Share

Bab 2

Penulis: Kulihat Bintang
Mata Nicholas langsung memerah. "Aku bisa!"

"Kamu bisa?" Felita terbelalak selama beberapa saat, lalu kembali menghina Nicholas. "Masih berani omong kosong? Mau sampai kapan kamu melanjutkan kebohongan ini? Aku sudah muak denganmu! Aku beri tahu, aku ... tidak akan ... pernah menyesal!"

Saking marahnya, jantung Nicholas berdebar sangat kencang.

"Segera pergi dari sini! Aku tidak mau melihatmu lagi. Oh iya, jangan pernah bilang kalau kita saling mengenal," kata Felita dengan dingin dan sambil menunjuk pintu gerbang.

Colin maju sambil menyengir, lalu menepuk pipi Nicholas dengan menggunakan satu tangan dan berkata, "Kenapa? Tidak terima? Kalaupun tidak terima, memangnya kamu mau apa? Siapa suruh keluargamu miskin? Bagi kami, uang adalah segalanya. Apakah kamu mengerti?"

Nicholas mengepalkan tangan sambil memelototi Colin.

"Apa gunanya memelototiku?" Colin tertawa terbahak-bahak. "Nicholas, wajahmu terlihat begitu pucat. Sudah berapa hari tidak makan? Begini saja, bagaimana kalau kamu berlutut dan bersujud kepadaku? Setelah itu, aku akan memberikanmu kupon makan."

Nicholas mengangkat kepala, lalu menjawab dengan acuh tak acuh, "Tidak perlu."

"Kak Colin, ayo, kita pergi ...." Felita bahkan tidak mau menatap wajah Nicholas. Dia menggandeng Colin dan langsung pergi.

Colin kembali tertawa terbahak-bahak. "Semuanya, lihat! Dia adalah anak miskin yang berkuliah di Universitas Mano. Untuk makan saja tidak mampu, tetapi bermimpi untuk berpacaran dengan gadis cantik di kampus kita. Bukankah orang seperti itu tidak tahu diri?"

Orang di sekitar langsung memandang Nicholas dengan ekspresi menghina. Beberapa dari mereka bahkan mulai mencibirnya.

"Apakah semua mahasiswa Universitas Mano memang tidak tahu malu?"

"Sudah miskin, masih mau pacaran? Orang seperti itu memang tidak berkaca ...."

"Benar! Lihat saja penampilannya, terlihat seperti pria yang hanya bisa menumpang hidup kepada wanita. Tidak tahu malu! Bagaimana mungkin Felita mau berpacaran dengan pria seperti dia?"

Sebelum pergi, Colin sempat berteriak sambil tertawa, "Sayang, malam ini aku akan membawamu pergi bersenang-senang. Aku akan memperkenalkan beberapa temanku kepadamu."

"Oke!" jawab Felita dengan manja.

Setelah puas menyombongkan diri, Colin pun pergi sambil memeluk Felita.

Sembari mendengarkan percakapan Colin dan Felita, Nicholas berdiri di tempat dengan hati yang hancur berkeping-keping. Apakah ini adalah wajah asli dari gadis yang dicintainya? Ternyata, seperti ini gadis yang berusaha dia lindungi dengan sekuat tenaga? Gadis ini yang telah membuatnya membatalkan perjodohan dengan Keluarga Tansil.

Nicholas merasa sangat bodoh. Seketika, dia merasa dunia menjadi sangat asing.

Awalnya, Nicholas mengira bahwa dia sedang berkorban untuk sebuah cinta yang tulus. Namun, tidak disangka, harta telah membuat cinta itu berpaling. Tidak hanya gagal, tetapi harga dirinya pun diinjak.

Di saat bersamaan, hujan turun dan membasahi Nicholas. Dia berusaha untuk menata kembali emosinya dan kembali ke Universitas Mano.

Sesampainya di asrama, Nicholas membuka celengan dan mengeluarkan tabungan yang disimpannya. Ada uang dua puluh ribu, sepuluh ribu, lima puluh ribu, dan pecahan paling besar ada seratus ribu. Setelah dihitung, semuanya berjumlah sekitar empat ratus ribu.

