Share

Bab 22

Author: Fransiscaroom
last update Last Updated: 2024-06-03 19:21:39

Reza Pov

"TING!" Bunyi notifikasi elevator terdengar bersama dengan terbukanya pintu balok elektrik tempat diriku berdiri. Hal itu membuatku segera menapak keluar dan melangkah memasuki ruang kerjaku dengan senyuman dan harapan baru tentang masa depan, terutama hubunganku dengan Dina yang baru saja membaik.

Saat aku memasuki ruangan dan mulai duduk di balik meja kerja, semuanya tampak normal. Aku yang memeriksa dokumen kerja sama antar investor merasa lebih berkonsentrasi dan bersemangat dalam mencermati setiap pasal yang tertulis. Namun, di kala aku mulai menyiapkan pena untuk menandatangani dokumen di tanganku, aku mendengar derak pintu ruanganku dibuka oleh wanita yang paling ingin aku hindari saat ini.

"Rez, kita perlu bicara sekarang. Penting." Naffa membuka obrolan dengan ekspresi wajah tegang yang tersirat.

"Bicara aja langsung. Engga perlu bertele-tele," pintaku tanpa melakukan kontak mata dengan wanita yang sebenarnya masih membuat diriku tertarik, namun demi kebai
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Bab 23

    "Din, kayanya aku nanti pulang agak malaman. Engga apa-apa 'kan?" Reza membuka obrolan begitu panggilan suara yang dilakukannya tersambung. "Kok dadakan? kamu masih berhubungan sama Naffa??" Dina mulai berani menanyakan hal yang semestinya hanya berada di pikirannya. "Maaf, Din. Ini ada urusan tentang SPT perusahaan. Aku udah pecat si Naffa kok. Kamu engga usah khawatir lagi ya?" Reza menjelaskan. "Oh, oke kalau gitu. Maaf ya, Mas, aku sempat curiga sama kamu." Dina yang semula terlihat tegang kini tampak lebih rileks setelah tahu bahwa suaminya itu sudah memecat sekretaris yang sudah mengancam suaminya untuk memberikan kejelasan tentang hubungan gelap yang terjadi. "Iya, Din. Engga masalah kok. Udah ya, aku mau cari makan nih, laper." Reza memungkas sambil merapikan kerah dan dasinya yang sedikit berantakan. "Oke, Mas. Met makan siang ya," pungkas Dina. Reza hanya menanggapi ujaran istrinya singkat. Lalu, ia memutus panggilan suara itu dan menatap Naffa dengan kesal

    Last Updated : 2024-06-04
  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Bab 24

    Reza Pov Saat sore menjelang malam tiba, aku yang sudah merapikan serta membersihkan meja kerja langsung melangkah keluar dari ruang kantor dengan membawa tas kerja kulit sapi, berwarna hitam, kesayanganku. Sebelum turun dengan elevator, aku memutuskan untuk memasuki toilet untuk memperbaiki penampilanku. Pertama, aku yang selalu membawa sabun cuci muka di tas membasuh wajah yang terlihat kusam dengan air mengalir. Dalam hitungan kurang dari empat menit, aku mencuci muka dengan sabun secara tepat. Kemudian, aku juga menyisir rapi rambutku yang seharusnya perlu untuk dipotong di salon. Setelah dirasa bahwa penampilanku sudah lebih rapi dan segar, aku melangkah keluar dari kamar mandi menuju elevator. Di saat itu juga, Naffa menyusul dan mengapit lengan kiriku dengan manja. "Aku kira kamu kabur dari janjimu, Rez," ucap Naffa dengan senyum manis yang menghiasi setelahnya. Aku yang merasa muak dengan wanita ini meraih dan menyingkirkan tangannya dari lenganku. Dengan mimik w

    Last Updated : 2024-06-05
  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Bab 25

