Share

Bab 152

Penulis: Zayba Almira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-06 23:34:45

Hari-hari berlalu, dan meskipun mereka sudah bekerja keras untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang menghantui Kieran, Clara merasakan semakin banyak jarak yang terbentuk di antara mereka.

Kieran mulai lebih sering mengurung diri, merencanakan strategi, sementara Clara merasa terjebak dalam dunia yang asing baginya

—sebuah dunia yang penuh dengan rahasia, ancaman, dan ketidakpastian.

Pada malam hari, Clara sering terbangun karena suara-suara aneh dari balik pintu kamar Kieran.

Kadang, dia merasa seolah ada sesuatu yang sangat besar sedang terjadi di luar jangkauan penglihatannya—sesuatu yang bisa mengubah segalanya.

Namun, dia tahu, Kieran tidak akan memberi tahu dengan mudah. Tidak sekarang, tidak sampai masalah ini benar-benar mencapai titik puncaknya.

Malam itu, Clara berdiri di hadapan cermin di kamarnya, menatap dirinya sendiri dengan mata yang penuh keraguan.

Dalam beberapa minggu terakhir, dia merasa seperti sedang kehilangan dirinya.

Terlalu banyak rahasia, terlalu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 153

    Pagi itu, setelah pertemuan yang mengubah segalanya, Clara tidak langsung pulang. Ia berjalan menyusuri taman belakang rumah keluarga Kieran—tempat yang begitu hening, seolah menyimpan rahasia yang tak terucapkan. Setiap langkahnya berat, seberat beban yang kini menghuni hatinya. Angin pagi yang lembut tak mampu menghapus kegelisahan yang menekan pikirannya. Di kejauhan, suara burung berkicau terdengar samar, namun di dalam dirinya, Clara hanya bisa mendengar gema dari kata-kata Kieran malam tadi: "Saya punya banyak musuh. Musuh yang tidak akan ragu untuk menghancurkan apa saja yang saya cintai." Clara menggigit bibir bawahnya. Ketakutan itu nyata. Dan sekarang, ia menjadi bagian dari dunia itu—dunia yang penuh bahaya dan jebakan yang tak terlihat. Tapi di sisi lain, ia juga sadar bahwa hatinya telah memilih. Bukan hanya untuk mencintai Kieran, tapi untuk berdiri di sampingnya, apapun risikonya. Ketika ia kembali ke ruang tamu, Kieran masih duduk di sana, menatap b

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 154

    Saat fajar menyingsing, udara dingin membawa sentuhan keheningan yang seolah mengajarkan Clara untuk mendengarkan setiap bisikan takdir. Di kafe yang sunyi, dengan tangan yang masih gemetar, Clara mendengarkan Marisa menyelesaikan cerita yang penuh luka dan rahasia kelam. “Organisasi itu tidak hanya mengejar keuntungan materi semata,” jelas Marisa pelan, “mereka bermain dengan takdir hidup, menggunakan setiap titik lemah yang bisa saya dan orang lain manfaatkan untuk mengendalikan segalanya.”Kata-kata Marisa menggema di dalam pikiran Clara, menguak keraguan yang selama ini tersembunyi. Di hadapan sang wanita, Clara merasa seolah terseret ke dalam dunia yang jauh lebih gelap—di mana kebenaran menjadi senjata, dan setiap rahasia adalah benih kehancuran. “Aku harus tahu lebih banyak,” pikir Clara, “agar aku bisa melawan dan melindungi orang-orang yang ku cintai.”Tak lama usai pertemuan di kafe, Clara menerima pesan singkat melalui ponselnya. Pesan itu berisi koordinat dan waktu p

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 155

    Malam itu, langit terasa semakin mencekam. Hujan mulai turun dengan deras, menyapu setiap celah kota yang sudah lama menyimpan rahasia dan dendam. Clara yang kini bersembunyi di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota, mencoba menata kembali pikirannya. Di meja mungil di depannya tersusun peta, foto-foto, dan catatan-catatan yang berhasil ia kumpulkan dari pertemuan dengan Arman tadi. Setiap tanda merah pada peta seolah menggemakan bisikan masa lalu, mengingatkan bahwa jaringan yang mengincar kehidupan Kieran bukanlah bayangan semata, melainkan ancaman yang semakin mendekat.Di dalam apartemennya, Clara membuka laptop yang sudah ia sembunyikan selama beberapa hari. Lampu monitor yang redup menerangi layar, memperlihatkan barisan data dan koordinat lokasi markas-markas kecil sang organisasi. Di antara data itu, ia menemukan satu entri yang tampak jauh berbeda dari yang lain—sebuah titik merah kecil di pusat kota yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Hatinya berdebar ketika meny

