Share

persyaratan

Sella mengajak Riska untuk datang ke rumah tempat dia tinggal sekarang, sebelumnya Sella sudah berniat untuk mengajak Rian untuk memeriksa tubuh nya. Tapi tolakan yang selalu Sella dapatkan.

"Kamu beneran siap Sel apapun yang terjadi?" Tanya Riska ketika dua wanita itu duduk di dalam mobil.

"Aku insyaallah sudah siap untuk segalanya, aku berharap setelah ini tidak hanya aku yang di salahkan oleh ibu tentang keturunan." Jawab Sella yang memang dirinya selalu lelah ketika di tanya tentang keturunan.

"Tapi aku heran deh, kenapa Tante Dewi berubah banget ya, seinget aku dulu dia begitu baik dan ramah. Benarkan?"

"Kamu benar Ris, tapi ibu begini karena dia benar benar terobsesi ingin mempunyai cucu dari mas Rian." Jawab Sella yang membenarkan perkataan sahabat nya.

"Benar itu bisa membuat seseorang berubah." Tutur Riska yang di jawab anggukan oleh Sella. "Aku juga udah hampir 1 tahun lebih ya nggak ketemu Tante Dewi dan Rian." Lanjut Riska.

"Iya, mudah-mudahan ibu mengizinkan mas Rian untuk mengikuti prosedur yang seharusnya untuk mendapatkan momongan."

"Aamiin."

Dua wanita itu menghentikan obrolan nya ketika mereka sampai di depan rumah yang cukup besar ber cat putih, rumah yang tak asing bagi Riska.

Jauh sebelum Sella memakai cadar dan jilbab dia sama seperti Riska kuliah di tempat yang sama dengan tujuan yang sama yaitu menjadi seorang dokter.

Tapi... Sella memilih melepaskan profesi nya demi menikah dengan Rian sesuai dengan keinginan orang tua nya.

"Assalamualaikum," ucap Sella.

"Waalaikumussalam," jawab Dewi, Rana dan juga Rani.

"Bu di mana mas Rian?" Tanya Sella ketika dia tak melihat adanya Rian di tengah tengah mereka.

"Rian berangkat kerja!" Jawab Dewi ketus.

"Lagian istri macam apa malah memilih pergi dari pada menyiapkan suami nya untuk pergi bekerja!" Ketus Rani yang memiliki tatapan tak bersahabat.

Namun Sella tak mau memperpanjang masalah dia memilih untuk duduk dan ikut berbicara dengan keluarga suami nya.

"Bu aku mau mas Rian juga melakukan tes," ucap Sella mengawali perbincangan.

"Tes apa?" Tanya Dewi.

"Tes kesuburan, aku takut mas Rian..."

"Jadi kamu menganggap putra ku mandul? Iya!"

"Tidak bu, bukan be..."

"Sudahlah kalau kamu memang mandul tak usah menyalahkan orang lain, kenapa nggak di terima aja si Sell. Toh itu juga nggak akan buat kamu rugi." Ucap Rana yang memotong ucapan Sella.

"Maaf sebelum nya tente dan kakak kakak semuanya, dalam proses kehamilan itu memerlukan dua orang yang sama sama sehat, dan ini penjelasan tentang kesehatan rahim Sella." Jelas Riska. "Maaf bukan nya saya ikut campur, tapi... Saya nggak mau buat sahabat saya menangis terus menerus." Lanjut Riska.

"Jadi dia ngadu?" Tanya Rana.

"Nggak kak, ini kewajiban saya untuk melindungi sahabat saya." Jawab Riska.

"Kamu benar juga nak!" Jawaban Dewi membuat semua nya terkejut terutama Sella.

"Jadi ibu mengizinkan untuk mas Rian melakukan pemeriksaan?" Tanya Sella yang memberanikan diri untuk bertanya ada mertua nya karena terselip rasa bahagia atas jawaban yang di dengarnya.

"Benar Sella! Tapi... Ini hanya demi Riska dokter cantik, baik dan sudah di pastikan bisa memberikan Rian keturunan dengan cepat." Balas Dewi.

"Astaghfirullah..." Lirih Sella sambil mengelus dadanya yang kembali dia rasakan sesaknya.

