共有

Bab 150

作者: Zayba Almira
last update 最終更新日: 2025-04-05 21:19:42

Malam itu, setelah menyelesaikan rapat yang panjang dan melelahkan, Clara kembali ke rumah dengan perasaan yang campur aduk.

Ia merasa cemas tentang proyek yang sedang dijalankan, dan lebih cemas lagi tentang Kieran.

Ia tahu betul bahwa meskipun Kieran terlihat kuat di luar, ada sesuatu yang mengganggunya, sesuatu yang ia simpan jauh di dalam hatinya.

Sesampainya di rumah, Clara duduk di ruang tamunya dengan secangkir teh hangat di tangannya.

Ia merenung sejenak, mengingat percakapan mereka sore tadi.

Kieran, dengan segala misterinya, bukan hanya menyimpan masalah pribadi, tetapi juga beban yang tak ia ungkapkan sepenuhnya.

Clara merasa tidak adil jika hanya dirinya yang terbuka kepada Kieran, sementara Kieran selalu menjaga jarak tentang hal-hal pribadi.

Tapi, Clara tahu bahwa mereka harus saling membuka diri jika mereka ingin hubungan ini bertahan.

Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan mereka telah berkembang pesat, dan meskipun penuh tantangan, Clara merasa ada ikatan yang
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

関連チャプター

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 151

    Clara menatap layar ponselnya dengan cemas, tangan gemetar saat ia membaca pesan singkat dari Kieran. Sudah beberapa hari ini mereka tidak berbicara banyak, setelah kejadian yang mengubah segalanya. Ada sesuatu dalam diri Kieran yang terasa jauh, seakan ada jarak yang sulit untuk diukur. Clara tak tahu pasti apa yang membuat semuanya berubah, tapi dia merasakannya.Pesan itu singkat, hanya berkata: "Saya ingin bertemu. Ada sesuatu yang perlu saya katakan."Mata Clara berputar, hatinya berdegup kencang. Dia mencoba untuk tetap tenang, namun perasaan gelisah itu tak bisa ditutupi. Apakah Kieran akan mengakhiri semuanya? Apakah ada rahasia besar yang dia sembunyikan? Banyak pertanyaan menggantung di benaknya.Keputusannya sudah bulat. Ia harus bertemu dengan Kieran, tidak peduli apapun yang akan terjadi. Setelah beberapa saat, Clara membalas pesan itu dengan singkat: "Baik. Kapan?"Tidak lama kemudian, pesan balasan masuk. "Besok. Di tempat biasa."Keesokan harinya, Clara menunggu d

    最終更新日 : 2025-04-06
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 152

    Hari-hari berlalu, dan meskipun mereka sudah bekerja keras untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang menghantui Kieran, Clara merasakan semakin banyak jarak yang terbentuk di antara mereka. Kieran mulai lebih sering mengurung diri, merencanakan strategi, sementara Clara merasa terjebak dalam dunia yang asing baginya—sebuah dunia yang penuh dengan rahasia, ancaman, dan ketidakpastian.Pada malam hari, Clara sering terbangun karena suara-suara aneh dari balik pintu kamar Kieran. Kadang, dia merasa seolah ada sesuatu yang sangat besar sedang terjadi di luar jangkauan penglihatannya—sesuatu yang bisa mengubah segalanya. Namun, dia tahu, Kieran tidak akan memberi tahu dengan mudah. Tidak sekarang, tidak sampai masalah ini benar-benar mencapai titik puncaknya.Malam itu, Clara berdiri di hadapan cermin di kamarnya, menatap dirinya sendiri dengan mata yang penuh keraguan. Dalam beberapa minggu terakhir, dia merasa seperti sedang kehilangan dirinya. Terlalu banyak rahasia, terlalu