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 156

    Malam itu, di dalam lorong-lorong gelap fasilitas rahasia, waktu seakan melambat. Sinar lampu darurat yang berkedip-kedip membentuk bayangan samar di dinding beton, menandai setiap langkah yang semakin mendekatkan Kieran dan Rafi ke titik krusial misi mereka. Di ruangan pusat pengendali, di tengah desiran alarm yang baru saja mulai terdengar, Kieran menekan tombol demi tombol pada panel yang rumit. “Kebenaran ini… sudah di depan mata kita,” bisiknya dengan nyaris tak terdengar, sementara jarinya yang dingin menyentuh berkas-berkas penting yang telah selama ini tersembunyi.Di sisi luar, di pos evakuasi kecil yang dipimpin Clara, suasana penuh ketegangan dan kecepatan terasa semakin jelas. Ia mengamati melalui layar monitor bahwa sinyal alarm telah mencapai titik kritis, menandakan bahwa petugas keamanan kini tengah mengalihkan perhatian ke area inti fasilitas. “Kita harus berpacu dengan waktu,” perintahnya melalui radio, “pastikan semua rute evakuasi tetap terbuka!”Kembali ke da

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 157

    Malam semakin larut, dan di bawah langit yang masih menggantungkan awan gelap, pertempuran antara kebenaran dan kekuatan bayangan mencapai puncaknya. Di balik heningnya malam, hati para pejuang berdegup kencang, meski raganya lelah karena berjibaku dalam pertempuran melawan waktu dan musuh yang tak terlihat.Di salah satu titik koordinasi rahasia, Clara telah mengumpulkan tim kecilnya yang terdiri dari mantan agen, ahli strategi, dan beberapa orang yang telah lama terluka oleh jeratan organisasi. Dengan wajah serius yang terpampang, ia meninjau kembali data dari file rahasia yang baru saja mereka amankan. Setiap titik koordinat dan petunjuk yang tersaji menunjukkan bahwa markas pusat musuh bukan hanya sekadar tempat berkumpul, melainkan simpul dari jaringan kekuasaan yang telah mencengkeram banyak kehidupan."Ini bukan pertempuran biasa," kata Clara dengan suara mantap, sementara matanya menatap layar monitor yang menampilkan peta dan rekaman dari operasi sebelumnya. "Kita sudah

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 158

    Di tengah kekacauan malam yang semakin memuncak, pertempuran di dalam fasilitas musuh terus berlangsung dengan intensitas yang belum pernah mereka alami. Di ruang pengendali yang semula hening, layar-layar komputer menyala dengan deretan kode dan peta yang menunjukkan pergerakan pasukan musuh. Suara alarm yang menggema, berpadu dengan jeritan dan tembakan, menciptakan simfoni kegentingan yang menyelimuti seluruh bangunan.Kieran dan Rafi, yang kini berada di sisi terdalam kompleks, terus maju dengan hati-hati. Mereka sudah berhasil mengamankan file rahasia—bukti yang mampu menjatuhkan jaringan kekuasaan gelap itu—tetapi perjuangan mereka belum usai. Dengan setiap langkah yang mereka ambil di lorong sempit yang diterangi oleh lampu darurat, ketegangan semakin terasa. Kieran merasakan campuran keberanian dan rasa bersalah yang telah lama menghantuinya. Ia tahu bahwa setiap keputusan yang diambil malam itu akan menentukan arah sisa hidupnya dan nasib semua orang yang terjebak dalam

