Share

Bab 9

Author: Kulihat Bintang
Nicholas hanya tersenyum dingin saat mendengar ejekan tersebut.

Nicholas sudah banyak bertemu dengan orang seperti Malvin. Jadi, dia tidak akan membuat perhitungan dengannya. Kalau bukan karena Charles, Nicholas tidak keberatan untuk memberikannya pelajaran.

Sambil berjalan kembali ke kampus, Nicholas berusaha untuk menghibur diri sendiri.

Di Restoran Lataza.

Saat ini, Malvin sedang menepuk dada sambil berkata, "Tenang saja, aku sudah meminta ayahku untuk menghubungi Pak Rocky yang bertugas di Badan Pengawas Makanan. Ini bukanlah masalah besar."

"Aku sangat berterima kasih kepadamu," kata Sherly dan kembali menuangkan segelas teh.

Sherly tersenyum manis sambil berkata, "Nak Malvin memang hebat, masalah sebesar ini bisa diselesaikan hanya dengan sebuah perintah."

Malvin mulai tersanjung dengan pujian Sherly. "Bibi, semua ini hanyalah masalah kecil. Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku. Aku pasti akan membantumu. Untuk masalah ini, Bibi tidak perlu khawatir, ada aku di sini. Nanti malam, aku akan menghadapi orang-orang itu."

Sherly sangat bahagia mendengarnya. Monica yang berada di samping juga merasa sangat tersentuh.

Bukankah putrinya memang harus mencari seorang pria yang bisa diandalkan seperti ini? Meskipun Malvin sangat gendut, memangnya kenapa? Yang penting dia kaya!

Sebenarnya, Charles tidak menyukai Malvin, tapi ada daya? Dia membutuhkan pertolongannya.

Malvin terus memuji-muji diri sendiri dan menepuk-nepuk dadanya, sedangkan Monica dan Sherly tersanjung hingga hampir berlutut menyembahnya.

Pada sore hari, ketiga pemuda yang dipimpin Ryan pun kembali.

Begitu masuk, mereka langsung menatap Monica dengan tatapan genit. "Apakah kalian sudah menyiapkan uangnya?"

Ryan menyengir, lalu duduk di depan Monica.

Monica ketakutan dan bergegas mundur ke belakang.

"Ada apa ini? Sepertinya kalian belum menyiapkan uangnya? Baiklah, kalau begitu jangan salahkan kami. Kami akan menelepon Badan Pengawas Makanan sekarang juga." Ryan mengangkat kedua alisnya.

Namun, tiba-tiba Ryan mengernyit dan berkata, "Eh, bagaimana kalau pinjamkan putrimu kepada kami? Biarkan kami bersenang-senang dengannya malam ini. Setelah itu, aku akan menganggap semuanya impas."

"Jangan banyak omong kosong. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi." Malvin harus keluar untuk melindungi Monica.

Ryan bersandar di kursi sambil menoleh ke arah Malvin. "Oh, mau menjadi pahlawan kesiangan? Sebelum menjadi pahlawan kesiangan, apakah kamu tidak berkaca dulu?"

Begitu selesai bicara, Ryan mengeluarkan sebuah pisau lipat dan menancapkannya ke atas meja.

Tubuh Malvin langsung bergetar ketakutan dan wajahnya memucat. "Apa yang ingin kamu lakukan? Mau main tangan? Sekarang, semua diatur oleh hukum. Aku beri tahu, aku sudah menghubungi kepala Badan Pengawas Makanan sejak awal. Kalian jangan berharap bisa menang!"

"Hehe ...." Ryan berdiri dengan terhuyung-huyung. "Bocah, apakah kamu sadar dengan yang kamu katakan barusan? Kamu menelepon Badan Pengawas Makanan? Apakah kamu tahu siapa aku? Pak Rocky adalah kakak iparku. Apa katamu tadi? Kamu sedang bercanda, ya?"

Malvin langsung tercengang. "Kakak iparmu? Tidak mungkin, jangan asal bicara!"