    最終更新日 : 2025-04-06
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 153

    Pagi itu, setelah pertemuan yang mengubah segalanya, Clara tidak langsung pulang. Ia berjalan menyusuri taman belakang rumah keluarga Kieran—tempat yang begitu hening, seolah menyimpan rahasia yang tak terucapkan. Setiap langkahnya berat, seberat beban yang kini menghuni hatinya. Angin pagi yang lembut tak mampu menghapus kegelisahan yang menekan pikirannya. Di kejauhan, suara burung berkicau terdengar samar, namun di dalam dirinya, Clara hanya bisa mendengar gema dari kata-kata Kieran malam tadi: "Saya punya banyak musuh. Musuh yang tidak akan ragu untuk menghancurkan apa saja yang saya cintai." Clara menggigit bibir bawahnya. Ketakutan itu nyata. Dan sekarang, ia menjadi bagian dari dunia itu—dunia yang penuh bahaya dan jebakan yang tak terlihat. Tapi di sisi lain, ia juga sadar bahwa hatinya telah memilih. Bukan hanya untuk mencintai Kieran, tapi untuk berdiri di sampingnya, apapun risikonya. Ketika ia kembali ke ruang tamu, Kieran masih duduk di sana, menatap b

    最終更新日 : 2025-04-08
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 154

    Saat fajar menyingsing, udara dingin membawa sentuhan keheningan yang seolah mengajarkan Clara untuk mendengarkan setiap bisikan takdir. Di kafe yang sunyi, dengan tangan yang masih gemetar, Clara mendengarkan Marisa menyelesaikan cerita yang penuh luka dan rahasia kelam. “Organisasi itu tidak hanya mengejar keuntungan materi semata,” jelas Marisa pelan, “mereka bermain dengan takdir hidup, menggunakan setiap titik lemah yang bisa saya dan orang lain manfaatkan untuk mengendalikan segalanya.”Kata-kata Marisa menggema di dalam pikiran Clara, menguak keraguan yang selama ini tersembunyi. Di hadapan sang wanita, Clara merasa seolah terseret ke dalam dunia yang jauh lebih gelap—di mana kebenaran menjadi senjata, dan setiap rahasia adalah benih kehancuran. “Aku harus tahu lebih banyak,” pikir Clara, “agar aku bisa melawan dan melindungi orang-orang yang ku cintai.”Tak lama usai pertemuan di kafe, Clara menerima pesan singkat melalui ponselnya. Pesan itu berisi koordinat dan waktu p

    最終更新日 : 2025-04-08
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 155

    Malam itu, langit terasa semakin mencekam. Hujan mulai turun dengan deras, menyapu setiap celah kota yang sudah lama menyimpan rahasia dan dendam. Clara yang kini bersembunyi di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota, mencoba menata kembali pikirannya. Di meja mungil di depannya tersusun peta, foto-foto, dan catatan-catatan yang berhasil ia kumpulkan dari pertemuan dengan Arman tadi. Setiap tanda merah pada peta seolah menggemakan bisikan masa lalu, mengingatkan bahwa jaringan yang mengincar kehidupan Kieran bukanlah bayangan semata, melainkan ancaman yang semakin mendekat.Di dalam apartemennya, Clara membuka laptop yang sudah ia sembunyikan selama beberapa hari. Lampu monitor yang redup menerangi layar, memperlihatkan barisan data dan koordinat lokasi markas-markas kecil sang organisasi. Di antara data itu, ia menemukan satu entri yang tampak jauh berbeda dari yang lain—sebuah titik merah kecil di pusat kota yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Hatinya berdebar ketika meny

    最終更新日 : 2025-04-09
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 156

    Malam itu, di dalam lorong-lorong gelap fasilitas rahasia, waktu seakan melambat. Sinar lampu darurat yang berkedip-kedip membentuk bayangan samar di dinding beton, menandai setiap langkah yang semakin mendekatkan Kieran dan Rafi ke titik krusial misi mereka. Di ruangan pusat pengendali, di tengah desiran alarm yang baru saja mulai terdengar, Kieran menekan tombol demi tombol pada panel yang rumit. “Kebenaran ini… sudah di depan mata kita,” bisiknya dengan nyaris tak terdengar, sementara jarinya yang dingin menyentuh berkas-berkas penting yang telah selama ini tersembunyi.Di sisi luar, di pos evakuasi kecil yang dipimpin Clara, suasana penuh ketegangan dan kecepatan terasa semakin jelas. Ia mengamati melalui layar monitor bahwa sinyal alarm telah mencapai titik kritis, menandakan bahwa petugas keamanan kini tengah mengalihkan perhatian ke area inti fasilitas. “Kita harus berpacu dengan waktu,” perintahnya melalui radio, “pastikan semua rute evakuasi tetap terbuka!”Kembali ke da

