Share

Bab 158

Author: Zayba Almira
last update Last Updated: 2025-04-10 22:36:14

Di tengah kekacauan malam yang semakin memuncak, pertempuran di dalam fasilitas musuh terus berlangsung dengan intensitas yang belum pernah mereka alami.

Di ruang pengendali yang semula hening, layar-layar komputer menyala dengan deretan kode dan peta yang menunjukkan pergerakan pasukan musuh.

Suara alarm yang menggema, berpadu dengan jeritan dan tembakan, menciptakan simfoni kegentingan yang menyelimuti seluruh bangunan.

Kieran dan Rafi, yang kini berada di sisi terdalam kompleks, terus maju dengan hati-hati.

Mereka sudah berhasil mengamankan file rahasia—bukti yang mampu menjatuhkan jaringan kekuasaan gelap itu—tetapi perjuangan mereka belum usai.

Dengan setiap langkah yang mereka ambil di lorong sempit yang diterangi oleh lampu darurat, ketegangan semakin terasa.

Kieran merasakan campuran keberanian dan rasa bersalah yang telah lama menghantuinya.

Ia tahu bahwa setiap keputusan yang diambil malam itu akan menentukan arah sisa hidupnya dan nasib semua orang yang terjebak dalam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 159

    Fajar mulai menyingsing, menerangi reruntuhan malam yang penuh kepayahan dan luka. Di sebuah markas rahasia yang telah disiapkan dengan cermat, Clara, Kieran, dan tim mereka berkumpul untuk merangkai potongan-potongan kebenaran yang baru saja mereka peroleh. Hembusan angin pagi menyegarkan meski bekas keletihan masih terasa pada setiap wajah. Di antara tumpukan dokumen, rekaman video, dan data digital yang telah diamankan, tersimpan bukti yang mengungkap seluruh jaringan kejahatan yang selama ini beroperasi dalam bayang-bayang.Kieran duduk menghadap layar monitor besar, matanya menelusuri setiap rincian data yang kini tampak tak terbantahkan. “Inilah momen yang kita nanti-nantikan,” ujarnya pelan, namun penuh keyakinan. Ia merasa seakan beban masa lalunya, termasuk rahasia yang pernah membuatnya terjebak dalam kebohongan, kini perlahan berubah menjadi kekuatan untuk berubah dan menebus kesalahan. Di sisi lain, Clara menatap dokumen yang memuat nama-nama tokoh yang selama ini di

    Last Updated : 2025-04-11
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 160

    Senja telah berlalu dan fajar menyambut dengan cahaya lembut yang perlahan menghantarkan harapan baru. Di ruang koordinasi utama markas, udara yang masih terasa berat oleh rahasia malam sebelumnya kini berubah menjadi kesunyian yang penuh perenungan.Clara, dengan wajah tegas namun lelah, duduk di depan layar monitor besar. Laporan dari tim evaluasi baru saja mengungkapkan bahwa pengkhianatan yang mereka duga sebelumnya ternyata jauh lebih dalam daripada yang diduga. Nama-nama yang selama ini tersembunyi di balik identitas samaran mulai tersingkap melalui jejak digital yang telah diperiksa ulang oleh Rafi dan tim keamanannya."Kita harus waspada dan bertindak segera," ujar Clara kepada timnya, suaranya lembut namun penuh tekad. "Data terbaru menunjukkan bahwa ada beberapa sel dalam struktur kita yang telah menyuap informasi kepada musuh. Ini bukan hanya tentang kebocoran – ini adalah serangan dari dalam yang bisa menggoyahkan fondasi perlawanan kita."Di sisi lain, Kieran tengah m

    Last Updated : 2025-04-11
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 161

    Langit mulai menggelap kembali ketika kabar dari lapangan masuk ke markas. Kieran dan timnya berhasil menyusup ke server distribusi rahasia musuh dan menyita sejumlah besar data terenkripsi. Namun yang mengejutkan bukan hanya isi dari file tersebut—melainkan satu nama yang muncul berulang-ulang, tertulis dalam kode sandi yang hanya diketahui oleh orang-orang lama dalam organisasi.Nama itu adalah "Elysia."Clara berdiri membeku di depan layar, matanya menelusuri huruf demi huruf. Bukan karena ia tidak tahu siapa Elysia, tapi karena ia tahu terlalu banyak tentang wanita itu. Elysia adalah salah satu pendiri awal organisasi ini. Ia hilang bertahun-tahun lalu dalam misi yang dinyatakan gagal. Semua orang mengira ia gugur... tapi sekarang namanya kembali, terukir dalam komunikasi musuh.“Tidak mungkin,” gumam Clara pelan.Rafi yang berada di sampingnya menyipitkan mata. “Kalau memang dia hidup... lalu kenapa namanya ada di jaringan mereka?”Clara menghela napas dalam. Suasana ruangan m

