Share

Bab 18

Penulis: Kulihat Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Hubungi Bu Yasmine. Pokoknya masalah ini harus diselidiki sampai tuntas!” Saat ini Willy sangat emosi. Dia menoleh, lalu berteriak pada Louis, “Kalau benar ada pencuri di kampus, bagaimana dengan reputasi kampus kita nantinya? Apa kampus kita masih bisa beroperasional? Apa masih ada orang tua yang bersedia menyekolahkan anak mereka ke sini?

“Baik, Pak Willy tenang saja. Saya akan menghubungi Bu Yasmine sekarang ….” Louis menatap Nicholas sejenak, baru berjalan keluar.

Monica mengeluarkan kartu nama dan menyerahkannya kepada Louis. Louis juga tidak menunda waktu lagi, dia langsung mengeluarkan ponsel sambil berjalan ke ujung koridor, mulai menekan nomor yang tertera di atas kartu nama.

Panggilan akhirnya tersambung, Louis langsung melembutkan nada bicaranya. “Halo, apa benar kamu adalah Bu Yasmine?”

“Iya, benar. Siapa kamu?” terdengar suara lembut Yasmine.

Suara lembut itu membuat senyuman di wajah Louis semakin lebar lagi. “Begini Bu Yasmine, kampus kami sedang menyelidiki seorang mahasiswa yang bernama Nicholas. Dia diduga telah mencuri dompet. Aku harap kamu bisa segera datang ke kampus!”

“Nicholas? Mencuri dompet?” Yasmine tertegun.

“Betul! Kami membutuhkan bantuanmu. Aku harap kamu bisa meluangkan waktu untuk datang ke kampus! Pihak kampus berencana memecat mahasiswa ini, jadi kami memerlukanmu untuk menjadi saksi,” jelas Louis dengan tersenyum.

“Baik, aku sudah mengerti! Aku akan segera ke sana! Sebelum aku sampai, aku harap kalian jangan melakukan apa pun. Aku ingin bertemu dengan Nicholas!” Suara Yasmine yang awalnya sangat lembut langsung berubah menjadi sangat dingin.

Louis merasa agak kaget dan aneh dengan perubahan drastis sikap pengacara itu. Namun setelah dipikir-pikir, mungkin Yasmine kaget karena mengetahui Nicholas adalah seorang pencuri.

Nicholas, tamatlah riwayatmu!

Louis tersenyum sinis, lalu berjalan kembali ke pos satpam. Sewaktu berpapasan dengan sosok Monica yang malang itu, Louis pun pergi menghiburnya.

“Monica, kamu tenang saja. Masalah ini pasti akan diusut sampai tuntas. Aku tidak akan mengizinkan ada orang di kampus kita melakukan hal memalukan seperti ini!’

“Emm!” Monica mengangguk sambil menyeka air matanya.

Gambaran ini terlihat sangat konyol di mata Nicholas. Dia memang tidak begitu mengenal sosok Yasmine, tapi dia sangat mengenal Yona. Dia yakin, Yona bisa mengatur Yasmine untuk bekerja dengannya, itu berarti Yasmine adalah orang yang bisa diandalkan.

Siapa juga yang tidak tahu dengan seberapa kejam sosok Yona di dunia bisnis? Setelah Yona mengetahui masalah ini, bukan hanya Universitas Mano saja, bahkan seluruh Kota Mano juga akan terkena imbasnya.

Senyum sinis di wajah Nicholas langsung membangkitkan emosi Willy. Dia tidak bisa menahan amarahnya, langsung menunjuk ke arah Nicholas. “Dasar br*ngsek! Kamu sudah mempermalukan kampus ini!”

“Meski kamu tidak mengatakannya, aku juga bisa menebak apa yang sudah terjadi! Saat kamu melihat ada orang kaya masuk ke restoran, kamu mencuri dompetnya, lalu sengaja mengembalikannya. Kamu berharap orang itu bisa balas budi, ‘kan? Semua ini pasti adalah jebakanmu! Padahal kamu masih muda, tapi hatimu sebusuk itu!”