    最終更新日 : 2025-04-09
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 157

    Malam semakin larut, dan di bawah langit yang masih menggantungkan awan gelap, pertempuran antara kebenaran dan kekuatan bayangan mencapai puncaknya. Di balik heningnya malam, hati para pejuang berdegup kencang, meski raganya lelah karena berjibaku dalam pertempuran melawan waktu dan musuh yang tak terlihat.Di salah satu titik koordinasi rahasia, Clara telah mengumpulkan tim kecilnya yang terdiri dari mantan agen, ahli strategi, dan beberapa orang yang telah lama terluka oleh jeratan organisasi. Dengan wajah serius yang terpampang, ia meninjau kembali data dari file rahasia yang baru saja mereka amankan. Setiap titik koordinat dan petunjuk yang tersaji menunjukkan bahwa markas pusat musuh bukan hanya sekadar tempat berkumpul, melainkan simpul dari jaringan kekuasaan yang telah mencengkeram banyak kehidupan."Ini bukan pertempuran biasa," kata Clara dengan suara mantap, sementara matanya menatap layar monitor yang menampilkan peta dan rekaman dari operasi sebelumnya. "Kita sudah

    最終更新日 : 2025-04-10
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 158

    Di tengah kekacauan malam yang semakin memuncak, pertempuran di dalam fasilitas musuh terus berlangsung dengan intensitas yang belum pernah mereka alami. Di ruang pengendali yang semula hening, layar-layar komputer menyala dengan deretan kode dan peta yang menunjukkan pergerakan pasukan musuh. Suara alarm yang menggema, berpadu dengan jeritan dan tembakan, menciptakan simfoni kegentingan yang menyelimuti seluruh bangunan.Kieran dan Rafi, yang kini berada di sisi terdalam kompleks, terus maju dengan hati-hati. Mereka sudah berhasil mengamankan file rahasia—bukti yang mampu menjatuhkan jaringan kekuasaan gelap itu—tetapi perjuangan mereka belum usai. Dengan setiap langkah yang mereka ambil di lorong sempit yang diterangi oleh lampu darurat, ketegangan semakin terasa. Kieran merasakan campuran keberanian dan rasa bersalah yang telah lama menghantuinya. Ia tahu bahwa setiap keputusan yang diambil malam itu akan menentukan arah sisa hidupnya dan nasib semua orang yang terjebak dalam

    最終更新日 : 2025-04-10

最新チャプター

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 197

    Setelah ledakan bawah laut menghancurkan terowongan Genesis dan paket data palsu mengguncang Nexus, Kieran dan Clara kembali ke markas. Namun suasana di ruang komando terasa berbeda—tegang, penuh tatapan curiga. Clara menatap layar besar di dinding yang menampilkan alur operasi. Lampu-lampu hijau yang sebelumnya menandai keberhasilan, kini beberapa berkedip merah. Aretha tiba-tiba bersuara: > “Terdeteksi manipulasi data internal. Jejak akses terakhir oleh user Arion. Hasil autentikasi: user terverifikasi sebagai bagian tim inti Anda.” Kieran menahan napas. Arion—nama itu milik letnan lapangan yang selama ini paling setia. Ia menoleh ke Clara, mata mereka bertemu penuh kecemasan. “Arion?” gumam Clara. “Dia tidak mungkin…” Mereka segera menyusuri jejak digital. Aretha memproyeksikan peta pola jaringan: Arion mengirim sinyal enkripsi kuat ke server Veritas tepat setelah mereka menutup tambang Genesis. Lebih mengejutkan, ia mencabut modul komunikasi tim, memotong akses drone peny

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 196

    Fajar menyingsing perlahan ketika Kieran dan Clara tiba di markas rahasia mereka, membawa Sierra yang masih terguncang. Di lorong berpendar lampu putih, mereka berjalan serempak menuju ruang interogasi kecil—meja logam, tiga kursi, dan satu kursi roda.Clara membuka borgol Sierra dengan hati-hati. Sierra menatap kelelahan, matanya merah, bibirnya retak. Kieran dan Clara duduk berhadap-hadapan, menunggu Sierra bicara."Aku... tak bermaksud menghancurkan semuanya," suara Sierra gemetar. "Aku butuh uang untuk melarikan diri. Mereka menjanjikan kebebasan."Clara mencondongkan badan. "Siapa yang menjanjikan? Nexus Corp? Atau tangan bayangan lain?"Sierra menunduk. "Bukan hanya Nexus. Ada inisiator baru—organisasi yang membeli data Nexa untuk kemudian memanipulasi sisa-sisa penelitian. Mereka menyebut diri mereka Veritas.""Mereka kebal hukum, beroperasi di balik korporasi sah."Kieran meremas pegangan kursi. "Veritas... nama yang menipu. Mereka klaim menegakkan kebenaran, tapi ini cuma ke

