Share

Bab 16

Author: Kulihat Bintang
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Nicholas bergegas menyalakan kembali ponselnya. Jantungnya berdebar akibat gugup.

Cindy menatap ponsel itu dengan bibir melengkung naik. "Apa maksudnya ini? Kamu sengaja membuat ponselmu berhenti bekerja untuk mengulur waktu? Jangan-jangan, kamu pakai ponsel butut ini karena tidak mampu membeli yang lebih baik?"

Nicholas mengabaikan perempuan itu. Setelah menyalakan kembali ponselnya, dia terus menunggu hingga laman utama muncul di layar.

"Semua orang tahu kondisi Nicholas. Kalau memang tidak punya uangnya, kita bisa memaklumi, kok!" Chandra menyengir sambil berseru kepada Cindy.

"Apa gunanya berpura-pura kalau memang tidak punya uangnya? Kamu dan Karen memang pasangan sejati. Sama-sama miskin. Yang satu mencuri uang kelas, yang lainnya pembual ulung!"

"Cukup! Jangan bicara lagi!" Sandy akhirnya angkat bicara, tidak tahan dengan makian mereka lagi.

Senyuman Cindy melebar. "Satu lagi orang miskin!"

"Kamu ...." Sandy sedikit kesal mendengar celaan itu.

Untung saja, Nicholas masih sempat menggapai dan menghentikannya. Sesudah itu, dia mencoba menyalakan ponselnya sekali lagi.

"Sudah, Nicholas, aku ...." Karen mendongak, memandang Nicholas dengan tatapan memelas. Matanya membengkak akibat lama menangis.

Nicholas menghela napas panjang, lalu balas menatap Karen. "Lalu apa rencanamu selanjutnya?"

"Eh, kalian masih sempat cinta-cintaan? Cepat, kembalikan uangnya!" Cindy mengulurkan tangannya sekali lagi sembari memandang dua orang itu dengan jijik. "Kalau tidak bisa, aku akan segera memberitahu Biro Administrasi Akademik supaya kalian ditendang keluar saja dari sini ...."

"Apa yang akan kamu lakukan kalau dia benar-benar memberikan uangnya?" seru Sandy yang amarahnya sudah di ujung tanduk.

"Dia? Mengembalikan uangnya? Kalau memang bisa, aku akan keluar dari tempat ini sambil berjalan mundur ...." Cindy menaikkan kedua bahunya. Bola matanya berputar tanda acuh.

Nicolas mendongak, melirik perempuan itu dengan pandangan mengejek. Saat ponselnya menyala, dia bergegas membuka aplikasi perbankan. Kali ini, aplikasi itu terbuka dan berjalan dengan lancar. Dia bisa mengembuskan napas lega.

"Masih percaya dia punya uangnya? Sebaiknya kontak Biro Administrasi Akademik saja sekarang! Laporkan mereka berdua atas pencurian uang kelas dan himpunan mahasiswa. Orang semacam mereka harus dideportasi dari universitas ...." Di samping, Chandra menyengir.

"Kalian semua kira duo miskin ini sekelas dengan kita? Mau mengirim uangnya? Silakan! Aku akan berjalan mundur sampai keluar gedung universitas kalau kamu bisa membayarnya ...." Melihat Nicholas berkeringat, Cindy semakin percaya laki-laki itu tidak memiliki uangnya.

Ting tong!

Suara aplikasi perbankan milik kelas berbunyi lantang.

Nicholas menaruh ponselnya sembari menatap Cindy puas.

"Eh, uangnya betulan dikirim, lihat pesan di grup!"

"40 juta! Ini tidak bohong!"

"Benar-benar 40 juta!"

Para mahasiswa di yang bergerombol mengelilingi tampak terkejut setengah mati. Mereka tidak mengira Nicholas mampu mengirim uang sejumlah 40 juta. Laki-laki itu dianggap mahasiswa miskin oleh semua orang. Dia bahkan terkadang kesulitan membeli makan untuk dirinya sendiri. Mana mungkin punya uang sebanyak itu!