Semua ini adalah tabungan yang dikumpulkan oleh Nicholas. Awalnya, dia sudah berhasil mengumpulkan sekitar enam juta, tetapi lima juta digunakan untuk membeli kalung emas dan sisanya digunakan untuk membeli bunga mawar yang telah dibuangnya tadi. Akhirnya, bulan ini hanya tersisa empat ratus ribu saja.

Pintu kamar dibuka dan Sandy langsung beranjak masuk. Sebagai teman sekamar yang baik, Sandy telah mendengar kabar kandasnya hubungan Nicholas.

"Nicholas, kamu dan Felita putus, ya?" tanya Sandy.

Nicholas tidak menjawab. Dia hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum pahit.

Universitas Mano dan Universitas Bahasa Asing Mano terletak bersebelahan. Kejadian memalukan yang dialami Nicholas tadi pasti sudah menyebar sampai ke telinga mahasiswa Universitas Mano. Jadi, wajar saja Sandy mengetahuinya, Nicholas juga tidak merasa terkejut.

"Aku sudah tahu sejak awal, dia bukanlah gadis yang baik! Demi Felita, kamu selalu berhemat agar bisa membelikannya kosmetik dan pakaian baru. Sekarang, setelah berhasil mendapatkan pria kaya raya, dia malah mengkhianatimu! Jangan bersikap semena-mena, aku akan pergi memberikan mereka pelajaran!"

"Tidak perlu," kata Nicholas, lalu menghela napas.

"Tidak perlu? Kenapa nyalimu sangat kecil?" tanya Sandy dengan marah.

"Cuma beberapa juta, bukan uang yang banyak. Lagi pula, aku merasa sepadan. Dengan membuang beberapa juta, aku bisa melihat wujud asli seseorang. Aku tidak merasa rugi," kata Nicholas.

"Nicholas ...." Sandy mengepalkan tangan dan menatapnya dengan marah.

Namun, Nicholas malah menggelengkan kepala. Melihat sikap Sandy yang membelanya, dia pun merasa sedikit terharu.

Felita memang telah mengkhianati cinta Nicholas, tapi untungnya dia masih memiliki sahabat seperti Sandy. Tanpa dukungan dari Sandy, kondisi Nicholas mungkin akan lebih mengenaskan.

"Semakin cepat putus, semakin bagus. Setelah putus, aku tidak perlu menyisihkan uang untuknya lagi. Malam ini, aku akan menggunakan uang ini untuk mentraktir kalian makan enak," kata Nicholas sambil tersenyum lebar.

"Kamu rela melepaskan Colin dan Felita begitu saja?" Sandy memelototi Nicholas.

Nicholas melambaikan tangan dan berkata, "Aku tidak akan melepaskan mereka begitu saja. Kelak mereka pasti akan menyesal! Ayo, kita rayakan bersama!"

Meskipun khawatir, Sandy tetap menerima ajakan tersebut. "Baiklah. Aku ada sedikit tabungan, kamu bisa memakainya dulu. Tunggu sebentar, aku akan menelepon yang lain dan mengajak mereka makan bersama. Semakin ramai, semakin seru."

Nicholas tersentuh melihat sikap Sandy. Dia menarik napas, lalu mengeluarkan ponselnya. Di saat bersamaan, ternyata seseorang juga meneleponnya.

"Tuan Nicholas, ini aku, Paman Yona. Kebetulan, malam ini aku ada pertemuan di Kota Mano ...."

Nicholas sangat senang mendengar suara yang berada di ujung telepon. Paman Yona memiliki posisi yang tinggi di dalam Keluarga Winata. Beliau adalah tangan kanan Kakek Winata.

Sejak kecil, Nicholas sangat dekat dengan Paman Yona. Nicholas tidak menyangka, ternyata Paman Yona berada di Kota Mano.

"Tuan Nicholas, aku sudah mau sampai ...."

Nicholas sangat bersemangat, dia langsung melompat dari tempat tidur, lalu bersiap-siap dan berlari keluar.

Sandy terkejut melihat Nicholas yang melompat dan langsung pergi. "Nicholas, kamu mau ke mana? Teman-teman yang lain sudah mau sampai."

"Aku mau pergi sebentar, tunggu saja di Restoran Lanshire. Nanti aku menyusul."

"Restoran Lanshire?" Sandy terkejut.