    Satu bulan kemudian, tepatnya di bulan Juli, hubungan Dina dan Reza kembali menghangat. Keduanya sudah tak begitu menaruh rasa curiga pada satu sama lain. Namun, Dina yang tampak tersenyum dan tenang masih saja mengumpulkan bukti-bukti mencurigakan yang tak disadari oleh Reza. Sementara, Reza yang sehari-hari sibuk dengan urusan bisnis dan proyek pembangunan supermarket di Negeri Jiran mau tak mau harus bertemu dan bepergian dengan Naffa hanya untuk kepentingan pekerjaan. Hal tersebut terjadi tepatnya di minggu kedua. Saat mereka sudah tiba di bandara, keduanya langsung dijemput oleh supir dari mitra bisnis Reza yang bernama Larry. "Tamunya Pak Larry ya?" tanya sang supir sambil memegang banner bertuliskan nama 'Reza from Surabaya'. "Iya, Pak." Reza berujar dengan senyum ramah. Lalu, supir tersebut memberikan sinyal pada Reza dan juga Naffa untuk mengikuti dirinya yang melangkah terlebih dahulu. Di saat keduanya sedang melangkah berdampingan, Naffa dengan sengaja menyampir

    Last Updated : 2024-06-06
  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Bab 26

    Di malam harinya, setelah Naffa dan Reza menyudahi pertemuan dengan koordinator pembangunan supermarket, keduanya memutuskan untuk kembali ke hotel, mengingat rasa lelah telah menguasai tubuh masing-masing. Namun, sebelum keduanya terpisah, Naffa sempat merasakan pusing dan nyaris limbung. Kala itu, Reza yang menyadarinya langsung memapah sekretarisnya itu hingga tiba di kamar. "Ra-sanya pu-sing," gumam Naffa terpatah-patah sambil duduk di sofa dan memijat pelipisnya pelan. "Sebentar," ujar Reza yang mulai meraih kotak obat milik Naffa. Baik tangan dan juga kedua manik matanya sibuk mencari keberadaan obat sakit kepala yang berada dalam plastik khusus, tapi tak kunjung terlihat. "HUW-HUMPH.." Di saat yang sama, Naffa merasa bahwa perutnya merasa kurang nyaman. Mendengar suara tersebut, Reza pun langsung membawa Naffa menuju kamar mandi yang berada di sisi kiri kasur berukuran queen size. Di ruangan berukuran sedang dan lebar, wanita bersurai cokelat gelap itu memuntahkan s

    Last Updated : 2024-06-07
  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Bab 27

    Reza Pov "Eng-engga kok, Naf," Aku menanggapi dengan sedikit tergagap. Alasannya, bukan karena Naffa terlihat cantik atau manis, melainkan sekretarisku ini semakin berani menampakkan lekukan tubuhnya lewat kimono hijau tua berbahan satin yang terkesan elegan serta seksi secara bersamaan. Secara teknis, aku sudah berulang kali melihat tubuhnya secara utuh saat bercinta. Akan tetapi, entah kenapa, aku selalu merasa tergoda bilamana wanita ini mengenakan pakaian yang menonjolkan buah dada atau bagian pahanya yang mulus bak super model kelas dunia. "Kok gagap gitu? kenapa, Rez?" Naffa menatapku dengan kedua mata terpicing. Bersamaan dengan tatapannya itu, Naffa merapikan kimononya yang tersingkap dan menampakkan gundukan dadanya yang semakin besar menurutku. Dalam sekejap, mimik wajah keheranan itu berganti menjadi senyuman nakal dan tatapan menggoda padaku. "Oh, kamu gugup gara-gara bajuku ya, Rez?" tanyanya dengan suara serak yang menggoda. Aku pun meletakkan ponsel dan ba

    Last Updated : 2024-06-08
  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Bab 28