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 159

    Fajar mulai menyingsing, menerangi reruntuhan malam yang penuh kepayahan dan luka. Di sebuah markas rahasia yang telah disiapkan dengan cermat, Clara, Kieran, dan tim mereka berkumpul untuk merangkai potongan-potongan kebenaran yang baru saja mereka peroleh. Hembusan angin pagi menyegarkan meski bekas keletihan masih terasa pada setiap wajah. Di antara tumpukan dokumen, rekaman video, dan data digital yang telah diamankan, tersimpan bukti yang mengungkap seluruh jaringan kejahatan yang selama ini beroperasi dalam bayang-bayang.Kieran duduk menghadap layar monitor besar, matanya menelusuri setiap rincian data yang kini tampak tak terbantahkan. “Inilah momen yang kita nanti-nantikan,” ujarnya pelan, namun penuh keyakinan. Ia merasa seakan beban masa lalunya, termasuk rahasia yang pernah membuatnya terjebak dalam kebohongan, kini perlahan berubah menjadi kekuatan untuk berubah dan menebus kesalahan. Di sisi lain, Clara menatap dokumen yang memuat nama-nama tokoh yang selama ini di

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 160

    Senja telah berlalu dan fajar menyambut dengan cahaya lembut yang perlahan menghantarkan harapan baru. Di ruang koordinasi utama markas, udara yang masih terasa berat oleh rahasia malam sebelumnya kini berubah menjadi kesunyian yang penuh perenungan.Clara, dengan wajah tegas namun lelah, duduk di depan layar monitor besar. Laporan dari tim evaluasi baru saja mengungkapkan bahwa pengkhianatan yang mereka duga sebelumnya ternyata jauh lebih dalam daripada yang diduga. Nama-nama yang selama ini tersembunyi di balik identitas samaran mulai tersingkap melalui jejak digital yang telah diperiksa ulang oleh Rafi dan tim keamanannya."Kita harus waspada dan bertindak segera," ujar Clara kepada timnya, suaranya lembut namun penuh tekad. "Data terbaru menunjukkan bahwa ada beberapa sel dalam struktur kita yang telah menyuap informasi kepada musuh. Ini bukan hanya tentang kebocoran – ini adalah serangan dari dalam yang bisa menggoyahkan fondasi perlawanan kita."Di sisi lain, Kieran tengah m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11

Bab terbaru

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 170

    Di tengah kekacauan malam yang kian mereda, suasana di safehouse mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan. Setelah pertempuran sengit yang dicatat pada, tim kini berhasil mempertahankan data-data rahasia—senjata utama dalam menggoyahkan sistem kekuasaan lawan. Namun kemenangan parsial ini datang dengan harga yang tinggi. Di setiap sudut ruang aman, terlihat luka dan kelelahan, namun juga keberanian yang semakin menguat.Kieran, yang duduk termenung di sudut ruangan, memandangi layar monitor yang masih menampilkan sisa-sisa pertempuran. “Kita telah menangkis serangan mereka malam ini, tapi ini bukanlah akhir,” gumamnya, merasakan beban tanggung jawab yang semakin besar. Di saat yang sama, Clara turun ke ruang pusat, mengambil napas dalam-dalam sejenak sebelum menyusun rencana baru bersama tim.“Data yang kita kumpulkan tadi telah membuka celah besar,” ujar Clara dengan suara tegas namun penuh empati, “tapi kita harus segera mengolahnya. Bukti ini tidak hanya bisa menjatuhkan merek

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 169

    Setibanya di titik ekstraksi, tim berhasil berlindung di sebuah safehouse yang tersembunyi di pinggiran kota. Dalam keheningan ruang yang minimalis namun penuh perhatian, Kieran dan Clara segera membuka drive terenkripsi dari hasil infiltrasi malam sebelumnya. Lampu meja yang redup menerangi deretan dokumen dan rekaman digital, seolah memberikan cahaya tipis di tengah kegelapan yang masih menggantung.Rafi, dengan ketelitian yang sudah menjadi ciri khasnya, mulai mengurai data demi data. “Lihat ini,” ujarnya sambil menunjuk layar monitor, “file-file ini mengaitkan sejumlah nama besar dan transaksi yang mengalir ke seluruh penjuru negeri. Ada bukti korupsi, pengaturan kontrak rahasia—bahkan keterlibatan pejabat tinggi.”Clara merasa hatinya berdebar kencang. Di balik setiap baris data, tersimpan kekuatan untuk mengguncang sistem yang telah lama dianggap tidak tergoyahkan. “Jika kita bisa mengungkap semua ini dengan jelas,” katanya pelan, “dunia akan tahu betapa dalam pengaruh merek