Restoran Lanshire adalah restoran paling mewah yang terletak di dekat kampus. Dengar-dengar, sekali makan saja bisa menghabiskan jutaan rupiah.

Sandy tidak menyangka kalau Nicholas akan mengajak mereka untuk makan di sana. Namun, mengingat Nicholas yang baru saja dicampakkan, Sandy pun terpaksa menurutinya. Meskipun harus kelaparan selama beberapa hari ke depan, dia tidak akan membiarkan sahabatnya berlarut dalam kesedihan.

Bab terkait

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 3

    Nicholas sudah berlari keluar.Setibanya di depan gerbang sekolah, Nicholas melihat beberapa barisan mobil mewah yang berhenti di depannya. Sebuah mobil Rolls Royce berhenti di tengah. Belasan mobil mengapitnya dari depan dan belakang. Mereka bertanggung jawab untuk membuka jalan sekaligus menjaga mobil itu.Dua orang pengawal yang berdiri di luar langsung memberikan hormat dan membuka pintu mobil saat melihat kemunculan Nicholas.Pada saat bersamaan, sebuah mobil BMW sport berbelok di tikungan. Felita duduk di kursi penumpang sambil tersenyum bahagia. Saat hendak berbicara, dia melihat sosok familier yang berdiri di antara barisan mobil mewah. Sosok itu sangat mirip dengan Nicholas."Siapa itu?" "Sayang, ada apa?" tanya Nicholas sambil tersenyum.Felita sedikit tercengang. "Sepertinya aku melihat Nicholas masuk ke dalam mobil itu.""Sayang, kamu pasti salah lihat. Apakah kamu tahu berapa harga mobil-mobil itu? Lihat logo yang ada di atas mobil itu! Bahkan mobil mereka yang paling mur

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 4

    Saat melirik Felita, Nicholas melihat Felita menatapnya dengan jijik. Entah kenapa, tatapan itu justru membuat Nicholas sangat marah. Namun, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memberikannya pelajaran. Jelas-jelas, Nicholas telah memesan tempat ini, kenapa tiba-tiba malah jadi Colin yang memesannya?"Nicholas, kami sudah memberi tahu mereka kalau kamu yang memesan tempat ini, tapi mereka masih saja mau merebutnya. Hari ini aku akan menghajar mereka, lihat saja siapa yang masih berani berbuat semena-mena ...." Tanpa basa-basi, Sandy pun maju dan menyerang.Namun, Nicholas segera mencegatnya dan berkata, "Tanyakan saja kepada pelayan. Aku yakin sudah memesan tempat ini.""Menanyakan kepada pelayan? Apakah dengan memanggil pelayan, lantas tempat ini akan menjadi milikmu?" Colin menatap Nicholas sambil mentertawakannya. "Sana, coba panggil pelayannya!"Nicholas tersenyum dingin dan memanggil pelayan.Pelayan segera datang dan memeriksa daftar pemesanan. Seketika, wajah pelayan menjadi

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 5

    Sesaat mendengar ucapan Nicholas, Felita langsung menoleh dan memelototinya dengan tidak percaya."Nicholas, apa hakmu mengusir semua orang yang makan di sini? Memangnya kamu bisa mengusir orang seenak hati?" teriak Colin yang marah besar.Nicholas tidak memedulikan Colin, melainkan langsung memandang ke arah Pak Johan.Pak Johan langsung mengangguk dan berkata, "Baik, Tuan Nicholas. Dalam 10 menit, kami akan membereskan semuanya dan para pelayan akan melayani Anda secara khusus. Semoga Anda bisa memaafkan kelalaian kami."Felita membuka mulutnya tanpa tahu harus berkata apa. Dia tidak bisa memercayai yang dilihatnya."Aku adalah tuan muda Mondial Jewelry, beraninya kamu mengusirku?" tanya Colin."Tuan, kami benar-benar meminta maaf. Mohon segera tinggalkan restoran ini. Kalau tidak, aku akan segera memanggil polisi," kata Pak Johan dengan dingin."Tunggu sebentar!" Nicholas melambaikan tangan dan berkata dengan dingin, "Oh iya, meja dan kursi ini bekas diduduki oleh mereka. Aku tidak

