waktu berjalan begitu cepat hingga mau tak mau Sella harus segera mengetahui jawaban suami nya tentang keinginan nya.
"bagaimana Bu?" tanya Sella. "seperti yang sudah ibu janjikan Rian pasti akan mau melakukan nya, secara apapun yang ibu katakan sudah pasti di ikuti oleh dia." jawab Dewi dengan sedikit angkuh. "jadi kapan Sel?" tanya Rian yang tiba tiba ada di belakang Sella. "astaghfirullah..." lirih Sella yang terkejut dengan kehadiran suami nya yang tiba tiba. "kenapa?" "eh, nggak mas." "jadi nya kapan?" tanya Rian. "mungkin besok bisa, biar nanti aku hubungi Riska lebih dulu." jawab Sella yang hanya di jawab anggukan oleh Rian. "kamu lihat sendiri kan, bagaimana penurut nya putra ku?" bisik Dewi tepat di telinga Sella sebelum akhir nya mereka kembali ke kamar nya masing masing. "mas tunggu." "apa?" "apa hanya ibu yang akan kamu ikuti perkataan nya? plis mas hargai aku!" "kamu?" tunjuk Rian lalu dia tertawa terbahak bahak. "nggak usah ngarep ya! kamu di sini itu tak lain hanyalah seorang wanita bayaran!" lanjut Rian yang masih mengejek Sella. "mas..." "sudahlah tidak usah banyak drama, cukup nikmati saja kekayaan ini dan pastinya kamu melayani ku kapan pun aku mau juga sudah aku bayar!" "aku ini istri mu mas." "aku tahu Sella, kamu adalah istri ku wanita mandul yang menghancurkan hidup ku!" "astaghfirullah mas, masalah keturunan ayo kita ikhtiar sama sama." ucap Sella. "ikhtiar apa lagi si? jelas jelas kamu yang mandul." "kita berobat mas sama sama." ucap Sella kembali berharap suami nya melihat dirinya sedikit saja. "kita memang di takdirkan untuk tidak bisa memiliki keturunan bersama, aku pastikan besok aku akan segera memiliki keturunan dengan wanita pilihan ibu ku." "maksud mu mas?" "nanti juga kamu tahu, yang jelas dia lebih segalanya dari mu!" Deg' "apa ini? bukankah besok jadwal kamu periksa mas?" tanya Sella dengan jantung nya yang berdetak mulai kencang. "iya aku tidak akan melupakan hal penting itu sayang ku." balas Rian yang kali ini meraih dagu Sela dan membelai nya. apa yang di rasakan Sella saat itu? hasrat? keinginan berhubungan? atau layaknya romantis saat suami istri sedang bersama? tidak! Sella benar benar muak dengan drama yang di mainkan suami nya, Sella berharap ada setitik perubahan suami nya tentang cara nya bersikap pada diri nya. "layani aku dan pakai ini!" ucap Rian sambil memberikan pakaian khusus yang Rian belikan sendiri. "ya Alloh jika aku menolak nya aku dosa, tapi... jika aku mengikuti keinginan nya apa ini yang di namakan cinta? kasih sayang? atau mungkin hanyalah nafsu belaka?" batin Sella meringis melihat Rian yang begitu kasar memperlakukan nya. Rian memilih memejamkan mata nya di kala nafsu nya sudah selesai tersalurkan, sementara Sella dia memilih untuk membersihkan tubuhnya sebentar dan kemudian dia melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslimah. "mas, sholat isya dulu tadi kamu belum sholat kan?" ucap Sella yang berusaha membuat suami nya bangun. "eum.." "mas..." Sella yang tak putus asa kembali menggoyangkan tubuh Rian yang benar benar terlelap. "kebiasaan buruk, ganggu suami istirahat!" "tapi kamu belum sholat mas." "sholat aja sana sendiri!" "astaghfirullah..." lirih Sella sambil mengelus dada nya. "ya Alloh ampunilah suami ku, berikanlah hidayah pada dirinya." lirih Sella sambil menatap suami nya. baru saja Sella ingin memejamkan mata nya namun terdengar dering ponsel yang membuat Sella mengalihkan pandangan nya. "ponsel mas Rian?" tanya Sella lalu turun