    Last Updated : 2025-04-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 162

    Pagi menyingsing membawa embun tipis yang menyelimuti jalan setapak sunyi di pegunungan. Di ambang perpisahan dengan dunia yang mereka kenal, Kieran dan Clara kini melangkah ke dalam wilayah terpencil yang telah lama tertutup oleh kabut dan misteri. Di tangan mereka tergenggam peta kuno dan dokumen yang diberikan oleh Profesor Aldric—petunjuk untuk menemukan Elysia, sosok yang selama ini mengabdi sebagai bayang-bayang masa lalu.Di dalam hutan yang dingin dan lembap, setiap daun, setiap ranting, seolah menyimpan cerita tentang waktu yang telah berlalu. Langkah mereka tidak hanya mengusik tanah basah, tapi juga membuka kembali luka lama yang selama ini terkubur. Kieran, yang masih menyimpan bayangan penyesalan dan keraguan, memimpin dengan keheningan yang diwarnai tekad. Sementara Clara, meskipun hatinya berdebar kencang, terus berjalan dengan mantap, membayangkan momen pertemuan dengan kebenaran yang telah lama terselubung.Selama perjalanan, di sela-sela keheningan alam, percaka

    Last Updated : 2025-04-12
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 163

    Langit sore mulai menggelap saat Clara berdiri di balkon rumah persembunyian mereka, menatap cakrawala dengan perasaan campur aduk. Angin membawa aroma hujan yang menggantung di udara, seolah pertanda akan datangnya sesuatu yang besar—atau mungkin, sesuatu yang tak terhindarkan.Dari balik pintu kaca, langkah Kieran mendekat. Ia memegang dua cangkir kopi hangat dan menyerahkan satu pada Clara. Mereka tidak berbicara beberapa saat, hanya berdiri berdampingan, menikmati keheningan yang terasa terlalu damai untuk situasi mereka saat ini.“Besok kita bergerak,” ucap Kieran pelan. “Luca sudah mengamankan jalur masuk ke fasilitas utama organisasi. Kita harus memanfaatkan celah ini.”Clara menoleh padanya. “Apa kamu yakin ini waktunya? Mereka pasti juga sudah memperkirakan langkah kita.”Kieran mengangguk, sorot matanya tajam. “Justru karena itu. Kita tak bisa terus menunggu. Semakin lama, semakin besar kemungkinan mereka menemukan lokasi kita.”Clara menatap wajah pria itu. Di balik keteg

    Last Updated : 2025-04-13
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 164

    Ketika fajar mulai mengintip dari balik cakrawala, suasana di rumah persembunyian masih digelayuti kepulan asap tipis dan debu pertempuran. Di dalam ruang aman yang kini sunyi, Clara dan Kieran merasakan getaran hati yang belum reda. Langkah-langkah mereka terguncang oleh keriuhan malam sebelumnya—suara tembakan, jeritan, dan dentuman yang menggema seolah masih terngiang di telinga. Namun api semangat dalam diri mereka belum padam, dan keberanian itu harus menjadi bekal untuk menghadapi hari baru yang penuh ancaman.Di luar, perjuangan masih terus berlangsung. Tim bayangan musuh tampak masih berusaha menembus barikade pertahanan, memanfaatkan celah-celah kecil yang sempat terbuka akibat kerusakan sementara pada sistem pengamanan. Dari balik jendela ruang aman, Clara memantau gerak-gerik musuh melalui layar pemantauan yang kini menampilkan koordinat dan pergerakan secara real-time.“Kita harus bertindak cepat,” ujar Kieran dengan nada mendesak sambil mengusap wajahnya yang masih b

    Last Updated : 2025-04-13
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 165