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 6

    "Benar, kartu itu memang bukan milikku," jawab Nicholas."Menyedihkan, apa hebatnya menggunakan barang orang lain untuk menyombongkan diri? Apakah kamu pikir dengan seperti itu bisa mengubah nasibmu yang miskin?"Nicholas sedih dan sakit hati saat membaca pesan itu. Akhirnya, dia memilih untuk menyimpan ponselnya. Sekarang, dia sudah tidak memedulikan pandangan Felita. Walaupun Felita mengira kalau dia menggunakan kartu orang lain, dia juga tidak peduli.Bagi Nicholas, gadis itu hanyalah mimpi buruknya. Karena sudah terbangun dari mimpi buruk, dia tidak akan memikirkannya lagi.Nicholas menyimpan ponselnya, lalu melihat ke setiap sudut kamar, sebagian besar orang sudah tidur. Nicholas pun membalikkan badan dan juga tidur.Pada pagi hari, ponsel Nicholas kembali bergetar. Dia mengangkat panggilan tersebut, lalu terdengar suara Monica yang mengomelinya."Nicholas, sudah jam berapa sekarang? Apa maksudmu? Aku akan memberikanmu 10 menit. Kalau dalam 10 menit kamu tidak datang, aku akan men

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 7

    Beberapa orang ini bukan datang untuk makan, tetapi untuk mencari masalah.Nicholas mulai mewaspadai mereka, dia berdiri di kejauhan sambil memperhatikan beberapa pemuda itu. Di saat bersamaan, terdengar suara Monica yang memanggilnya. "Nicholas, apa yang kamu lakukan di sana?"Nicholas menoleh dan melihat wajah Monica yang dingin. Kemudian, Monica berbicara dengan ekspresi sinis, "Kenapa kamu memperhatikan pelanggan seperti itu? Masih tidak pergi ke dapur dan melakukan pekerjaanmu? Entah apa yang dipikirkan oleh ayahku sampai mempekerjakan orang bodoh sepertimu.""Nicholas, sini! Bantu aku sebentar." Teriak Charles dari dapur, seperti sedang meredakan kecanggungan yang dirasakan Nicholas.Nicholas meletakkan kain lap, lalu beranjak ke dapur. Di saat bersamaan, terdengar suara "prang" dari luar. Nicholas segera menoleh, dia melihat ketiga mahasiswa itu berdiri sambil menunjuk Monica.Ketiga pemuda itu sangat menyeramkan. Mereka berteriak kepada Monica, "Apa ini? Apakah kamu tidak melih

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 8

    Monica menjawab dengan sungkan, "Dia mengajakku berkencan malam ini ....""Bukannya bagus? Temanmu sangat kaya, bukankah kamu harus merasa beruntung diajak berkencan olehnya? Kenapa menyebutnya sebagai syarat?" kata Sherly sambil tersenyum."Masalah ini selesai dan kamu bisa mendapatkan pacar. Seharusnya kamu senang," kata Sherly melanjutkan.Monica tidak senang mendengarnya, tapi dia tidak membantah.Charles menundukkan wajahnya yang masam. Dia sudah lama membuka restoran di sini, bagaimana mungkin dia tidak mengetahui niat terselubung dari para mahasiswa itu? Di zaman sekarang, mana ada orang sebaik itu? Pria yang mengajak putrinya berkencan pasti memiliki niat yang tidak baik."Paman Charles, aku sudah menelepon temanku. Katanya, ini bukanlah masalah besar. Sebentar lagi ada orang yang akan datang membereskannya." Di saat mereka mengobrol, Nicholas berjalan masuk."Sungguh?" Wajah Charles terlihat senang."Kamu bisa membantu?" Sherly menghinanya. "Kami tidak memerlukan bantuanmu. Mo

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 9

    Nicholas hanya tersenyum dingin saat mendengar ejekan tersebut.Nicholas sudah banyak bertemu dengan orang seperti Malvin. Jadi, dia tidak akan membuat perhitungan dengannya. Kalau bukan karena Charles, Nicholas tidak keberatan untuk memberikannya pelajaran.Sambil berjalan kembali ke kampus, Nicholas berusaha untuk menghibur diri sendiri.Di Restoran Lataza.Saat ini, Malvin sedang menepuk dada sambil berkata, "Tenang saja, aku sudah meminta ayahku untuk menghubungi Pak Rocky yang bertugas di Badan Pengawas Makanan. Ini bukanlah masalah besar.""Aku sangat berterima kasih kepadamu," kata Sherly dan kembali menuangkan segelas teh.Sherly tersenyum manis sambil berkata, "Nak Malvin memang hebat, masalah sebesar ini bisa diselesaikan hanya dengan sebuah perintah."Malvin mulai tersanjung dengan pujian Sherly. "Bibi, semua ini hanyalah masalah kecil. Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku. Aku pasti akan membantumu. Untuk masalah ini, Bibi tidak perlu khawatir, ada aku di sini. Nanti malam,