Nicholas mengangkat kepalanya, tampak darah mengalir dari sudut bibirnya. “Pak Willy, atas dasar apa kamu berasumsi seperti itu?”

“Atas dasar aku lebih tua daripada kamu, dan aku lebih berpengalaman daripada kamu!” Willy sungguh emosi dengan tingkah arogan Nicholas. Saking emosinya, sekujur tubuh Willy pun gemetar.

“Kenapa bisa ada mahasiswa kurang ajar seperti ini di kampus kita? Masalah ini tidak perlu diselidiki lagi, kita juga tidak perlu menunggu Bu Yasmine lagi, aku akan memecatnya sekarang ….”

“Willy, apa kamu sudah memikirkan risikonya?” Nicholas menyipitkan matanya.

“Kurang ajar!” Louis langsung maju, mencengkeram kerah baju Nicholas, dan menindihnya di atas sofa. “Apa kamu tidak sadar kamu sedang bicara dengan siapa? Berani-beraninya kamu bersikap tidak sopan di hadapan Pak Willy?”

“Awas!” Seluruh tubuh Nicholas gemetar.

“Kamu tunggu saja …,” ucap Louis dengan galak.

“Iya, aku akan tunggu … aku akan tunggu melihat bagaimana kalian memohon padaku nanti ….” Nicholas tertawa terbahak-bahak.

Raut wajah Willy memucat. “Kalian jaga dia di sini. Aku akan segera mencari Pak Edwin, meminta tanda tangan dan cap stempel. Pokoknya, aku pasti memecatnya hari ini ….” Seusai berbicara, Willy langsung berjalan pergi.

Louis memelototi Nicholas dengan tatapan galak dan dingin. Sementara, Nicholas duduk tegak dan melirik ke sisi koridor dengan tersenyum sinis. Semua orang yang tidak tahu diri ini pasti akan mati hari ini!

Saat ini, Willy sudah berjalan keluar dari ruangan dengan emosi tinggi. Dia segera kembali ke ruang kerjanya, mengeluarkan selembar kertas, dan menulis nama “Nicholas Winata” di atasnya. Itu adalah formulir pemecatan mahasiswa!

Akhirnya formulir sudah selesai diisi, Willy pun tidak ingin menunda waktu lagi, langsung berjalan menuju ruangan rektor.

“Tok! Tok! Tok!” Willy mengetuk pintu ruangan rektor, lalu berbicara dengan suara pelan, “Pak Edwin, apa kamu di dalam? Aku, Willy, ada yang ingin saya bicarakan dengan Bapak!”

“Masuk!” terdengar suara Edwin dari dalam ruangan.

Willy membuka pintu ruangan dengan perlahan, mengintip sejenak, baru berjalan ke dalam. “Pak, tadi saya menerima komplain dari mahasiswa, katanya seorang mahasiswa tahun ajaran kedua yang bernama Nicholas, mencuri dompet di saat bekerja di restoran. Jadi, aku memutuskan untuk memecat mahasiswa itu!” Willy berdiri tegak di hadapan Edwin.

Edwin yang beruban itu mengangkat kepalanya, dan menatapnya dengan ekspresi bingung. “Nicholas?”

“Iya, dia mahasiswa tahun ajaran kedua!” ucap Edwin.

“Kalau masalah memang seperti yang kamu katakan, pecat saja! Cap ada di sana, kamu bisa stempel sendiri …,” jawab Edwin sambil mengangguk.

“Baik, Pak!” Willy sungguh gembira.

Edwin kembali menundukkan kepala, lanjut membaca dokumennya. Dia tampak mengernyitkan alisnya seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.