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 195

    Langit sore mulai berubah jingga ketika Kieran berdiri di depan jendela besar ruang kerjanya. Matanya menatap jauh, namun pikirannya sibuk memutar ulang percakapan terakhir dengan Clara. Wajah gadis itu, dengan tatapan penuh keteguhan dan luka yang tersembunyi, terus membayanginya.Pintu diketuk pelan. Kieran membalikkan tubuhnya. Clara masuk dengan langkah hati-hati, membawa sebuah map berisi dokumen yang diminta Kieran siang tadi."Ini berkas laporan keuangan yang Anda minta," ucap Clara, menyerahkan map itu dengan tatapan profesional, tapi mata mereka sempat bertaut, dan keheningan sesaat menyergap.Kieran menerima map itu tanpa membuka, justru menatap Clara lebih lama dari yang seharusnya. "Kamu masih marah padaku?"Clara terdiam. Hembusan napasnya terdengar jelas di ruangan senyap itu. "Aku tidak marah. Aku hanya... belajar menjaga jarak.""Karena aku menyakitimu?" suara Kieran rendah, tapi jujur. "Karena aku terlalu pengecut untuk mengakui apa yang aku rasakan lebih awal?"Clar

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 194

    Pagi berikutnya, matahari memantul cerah di permukaan laut, menandai awal tugas baru bagi Clara dan Kieran—meski keduanya masih tersisa sisa euforia bulan madu. Sebuah perahu nelayan kecil siap melaju menuju titik koordinat X4Y7, tempat Aretha mendeteksi residu laboratorium bawah laut.Clara mengenakan wetsuit biru gelap, ia menarik napas dalam melihat ombak yang menari-nari. “Kamu yakin siap?” tanya Kieran, merapikan snorkel di wajahnya.Clara membalas senyum, “Seperti biasa—bersamamu, aku siap.”Mereka menyelam bersama dua teknisi biologi dan satu penyelam penyelamat. Di kedalaman sepuluh meter, aria bawah laut memikat—karang warna-warni, ikan tropis berkelompok, tetapi semakin jauh mereka menjelajah, air tiba-tiba mendingin dan kerang-kerangan berlumut memudar.Aretha memancarkan sinyal: “Clara, sorot lampu di sebelah kanan, koordinat 10.672°N, 123.456°E. Ada struktur logam.”Di antara terumbu, nampak puing-puing rangka baja—pintu laboratorium kecil setengah terkubur, kaca panel

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 193

    Udara sore terasa lebih hangat daripada biasanya. Di teras rumah besar itu, suara tawa kecil terdengar sesekali, membaur dengan aroma teh hangat dan kudapan yang baru saja disajikan.Angel duduk di samping Harry, menatap halaman depan yang kini penuh bunga musim semi bermekaran. Di antara mereka, Arka dan Naya sibuk bermain dengan puzzle besar di lantai kayu. Setiap tawa dan teriakan kecil anak-anak itu terasa seperti melengkapi kehidupan baru yang kini mulai tertata."Aku masih merasa ini semua seperti mimpi," kata Angel, menggenggam cangkir teh di tangannya. "Semua berubah begitu cepat."Harry menoleh, menatap wajah Angel dengan penuh kasih. "Kadang-kadang, hidup memang suka memberi kejutan," ujarnya lembut. "Tapi aku bersyukur kejutan itu membawamu ke hidupku."Angel tersenyum malu, pipinya bersemu merah. Ia tahu, segala luka masa lalu perlahan mulai sembuh. Ia tak lagi sendirian. Ia memiliki mereka—Harry, Arka, dan Naya. Sebuah keluarga yang ia impikan, kini menjadi nyata.Tak j