Monica dan Sherly juga memucat, mereka benar-benar tidak menyangka.

"Ayahku adalah pemilik Hotel Lokawe. Tadi, dia sudah bernegosiasi dengan Pak Rocky ...." Malvin panik dan segera menjelaskan.

"Bernegosiasi dengan Pak Rocky? Hari ini Pak Rocky rapat seharian, tadi baru saja dijemput dan sudah pergi. Apa maksudmu bernegosiasi? Kamu sedang bercanda, ya?" Ryan tertawa terbahak-bahak.

"Tidak mungkin!" Malvin marah, dia segera mengeluarkan ponsel dan menelepon ayahnya.

"Nak, aku belum bisa menghubungi Pak Rocky. Kalau masalahmu bukan masalah penting, tunggu besok saja. Aku masih sibuk ...." Setelah diangkat, terdengar suara Barata yang berada di ujung telepon.

Malvin merasa sedikit frustasi. "Kenapa bisa seperti ini? Hubungi sekarang juga!"

"Pak Rocky sedang tidak berada di tempat, dia juga tidak mengangkat telepon. Bagaimana aku mencarinya? Kita memang keluarga terpandang, tapi di hadapan Pak Rocky, dia berhak mengacuhkan kita. Tunggu besok saja." Barata juga marah dan langsung menutup teleponnya.

"Bocah, kenapa tidak bicara?" Ryan mengamati Malvin sambil mengejeknya.

Wajah Malvin memerah, dia merasa sangat malu. Semua hal yang dijanjikan tadi, tidak ada satu pun yang berhasil dipenuhinya.

"Aku akan memberikan dua pilihan, berikan aku uang atau kami akan membawa putrimu. Kalian pilih sendiri." Ryan kembali duduk sambil melipat kedua tangannya dan memandang ke arah Monica.

Sherly dan Monica sangat ketakutan, mereka terus melangkah mundur.

"Masih ada Nicholas. Tadi Nicholas sudah mencari orang untuk membantu kita ...." Tiba-tiba, Charles teringat dengan Nicholas.

"Pa, kenapa masih membahasnya di saat seperti ini? Apa yang bisa dilakukannya?" Monica menangis sambil berteriak kepada Charles.

"Aku mau cerai! Aku tidak bisa hidup bersamamu lagi!" kata Sherly.

Charles menggertakkan gigi dan maju. "Aku mengenal seseorang yang bernama Nicholas. Dia ...."

"Pa, dia bisa apa?" Monica merasa sangat malu, dia pun bergegas menarik Charles.

Ryan tersenyum dingin dan berkata, "Nicholas? Siapa lagi b*jingan itu?"

Charles tidak bisa berkata-kata dan memucat saat mendengar makian yang dilontarkan oleh Ryan.

"Lihat, aku sudah memperingatkanmu, Nicholas itu bukan siapa-apa. Untuk apa mengungkit namanya?" Monica berteriak kepada Charles.

"Siapa di antara kalian yang mengenal Nicholas?" Di saat bersamaan, sebuah suara yang jernih terdengar dari depan pintu.

Semua orang yang berada di dalam Restoran Lataza pun menoleh, mereka melihat seorang wanita berpakaian rapi yang berdiri di depan sana. Wanita ini memiliki wajah yang cantik dan rambut panjang yang sedikit bergelombang. Kacamata yang dikenakan membuatnya memancarkan aura seorang wanita yang cerdas.

Semua orang terpesona dengan kecantikan wanita ini. Kenapa bisa ada seorang wanita cantik yang muncul di restoran ini?

Monica sama sekali tidak sebanding dengan wanita ini. Wanita ini tampak lebih elegan dan berwibawa.

"A ... aku mengenal Nicholas," Charles bergegas menjawab.