    Malam pun kembali menyelimuti, seolah menjadi tirai misteri yang tak kunjung terangkat. Setelah kegaduhan pertempuran, dan fajar yang mengisyaratkan secercah kemenangan, kegelapan kembali merayap ke seluruh penjuru markas. Suasana pun berubah; ketenangan yang sesaat tersaji mulai tergantikan oleh desiran angin dingin dan bayang-bayang yang bergerak perlahan di sudut-sudut ruangan.Di ruang aman yang masih terlihat bekas reruntuhan, Clara dan Kieran berkumpul kembali dengan anggota tim yang tersisa. Lampu-lampu temaram menyoroti wajah-wajah yang lelah, namun mata mereka masih menyala dengan tekad.“Kita sempat mengusir mereka tadi, tapi rasanya ini baru sebagian dari permainan,” ujar Kieran sambil memeriksa peta digital di laptopnya. “Data yang Rafi kumpulkan menunjukkan adanya aktivitas gerak-gerik musuh di beberapa titik strategis. Mereka sepertinya sedang berkumpul ulang, merencanakan serangan yang lebih cermat.”Clara menggenggam erat sepotong kertas berisi hasil enkripsi yang

    Last Updated : 2025-04-14
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 166

    Hening menyelimuti ruang aman setelah percakapan mendebarkan di Bab 165. Pesan misterius dan peta baru yang ditinggalkan sang utusan menggantung di udara—sebuah pertanda bahwa ada rahasia yang lebih dalam menanti di balik bayang-bayang.Di pagi yang hampir menjelang namun masih berada di ambang gelap malam, Clara dan Kieran berkumpul kembali dengan beberapa anggota tim inti. Peta baru itu dihamparkan di atas meja, titik-titik koordinat yang belum pernah mereka lihat sebelumnya kini menjadi pusat perhatian. Rafi, dengan tatapan serius di layar komputer, membantu menguraikan pola pergerakan yang tampak acak—namun ternyata mengandung pola strategis yang halus.“Kita harus segera mengambil langkah,” ujar Kieran, tangannya menggenggam peta dengan tegas. “Koordinat C-11, D-4, dan F-9 menunjukkan titik-titik yang sepertinya terhubung secara logis. Pesan itu mengisyaratkan bahwa di salah satu titik itu terdapat kunci yang akan membuka tabir rahasia yang lebih besar.”Clara menambahkan, “S

    Last Updated : 2025-04-14

Latest chapter

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 168

    Malam semakin pekat di luar, dan suasana di sekitar pusat operasi musuh terasa mencekam. Tim kecil yang dipimpin oleh Kieran dan Clara telah sampai di titik infiltrasi sisi barat, di mana sistem keamanan tampak paling rentan. Di balik barisan semak dan bayangan pohon, mereka diam-diam berkumpul sambil memeriksa peralatan dan senjata mereka—setiap detik terasa seperti secepat napas terakhir.“Inilah momen yang kita tunggu,” ujar Kieran dengan suara rendah, sambil mengarahkan pandangannya ke sisi bangunan yang diterangi lampu neon samar. “Kita harus masuk dengan cepat dan tepat. Setiap langkah yang kita ambil nanti akan menentukan nasib kita.”Clara, dengan mata yang penuh tekad meski mengandung kecemasan, menanggapi, “Kita telah mengumpulkan cukup data dan bukti. Sekarang saatnya menyusup untuk mendapatkan dokumen-dokumen vital dan menghancurkan pusat kendali mereka dari dalam.”Tim itu segera tersebar, masing-masing meraih posisinya dengan koordinasi yang rapi. Rafi, yang bertuga

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 167

    Malam kembali turun dengan keheningan yang menggelayuti, seolah menandakan bahwa rahasia yang baru saja tergenggam belum sepenuhnya mengungkap kebenaran. Di ruang aman yang masih lengang setelah euforia penemuan, Clara dan Kieran berdiri menghadap layar monitor—dengan data dari hard drive yang baru saja dipindai oleh Rafi—sambil mencari tahu inti dari pesan-pesan yang ada.“Data ini… tampaknya menghubungkan beberapa titik operasi secara langsung dengan satu entitas yang tak kami kenal.""Ada petunjuk tentang sumber dana, transaksi tersembunyi, dan bahkan komunikasi internal yang ditulis dengan kode kuno,” ujar Rafi dengan nada serius, matanya tak lepas dari rangkaian informasi yang berjejer di layar.Clara mendekat, mengusap lembut dokumen yang baru dicetak dari hard drive. “Semua ini seolah menyusun sebuah puzzle. Setiap data mengungkap satu bagian rahasia—dan bagian itu sepertinya mengarah pada seseorang yang sangat berpengaruh dalam jaringan musuh.”Kieran menatap peta digital