Setelah semua prosedur selesai, Willy membalikkan badan dan tersenyum. “Pak Edwin, kalau tidak ada urusan lain lagi, saya pamit dulu, ya! Pak Edwin tenang saja, saya pasti tidak akan mengizinkan ada orang yang merusak nama baik universitas kita!”

“Emm!” Edwin mengangguk.

Willy memberi hormat, lalu berjalan keluar ruang rektor dengan girang.

Saat ini, Edwin yang berada di dalam ruangan langsung menghela napas lega. Dia sebenarnya merasa segan dengan Willy, karena dia memiliki kerabat di Dinas Pendidikan. Jadi, Edwin sangat jarang menolak kemauan Willy. Lagi pula, hanya memecat seorang mahasiswa saja, ‘kan? Hal ini seharusnya bukan masalah besar.

Sembari berpikir, ponsel Edwin tiba-tiba berbunyi. Dia spontan melihat tampilan ponselnya, dan raut wajahnya berubah menjadi sangat serius. Tanpa menunda waktu, dia langsung mengangkat panggilan, “Pak Osman, kenapa Bapak ada waktu untuk menghubungi saya?”

“Kenapa aku ada waktu? Justru aku ingin bertanya padamu! Apa di kampus kalian ada mahasiswa yang bernama Nicholas? Apa kamu sudah memecatnya?” tanya Osman dengan suara keras.

Edwin merasa bingung. “Pak Osman, maksudnya ….”

“Benar atau tidak?” jerit Osman dengan amarah tinggi.

“Benar, Pak!” Edwin terkejut hingga sekujur tubuhnya gemetar.

“Tamatlah riwayatmu!” Osman berbicara dengan nada sinis.

Bab terkait

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 19

    Setelah mendengar ucapan Osman, seluruh tubuh Edwin seketika mendingin. “Maaf, Pak Osman, saya tidak tahu Nicholas adalah kerabat Anda. Saya akan segera menangani masalah ini!”“Edwin, apa kamu sadar apa yang sedang kamu katakan? Kalau kerabatku melakukan kesalahan seperti itu, mungkinkah aku akan membelanya? Apa kamu tahu siapa yang kamu singgung?” Osman sungguh emosi saat ini, dia lanjut berteriak, “Bukankah kampus kalian sedang mengajukan ekspansi? Dia bahkan sudah membantu kalian untuk mendirikan perpustakaan dan lapangan olahraga, tapi kamu malah mengeluarkannya dari kampus?”Raut wajah Edwin memucat. “Bagaimana … bagaimana mungkin? Bukankah donasi ekspansi kampus berasal dari Grup Lagio?”“Sekarang, aku tidak ingin bicara omong kosong lagi. Cepat tangani masalah ini! Jangan sampai kamu memecat mahasiswa itu, dan jangan sentuh mahasiswa itu sedikit pun! Aku akan segera ke sana. Biarkan aku mengatasi masalah ini sendiri!” Selesai Osman menjerit, dia langsung memutuskan panggilan.

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 20

    “Dari mana asal wanita gila ini?” Amarah Willy membara. Baru saja dia menjerit, tiba-tiba segerombolan orang berjalan ke dalam pos satpam.Puluhan polisi berseragam rapi dengan senjata di tangan sudah berbaris dengan rapi. Pistol hitam di tangan mereka terlihat sungguh mengerikan.Sama halnya dengan Willy, dia merasa kaget hingga raut wajahnya berubah drastis. Apa yang sudah terjadi?Tak hanya Willy saja, Louis dan Monica yang berada di samping juga merasa kaget. Saking kagetnya, mereka pun tidak berani berkata apa-apa.Seseorang tiba-tiba berjalan ke dalam pos satpam, dan raut wajahnya terlihat sangat muram. Edwin langsung berbicara dengan ekspresi tidak berdaya, “Pak Osman, saya benar-benar kehabisan akal untuk menangani masalah ini. Aku sudah membujuk Willy, tapi dia tidak mau mendengar!”“Pak Osman … kenapa Anda datang ke sini?” Willy akhirnya merespons dan berjalan mendekat.“Willy, apa yang sedang kamu lakukan? Hah?!” Osman langsung meluapkan amarahnya. “Apa yang sudah terjadi? S