"Perkenalkan, aku adalah Yasmine, aku diutus oleh Kantor Pengacara Prima. Kami dipercayakan oleh Tuan Nicholas untuk datang menangani kasus yang terjadi di sini," kata Yasmine sambil tersenyum. "Ini adalah kartu namaku. Sebelumnya aku sudah berkomunikasi dengan Pak Rocky selaku kepala Badan Pengawas Makanan. Sekarang Beliau berada di dalam mobilku. Masalah ini bukanlah kasus yang besar untukku, tapi kalau Tuan Nicholas berada di sini, aku ingin menemuinya sebentar. Mohon pengertiannya."

Setelah selesai bicara, Yasmine membungkuk sambil tersenyum ramah. Sikapnya sangat rendah hati.

Dalam sekejap Charles langsung tertegun, wajahnya memerah dan tidak bisa berkata-kata.

Tidak hanya itu, wajah Malvin juga berubah menjadi masam. Apa kata wanita ini? Pak Rocky berada di dalam mobilnya? Apa maksudnya? Pak Rocky tidak menjawab panggilan Barata, tetapi malah bersama wanita ini?

Ryan langsung ketakutan, dia tidak menyangka kalau kakak iparnya berada di dalam mobil wanita ini dan sedang menunggu di depan. Bagaimana kalau kakak iparnya masuk? Ryan tidak akan bisa kabur.

Ryan sudah sering melakukan hal seperti ini. Tentu saja Rocky mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kalau sampai tertangkap, Rocky pasti akan memarahinya habis-habisan.

"Aku ingin bertemu dengan Tuan Nicholas." Melihat semua orang yang tercengang, Yasmine kembali berbicara dan membungkukkan badan dengan sopan.

Charles membuka mulutnya yang terasa berat untuk mengeluarkan kata-kata.

Sejak tadi, Sherly dan Monica sudah terkejut saat melihat wanita yang bersikap rendah hati ini. Dia bersikap begitu sopan hanya demi bertemu dengan Nicholas?

Siapa sebenarnya Nicholas?

Terlepas dari siapa pun Nicholas, Monica sudah mengusirnya hari ini.

Related chapters

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 10

    "Aku ...." Charles membuka mulutnya.Yasmine langsung mengerutkan alis, seolah mengerti apa yang telah terjadi. Wajahnya yang ramah langsung berubah menjadi dingin. "Kalau Tuan Nicholas tidak berada di tempat, aku tidak akan ikut campur dalam masalah ini ....""Tadi Nicholas ada di sini, kok! Dia hanya kembali ke kampus untuk mengambil barang. Sebentar lagi dia akan kembali." Monica langsung tersadar, lalu berkata dengan terisak-isak, "Aku akan meneleponnya sekarang juga."Yasmine mengangguk tanpa memedulikan terlalu banyak.Monica buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nicholas.Saat telepon baru tersambung, Nicholas langsung menolak panggilan tersebut.Suara panggilan yang ditolak pun membuat Monica tercengang."Seharusnya dia sudah dalam perjalanan kembali. Aku akan meneleponnya lagi ...," Monica berkata sambil berusaha tersenyum. Dia merasa sangat menyesal, kalau tahu Nicholas mengenal orang sehebat ini, bagaimana mungkin dia mengusir Nicholas?Monica telah menelepon bebera

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 11

    Monica ingin menangis saat mendengar pertanyaan tersebut. Dia langsung segera berkata, "Tidak, hubunganku dan Tuan Nicholas sangat baik. Kami bertemu setiap hari dan ...."Yasmine tersenyum, lalu menyelanya dengan sopan, "Baguslah. Bagaimanapun, masalah ini belum selesai. Meskipun kali ini Pak Rocky mengalah, dia tetap berkuasa. Kalian harus berhati-hati. Tuan Nicholas hanya memintaku untuk mengurus masalah ini. Untuk ke depannya, kalian harus melindungi diri sendiri.""Baik, baik!" Sherly mengangguk sambil sesekali melihat ke luar. Dia sangat cemas, kenapa Nicholas belum datang juga?Apakah Nicholas tidak jadi datang? Kalau dia tidak datang, bukankah Bu Yasmine akan pergi dan menelantarkan mereka?Tidak hanya Sherly, Monica juga merasakan kekhawatiran yang sama. Di antara mereka, hanya Charles yang tampak tenang. Dia tahu, Nicholas pasti akan menepati janjinya.Sepuluh menit telah berlalu. Akhirnya Nicholas datang juga."Dia datang!" teriak Sherly sambil menunjuk ke kejauhan. Untuk pe

