Share

Bab 4

Penulis: Kulihat Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Saat melirik Felita, Nicholas melihat Felita menatapnya dengan jijik. Entah kenapa, tatapan itu justru membuat Nicholas sangat marah. Namun, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memberikannya pelajaran. Jelas-jelas, Nicholas telah memesan tempat ini, kenapa tiba-tiba malah jadi Colin yang memesannya?

"Nicholas, kami sudah memberi tahu mereka kalau kamu yang memesan tempat ini, tapi mereka masih saja mau merebutnya. Hari ini aku akan menghajar mereka, lihat saja siapa yang masih berani berbuat semena-mena ...." Tanpa basa-basi, Sandy pun maju dan menyerang.

Namun, Nicholas segera mencegatnya dan berkata, "Tanyakan saja kepada pelayan. Aku yakin sudah memesan tempat ini."

"Menanyakan kepada pelayan? Apakah dengan memanggil pelayan, lantas tempat ini akan menjadi milikmu?" Colin menatap Nicholas sambil mentertawakannya. "Sana, coba panggil pelayannya!"

Nicholas tersenyum dingin dan memanggil pelayan.

Pelayan segera datang dan memeriksa daftar pemesanan. Seketika, wajah pelayan menjadi sungkan, lalu berkata, "Maaf, berdasarkan informasi di catatan, tempat ini telah dipesan oleh Tuan Nicholas Winata."

"Bagaimana mungkin dia mampu memesan tempat di restoran semahal ini? Bagaimana dengan kami? Di mana tempat yang kami pesan?" Felita tercengang mendengar jawaban pelayan.

"Jangan-jangan kalian salah mencatat nama? Dia hanyalah orang miskin yang tidak punya uang!" Felita melanjutkan hinaannya.

"Tidak, kami tidak salah mencatat nama. Benar, yang memesan memang atas nama Tuan Nicholas," jawab pelayan dengan suara kecil.

"Tidak mungkin, yang kami pesan adalah meja enam!" kata Colin.

"Benar, tapi meja nomor enam yang kalian pesan berada di lantai satu, sedangkan yang ini adalah ruangan VIP nomor enam. Sebagai tambahan informasi, meja yang kalian pesan adalah meja biasa yang berada di lantai satu." Pelayan menjelaskan dengan sedikit ketakutan.

Colin tertegun, wajahnya pun berubah menjadi masam. Setelah diingat-ingat, sepertinya dia memang hanya memesan meja biasa.

"Bagaimana? Kalian turun saja, jangan mempermalukan diri sendiri. Hahaha ...." Sandy langsung tertawa terbahak-bahak setelah mendengar penjelasan pelayan.

"Kok bisa? Kenapa Kak Colin memesan meja biasa? Aku tidak mau makan di meja biasa, aku mau makan di meja ini. Tempat ini lebih nyaman daripada di bawah." Felita marah, lalu mendorong Colin dan ingin berjalan masuk ke dalam ruangan.

Colin menggertakkan giginya dengan sedikit marah. Dia baru berhasil mendapatkan Felita, dia tidak boleh membiarkan Nicholas mempermalukannya seperti ini.

Colin berpikir sejenak, lalu mengeluarkan sebuah kartu hitam dan berkata kepada pelayan, "Panggil manajermu! Aku tidak peduli dengan yang lainnya, beri tahu dia kalau aku ingin duduk di sini."

Sesaat melihat kartu hitam, wajah pelayan langsung berubah. Pelayan melirik Nicholas dengan ekspresi meminta maaf, lalu berbalik dan memanggil manajernya.

"Ada apa ini?" Wajah Sandy tampak cemas.

"Tenang saja, malam ini kita akan makan di sini! Walaupun Raja Langit turun, tidak ada yang bisa mengusir kita!" Nicholas tersenyum misterius.

"Makan di sini? Nicholas, aku tahu seberapa banyak uang yang kamu miliki, tidak perlu berpura-pura kaya. Dengan gajimu sebagai pelayan, memangnya kamu mampu makan di restoran ini?" tanya Felita sambil menunjukkan ekspresi menghina.

"Sebagian orang memang tidak tahu malu dan suka berpura-pura. Tapi tenang saja, sebentar lagi dia akan ditendang dari tempat ini." Colin tersenyum dingin.