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 168

    Malam semakin pekat di luar, dan suasana di sekitar pusat operasi musuh terasa mencekam. Tim kecil yang dipimpin oleh Kieran dan Clara telah sampai di titik infiltrasi sisi barat, di mana sistem keamanan tampak paling rentan. Di balik barisan semak dan bayangan pohon, mereka diam-diam berkumpul sambil memeriksa peralatan dan senjata mereka—setiap detik terasa seperti secepat napas terakhir.“Inilah momen yang kita tunggu,” ujar Kieran dengan suara rendah, sambil mengarahkan pandangannya ke sisi bangunan yang diterangi lampu neon samar. “Kita harus masuk dengan cepat dan tepat. Setiap langkah yang kita ambil nanti akan menentukan nasib kita.”Clara, dengan mata yang penuh tekad meski mengandung kecemasan, menanggapi, “Kita telah mengumpulkan cukup data dan bukti. Sekarang saatnya menyusup untuk mendapatkan dokumen-dokumen vital dan menghancurkan pusat kendali mereka dari dalam.”Tim itu segera tersebar, masing-masing meraih posisinya dengan koordinasi yang rapi. Rafi, yang bertuga

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 167

    Malam kembali turun dengan keheningan yang menggelayuti, seolah menandakan bahwa rahasia yang baru saja tergenggam belum sepenuhnya mengungkap kebenaran. Di ruang aman yang masih lengang setelah euforia penemuan, Clara dan Kieran berdiri menghadap layar monitor—dengan data dari hard drive yang baru saja dipindai oleh Rafi—sambil mencari tahu inti dari pesan-pesan yang ada.“Data ini… tampaknya menghubungkan beberapa titik operasi secara langsung dengan satu entitas yang tak kami kenal.""Ada petunjuk tentang sumber dana, transaksi tersembunyi, dan bahkan komunikasi internal yang ditulis dengan kode kuno,” ujar Rafi dengan nada serius, matanya tak lepas dari rangkaian informasi yang berjejer di layar.Clara mendekat, mengusap lembut dokumen yang baru dicetak dari hard drive. “Semua ini seolah menyusun sebuah puzzle. Setiap data mengungkap satu bagian rahasia—dan bagian itu sepertinya mengarah pada seseorang yang sangat berpengaruh dalam jaringan musuh.”Kieran menatap peta digital

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 166

    Hening menyelimuti ruang aman setelah percakapan mendebarkan di Bab 165. Pesan misterius dan peta baru yang ditinggalkan sang utusan menggantung di udara—sebuah pertanda bahwa ada rahasia yang lebih dalam menanti di balik bayang-bayang.Di pagi yang hampir menjelang namun masih berada di ambang gelap malam, Clara dan Kieran berkumpul kembali dengan beberapa anggota tim inti. Peta baru itu dihamparkan di atas meja, titik-titik koordinat yang belum pernah mereka lihat sebelumnya kini menjadi pusat perhatian. Rafi, dengan tatapan serius di layar komputer, membantu menguraikan pola pergerakan yang tampak acak—namun ternyata mengandung pola strategis yang halus.“Kita harus segera mengambil langkah,” ujar Kieran, tangannya menggenggam peta dengan tegas. “Koordinat C-11, D-4, dan F-9 menunjukkan titik-titik yang sepertinya terhubung secara logis. Pesan itu mengisyaratkan bahwa di salah satu titik itu terdapat kunci yang akan membuka tabir rahasia yang lebih besar.”Clara menambahkan, “S