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 12

    "Kamu ...." Wajah Malvin langsung memerah.Nicholas tersenyum dingin, lalu melanjutkan, "Sebelum aku pergi tadi, bukannya kamu berlagak sok hebat? Di mana kemampuanmu sekarang?"Malvin sangat tersinggung mendengar ucapan Nicholas. Dia marah sampai seluruh tubuhnya berkeringatan. "Memangnya kamu lebih hebat daripada aku? Kamu hanya beruntung karena menemukan dompet yang hilang dan berhasil mendekati orang kaya. Tanpa semua itu, apakah wanita ini akan menghormatimu? Apakah kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai tuan muda? Tidak tahu malu!"Nicholas tercengang mendengar ucapannya. "Benar, yang kamu katakan benar."Nicholas hanya tersenyum, dia malas untuk menjelaskannya.Awalnya Yasmine kesal mendengar ucapan Malvin, tapi akhirnya dia pun mengerti. Dia juga tersenyum tanpa menjelaskan lebih lanjut."Ayo, pergi!" Nicholas pergi dan mengabaikan Malvin.Setibanya di luar, sebuah mobil BMW melaju dan berhenti di depan Nicholas.Begitu pintu mobil dibuka, terlihat Colin yang beranjak kelua

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 13

    Yasmine mengendarai mobil Lamborghini-nya dengan begitu cepat. Dalam sekejap mata, kendaraan berbodi seksi itu menghilang di ujung jalan.Sorot mata Nicholas yang duduk di kursi penumpang terlihat tidak bergairah. Meski menemui Felita telah membuatnya merasa jauh lebih baik, kenangan-kenangan masa lalu bersama perempuan itu berkelebat di benaknya dan membuatnya sedikit tidak nyaman.Kehilangan cinta mengajarinya sebuah pelajaran hidup yang berarti, tetapi juga menghilangkan hasratnya untuk mengejar cinta."Pak Nicholas, bagaimana dengan akting saya barusan?" Yasmine menoleh ke arah Nicholas sambil tersenyum lebar.Nicholas tersenyum. "Tidak buruk! Terima kasih banyak!" "Tidak perlu berterima kasih, Pak, memang sudah seharusnya saya melakukan permintaan Bapak," balas Yasmine tersenyum. Suaranya terdengar manis dan begitu lembut. Hati Nicholas terasa begitu tenang. Dia sampai memejamkan mata untuk menikmati suara lembut itu."Tadi itu mantan pacar Bapak?" tanya Yasmine, masih dengan se

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 14

    Nicholas menatap Karen dengan sedikit perasaan kesal, lalu berbalik badan dan mulai berjalan menjauh."Karena aku kehilangan semua uangku ...."Kalimat itu mengejutkan Nicholas. Dia berbalik badan memandang temannya sekali lagi. "Apa maksudmu?"Karen memeluk kakinya dan berkata sambil terus menangis, "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi semua uang milik himpunan mahasiswa dan kelas kita hilang!"Untuk sesaat, Nicholas terdiam, sebelum dia kembali sadar akan siapa Karen. Perempuan itu meski tidak cantik, nilai-nilainya selama belajar selalu bagus. Dia juga bukan hanya seorang pengurus kelas, tapi juga belum lama ini menjadi bagian dari himpunan mahasiswa. Siapa yang menyangka, Karen ternyata menghilangkan semua uang milik kelas dan himpunan mahasiswa?Nicholas terburu-buru membuka aplikasi obrolan di ponselnya. Saat dia melihat grup obrolan kelasnya, di sana seakan-akan sedang terjadi ledakan besar."Uang itu bukan dihilangkan Karen, tapi dia habiskan ....""Perempuan ini, bukan cuma