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 21

    “Aku … aku tidak melihatnya!” Monica langsung menangis dengan kuat, air mata tak berhenti bercucuran.“Tidak melihatnya? Kalau kamu tidak melihatnya, kenapa kamu malah melapor Tuan Nicholas?” Yasmine membalikkan tubuhnya, lalu bertanya dengan nada sinis, “Perbuatanmu ini sama saja dengan memfitnah! Aku bisa menuntutmu! Kamu harus minta maaf di depan umum!”“Aku … semua ini kata George. George yang mengatakannya padaku, semua itu kata teman seasrama Nicholas yang bernama George!” ucap Monica dengan tergesa-gesa, lalu menoleh ke sisi Willy. “George yang memberitahuku!”Willy menggertakkan giginya, memelotot Monica sambil berteriak, “Kalau kamu tidak melihatnya, kenapa kamu membuat laporan?”Teriakan Willy mengagetkan Monica. Kedua kakinya tiba-tiba terasa lemas dan jatuh ke lantai. Tangisannya semakin keras lagi. “Aku … aku terpengaruh omongan orang lain!”“Cepat panggil George kemari,” perintah Joseph dengan suara pelan.Edwin segera berdiri. “Aku akan segera membawanya ke sini!”Saat i

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 22

    Raut wajah Osman langsung menegang, dan amarah di dalam hatinya semakin membara.Kalau Nicholas masuk universitas lain, itu berarti semua sponsor akan dicabut, dan pada saat itu proyek pembangunan gedung baru juga akan berhenti, bahkan kedua ruang laboratorium juga tidak bisa beroperasi lagi. Dengan demikian, Universitas Mano pasti akan tersingkir dari jajaran universitas terunggul.Mana mungkin Osman membiarkan masalah seperti ini terjadi dalam masa jabatannya?Ketika berpikir sampai di sini, emosi Osman semakin berkobar lagi. Semua ini gara-gara Willy! Kalau tidak, mana mungkin akan terjadi masalah seperti ini? Berani-beraninya dia memfitnah Nicholas!“Willy, kamu kemas semua barangmu. Mulai besok, kamu tidak perlu masuk kerja lagi! Aku akan melaporkan masalah ini kepada pihak kepolisian. Kamu hanya perlu bekerja sama saat melakukan penyelidikan!” Osman melambaikan tangan kepada Willy dengan kesal.Begitu mendengar, Willy langsung memucat. “Pak Osman, jangan pecat saya! Saya juga ada

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 23

    Jikalau Monica dipecat dari universitas dan masuk penjara, bukankah masa depan Monica akan hancur?Awalnya, semua ini juga bukan rencana Monica. Dia juga tidak berniat untuk membongkar aib Nicholas, hanya ingin menjalin hubungan baik dengan Yasmine. Tapi, kenapa masalahnya malah jadi seperti ini? Siapa juga yang menyangka Yasmine adalah bawahan dari Nicholas, bahkan Grup Lagio yang terkemuka di Kota Mano juga merupakan milik Nicholas?Monica merasa kliyengan, dunianya terasa hampir runtuh.“Nicholas, semuanya salahku,” Monica baru merespons sekarang. Dia menangis terisak-isak sambil memeluk paha Nicholas. “Maaf! Aku benar-benar tidak mengetahuinya! Nicholas, bagaimanapun kita adalah teman satu kampus, aku mohon lepaskan aku sekali ini saja, ya?”Raut wajah Nicholas masih terlihat dingin. Dia mendorong Monica dan berkata, “Seingatku, kita tidak pernah berteman.”Isak tangis Monica semakin keras lagi. “Aku … aku mohon sama kamu! Mohon lepaskan aku sekali ini saja!”Mendengar ucapan tida