Nicholas tidak menjawab, tapi semakin lama, raut wajahnya terlihat semakin dingin. Beberapa saat kemudian, Pak Johan selaku manajer Restoran Lanshire pun keluar. Pak Johan terlihat berusia sekitar 30 tahunan, dia mengenakan setelan jas dan tampak berwibawa.

Sebelum menemui mereka, Pak Johan telah mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pak Johan melirik kartu hitam milik Colin, lalu menoleh ke arah Nicholas dan berkata, "Pak Nicholas, maaf, malam ini kami tidak bisa melayani Anda. Silakan meninggalkan ...."

Di sisi lain, Felita cemberut sambil berkata dengan ekspresi menghina, "Aku sudah bilang sejak awal, kamu tidak cocok datang ke tempat seperti ini. Sekarang kamu sudah mengerti, 'kan?"

Colin tertawa terbahak-bahak dan menimpali, "Kenapa? Masih tidak mau pergi?"

Sandy mengepalkan tangan sambil menggertakkan gigi, dia masih merasa tidak adil.

"Tuan, silakan pergi!" kata Pak Johan sambil mengerutkan alis.

Sembari tersenyum sinis, Nicholas menatap Pak Johan, lalu perlahan-lahan mengeluarkan sebuah kartu berwarna ungu dan meletakkannya di atas meja. "Apakah kamu yakin ingin mengusirku?"

Raut wajah Pak Johan langsung berubah setelah melihat kartu ungu yang dikeluarkan oleh Nicholas. Pak Johan hanya terbelalak tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Maaf, maafkan kelancanganku." Sikap Pak Johan langsung berubah 180 derajat. Dia membungkuk dan terus meminta maaf kepada Nicholas, "Tuan Nicholas, maafkan aku. Maaf, aku tidak mengenali Anda. Aku benar-benar minta maaf. Tuan Nicholas, silakan duduk. Aku akan mengusir siapa pun yang mengganggu Anda."

Colin dan Felita terkejut melihat perubahan sikap Pak Johan. Mereka tidak mengerti, beberapa waktu yang lalu, Pak Johan bahkan menegur Nicholas dan teman-temannya. Namun, kenapa sekarang tiba-tiba berubah dan sampai meminta maaf berulang kali?

Tidak hanya kepada Nicholas, sikap Pak Johan kepada Colin juga berubah 180 derajat, dari yang tadinya ramah, sekarang malah menjadi galak.

Pak Johan menoleh, lalu menatap Colin dan teman-temannya. "Maaf, silakan turun ke lantai satu."

Colin tercengang, lalu segera bereaksi dan marah, "Apa katamu? Kamu ingin mengusirku ke lantai satu? Apakah kamu sudah gila? Kamu tidak mengenaliku? Aku adalah tuan muda Mondial Jewelry. Apakah kamu tidak tahu berapa banyak uang yang perusahaan keluargaku habiskan untuk Restoran Lanshire? Apakah kamu tahu berapa banyak uang yang ada di dalam kartu keanggotaan ini? Ada puluhan juta, mengerti? Enak saja ingin mengusirku seenaknya. Apakah kamu mau dipecat?"

"Benar ...." Wajah Felita terlihat dingin. Dia melirik Nicholas, lalu berkata kepada Pak Johan, "Kamu mengusir kami hanya karena sebuah kartu tidak berguna yang dikeluarkannya? Apa haknya mengusir kami? Dia bukan siapa-siapa, dia hanyalah seorang mahasiswa miskin yang bekerja sebagai pelayan."

Nicholas menatap pasangan yang tidak tahu malu ini sambil tersenyum menyindir.

Wajah Pak Johan menjadi masam, lalu berkata, "Maaf, kartu yang tidak berguna? Sepertinya kalian tidak mengetahui kartu apa ini. Kartu ini hanya dapat diberikan oleh kantor pusat Restoran Lanshire kepada orang yang setidaknya selama setahun telah menghabiskan miliaran untuk makan di restoran ini dan memenuhi syarat untuk menjadi pelanggan VIP. Setiap melihat kartu ini, 900 cabang Restoran Lanshire yang tersebar di seluruh dunia akan memberikan pelayan yang terbaik kepada pemilik kartu keanggotaan VIP. Jadi, berdasarkan aturan restoran, kami harus memberikan pelayanan terbaik kepada pemilik kartu ...."