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 166

    Hening menyelimuti ruang aman setelah percakapan mendebarkan di Bab 165. Pesan misterius dan peta baru yang ditinggalkan sang utusan menggantung di udara—sebuah pertanda bahwa ada rahasia yang lebih dalam menanti di balik bayang-bayang.Di pagi yang hampir menjelang namun masih berada di ambang gelap malam, Clara dan Kieran berkumpul kembali dengan beberapa anggota tim inti. Peta baru itu dihamparkan di atas meja, titik-titik koordinat yang belum pernah mereka lihat sebelumnya kini menjadi pusat perhatian. Rafi, dengan tatapan serius di layar komputer, membantu menguraikan pola pergerakan yang tampak acak—namun ternyata mengandung pola strategis yang halus.“Kita harus segera mengambil langkah,” ujar Kieran, tangannya menggenggam peta dengan tegas. “Koordinat C-11, D-4, dan F-9 menunjukkan titik-titik yang sepertinya terhubung secara logis. Pesan itu mengisyaratkan bahwa di salah satu titik itu terdapat kunci yang akan membuka tabir rahasia yang lebih besar.”Clara menambahkan, “S

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 165

    Malam pun kembali menyelimuti, seolah menjadi tirai misteri yang tak kunjung terangkat. Setelah kegaduhan pertempuran, dan fajar yang mengisyaratkan secercah kemenangan, kegelapan kembali merayap ke seluruh penjuru markas. Suasana pun berubah; ketenangan yang sesaat tersaji mulai tergantikan oleh desiran angin dingin dan bayang-bayang yang bergerak perlahan di sudut-sudut ruangan.Di ruang aman yang masih terlihat bekas reruntuhan, Clara dan Kieran berkumpul kembali dengan anggota tim yang tersisa. Lampu-lampu temaram menyoroti wajah-wajah yang lelah, namun mata mereka masih menyala dengan tekad.“Kita sempat mengusir mereka tadi, tapi rasanya ini baru sebagian dari permainan,” ujar Kieran sambil memeriksa peta digital di laptopnya. “Data yang Rafi kumpulkan menunjukkan adanya aktivitas gerak-gerik musuh di beberapa titik strategis. Mereka sepertinya sedang berkumpul ulang, merencanakan serangan yang lebih cermat.”Clara menggenggam erat sepotong kertas berisi hasil enkripsi yang

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 164

    Ketika fajar mulai mengintip dari balik cakrawala, suasana di rumah persembunyian masih digelayuti kepulan asap tipis dan debu pertempuran. Di dalam ruang aman yang kini sunyi, Clara dan Kieran merasakan getaran hati yang belum reda. Langkah-langkah mereka terguncang oleh keriuhan malam sebelumnya—suara tembakan, jeritan, dan dentuman yang menggema seolah masih terngiang di telinga. Namun api semangat dalam diri mereka belum padam, dan keberanian itu harus menjadi bekal untuk menghadapi hari baru yang penuh ancaman.Di luar, perjuangan masih terus berlangsung. Tim bayangan musuh tampak masih berusaha menembus barikade pertahanan, memanfaatkan celah-celah kecil yang sempat terbuka akibat kerusakan sementara pada sistem pengamanan. Dari balik jendela ruang aman, Clara memantau gerak-gerik musuh melalui layar pemantauan yang kini menampilkan koordinat dan pergerakan secara real-time.“Kita harus bertindak cepat,” ujar Kieran dengan nada mendesak sambil mengusap wajahnya yang masih b