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 165

    Malam pun kembali menyelimuti, seolah menjadi tirai misteri yang tak kunjung terangkat. Setelah kegaduhan pertempuran, dan fajar yang mengisyaratkan secercah kemenangan, kegelapan kembali merayap ke seluruh penjuru markas. Suasana pun berubah; ketenangan yang sesaat tersaji mulai tergantikan oleh desiran angin dingin dan bayang-bayang yang bergerak perlahan di sudut-sudut ruangan.Di ruang aman yang masih terlihat bekas reruntuhan, Clara dan Kieran berkumpul kembali dengan anggota tim yang tersisa. Lampu-lampu temaram menyoroti wajah-wajah yang lelah, namun mata mereka masih menyala dengan tekad.“Kita sempat mengusir mereka tadi, tapi rasanya ini baru sebagian dari permainan,” ujar Kieran sambil memeriksa peta digital di laptopnya. “Data yang Rafi kumpulkan menunjukkan adanya aktivitas gerak-gerik musuh di beberapa titik strategis. Mereka sepertinya sedang berkumpul ulang, merencanakan serangan yang lebih cermat.”Clara menggenggam erat sepotong kertas berisi hasil enkripsi yang

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 164

    Ketika fajar mulai mengintip dari balik cakrawala, suasana di rumah persembunyian masih digelayuti kepulan asap tipis dan debu pertempuran. Di dalam ruang aman yang kini sunyi, Clara dan Kieran merasakan getaran hati yang belum reda. Langkah-langkah mereka terguncang oleh keriuhan malam sebelumnya—suara tembakan, jeritan, dan dentuman yang menggema seolah masih terngiang di telinga. Namun api semangat dalam diri mereka belum padam, dan keberanian itu harus menjadi bekal untuk menghadapi hari baru yang penuh ancaman.Di luar, perjuangan masih terus berlangsung. Tim bayangan musuh tampak masih berusaha menembus barikade pertahanan, memanfaatkan celah-celah kecil yang sempat terbuka akibat kerusakan sementara pada sistem pengamanan. Dari balik jendela ruang aman, Clara memantau gerak-gerik musuh melalui layar pemantauan yang kini menampilkan koordinat dan pergerakan secara real-time.“Kita harus bertindak cepat,” ujar Kieran dengan nada mendesak sambil mengusap wajahnya yang masih b

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 163

    Langit sore mulai menggelap saat Clara berdiri di balkon rumah persembunyian mereka, menatap cakrawala dengan perasaan campur aduk. Angin membawa aroma hujan yang menggantung di udara, seolah pertanda akan datangnya sesuatu yang besar—atau mungkin, sesuatu yang tak terhindarkan.Dari balik pintu kaca, langkah Kieran mendekat. Ia memegang dua cangkir kopi hangat dan menyerahkan satu pada Clara. Mereka tidak berbicara beberapa saat, hanya berdiri berdampingan, menikmati keheningan yang terasa terlalu damai untuk situasi mereka saat ini.“Besok kita bergerak,” ucap Kieran pelan. “Luca sudah mengamankan jalur masuk ke fasilitas utama organisasi. Kita harus memanfaatkan celah ini.”Clara menoleh padanya. “Apa kamu yakin ini waktunya? Mereka pasti juga sudah memperkirakan langkah kita.”Kieran mengangguk, sorot matanya tajam. “Justru karena itu. Kita tak bisa terus menunggu. Semakin lama, semakin besar kemungkinan mereka menemukan lokasi kita.”Clara menatap wajah pria itu. Di balik keteg

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 162

    Pagi menyingsing membawa embun tipis yang menyelimuti jalan setapak sunyi di pegunungan. Di ambang perpisahan dengan dunia yang mereka kenal, Kieran dan Clara kini melangkah ke dalam wilayah terpencil yang telah lama tertutup oleh kabut dan misteri. Di tangan mereka tergenggam peta kuno dan dokumen yang diberikan oleh Profesor Aldric—petunjuk untuk menemukan Elysia, sosok yang selama ini mengabdi sebagai bayang-bayang masa lalu.Di dalam hutan yang dingin dan lembap, setiap daun, setiap ranting, seolah menyimpan cerita tentang waktu yang telah berlalu. Langkah mereka tidak hanya mengusik tanah basah, tapi juga membuka kembali luka lama yang selama ini terkubur. Kieran, yang masih menyimpan bayangan penyesalan dan keraguan, memimpin dengan keheningan yang diwarnai tekad. Sementara Clara, meskipun hatinya berdebar kencang, terus berjalan dengan mantap, membayangkan momen pertemuan dengan kebenaran yang telah lama terselubung.Selama perjalanan, di sela-sela keheningan alam, percaka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status