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 15

    "Tolong sekali, jangan beritahu siapa pun tentang aku ...," ucap Karen lirih sambil menunduk."Tidak masalah!" Nicholas terkekeh."Terutama ...." Karen buru-buru menambahkan saat melihat Nicholas bersiap-siap pergi."Terutama apa?" Nicholas memandang Karen dengan tatapan kosong.Karen menunduk. "Terutama wajahku, jangan beritahu yang lainnya ...."Nicholas tersenyum, lalu melangkah mendekati Karen.Wajah Karen seketika memucat. Dia melangkah mundur sembari memandang Nicholas ketakutan. Bola melebar menanti apa yang akan diucapkan pria itu."Aku akan membantu menjaga rahasiamu. Kamu sebenarnya cukup cantik, kenapa harus menutupinya dengan abses? Seharusnya, kamu lebih percaya diri, itu baik untuk dirimu sendiri!"Karen menatap Nicholas setengah terpelongo, lalu tanpa sadar mengangguk pelan.Nicholas tidak mengerti bagaimana cara membujuk seseorang, jadi dia pun berbalik badan, melambaikan tangan, lalu pergi menjauh.Karen mendongak. Tatapan kosongnya tertuju pada punggung Nicholas. Tak

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 16

    Nicholas bergegas menyalakan kembali ponselnya. Jantungnya berdebar akibat gugup.Cindy menatap ponsel itu dengan bibir melengkung naik. "Apa maksudnya ini? Kamu sengaja membuat ponselmu berhenti bekerja untuk mengulur waktu? Jangan-jangan, kamu pakai ponsel butut ini karena tidak mampu membeli yang lebih baik?"Nicholas mengabaikan perempuan itu. Setelah menyalakan kembali ponselnya, dia terus menunggu hingga laman utama muncul di layar."Semua orang tahu kondisi Nicholas. Kalau memang tidak punya uangnya, kita bisa memaklumi, kok!" Chandra menyengir sambil berseru kepada Cindy."Apa gunanya berpura-pura kalau memang tidak punya uangnya? Kamu dan Karen memang pasangan sejati. Sama-sama miskin. Yang satu mencuri uang kelas, yang lainnya pembual ulung!""Cukup! Jangan bicara lagi!" Sandy akhirnya angkat bicara, tidak tahan dengan makian mereka lagi.Senyuman Cindy melebar. "Satu lagi orang miskin!""Kamu ...." Sandy sedikit kesal mendengar celaan itu.Untung saja, Nicholas masih sempat

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 17

    "Nicholas, aku hanya mengatakan yang sebenarnya ...." Monica menangis sembari mengacungkan jari ke arah Nicholas. "Kamu masih mencoba menutupinya?"Dada Nicholas naik turun sedikit. Matanya mengarah ke Monica. Tajam dan tak berbelas kasih. Perempuan itu benar-benar tidak tahu terima kasih!"Hanya beberapa orang yang tahu dia mencuri dompetnya. Dia mengaku mengambilnya ..." Air mata Monica membasahi pipinya. "Dia pasti mencurinya dari restoranku. Ini tidak hanya menghancurkan reputasi restoran keluargaku, tapi juga reputasi baik universitas ...."Pak Jupri menatap Nicholas marah. Jika ucapan Monica benar, maka reputasi sekolah saat ini pasti sedang jatuh bebas. "Nicholas," panggilnya. "Apa tanggapanmu?" Dahinya mengerut mengisyaratkan dirinya sangat tidak senang."Tidak ada." Nicholas membentangkan kedua tangannya sambil menaikkan ujung bibirnya. "Tapi ada satu hal yang harus semua orang ketahui. Aku, Nicholas, tidak mencuri dompet siapa pun dan tidak menggunakan uang siapa pun. Semua u

Latest chapter

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 606

    "Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 605

    "Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 604

    "Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 603

    Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 602

    Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 601

    "Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 600

    Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 599

    "Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 598

    Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status