"Tidak mungkin!" Untuk sesaat, Cindy terkejut. Dia bergegas mengecek grup obrolan kelas. Benar saja, ada foto bukti transfer di sana. "Mana mungkin. Mana mungkin dia punya uang sebanyak ini?"

"Aku sudah mengirim uangnya. Sekarang berarti giliranmu, 'kan?" Nicholas melirik Cindy dengan senyuman penuh ejekan. "Katanya ada yang mau berjalan mundur sampai keluar dari gedung universitas!"

"Nicholas, kamu berlebihan!" ucap Chandra dengan nada dingin, mencoba menghentikan Cindy. "Dia ini perempuan, masa kamu tega menyuruhnya melakukan itu? Kalaupun kamu benar sudah mengirim uangnya, tetap tidak boleh memperlakukan orang lain sejahat ini!"

"Oh? Kenapa tidak boleh?" Nicholas menatap Chandra berpura-pura polos.

Semua orang di dalam kelas terdiam. Mereka memandang Nicholas dengan tatapan tidak bersahabat. Kenapa tidak boleh? Pertanyaan bodoh apa itu? Jelas karena Cindy adalah dewi cantik pujaan kebanyakan mahasiswa di kelas. Dia tidak boleh diperlakukan secara semena-mena!

Chandra sedikit terkejut mendengar pertanyaan Nicholas. Dia pun menatap laki-laki itu tajam.

"Bapak Ketua Kelas, kamu juga seharusnya mendengarkan nuranimu saat memperlakukan orang lain, jangan berstandar ganda begini! Karen juga perempuan, tapi kalian berdua bersikap kasar dan terus mencelanya. Kenapa kamu tidak berhenti dan bersikap seperti sekarang? Kenapa malah sekarang membela Cindy?" Nicholas mendekati Chandra. "Jangan bilang, Cindy itu satu-satunya perempuan di matamu?"

Mata Cindy memerah. Dia merasa Nicholas telah menyalahinya. "Siapa kamu, menyuruhku berjalan mundur ke luar universitas?"

"Bukannya itu yang kamu ucapkan tadi? Sekarang mau mengelak?" balas Nicholas geram.

"Nicholas, tidak perlu sampai seperti itu ...." Karen berhati-hati menarik lengan baju Nicholas.

Nicholas balas memandang perempuan itu dan menggeleng beberapa kali. Apa sebenarnya yang ada di dalam benak perempuan ini. Mengabaikan orang-orang yang baru saja memakinya habis-habisan?

"Sudah, biarkan saja ...."

"Betul, biarkan saja!" Seisi kelas kompak berseru.

"Tidak bisa!" seru Nicholas, jemarinya menunjuk pintu kelas. "Keluar sambil berjalan mundur ...."

"Kamu ...," ucap Cindy kesal. Air mata perlahan menetes mengalir di atas pipinya. "Nicholas, kamu memeras perempuan dengan uang yang asalnya dari mana saja tidak ada yang tahu."

Nicholas menyengir. "Memang kamu perlu tahu asal-usul uang yang kuambil ini?"

Semua yang mendengar pertanyaan ini memandang Nicholas dengan rasa tidak percaya.

Kuambil?

Dari mana Nicholas mengambil uang 40 juta?

"Diam!" Saat itulah, terdengar suara langkah kaki dari luar pintu.

Nicholas menoleh ke belakang. Dia melihat beberapa orang bergegas mendekati pintu ruang kelas mereka. Orang yang berada paling depan terlihat tidak asing, tapi dia tidak ingat persis siapa orang itu.

"Orang dari Biro Pengajaran!"

Sekitar enam orang melangkah memasuki ruang kelas. Mata mereka serempak tertuju pada Nicholas. Ekspresi masing-masing dari mereka tegang.

Melihat kedatangan staf Biro Pengajaran, Cindy segera berseru lantang. Tak lupa berlutut di lantai dan memeluk tubuhnya sendiri agar terlihat seolah-olah dirinya telah disalahi.

"Ada apa ini?" tanya Willy Gunawan yang berdiri paling depan.