"Baik ini jadwal saya yang kosong, silakan nanti Sella dan Rian datang ke tempat praktek saya." Tutur Riska.

"Tapi ada syaratnya!"

"Maksud nya Bu?" Tanya Sella.

"Jika Rian tidak mengalami hal buruk saat pemeriksaan, maka ibu minta Riska mau menikah dengan Rian!"

Deg'

"Apalagi ini ya tuhan..." Lirih batin Sella yang membuat mata nya sedikit memanas.

"Maksud tante apa ya? Kenapa membawa saya dalam rumah tangga anak tante ya." Sahut Riska.

"Hanya itu yang menjadi syarat nya, sudahlah jika kamu tak mau tidak usah ada pemeriksaan."

"Bu aku mohon..."

"Apa maksud mu Sel? Aku nggak mau jika harus menjadi pelakor."  Tolak Riska ketika Sella memohon pada mertua nya.

"Aku hanya bisa melakukan ini Ris, aku mohon."

"Sudahlah jika kamu tidak bisa tidak apa apa saya juga tidak akan pernah mengizinkan siapapun untuk memeriksa anak saya." Ucap Dewi dengan tegas.

Ketegasan Dewi semakin membuat dilema perasaan Sella, "ya Alloh aku harus gimana, kenapa ibu menjadikan hal kecil ini sangat lah rumit."

"Ya sudah saya pamit, tadi nya saya hanya mau menolong sahabat saya." Ucap Riska yang berdiri dari tempat duduk nya sedangkan  dua kakak ipar Sella hanya bisa diam dan menyaksikan drama baru ibu nya.

"Yakin Sella? Kamu benar benar tak ingin memeriksa suami mu?" Tanya Dewi dengan sinis.

"Astaghfirullah... Ibu... Aku mohon Bu permudah segalanya," ucap Sella.

"Saya akan bantu bujuk Rian asalkan dokter Riska siap dengan konsekuensinya."

"Ris aku mohon..."

"Aku nggak mau Sel, ini menyangkut masa depan ku."

"Tapi aku tahu kamu sayang aku kan? Aku mohon." Sella memohon pada sahabat nya itu dengan sepenuh hati, air mata nya terus mengalir hingga membasahi kain yang di pakai nya.

"Tapi aku nggak mau jadi seorang pelakor Sel!" Tolak Riska.

"Kamu yakin kan suami aku baik baik saja? Kamu harus percaya itu!"

Grep'

Sella memeluk Riska secara tiba tiba, pelukan yang membuat Riska tahu betul bahwa saat ini Sella tengah ketakutan.

"Baik..." Jawab Riska yang membuat semua orang yang ada di sana tersenyum kecuali Rana.

"Baiklah silakan atur jadwal nya dan urusan Rian serahkan saja pada ibu." Ucap Dewi dengan senyum kemenangan.

Dewi tahu betul tentang Riska sebab Riska adalah anak angkat dari ke dua orang tua Sella yang telah tiada, persahabatan Sella dan Riska sejak mereka masih kecil.

"Memang kamu itu lebih baik dan lebih mulia dari pada seorang wanita mandul yang diam di rumah bahkan kini minta pindah karena tugas rumah ibu berikan pada nya!" Sindir Rani.

"Diam!" Bentak Dewi yang merasa bahwa situasi saat ini tidak seharusnya dikacaukan oleh Rani.

"Riska maaf aku membawamu dalam masalah ku, sebab aku tahu kamu yang di inginkan ibu bukan aku." Batin Sella yang sakit berusaha tegar. "Aku harus kuat bahkan jika mereka sampai menikah pun aku harus kuat! Ingat Sella kamu nggak boleh lemah."

"Sella apa kamu baik baik saja?"

"Aku baik baik saja dan aku percaya semua akan baik baik saja!" Jawab Sella yang di akhiri dengan senyuman yang memastikan pada Riska bahwa dirinya baik baik saja.

melihat sahabat nya yang hanya diam, membuat Riska semakin takut jika dia yang akan menghancurkan sahabat nya, tapi itu sudah jadi keputusan Sella.

namun beberapa detik kemudian Sella tersenyum pada Riska memastikan semua nya baik baik saja dengan isyarat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status