    Di hari berikutnya, ketika Reza sudah tak ada di kamarnya, Naffa yang baru selesai membersihkan diri segera mengenakan kaos crop top berkerah dengan warna cream dan celana cargo berwarna cokelat tua. Kemudian, ia juga memoleskan sedikit make up pada wajahnya yang masih terlihat sedikit pucat. Sebagai sentuhan akhir dari polesan bedak dan blush on di wajahnya, Naffa menambahkan lipstik berwarna peach pada bibir penuhnya agar terlihat lebih segar dan lembab. Usai membawa uang secukupnya pada dompet kecil, ia berlalu keluar dari kamar hotel. Memasuki elevator dan tertutupi dengan pelanggan-pelanggan hotel yang lain, Naffa sesekali memeriksa notifikasi chat di ponselnya. Sepertinya, ia khawatir jika Reza secara tiba-tiba menghubungi dan membutuhkan bantuannya. "Yang jelas, sebelum meeting itu selesai, aku harus udah ada di kamar, jadi Reza engga introgasi atau kebanyakan tanya ke aku," Naffa mengingatkan dirinya untuk lebih mawas diri dan lolos dari investigasi atasannya itu.

    Last Updated : 2024-06-09
  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Bab 29

    Reza pov Kata-kata yang meluncur dari bibir Naffa terasa seperti sambaran petir di tengah teriknya mentari pagi. Aku memang berencana untuk memiliki keturunan, tapi bukan dengan Naffa, melainkan dengan istri sahku, Dina. "Apa? Kamu hamil?!" Aku menekan nada bicaraku sambil memastikan jika aku tak salah mendengar. "Iya, Rez. Aku hamil anak kamu." Naffa mengangguk tanpa melepaskan tatapannya padaku. Sorot mata hitamnya menyiratkan kejujuran yang membuatku seolah sedang bermimpi. Aku pun meletakkan sendok plastik di dalam kotak nasi yang sudah kosong dan menggeleng pelan. "Engga. Kamu bercanda 'kan, Naf?? Kamu engga mungkin hamil sama aku," ujarku dengan tatapan tak yakin. "Tapi, memang aku hamil, Rez. Ini buktinya," Naffa masih kukuh dengan perkataannya sambil menyerahkan test pack yang menampilkan dua garis merah secara jelas. "DEG..DEG.." Degup jantungku berdetak lebih cepat saat melihat dua garis merah pada alat kontrasepsi yang diberikan oleh Naffa. Bersama dengan d

    Last Updated : 2024-06-10
  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Bab 30

    Dina pov Di malam harinya, tepat di pukul 12.00, aku yang belum cukup lelah tak dapat memejamkan mata dan terlelap. Seketika itu juga, aku teringat untuk memeriksa ponsel milik suamiku untuk mengetahui apa saja yang dilakukannya selama mengawasi pembangunan supermarket di Malaysia. Dengan gerak-gerik pelan, aku meraih benda pipih itu dari nakas sebelah kiri. Hal pertama yang aku lakukan adalah mengatur ponsel milik Mas Reza dengan mode diam. Hal ini aku lakukan agar pemeriksaan chat pada aplikasi messaging miliknya bisa lebih leluasa, terutama bila ada telepon atau chat masuk, nada deringnya tak menyebabkan suara bising. Kemudian, aku mulai beraksi dengan memasukkan pin pada ponsel suamiku yang terdiri atas tanggal ulang tahunku. Dalam beberapa detik, ponsel buatan Negeri Tirai Bambu ini menampakkan tampilan desktop pulau tropis dengan pantai yang menyejukkan mata. Lalu, aku langsung memasuki menu dengan sejumlah halaman yang menampilkan beberapa aplikasi, termasuk aplikasi

    Last Updated : 2024-06-11

Latest chapter

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Part 88 (Ending)

