Sherly. "Bibi, semua ini hanyalah masalah kecil. Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku. Aku pasti akan membantumu. Untuk masalah ini, Bibi tidak perlu khawatir, ada aku di sini. Nanti malam,

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 10

    "Aku ...." Charles membuka mulutnya.Yasmine langsung mengerutkan alis, seolah mengerti apa yang telah terjadi. Wajahnya yang ramah langsung berubah menjadi dingin. "Kalau Tuan Nicholas tidak berada di tempat, aku tidak akan ikut campur dalam masalah ini ....""Tadi Nicholas ada di sini, kok! Dia hanya kembali ke kampus untuk mengambil barang. Sebentar lagi dia akan kembali." Monica langsung tersadar, lalu berkata dengan terisak-isak, "Aku akan meneleponnya sekarang juga."Yasmine mengangguk tanpa memedulikan terlalu banyak.Monica buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nicholas.Saat telepon baru tersambung, Nicholas langsung menolak panggilan tersebut.Suara panggilan yang ditolak pun membuat Monica tercengang."Seharusnya dia sudah dalam perjalanan kembali. Aku akan meneleponnya lagi ...," Monica berkata sambil berusaha tersenyum. Dia merasa sangat menyesal, kalau tahu Nicholas mengenal orang sehebat ini, bagaimana mungkin dia mengusir Nicholas?Monica telah menelepon bebera

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 11

    Monica ingin menangis saat mendengar pertanyaan tersebut. Dia langsung segera berkata, "Tidak, hubunganku dan Tuan Nicholas sangat baik. Kami bertemu setiap hari dan ...."Yasmine tersenyum, lalu menyelanya dengan sopan, "Baguslah. Bagaimanapun, masalah ini belum selesai. Meskipun kali ini Pak Rocky mengalah, dia tetap berkuasa. Kalian harus berhati-hati. Tuan Nicholas hanya memintaku untuk mengurus masalah ini. Untuk ke depannya, kalian harus melindungi diri sendiri.""Baik, baik!" Sherly mengangguk sambil sesekali melihat ke luar. Dia sangat cemas, kenapa Nicholas belum datang juga?Apakah Nicholas tidak jadi datang? Kalau dia tidak datang, bukankah Bu Yasmine akan pergi dan menelantarkan mereka?Tidak hanya Sherly, Monica juga merasakan kekhawatiran yang sama. Di antara mereka, hanya Charles yang tampak tenang. Dia tahu, Nicholas pasti akan menepati janjinya.Sepuluh menit telah berlalu. Akhirnya Nicholas datang juga."Dia datang!" teriak Sherly sambil menunjuk ke kejauhan. Untuk pe

Latest chapter

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 606

    "Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 605

    "Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 604

    "Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 603

    Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 602

    Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 601

    "Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 600

    Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 599

    "Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 598

    Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status