"Pak Willy, Nicholas ini mengambil uang 40 juta, tidak tahu dari mana asalnya. Dia bersikeras menyombongkan diri dan menyuruh mahasiswi di kelas kami berjalan mundur ke luar dari gedung kampus!" Chandra bergegas menjelaskan. Telunjuknya tegak menunjuk Nicholas.

"Menyombongkan diri? Siapa yang mengizinkannya? Memangnya dia pikir dia ini siapa?" Willy menatap tajam Nicholas.

"Itu dia ... aku rasa dia yang menyusup ke rumahku dan mencuri dompetku!" Sebuah suara terdengar dari balik Willy.

Nicholas segera menoleh. Ekspresinya seketika berubah kelam.

Monica Limawan!

Mengapa perempuan itu ada di sini?

"Kamu yang namanya Nicholas? Kamu juga yang mencuri dompet orang lain?" tanya Willy dengan raut wajah sedingin es di kutub selatan.

Akhirnya Nicholas sadar, rupanya Monica yang melaporkan dirinya telah mencuri dompet orang lain kepada Biro Pengajaran. Apa yang sebenarnya perempuan itu pikirkan? Padahal baru kemarin dia menolong keluarga Monica keluar dari jeratan masalah besar. Hari ini perempuan tidak tahu terima kasih itu balas memfitnah dirinya?

"Aku tidak mencuri!" balas Nicholas dingin.

"Dia orangnya. Semua orang di asrama tahu dia. Kalau mereka ditanya, jawabannya pasti sama dengan jawabanku ...." Monica tegas menunjuk Nicholas.

Nicholas melihat sekeliling. Dia melihat Chandra berdiri tak jauh darinya dengan kepala tertunduk. Detik itu juga, dia mengerti sesuatu. Rupanya laki-laki itu yang bersekongkol dengan Monica untuk menuduhnya?

"Dia orangnya ...." Monica terus menunjuk Nicholas.

Nicholas menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya sambil menggertakkan gigi. "Monica, kamu yakin mau membalas kebaikanku dengan cara ini? Kamu yakin mau memfitnahku?"

Related chapters

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 17

    "Nicholas, aku hanya mengatakan yang sebenarnya ...." Monica menangis sembari mengacungkan jari ke arah Nicholas. "Kamu masih mencoba menutupinya?"Dada Nicholas naik turun sedikit. Matanya mengarah ke Monica. Tajam dan tak berbelas kasih. Perempuan itu benar-benar tidak tahu terima kasih!"Hanya beberapa orang yang tahu dia mencuri dompetnya. Dia mengaku mengambilnya ..." Air mata Monica membasahi pipinya. "Dia pasti mencurinya dari restoranku. Ini tidak hanya menghancurkan reputasi restoran keluargaku, tapi juga reputasi baik universitas ...."Pak Jupri menatap Nicholas marah. Jika ucapan Monica benar, maka reputasi sekolah saat ini pasti sedang jatuh bebas. "Nicholas," panggilnya. "Apa tanggapanmu?" Dahinya mengerut mengisyaratkan dirinya sangat tidak senang."Tidak ada." Nicholas membentangkan kedua tangannya sambil menaikkan ujung bibirnya. "Tapi ada satu hal yang harus semua orang ketahui. Aku, Nicholas, tidak mencuri dompet siapa pun dan tidak menggunakan uang siapa pun. Semua u

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 18

    “Hubungi Bu Yasmine. Pokoknya masalah ini harus diselidiki sampai tuntas!” Saat ini Willy sangat emosi. Dia menoleh, lalu berteriak pada Louis, “Kalau benar ada pencuri di kampus, bagaimana dengan reputasi kampus kita nantinya? Apa kampus kita masih bisa beroperasional? Apa masih ada orang tua yang bersedia menyekolahkan anak mereka ke sini?“Baik, Pak Willy tenang saja. Saya akan menghubungi Bu Yasmine sekarang ….” Louis menatap Nicholas sejenak, baru berjalan keluar.Monica mengeluarkan kartu nama dan menyerahkannya kepada Louis. Louis juga tidak menunda waktu lagi, dia langsung mengeluarkan ponsel sambil berjalan ke ujung koridor, mulai menekan nomor yang tertera di atas kartu nama.Panggilan akhirnya tersambung, Louis langsung melembutkan nada bicaranya. “Halo, apa benar kamu adalah Bu Yasmine?”“Iya, benar. Siapa kamu?” terdengar suara lembut Yasmine.Suara lembut itu membuat senyuman di wajah Louis semakin lebar lagi. “Begini Bu Yasmine, kampus kami sedang menyelidiki seorang mah