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 192

    Persiapan pernikahan Clara dan Kieran berjalan jauh lebih sibuk daripada yang mereka bayangkan. Sejak pagi, apartemen kecil mereka dipenuhi dengan tumpukan undangan, contoh dekorasi, hingga kain-kain gaun yang dipilih Clara dengan penuh semangat.Di ruang tamu, Lena sedang membolak-balik katalog kue sambil sesekali mengunyah biskuit. Sementara Victor dan Kieran sibuk memasang lampu-lampu gantung kecil yang akan digunakan untuk pesta kebun di hari pernikahan mereka."Aku masih tidak percaya Kieran yang biasanya dingin itu sekarang rela mengurusi lampu-lampu dan pita," ejek Victor, tertawa sambil mengangkat sebelah alis.Kieran hanya mendengus tanpa menoleh. "Semua ini untuk Clara. Jangan iri."Victor tertawa lebih keras, membuat Lena ikut tergelak. Clara, yang dari tadi duduk di lantai sambil menulis daftar tamu, hanya menggelengkan kepala dengan senyum penuh kasih.Suasana menjadi hangat. Tidak ada tekanan, tidak ada ketakutan akan masa lalu—hanya orang-orang yang mereka cintai berk

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Ba 191

    Pagi itu, langit tampak jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya. Setelah semua kekacauan berakhir, Clara dan Kieran akhirnya bisa menghirup udara kebebasan yang selama ini terasa begitu jauh dari jangkauan.Mereka berdiri di balkon apartemen sederhana yang baru mereka sewa, memandang kota yang perlahan-lahan kembali normal. Hiruk-pikuk suara mobil, burung-burung yang terbang melintasi gedung-gedung tinggi, dan aroma kopi dari kafe di bawah membuat suasana terasa... hidup.Clara menyandarkan kepalanya di bahu Kieran. Hening sesaat di antara mereka tidaklah canggung; justru terasa hangat, seperti pelukan yang tidak pernah berakhir."Aku masih seperti bermimpi," bisik Clara, menutup matanya. "Semua ini... rasanya terlalu indah untuk nyata."Kieran melingkarkan lengannya lebih erat di pinggang Clara. "Ini nyata, Clara. Kita berhasil. Kamu berhasil."Clara tersenyum kecil, mengangkat wajahnya menatap pria yang kini menjadi dunianya. Ada luka di sudut bibir Kieran—bekas perkelahi

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 190

    Senja menyelimuti langit dengan semburat oranye keemasan ketika Clara dan Kieran melangkah keluar dari vila tua tempat mereka bersembunyi sementara. Angin sore membawa aroma laut dan tanah basah, membungkus keduanya dalam keheningan yang berat namun penuh tekad.Clara menggenggam erat tangan Kieran. Meskipun rasa takut masih membayangi, kini ada kekuatan baru dalam dirinya. Ia bukan lagi gadis yang mudah goyah seperti dulu; terlalu banyak yang telah mereka lalui bersama. Ia tahu, langkah mereka ke depan penuh risiko, tapi inilah satu-satunya jalan."Kamu yakin ini jalannya, Kieran?" tanya Clara pelan, suaranya hampir tenggelam dalam desau angin.Kieran menatap jauh ke depan, ke arah cakrawala. "Aku yakin, Clara. Ini satu-satunya cara untuk mengakhiri semuanya."Mereka naik ke dalam mobil hitam sederhana yang telah disiapkan. Dalam perjalanan menuju markas musuh, Kieran membeberkan rencana terakhirnya—rencana yang penuh keberanian sekaligus bahaya."Kita akan menyerahkan sesuatu yang

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 189

    Malam itu terasa lebih gelap dari biasanya. Langit tertutup awan, menelan cahaya bulan dan bintang, seolah menandakan malam penuh bahaya yang sedang menanti.Kieran mengenakan pakaian serba hitam. Di belakangnya, Liam dan dua orang kepercayaan lainnya, siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Mereka bertemu di sebuah gudang tua di pinggir kota — tempat yang disepakati untuk pertemuan rahasia itu.Clara hanya bisa menatap kepergian mereka dari balik jendela, hatinya dipenuhi doa dan kekhawatiran. Tapi ia tahu, ini bukan saatnya untuk melemah."Jagalah dia, Tuhan..." bisiknya pelan, seolah angin malam bisa menyampaikannya langsung pada KieranKieraGudang itu sunyi saat Kieran tiba. Hanya suara angin yang mendesir di antara celah kayu lapuk.Kieran mengangkat tangan, memberi isyarat pada timnya untuk tetap waspada. Langkahnya mantap, tak menunjukkan sedikit pun keraguan meski setiap instingnya berteriak tentang kemungkinan jebakan.Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki. Seorang pri

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status