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 24

    Dalam waktu singkat, lantai ruangan pos satpam sudah bersimbah darah.“Karen!” teriak Nicholas sambil berlari ke sisi Karen.Karen memaksakan diri untuk melebarkan kedua matanya. Dia melihat Nicholas dengan mata berkaca-kaca, lalu berkata dengan penuh rasa bersalah, “Nicholas, maaf, semua gara-gara aku, jadi kamu baru dituduh sebagai pencuri dompet! Aku minta maaf!”“Apa hubungannya denganmu? Kenapa kamu sebodoh ini?” jerit Nicholas lantaran merasa marah. Dia langsung menggendong Karen yang sangat ringan ini ke dalam pelukannya. Nicholas yang panik itu langsung berteriak, “Minggir! Cepat antar aku ke rumah sakit!”Begitu jeritan dilontarkan, orang-orang di sekitar langsung merespons. Mereka merasa kaget ketika melihat Nicholas apalagi melihat sosok gadis di dalam pelukannya. Apa si gadis bunuh diri untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?Saat ini, semua orang menjadi ricuh lantaran membahas masalah ini. Seandainya berita ini tersebar sampai ke luar universitas, sepertinya ber

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 25

    Raut wajah Nicholas berubah drastis. “Dokter! Cepat!”Beberapa dokter berjubah putih berlari keluar. Mereka melihat sosok Karen di dalam pelukan Nicholas, dan ekspresi mereka seketika berubah.“Cepat antar ke ruang UGD!”“Sebelah sini!”Nicholas mengikuti langkah dokter, menggendong Karen sambil berlari ke ruang UGD.Setelah melakukan pemeriksaan singkat, Karen langsung dialihkan ke ruang operasi. Sementara, Nicholas dan Yasmine dicegat di luar ruangan.“Tenang saja! Dia akan baik-baik saja!” hibur Yasmine.Wajah Nicholas terlihat semakin muram lagi. Seandainya terjadi apa-apa dengan Karen, dia pasti tidak akan melepaskan masalah itu begitu saja.Nicholas seratus persen yakin bahwa Karen tidak mungkin menggunakan uang kas. Namun, uang itu malah menghilang begitu saja. Pasti ada seseorang yang berulah!“Kamu tunggu di sini, ya. Aku kenal dengan Kepala Rumah Sakit di sini. Aku minta bantuan dia dulu!” ucap Yasmine dengan pelan, lalu berjalan ke sisi koridor.Nicholas duduk di luar ruang

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 26

    Pria itu juga mengenakan jubah dokter berwarna putih. Dia berwajah tampan, berkulit putih, dan sama seperti Karen, juga mengenakan kacamata bingkai perak. Setelah si pria melirik Nicholas sekilas, dia berbalik berjalan ke dalam ruang operasi.“Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja!” hibur Yasmine dengan suara lembut.Nicholas mengangguk. Seketika, terdengar suara omelan dari dalam ruang operasi, dan pintu ruang operasi kembali terbuka.Pria berumur sekitar 30 tahun yang masuk ke dalam tadi, sudah berjalan keluar. Dia menatap Nicholas sekilas, lalu mengalihkan tatapannya ke sisi Yasmine. “Pasien sudah keluar dari masa kritis. Dia sudah berhasil diselamatkan. Sebentar lagi, dia akan dipindahkan ke kamar VIP untuk diamati lebih lanjut. Kalau terjadi apa-apa, kamu bisa langsung menghubungiku!”“Terima kasih, ya!” Yasmine tersenyum.“Untuk apa berterima kasih? Bisa membantumu adalah sebuah keberuntungan bagiku. Jadi, kamu tidak perlu bersikap sungkan denganku.” Rudy tersenyum sambil ber

Bab terbaru

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 606

    "Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 605

    "Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 604

    "Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 603

    Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 602

    Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 601

    "Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 600

    Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 599

    "Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 598

    Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,

DMCA.com Protection Status