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 19

    Setelah mendengar ucapan Osman, seluruh tubuh Edwin seketika mendingin. “Maaf, Pak Osman, saya tidak tahu Nicholas adalah kerabat Anda. Saya akan segera menangani masalah ini!”“Edwin, apa kamu sadar apa yang sedang kamu katakan? Kalau kerabatku melakukan kesalahan seperti itu, mungkinkah aku akan membelanya? Apa kamu tahu siapa yang kamu singgung?” Osman sungguh emosi saat ini, dia lanjut berteriak, “Bukankah kampus kalian sedang mengajukan ekspansi? Dia bahkan sudah membantu kalian untuk mendirikan perpustakaan dan lapangan olahraga, tapi kamu malah mengeluarkannya dari kampus?”Raut wajah Edwin memucat. “Bagaimana … bagaimana mungkin? Bukankah donasi ekspansi kampus berasal dari Grup Lagio?”“Sekarang, aku tidak ingin bicara omong kosong lagi. Cepat tangani masalah ini! Jangan sampai kamu memecat mahasiswa itu, dan jangan sentuh mahasiswa itu sedikit pun! Aku akan segera ke sana. Biarkan aku mengatasi masalah ini sendiri!” Selesai Osman menjerit, dia langsung memutuskan panggilan.

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 20

    “Dari mana asal wanita gila ini?” Amarah Willy membara. Baru saja dia menjerit, tiba-tiba segerombolan orang berjalan ke dalam pos satpam.Puluhan polisi berseragam rapi dengan senjata di tangan sudah berbaris dengan rapi. Pistol hitam di tangan mereka terlihat sungguh mengerikan.Sama halnya dengan Willy, dia merasa kaget hingga raut wajahnya berubah drastis. Apa yang sudah terjadi?Tak hanya Willy saja, Louis dan Monica yang berada di samping juga merasa kaget. Saking kagetnya, mereka pun tidak berani berkata apa-apa.Seseorang tiba-tiba berjalan ke dalam pos satpam, dan raut wajahnya terlihat sangat muram. Edwin langsung berbicara dengan ekspresi tidak berdaya, “Pak Osman, saya benar-benar kehabisan akal untuk menangani masalah ini. Aku sudah membujuk Willy, tapi dia tidak mau mendengar!”“Pak Osman … kenapa Anda datang ke sini?” Willy akhirnya merespons dan berjalan mendekat.“Willy, apa yang sedang kamu lakukan? Hah?!” Osman langsung meluapkan amarahnya. “Apa yang sudah terjadi? S

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 21

    “Aku … aku tidak melihatnya!” Monica langsung menangis dengan kuat, air mata tak berhenti bercucuran.“Tidak melihatnya? Kalau kamu tidak melihatnya, kenapa kamu malah melapor Tuan Nicholas?” Yasmine membalikkan tubuhnya, lalu bertanya dengan nada sinis, “Perbuatanmu ini sama saja dengan memfitnah! Aku bisa menuntutmu! Kamu harus minta maaf di depan umum!”“Aku … semua ini kata George. George yang mengatakannya padaku, semua itu kata teman seasrama Nicholas yang bernama George!” ucap Monica dengan tergesa-gesa, lalu menoleh ke sisi Willy. “George yang memberitahuku!”Willy menggertakkan giginya, memelotot Monica sambil berteriak, “Kalau kamu tidak melihatnya, kenapa kamu membuat laporan?”Teriakan Willy mengagetkan Monica. Kedua kakinya tiba-tiba terasa lemas dan jatuh ke lantai. Tangisannya semakin keras lagi. “Aku … aku terpengaruh omongan orang lain!”“Cepat panggil George kemari,” perintah Joseph dengan suara pelan.Edwin segera berdiri. “Aku akan segera membawanya ke sini!”Saat i