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 163

    Langit sore mulai menggelap saat Clara berdiri di balkon rumah persembunyian mereka, menatap cakrawala dengan perasaan campur aduk. Angin membawa aroma hujan yang menggantung di udara, seolah pertanda akan datangnya sesuatu yang besar—atau mungkin, sesuatu yang tak terhindarkan.Dari balik pintu kaca, langkah Kieran mendekat. Ia memegang dua cangkir kopi hangat dan menyerahkan satu pada Clara. Mereka tidak berbicara beberapa saat, hanya berdiri berdampingan, menikmati keheningan yang terasa terlalu damai untuk situasi mereka saat ini.“Besok kita bergerak,” ucap Kieran pelan. “Luca sudah mengamankan jalur masuk ke fasilitas utama organisasi. Kita harus memanfaatkan celah ini.”Clara menoleh padanya. “Apa kamu yakin ini waktunya? Mereka pasti juga sudah memperkirakan langkah kita.”Kieran mengangguk, sorot matanya tajam. “Justru karena itu. Kita tak bisa terus menunggu. Semakin lama, semakin besar kemungkinan mereka menemukan lokasi kita.”Clara menatap wajah pria itu. Di balik keteg

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 162

    Pagi menyingsing membawa embun tipis yang menyelimuti jalan setapak sunyi di pegunungan. Di ambang perpisahan dengan dunia yang mereka kenal, Kieran dan Clara kini melangkah ke dalam wilayah terpencil yang telah lama tertutup oleh kabut dan misteri. Di tangan mereka tergenggam peta kuno dan dokumen yang diberikan oleh Profesor Aldric—petunjuk untuk menemukan Elysia, sosok yang selama ini mengabdi sebagai bayang-bayang masa lalu.Di dalam hutan yang dingin dan lembap, setiap daun, setiap ranting, seolah menyimpan cerita tentang waktu yang telah berlalu. Langkah mereka tidak hanya mengusik tanah basah, tapi juga membuka kembali luka lama yang selama ini terkubur. Kieran, yang masih menyimpan bayangan penyesalan dan keraguan, memimpin dengan keheningan yang diwarnai tekad. Sementara Clara, meskipun hatinya berdebar kencang, terus berjalan dengan mantap, membayangkan momen pertemuan dengan kebenaran yang telah lama terselubung.Selama perjalanan, di sela-sela keheningan alam, percaka

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 161

    Langit mulai menggelap kembali ketika kabar dari lapangan masuk ke markas. Kieran dan timnya berhasil menyusup ke server distribusi rahasia musuh dan menyita sejumlah besar data terenkripsi. Namun yang mengejutkan bukan hanya isi dari file tersebut—melainkan satu nama yang muncul berulang-ulang, tertulis dalam kode sandi yang hanya diketahui oleh orang-orang lama dalam organisasi.Nama itu adalah "Elysia."Clara berdiri membeku di depan layar, matanya menelusuri huruf demi huruf. Bukan karena ia tidak tahu siapa Elysia, tapi karena ia tahu terlalu banyak tentang wanita itu. Elysia adalah salah satu pendiri awal organisasi ini. Ia hilang bertahun-tahun lalu dalam misi yang dinyatakan gagal. Semua orang mengira ia gugur... tapi sekarang namanya kembali, terukir dalam komunikasi musuh.“Tidak mungkin,” gumam Clara pelan.Rafi yang berada di sampingnya menyipitkan mata. “Kalau memang dia hidup... lalu kenapa namanya ada di jaringan mereka?”Clara menghela napas dalam. Suasana ruangan m

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 160

    Senja telah berlalu dan fajar menyambut dengan cahaya lembut yang perlahan menghantarkan harapan baru. Di ruang koordinasi utama markas, udara yang masih terasa berat oleh rahasia malam sebelumnya kini berubah menjadi kesunyian yang penuh perenungan.Clara, dengan wajah tegas namun lelah, duduk di depan layar monitor besar. Laporan dari tim evaluasi baru saja mengungkapkan bahwa pengkhianatan yang mereka duga sebelumnya ternyata jauh lebih dalam daripada yang diduga. Nama-nama yang selama ini tersembunyi di balik identitas samaran mulai tersingkap melalui jejak digital yang telah diperiksa ulang oleh Rafi dan tim keamanannya."Kita harus waspada dan bertindak segera," ujar Clara kepada timnya, suaranya lembut namun penuh tekad. "Data terbaru menunjukkan bahwa ada beberapa sel dalam struktur kita yang telah menyuap informasi kepada musuh. Ini bukan hanya tentang kebocoran – ini adalah serangan dari dalam yang bisa menggoyahkan fondasi perlawanan kita."Di sisi lain, Kieran tengah m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status