dari ranjang tempat tidur nya lalu meraih ponsel suami nya. terlihat jelas nama Damian yang ada di layar ponsel nya. "ini lelaki kayak nya, apa aku biarin saja? tapi takut nya penting." dengan segala keraguan Sella memilih untuk mengangkat ponsel suami nya itu. "heh lu gimana si, katanya mau ngasih istri lu buat gue cobain malam ini." "mana janji Lo!" "gue udah TF ratusan juta demi nyobain wanita ninja itu." deg' jantung Sella benar benar tak karuan sebelum akhirnya dia memilih untuk mengakhiri telpon nya dan menghapus jejak nya. "apa sebenci itu kamu sama aku mas? aku bahkan tidak ada harga diri nya sedikit pun." batin Sella. "bahkan mungkin ayam di pasar lebih berharga dari pada seorang Sella Stevia." lanjut Sella yang kini batin nya semakin tersiksa, tuntutan, paksaan dan bahkan kini dia ingin di jadikan j@lang oleh suami nya sendiri. Sella menangis di atas sajadah yang dia hamparkan, mengeluhkan segala nasib nya pada sang Khaliq hingga dia terlelap dan kembali terbangun saat adzan subuh berkumandang. sinar matahari pagi membuat Rian terbangun, cahaya dari luar itu terlihat jelas masuk ke dalam kamar ketika sang istri membuka gorden kaca besar itu. "jam berapa?" terdengar suara serak khas bangun tidur itu membuat Sella segera membalikan badan nya. "jam 09.00 mas, ayok sarapan dan kita segera ke rumah praktek Riska." "yang lain udah pada sarapan?" "udah mas, kak Rana dan keluarga nya pergi ke bali tadi pagi." "ouh jadi ya mereka pergi?" "iya mas katanya mau rayain anniversary mereka di sana." "seandainya aku punya anak, pasti akan bahagia seperti mereka." "insyaallah kita akan segera punya momongan mas, yang penting kita ikhtiar dulu." Rian tak membalas ucapan Sella, dia memilih untuk pergi ke kamar mandi dan bersiap siap untuk pergi pemeriksaan sesuai dengan kesepakatan kemarin. "apapun hasilnya kamu harus kuat Sel." batin Sella yang menguatkan diri nya sendiri, ketika dia melihat tubuh nya sudah tidak baik baik saja. terlihat ketika dirinya berdiri di depan cermin yang besar, tubuhnya kurus kering dan terlihat wajah cantik nya itu sedikit memucat. semakin hari semakin banyak perubahan yang di alami oleh Sella. "ayo." "apa nggak sarapan dulu?" "nggak usah, kita cepetan aja aku nggak sabar ingin segera menikah lagi.". "jadi... ini yang kamu inginkan mas?" "nggak ada yang salah kan dengan poligami?" "memang nggak ada yang salah kok." "bagus!" Sella dan Rian berpamitan pada Dewi, Dewi yang melihat itu tersenyum penuh dukungan pada putranya. "berikan ibu hasil terbaik ya nak! jangan sampai buat ibu kecewa apalagi kamu masih membawa siap ke rumah ini!" Rian hanya mengangguk pertanda dia faham apa yang di maksud oleh ibu nya. Rian masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi, sementara Sella duduk di kursi belakang. "syukurlah kamu sadar diri, karena kursi ini akan di duduki oleh adik madu mu nanti, bersiaplah sayang ku!" ucap Rian dengan tatapan penuh senyuman. tapi berbeda dengan Sella yang diam diam menangis di balik cadarnya.Sella Stevia wanita bercadar yang terpaksa harus menikahi lelaki yang tidak mencintai dirinya karena sebuah perjodohan, pernikahan nya berjalan sebagai mana normalnya, namun seiring berjalan nya waktu Sella harus menahan pil pahit dari hinaan dan cacian dari keluarga suami nya karena Sella belum bisa memberikan keturunan untuk keluarga besar nya."Sela rapikan semua ini ya, karena mulai saat ini ibu sudah memecat semua pembantu yang bekerja i sini.""Kenapa Bu?" Tanya Sella yang bingung dengan sikap ibu mertuanya."Kata teman ibu kamu harus banyak gerak biar nggak mandul dan bisa cepat kasih keluarga ini momongan." Jawab nya sembari duduk di sofa yang berhadapan dengan Sella."Tapi bu....""Kamu itu memang malas kan? Semua ini salah ibu. Seandainya ibu dulu tidak memaksa Rian untuk menikah dengan kamu, mungkin saat ini ibu sudah bisa menggendong cucu." Potong Dewi mertua Sella yang mendesak Sella untuk segera hamil."Kan masih banyak waktu Bu" tolak Sella yang tak setuju dengan keputu