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 22

    Raut wajah Osman langsung menegang, dan amarah di dalam hatinya semakin membara.Kalau Nicholas masuk universitas lain, itu berarti semua sponsor akan dicabut, dan pada saat itu proyek pembangunan gedung baru juga akan berhenti, bahkan kedua ruang laboratorium juga tidak bisa beroperasi lagi. Dengan demikian, Universitas Mano pasti akan tersingkir dari jajaran universitas terunggul.Mana mungkin Osman membiarkan masalah seperti ini terjadi dalam masa jabatannya?Ketika berpikir sampai di sini, emosi Osman semakin berkobar lagi. Semua ini gara-gara Willy! Kalau tidak, mana mungkin akan terjadi masalah seperti ini? Berani-beraninya dia memfitnah Nicholas!“Willy, kamu kemas semua barangmu. Mulai besok, kamu tidak perlu masuk kerja lagi! Aku akan melaporkan masalah ini kepada pihak kepolisian. Kamu hanya perlu bekerja sama saat melakukan penyelidikan!” Osman melambaikan tangan kepada Willy dengan kesal.Begitu mendengar, Willy langsung memucat. “Pak Osman, jangan pecat saya! Saya juga ada

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 23

    Jikalau Monica dipecat dari universitas dan masuk penjara, bukankah masa depan Monica akan hancur?Awalnya, semua ini juga bukan rencana Monica. Dia juga tidak berniat untuk membongkar aib Nicholas, hanya ingin menjalin hubungan baik dengan Yasmine. Tapi, kenapa masalahnya malah jadi seperti ini? Siapa juga yang menyangka Yasmine adalah bawahan dari Nicholas, bahkan Grup Lagio yang terkemuka di Kota Mano juga merupakan milik Nicholas?Monica merasa kliyengan, dunianya terasa hampir runtuh.“Nicholas, semuanya salahku,” Monica baru merespons sekarang. Dia menangis terisak-isak sambil memeluk paha Nicholas. “Maaf! Aku benar-benar tidak mengetahuinya! Nicholas, bagaimanapun kita adalah teman satu kampus, aku mohon lepaskan aku sekali ini saja, ya?”Raut wajah Nicholas masih terlihat dingin. Dia mendorong Monica dan berkata, “Seingatku, kita tidak pernah berteman.”Isak tangis Monica semakin keras lagi. “Aku … aku mohon sama kamu! Mohon lepaskan aku sekali ini saja!”Mendengar ucapan tida

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 24

    Dalam waktu singkat, lantai ruangan pos satpam sudah bersimbah darah.“Karen!” teriak Nicholas sambil berlari ke sisi Karen.Karen memaksakan diri untuk melebarkan kedua matanya. Dia melihat Nicholas dengan mata berkaca-kaca, lalu berkata dengan penuh rasa bersalah, “Nicholas, maaf, semua gara-gara aku, jadi kamu baru dituduh sebagai pencuri dompet! Aku minta maaf!”“Apa hubungannya denganmu? Kenapa kamu sebodoh ini?” jerit Nicholas lantaran merasa marah. Dia langsung menggendong Karen yang sangat ringan ini ke dalam pelukannya. Nicholas yang panik itu langsung berteriak, “Minggir! Cepat antar aku ke rumah sakit!”Begitu jeritan dilontarkan, orang-orang di sekitar langsung merespons. Mereka merasa kaget ketika melihat Nicholas apalagi melihat sosok gadis di dalam pelukannya. Apa si gadis bunuh diri untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?Saat ini, semua orang menjadi ricuh lantaran membahas masalah ini. Seandainya berita ini tersebar sampai ke luar universitas, sepertinya ber

Latest chapter

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 606

    "Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 605

    "Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 604

    "Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 603

    Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 602

    Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 601

    "Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 600

    Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 599

    "Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 598

    Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,

DMCA.com Protection Status