    Dua tahun kemudian, tepatnya di bulan Februari 2026, Reza bersama dengan Naffa dan juga Armand sedang berakhir pekan di salah satu restoran di Malang yang cukup terkenal. Sembari duduk di meja VIP, Armand dengan tubuh mungilnya duduk seraya tersenyum senang saat melihat makanan penutup yang dipesan oleh sang mama datang. "Senang ya? es krimnya banyak," ucap Reza sambil mencolek hidung mungil milik putranya itu. Armand yang ditanya seperti itu oleh sang papa hanya bergumam dan menorehkan senyum riang. Di saat yang sama, Naffa berujar, "Dikasih dikit aja, Rez. Dia tadi 'kan udah minum susu. Takutnya kekenyangan." "Iya, engga apa-apa, Naf. Yang penting, Armand coba," ucap Reza dengan senyum lembut sembari mengusap punggung tangan Naffa perlahan. Lalu, sesuai dengan yang sudah dikatakannya, Naffa mengambil sendok kecil khusus bayi dan mulai menyendok sedikit es krim dengan rasa vanilla, serta menyuapkannya pada Armand. "Gimana? enak?" Reza mengusap lembut kepala Armand semba

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Part 87

    Beberapa bulan kemudian, Reza masih disibukkan dengan pekerjaan dan kegiatan merawat Naffa yang masih koma serta Armand yang masih kecil. Meski Sus Hani mendampingi putranya di kala ia masih berada di kantor atau di luar rumah, Reza sebagai seorang papa tak dapat tinggal diam dan langsung bersantai saat ia baru saja pulang dari kantor. Saat ia telah selesai membersihkan diri, ia harus bergantian dengan Sus Hani untuk menemani Armand minum susu dan bermain. Bahkan, di kala makanan khusus bayi telah selesai dikelola oleh baby sitter berpengalaman itu, ia harus menyuapi Armand dengan hati-hati dan tak terburu-buru. Di tengah kegiatan menyuapi putranya itu, ponselnya bergetar. Sejenak, ia menjeda aktifitas tersebut dan menjawab

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Part 86

    Akibat merasa iri pada nasib sang mantan istri, Reza pun memutuskan untuk menginap di apartemen milik Marni. Meski ia tahu bahwa putranya masih berada di rumah kedua orang tuanya, ia tak begitu mempermasalahkannya. Memang ia mengkhawatirkan kondisi Naffa dan putranya, namun untuk malam itu, ia tak dapat membiarkan egonya sebagai laki-laki terluka begitu saja. Dengan nafsu yang membara dalam dirinya, ia melampiaskan rasa kesalnya itu dengan bercumbu dan bercinta dengan Marni, untuk kesekian kalinya. Setelah pergumulan terlarang itu usai, Reza yang seharusnya memadu kasih di sisi Marni malah mengenakan pakaiannya kembali dengan air muka datar. Marni yang masih mengenakan selimut pun bertanya dengan air muka keheranan, "Mas, bukannya mas mau tidur di sini?" "Sebentar aja, Mar. Aku engga bisa lama-lama. Naffa lagi koma di rumah sakit. Maaf ya," jelas Reza yang baru saja mengenakan celana kain dan sabuk secara berurutan. Di saat yang sama, Marni merasa tak dihargai oleh bos seka

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Part 85

    Di situasi lain, yang lebih membahagiakan, Dina dan Khandra sedang berada di Bandara Internasional Juanda. Dengan tiga travel bag yang mereka bawa, mereka sedang mengantri untuk check-in tiket pesawat, jurusan Surabaya-Thailand. "Selanjutnya," ucap pramugari yang mengurus bagian check-in di counter dengan senyum ramah tersemat. Khandra dan Dina pun menghampiri counter dan mulai menunjukkan bukti pemesanan tiket pesawat pada pramugari yang bertugas. Lalu, beberapa menit kemudian pramugari tersebut meminta Khandra dan Dina untuk menaikkan koper yang ingin diletakkan pada bagasi yang tersedia. "Ini boarding passnya. Bisa ditunggu di pintu keberangkatan yang tertera ya," ucap