"Miliaran? Tidak mungkin! Dari mana dia mempunyai uang sebanyak itu?" Ekspresi Felita berubah dan wajahnya terlihat pucat.

"Kamu sudah gila, ya? Coba kamu perhatikan, bagaimana mungkin dia sanggup menghabiskan miliaran untuk makan di restoran seperti ini?" Colin benar-benar sangat marah.

Nicholas sangat jijik melihat kedua orang ini. Colin dan Felita merasa bahwa mereka adalah orang yang paling hebat, tetapi lupa bahwa di atas langit masih ada langit.

"Maaf, silakan turun!" kata Pak Johan.

"Aku tidak mau turun, aku mau makan di sini. Pokoknya, tempat ini milikku! Aku sudah berencana untuk foto-foto dan mengunggahnya di instagram. Aku tidak mau turun ke lantai satu dan makan dengan sekumpulan orang-orang miskin ...," kata Felita sambil mendorong Pak Johan.

Melihat Felita yang tidak mau pergi, Pak Johan pun melirik ke arah Nicholas. Sikap Felita yang seperti ini justru membuat Nicholas semakin merendahkannya.

"Aku tidak mau pergi. Aku mau lihat, siapa yang bisa mengusirku pergi?!" kata Felita dengan marah.

Nicholas mulai merasa muak. "Apakah seperti ini cara Restoran Lanshire melayani tamu? Sepertinya perintahku sama sekali tidak digubris. Aku akan memberikanmu dua menit untuk mengusir orang-orang ini ...."

Pak Johan segera menganggukkan kepalanya, lalu menatap Felita dan berbicara dengan dingin, "Nona, kalau Anda tidak segera meninggalkan tempat ini, aku akan memanggil polisi dan melaporkanmu atas tuduhan mengganggu ketertiban umum. Tidak hanya itu, aku juga akan memberi tahu masalah ini kepada kampusmu. Sampai itu terjadi, yang akan rugi adalah dirimu sendiri ...."

Penjelasan Pak Johan membuat Felita ketakutan. Dia menggigit bibir sambil memelototi Nicholas dengan kesal.

Nicholas hanya tersenyum datar dan berkata, "Usir semuanya ...."

Felita langsung berdiri dan beranjak turun. "Baik, aku akan turun! Lagi pula, kami sudah terbiasa menyantap makanan mahal, berbeda dengan orang miskin sepertimu. Orang miskin seperti kalian pasti hanya mampu membeli segelas air putih di restoran semahal ini."

Nicholas menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil. "Turun? Sepertinya kamu salah dengar. Aku bilang, usir semua! Usir semua orang yang berada di dalam Restoran Lanshire. Aku mau makan sendiri."

Bab terkait

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 5

    Sesaat mendengar ucapan Nicholas, Felita langsung menoleh dan memelototinya dengan tidak percaya."Nicholas, apa hakmu mengusir semua orang yang makan di sini? Memangnya kamu bisa mengusir orang seenak hati?" teriak Colin yang marah besar.Nicholas tidak memedulikan Colin, melainkan langsung memandang ke arah Pak Johan.Pak Johan langsung mengangguk dan berkata, "Baik, Tuan Nicholas. Dalam 10 menit, kami akan membereskan semuanya dan para pelayan akan melayani Anda secara khusus. Semoga Anda bisa memaafkan kelalaian kami."Felita membuka mulutnya tanpa tahu harus berkata apa. Dia tidak bisa memercayai yang dilihatnya."Aku adalah tuan muda Mondial Jewelry, beraninya kamu mengusirku?" tanya Colin."Tuan, kami benar-benar meminta maaf. Mohon segera tinggalkan restoran ini. Kalau tidak, aku akan segera memanggil polisi," kata Pak Johan dengan dingin."Tunggu sebentar!" Nicholas melambaikan tangan dan berkata dengan dingin, "Oh iya, meja dan kursi ini bekas diduduki oleh mereka. Aku tidak