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 10

    "Aku ...." Charles membuka mulutnya.Yasmine langsung mengerutkan alis, seolah mengerti apa yang telah terjadi. Wajahnya yang ramah langsung berubah menjadi dingin. "Kalau Tuan Nicholas tidak berada di tempat, aku tidak akan ikut campur dalam masalah ini ....""Tadi Nicholas ada di sini, kok! Dia hanya kembali ke kampus untuk mengambil barang. Sebentar lagi dia akan kembali." Monica langsung tersadar, lalu berkata dengan terisak-isak, "Aku akan meneleponnya sekarang juga."Yasmine mengangguk tanpa memedulikan terlalu banyak.Monica buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nicholas.Saat telepon baru tersambung, Nicholas langsung menolak panggilan tersebut.Suara panggilan yang ditolak pun membuat Monica tercengang."Seharusnya dia sudah dalam perjalanan kembali. Aku akan meneleponnya lagi ...," Monica berkata sambil berusaha tersenyum. Dia merasa sangat menyesal, kalau tahu Nicholas mengenal orang sehebat ini, bagaimana mungkin dia mengusir Nicholas?Monica telah menelepon bebera

Bab terbaru

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 606

    "Tidak ada yang boleh hidup," kata Nicholas dengan suara teredam.Sekarang Sandy mengalami kelumpuhan, entah kapan kondisinya bisa pulih. Dia kesulitan menggerakkan tubuh maupun berjalan.Sandy masih berusia 20 tahun. Nicholas tidak tega melihat semua kesialan yang menimpa sahabatnya.Setelah menutup telepon, Nicholas menggenggam erat ponselnya sambil berpikir. Perasaan Nicholas terasa berkecamuk.Untungnya nyawa Sandy masih bisa diselamatkan. Jika tidak, Nicholas akan menyesal seumur hidup.Sandy sudah sadarkan diri, sedangkan Master Howard harus diamputasi dan Thalia memerlukan setengah tahun untuk bisa turun dari tempat tidur. Mereka semua adalah orang-orang terdekat Nicholas. Selain mereka, 123 orang juga meninggal di Vila Megawan.Nicholas tidak pernah melupakan nyawa 123 orang itu.Bella berdiri di samping Nicholas. Dia agak ketakutan melihat raut wajah Nicholas yang tampak begitu tegang."Menurutmu, bagaimana selanjutnya?" tanya Nicholas."Temui Ken dan habisi dia!" jawab Bella.

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 605

    "Pak Zain, kamu sudah melihat ketulusanku, 'kan?" tanya Jesslyn."Hmm, terima kasih banyak atas bantuanmu. Aku juga berterima kasih kepada 'Tuan' yang menyokongmu," jawab Zain."Pak, kamu adalah orang yang pintar, aku rasa kita tidak perlu saling berterima kasih. Seluruh masyarakat Kota Modu tahu bagaimana sejarah berdirinya Clear Group. Kalian memiliki reputasi yang tinggi di kalangan mafia. Meskipun berhasil menutupi semua kejahatan, pengaruh kalian masih begitu besar." Jesslyn tertawa menyindir. "Kita menghadapi orang dan masalah yang sama. Aku telah membereskan masalah kalian, sekarang kalian harus membantuku untuk menyelesaikan masalah kami."Ekspresi Zain sontak berubah. Sama seperti dugaannya, Jesslyn tidak mungkin membantu secara cuma-cuma."Kami sudah menemukan keberadaan Nicholas. Bawa orang-orangmu untuk menghabisinya. Tidak ada masalah, 'kan?" tanya Jesslyn tanpa basa-basi."Menghabisi Nicholas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah, aku sudah lama meninggalkan dunia mafia. R