Rian yang sudah jengah menghadapi perdebatan antara kakak dan istri nya segera menarik tangan Sella dan menyeretnya dengan cukup keras hingga membuat Sella meringis kesakitan."Awss... Mas... Lepasin aku bisa sendiri." Ucap Sella sambil berusaha melepaskan cengkraman Rian.Namun Rian tak menjawab dia malah mengeraskan genggaman nya hingga sampai di kamar nya.Brukh'"Awss..""Kenapa kamu masih saja bodoh dan terus menerus menjadi benalu di rumah ini. Hah!" Suara Rian penuh tekanan membuat Sella ketakutan."Maaf mas, aku....""Selalu ada jawaban yang kamu siapkan untuk berkilah, apa ini didikan orang tua mu?" "Stop mas! Ini aku yang salah tolong jangan bawa mereka dalam apapun yang aku lakukan di sini!" Tolak Sella yang kembali mendapatkan kekuatan ketika Rian membawa bawa orang tua nya."Bukankah benar kan itu yang sebenernya terjadi." Ucap Rian dengan sinis."Maksud nya?""Kamu adalah wanita murahan dan menutupi tubuh mu dengan pakaian seperti ini hanya karena ingin bergelar Sholeha
Sesuai dengan apa yang di bicarakan sebelum nya, Sella dan Rian segera menemui Dewi dengan maksud untuk menceritakan keinginan Sella yang ingin pisah rumah. "Bu boleh nggak kita ngobrol bertiga?" Tanya Rian dengan hati hati. "Oke, duduk aja sini." Ajak Dewi yang menepuk kursi sofa yang masih kosong di sampingnya. "Bu... Aku..." "Ada apa nak?" Tanya Dewi yang tak mengindahkan ucapan Sella yang hendak memulai percakapan. Pandangan Dewi hanya fokus pada Rian putra semata wayangnya itu, harapan nya saat ini adalah hanya dirinya yang tahu. "Bu aku mau pisah rumah." Ucap Rian to the point. "Kenapa nak apa nggak betah di rumah ini?" Tanya Dewi yang terkejut mendengar ucapan Rian secara tiba tiba. "Nggak Bu, kita hanya....." "Iya ibu ngerti kamu mau pisah rumah pasti karena wanita ini kan?" Potong Dewi yang memperhatikan gerak gerik putranya. "Iya Bu, ibu mau segera punya cucu kan?" Tanya Rian. "Benar! Tapi tidak seharusnya mengambil jalan seenaknya seperti ini apa kamu memang sud
Sella mengajak Riska untuk datang ke rumah tempat dia tinggal sekarang, sebelumnya Sella sudah berniat untuk mengajak Rian untuk memeriksa tubuh nya. Tapi tolakan yang selalu Sella dapatkan."Kamu beneran siap Sel apapun yang terjadi?" Tanya Riska ketika dua wanita itu duduk di dalam mobil."Aku insyaallah sudah siap untuk segalanya, aku berharap setelah ini tidak hanya aku yang di salahkan oleh ibu tentang keturunan." Jawab Sella yang memang dirinya selalu lelah ketika di tanya tentang keturunan."Tapi aku heran deh, kenapa Tante Dewi berubah banget ya, seinget aku dulu dia begitu baik dan ramah. Benarkan?" "Kamu benar Ris, tapi ibu begini karena dia benar benar terobsesi ingin mempunyai cucu dari mas Rian." Jawab Sella yang membenarkan perkataan sahabat nya."Benar itu bisa membuat seseorang berubah." Tutur Riska yang di jawab anggukan oleh Sella. "Aku juga udah hampir 1 tahun lebih ya nggak ketemu Tante Dewi dan Rian." Lanjut Riska."Iya, mudah-mudahan ibu mengizinkan mas Rian unt