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 6

    "Benar, kartu itu memang bukan milikku," jawab Nicholas."Menyedihkan, apa hebatnya menggunakan barang orang lain untuk menyombongkan diri? Apakah kamu pikir dengan seperti itu bisa mengubah nasibmu yang miskin?"Nicholas sedih dan sakit hati saat membaca pesan itu. Akhirnya, dia memilih untuk menyimpan ponselnya. Sekarang, dia sudah tidak memedulikan pandangan Felita. Walaupun Felita mengira kalau dia menggunakan kartu orang lain, dia juga tidak peduli.Bagi Nicholas, gadis itu hanyalah mimpi buruknya. Karena sudah terbangun dari mimpi buruk, dia tidak akan memikirkannya lagi.Nicholas menyimpan ponselnya, lalu melihat ke setiap sudut kamar, sebagian besar orang sudah tidur. Nicholas pun membalikkan badan dan juga tidur.Pada pagi hari, ponsel Nicholas kembali bergetar. Dia mengangkat panggilan tersebut, lalu terdengar suara Monica yang mengomelinya."Nicholas, sudah jam berapa sekarang? Apa maksudmu? Aku akan memberikanmu 10 menit. Kalau dalam 10 menit kamu tidak datang, aku akan men

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 7

    Beberapa orang ini bukan datang untuk makan, tetapi untuk mencari masalah.Nicholas mulai mewaspadai mereka, dia berdiri di kejauhan sambil memperhatikan beberapa pemuda itu. Di saat bersamaan, terdengar suara Monica yang memanggilnya. "Nicholas, apa yang kamu lakukan di sana?"Nicholas menoleh dan melihat wajah Monica yang dingin. Kemudian, Monica berbicara dengan ekspresi sinis, "Kenapa kamu memperhatikan pelanggan seperti itu? Masih tidak pergi ke dapur dan melakukan pekerjaanmu? Entah apa yang dipikirkan oleh ayahku sampai mempekerjakan orang bodoh sepertimu.""Nicholas, sini! Bantu aku sebentar." Teriak Charles dari dapur, seperti sedang meredakan kecanggungan yang dirasakan Nicholas.Nicholas meletakkan kain lap, lalu beranjak ke dapur. Di saat bersamaan, terdengar suara "prang" dari luar. Nicholas segera menoleh, dia melihat ketiga mahasiswa itu berdiri sambil menunjuk Monica.Ketiga pemuda itu sangat menyeramkan. Mereka berteriak kepada Monica, "Apa ini? Apakah kamu tidak melih

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 8

    Monica menjawab dengan sungkan, "Dia mengajakku berkencan malam ini ....""Bukannya bagus? Temanmu sangat kaya, bukankah kamu harus merasa beruntung diajak berkencan olehnya? Kenapa menyebutnya sebagai syarat?" kata Sherly sambil tersenyum."Masalah ini selesai dan kamu bisa mendapatkan pacar. Seharusnya kamu senang," kata Sherly melanjutkan.Monica tidak senang mendengarnya, tapi dia tidak membantah.Charles menundukkan wajahnya yang masam. Dia sudah lama membuka restoran di sini, bagaimana mungkin dia tidak mengetahui niat terselubung dari para mahasiswa itu? Di zaman sekarang, mana ada orang sebaik itu? Pria yang mengajak putrinya berkencan pasti memiliki niat yang tidak baik."Paman Charles, aku sudah menelepon temanku. Katanya, ini bukanlah masalah besar. Sebentar lagi ada orang yang akan datang membereskannya." Di saat mereka mengobrol, Nicholas berjalan masuk."Sungguh?" Wajah Charles terlihat senang."Kamu bisa membantu?" Sherly menghinanya. "Kami tidak memerlukan bantuanmu. Mo

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 9

    Nicholas hanya tersenyum dingin saat mendengar ejekan tersebut.Nicholas sudah banyak bertemu dengan orang seperti Malvin. Jadi, dia tidak akan membuat perhitungan dengannya. Kalau bukan karena Charles, Nicholas tidak keberatan untuk memberikannya pelajaran.Sambil berjalan kembali ke kampus, Nicholas berusaha untuk menghibur diri sendiri.Di Restoran Lataza.Saat ini, Malvin sedang menepuk dada sambil berkata, "Tenang saja, aku sudah meminta ayahku untuk menghubungi Pak Rocky yang bertugas di Badan Pengawas Makanan. Ini bukanlah masalah besar.""Aku sangat berterima kasih kepadamu," kata Sherly dan kembali menuangkan segelas teh.Sherly tersenyum manis sambil berkata, "Nak Malvin memang hebat, masalah sebesar ini bisa diselesaikan hanya dengan sebuah perintah."Malvin mulai tersanjung dengan pujian Sherly. "Bibi, semua ini hanyalah masalah kecil. Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku. Aku pasti akan membantumu. Untuk masalah ini, Bibi tidak perlu khawatir, ada aku di sini. Nanti malam,