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 604

    "Semoga jawabanmu memuaskanku." Raut wajah Ken terlihat sangat puas.Jesslyn merasa agak rendah diri saat menatap Ken. Namun mengingat Ken adalah cucu inti dari Kakek Winata, Jesslyn pun menyingkirkan semua perasaan tidak enaknya."Besok aku ingin mengajak kakekmu untuk bertemu kakekku. Saat itu, orang yang bisa bertahan hidup tidaklah banyak. Bagaimana menurutmu?" tanya Ken.Jesslyn tercengang melihat kedua mata Ken yang tampak berapi-api. "Maksud ... maksudmu ....""Kalau kakekmu mengunjungi kakekku, kakekmu bisa memujiku sedikit di hadapan kakekku. Siapa tahu pujian kakekmu bisa sedikit membantu rencanaku? Bila aku berhasil menjadi pewaris, kamu akan menjadi istri dari cucu inti Keluarga Winata. Jika saat itu tiba, kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan."Sekujur tubuh Jesslyn bergetar, dia tidak pernah menyangka hari seperti ini akan datang. Jika yang dikatakan Ken benar, Keluarga Chaw bisa berdiri kembali, sedangkan derajat Jesslyn akan memelesat tinggi.Menyandang status

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 603

    Pada sore hari, lampu-lampu di Vila Lacosta bersinar terang.Ken duduk di kursi sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja dan menyeringai jahat."Barusan Warren menelepon, dia bersedia bekerja saja," kata Jesslyn yang berdiri di samping Ken.Ken menjawab, "Kalau begitu ... kita bereskan dulu Clear Group.""Em." Jesslyn mengangguk."Semakin hari, kamu semakin menawan." Ken tertawa terbahak-bahak sambil menatap Jesslyn.Di saat Jesslyn tersipu malu, Ken mengulurkan tangan dan langsung menarik Jesslyn ke dalam dekapannya. Sembari memeluk Jesslyn, Ken menelepon Zara dan berkata, "Sudah tiga hari, aku ingin mendengar jawabanmu."Tidak terdengar suara di ujung telepon. Zara sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ken."Kali ini, kubu Keluarga Winata tidak serumit sebelumnya. Aku dan para sepupuku telah mencapai kesepakatan bersama. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" tanya Ken."Kalian bekerja sama untuk menghabisi Nicholas?" Zara menarik napas panjang."Benar! Paman Dean terlalu kuat

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 602

    Setelah setengah jam kemudian, Karen melarikan diri dan pergi ke ruangan Nicholas."Nicholas, Bella ... kasihan banget!" kata Karen dengan ekspresi sedih.Nicholas tersenyum kecut, dia hanya bisa menganggukkan kepala. Nicholas tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Karen."Ba-bagaimana kalau aku pergi?" Karen mengangkat kepalanya."Kalau kamu pergi, dia harus menahannya," jawab Nicholas."Hmm, bagaimana kalau kamu saja yang membantunya?" tanya Karen.Nicholas tertegun. "Gadis bodoh. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di antara kami?""Tidak boleh," Karen bergumam sambil memalingkan wajah.Nicholas tertawa terbahak-bahak sambil mengelus kepala Karen. "Jadi orang jangan terlalu baik. Yang ada malah dibohongi.""Bella sangat baik kepadaku, dia membelikanku baju. Oh ya, katanya dia mau mengajakku menonton konser," jawab Karen."Konser?" Nicholas mengerutkan alis."Iya, beberapa hari lagi ada konser. Bella sudah memesan tiketnya." Karen menatap Nicholas dengan mata berbinar-binar. "Kamu ma

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 601

    "Apa?" Nicholas tersentak."Aku ...." Bella menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku ingin mengajak Karen untuk mengobrol di kamarku ...."Nicholas mengerutkan alis saat mendengar permintaan Bella."Tenang saja, aku tidak akan menyakiti maupun membohongi Karen. Aku hanya, aku ...." Bella langsung berlutut dan memohon kepada Nicholas.Nicholas menghela napas sambil melambaikan tangannya. "Aku tidak masalah asalkan Karen tidak keberatan. Tapi kalau kamu memanfaatkannya, nasibmu akan berakhir mengenaskan!""Tidak, aku tidak akan memanfaatkannya." Bella tersenyum, dia bangkit berdiri dan pamit meninggalkan ruangan Nicholas.Nicholas memijat keningnya, kondisi Bella terlihat semakin parah. Nicholas telah mencari 7 hingga 8 dokter untuk mengobati Bella, tetapi tidak ada hasil yang memuaskan. Takutnya, Bella akan terjerumus semakin jauh.Bella kembali ke kamarnya untuk mengambil sehelai gaun yang telah disiapkan, lalu bergegas pergi menemui Karen."Ini ... untukku?" Karen melirik Bella dengan ti