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Part 84

    Halimah pov Seakan disambar petir di malam hari, aku yang mendengar informasi dari dokter pun menitikkan air mata. Aku selaku ibu kandung dari Naffa merasa terpukul dan tak terima. Penyebab utama yang paling jelas terlihat saat ini adalah menantuku sendiri, Reza. Begitu dokter yang mengoperasi putriku berlalu, aku dengan emosi yang memuncak di kepala mendorong Reza pelan dan menegur, "Puas kamu sekarang, hah?! Reza pun terdiam dan tak berani beradu pandang denganku. Lalu, aku kembali bersuara dengan air mata berlinang, "Gara-gara kamu, anak saya engga sadarkan diri! Puas?! Memang kamu, laki-laki yang engga tahu diuntung!!" Bersama dengan ucapanku yanf mengiris hati itu, aku pun hendak melayangkan tamparan berikut pada wajahnya karena merasa geram. Namun, sebelum telapak tanganku mendarat tepat di wajah Reza, suamiku menahan dan berujar, "Bu, udah. Jangan bertengkar di sini. Malu karena didengar orang-orang." Aku yang kembali mendengar peringatan itu menepis pegangan tangan

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Part 83

    Sementara itu, di rumah Reza, Naffa yang tengah sibuk memotong-motong sayuran mendadak merasakan sakit pada bagian pinggang. "Awh," erangnya sembari memejamkan kedua mata dan memegangi pinggang bagian belakang. Di beberapa menit awal, rasa sakit itu masih bisa ditahan oleh Naffa. Namun, di sekian menit berikutnya, rasa sakit itu menajam dan tak lagi bisa ditahannya. Hal tersebut membuatnya sedikit panik dan menjeda kegiatannya seraya duduk di kursi. "Sshh, sepertinya, a-aku harus.." Naffa yang hendak menghubungi Reza mengalihkan pandangan pada sosok yang sangat dibutuhkannya saat ini.

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Part 82

    Marni pov Sekitar pukul 18.40, aku dan Mas Reza tiba di unit apartement yang aku tempati. Saat pintu telah selesai dibuka, aku dan Mas Reza masuk ke dalam dan memutuskan untuk duduk di sofa, bersampingan. "Mar." Mas Reza memanggil seraya menatapku dari samping. "Hmm?" Aku berdeham tanpa menatap wajah Mas Reza secara langsung. "Kalau Mas punya perasaan sama kamu, kamu gimana?" Mas Reza mendadak melemparkan pertanyaan yang membuatku melebarkan kedua mata.

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Part 81

    Sementara itu, Reza yang baru saja selesai menerima surat dan contoh bahan produksi, tak sengaja berpapasan dengan Marni yang sedang mengobrol dengan beberapa office boy lain di dekat tempat peralatan kebersihan. Melihat Marni bersenda-gurau dan tertawa lepas dengan teman-teman satu pekerjaannya, Reza mengerutkan kening dengan sorot mata heran. Menurutnya, ia tak pernah membayangkan jika mantan ARTnya itu adalah tipikal gadis yang senang bergaul, mengingat Marni lebih sering ada di rumah dan tak begitu membaur dengan ART lain yang tinggal bersama tetangga sebelah. "Jadi, ini sifat aslinya si Marni? Kelihatannya pendiam, aslinya social butterfly, dan entah kenapa aku merasa dia agak genit ke cowok lain. Lebih engga masuk akal lagi, aku yang sudah beristri, merasa terganggu kalo lihat dia

  • Di Balik Romantisnya Suamiku   Part 80

    Dua hari, setelah resmi menyandang status suami-istri, Dina dan Khandra menjalani aktifitas masing-masing, sesuai dengan peran yang digeluti. Namun, sebelumnya, mereka menikmati sarapan pagi yang dimasak oleh Dina dan salah satu ART di rumah baru Khandra, Bi Jah. "Nanti siang, kamu ada acara, Din?" tanya Khandra sembari menambahkan lauk di atas piringnya. "Engga kayanya. Belakangan toko agak sepi, Khan." Dina menanggapi sambil memotong daging di piringnya perlahan. "Aku jemput ya kalo gitu." Khandra menyatakan niatnya meski belum menyebutkan tujuan secara jelas.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status