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 10

    "Aku ...." Charles membuka mulutnya.Yasmine langsung mengerutkan alis, seolah mengerti apa yang telah terjadi. Wajahnya yang ramah langsung berubah menjadi dingin. "Kalau Tuan Nicholas tidak berada di tempat, aku tidak akan ikut campur dalam masalah ini ....""Tadi Nicholas ada di sini, kok! Dia hanya kembali ke kampus untuk mengambil barang. Sebentar lagi dia akan kembali." Monica langsung tersadar, lalu berkata dengan terisak-isak, "Aku akan meneleponnya sekarang juga."Yasmine mengangguk tanpa memedulikan terlalu banyak.Monica buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nicholas.Saat telepon baru tersambung, Nicholas langsung menolak panggilan tersebut.Suara panggilan yang ditolak pun membuat Monica tercengang."Seharusnya dia sudah dalam perjalanan kembali. Aku akan meneleponnya lagi ...," Monica berkata sambil berusaha tersenyum. Dia merasa sangat menyesal, kalau tahu Nicholas mengenal orang sehebat ini, bagaimana mungkin dia mengusir Nicholas?Monica telah menelepon bebera

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 11

    Monica ingin menangis saat mendengar pertanyaan tersebut. Dia langsung segera berkata, "Tidak, hubunganku dan Tuan Nicholas sangat baik. Kami bertemu setiap hari dan ...."Yasmine tersenyum, lalu menyelanya dengan sopan, "Baguslah. Bagaimanapun, masalah ini belum selesai. Meskipun kali ini Pak Rocky mengalah, dia tetap berkuasa. Kalian harus berhati-hati. Tuan Nicholas hanya memintaku untuk mengurus masalah ini. Untuk ke depannya, kalian harus melindungi diri sendiri.""Baik, baik!" Sherly mengangguk sambil sesekali melihat ke luar. Dia sangat cemas, kenapa Nicholas belum datang juga?Apakah Nicholas tidak jadi datang? Kalau dia tidak datang, bukankah Bu Yasmine akan pergi dan menelantarkan mereka?Tidak hanya Sherly, Monica juga merasakan kekhawatiran yang sama. Di antara mereka, hanya Charles yang tampak tenang. Dia tahu, Nicholas pasti akan menepati janjinya.Sepuluh menit telah berlalu. Akhirnya Nicholas datang juga."Dia datang!" teriak Sherly sambil menunjuk ke kejauhan. Untuk pe

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 12

    "Kamu ...." Wajah Malvin langsung memerah.Nicholas tersenyum dingin, lalu melanjutkan, "Sebelum aku pergi tadi, bukannya kamu berlagak sok hebat? Di mana kemampuanmu sekarang?"Malvin sangat tersinggung mendengar ucapan Nicholas. Dia marah sampai seluruh tubuhnya berkeringatan. "Memangnya kamu lebih hebat daripada aku? Kamu hanya beruntung karena menemukan dompet yang hilang dan berhasil mendekati orang kaya. Tanpa semua itu, apakah wanita ini akan menghormatimu? Apakah kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai tuan muda? Tidak tahu malu!"Nicholas tercengang mendengar ucapannya. "Benar, yang kamu katakan benar."Nicholas hanya tersenyum, dia malas untuk menjelaskannya.Awalnya Yasmine kesal mendengar ucapan Malvin, tapi akhirnya dia pun mengerti. Dia juga tersenyum tanpa menjelaskan lebih lanjut."Ayo, pergi!" Nicholas pergi dan mengabaikan Malvin.Setibanya di luar, sebuah mobil BMW melaju dan berhenti di depan Nicholas.Begitu pintu mobil dibuka, terlihat Colin yang beranjak kelua

Bab terbaru

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 606

    "Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 605

    "Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 604

    "Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 603

    Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 602

    Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 601

    "Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 600

    Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 599

    "Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 598

    Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,

DMCA.com Protection Status