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 600

    Jansen sontak mengangkat kepalanya, dia menghela napas panjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Di sebuah klub malam yang terletak tak jauh dari perusahaan Clear Group.Warren memanggil belasan gadis muda untuk menemaninya. Sembari memandang Gordon yang mencekoki diri dengan bir, Warren tersenyum dan berkata, "Kak Gordon, kalau kami bekerja sama dengan Jesslyn, apakah kamu akan membantu kami? Kamu tahu sendiri kemampuan Jesslyn, siapa tahu kita bisa menarik simpati anggota Keluarga Winata yang misterius itu? Aku membutuhkan bantuanmu, jangan sampai Jesslyn berkhianat dan menghabisi kami.""Tidak masalah." Gordon tersenyum kecil."Kak Gordon memang paling baik!" Warren tersenyum sambil memberikan tatapan misterius dan berbicara dengan suara teredam, "Barusan aku sudah menelepon adikku, dia sedang di dalam perjalanan kemari. Aku rasa masalah ini harus dibicarakan dengannya juga, bagaimana menurut Kak Gordon?"Gordon menatap Warren sambil menyeringai dingin. "Sebagai saudara yang baik

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 599

    "Nona Jesslyn, sepertinya kamu belum mengetahui identitas Nicholas ...." Zain terlihat agak ragu."Aku tidak tahu?" Jesslyn tertawa mendengar ucapannya. "Di Kota Modu, aku adalah orang yang paling mengenal Nicholas. Keluarga Winata bukanlah keluarga sembarangan, orang seperti kamu dan aku tidak akan sanggup menumbangkannya. Tapi untungnya Nicholas berbeda dengan anggota keluarganya yang lain, dia lembek dan payah. Asalkan kamu mendengarkan perintahku, kita pasti bisa menghancurkan Nicholas. Selama Nicholas dihabisi di Kota Modu, tidak akan ada yang mempersulit kita. Sebaliknya, kita malah mendapatkan keuntungan.""Sebenarnya apa maumu?" tanya Zain."Apa mauku? Hahaha." Jesslyn tertawa terbahak-bahak, sorotan matanya dipenuhi kebencian. "Aku ingin Nicholas berlutut dan memohon kepadaku. Aku ingin semua orang yang berpihak kepada Nicholas mati satu per satu," jawab Jesslyn dengan tatapan kejam.Tatapan Zain tampak berkecamuk, dia tegang melihat wanita yang begitu kejam ini.Beberapa wakt

  • Di Balik Topeng si Pria Miskin    Bab 598

    Ketika menjelang malam hari, sekelompok mobil berhenti di depan lobi perusahaan Clear Group.Belasan pengawal keluar dari mobil dan berjaga di sekitar. Ketika seorang pengawal membuka pintu mobil, Jesslyn beranjak keluar dengan mengenakan balutan gaun berwarna hitam.Jesslyn adalah wanita yang sangat cantik. Dandanan serta gaun yang dikenakan, membuatnya tampak seperti boneka cantik yang hidup.Gaun ini menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah. Dari kejauhan, punggungnya indah berhasil memikat siapa pun yang menatapnya."Apakah penanggung jawab Clear Group berada di tempat? Jesslyn menghentikan langkah kakinya sambil menatap ke arah gedung perusahaan Clear Group."Ada. Kami telah menghubungi mereka, seharusnya semua sudah disiapkan." Jawab salah seorang pengawal.Jesslyn mengangguk dan melangkah masuk ke dalam perusahaan.Felixton Group pernah berurusan dengan Clear Group. Tumpang tindih di antara kedua belah pihak membuatnya sulit menghindari konflik yang ada. Setelah Jesslyn kembali,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status