"Dengan pernyataan dewan pembina partai Gerakan Maju, maka menegaskan bahwa mereka tidak akan mengusung Bentala Pradaya Byakta sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta. Ini sangatlah tiba-tiba, mengingat selama pemilu presiden dan wakil presiden, Bentala digadang-gadang menjadi calon kuat yang akan diusung beberapa partai yang menjadi pendukung presiden, dan wakil presiden Pranata-Gandhi di pilkada DKI tahun ini."Sesungguhnya selama Rana hidup, ia tak pernah benar-benar peduli dengan dunia politik. Namun akhir-akhir ini sejak Bentala berencana mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta, membuat Rana awas soal berbagai macam polemik soal kekuasaan. Begitu pun saat ia memasuki ruang tengah rumah ayahnya yang mewah. Perhatiannya langsung tertuju pada televisi yang sengaja disetel oleh ayahnya."Tumben nonton tv," celetuk Rana seraya duduk di samping sang Ayah, Emir. Emir langsung tersenyum sumringah saat melihat putrinya datang, menyalami tangannya, dan memeluknya singkat. "Aku pikir Pap
"Na, fotonya sudah keluar. Gue mesti klarifikasi enggak, Na? Apa ke rencana awal, kalau kita diam aja? Padahal gue sudah mempersiapkan diri, tapi kenapa akhirnya kalang kabut juga ya? Bagaimana nih, Na?"Tak cuma Latisha, Rana pun juga kalang kabut. Ia bahkan melarikan diri dari pertanyaan ayahnya tadi, dan berjanji akan menjawab segalanya setelah ia menghubungi sang manajer. Dia pikir Latisha belum tahu, tapi gadis itu jelas sudah berjaga-jaga kalau-kalau fotonya dipublish oleh salah satu media gosip. Kini ia pun memutar otak, memilih jawaban yang paling dirasa benar."Gue rasa diam saja adalah jalan terbaik deh, Tish.""Kalau beritanya makin liar, bagaimana?" tanya Latisha tak yakin. "Lo dituduh sebagai pelakor, Na. Sumpah gue pengin banget deh, sumpel mulut orang yang bikin tagline begitu. Gila banget sih!""Ya, kalau sekiranya perlu nantinya, baru kita buka mulut. Biarkan deh, berita ini berkembang. Seperti yang sudah kita bicarakan di awal, mungkin akan ramai di satu atau dua min
"Kamu tahu enggak apa yang kamu lakukan, Rana Diatmika Husada? Kamu berhubungan dengan seorang pria yang sudah beristri? Apa yang ada di dalam pikiranmu, Nak? Kamu seorang princess Husada. Siapa yang enggak mau sama kamu? Kenapa harus suami orang lain? Kenapa, Rana? Jawab, Papa!"Jelas Rana tak bisa berkata-kata. Setelah ia mengakui bahwa apa yang ada di dalam foto tersebut adalah kebenaran, sang ayah jelas sangat marah. Rana tahu di kaca mata siapa pun apa yang dilakukannya adalah salah, tapi sungguh mereka tidak mengerti kejadian yang sebenarnya. Jadi, tugas Rana di sana untuk memberi pengertian pada ayahnya akan apa yang terjadi selama ini.Sayangnya nyali Rana perlahan ciut saat melihat ekspresi Emir yang penuh kemarahan. Ia sudah menyangka hal ini akan terjadi. Tapi, tak pernah terpikirkan di kepalanya bahwa ekspresi marah itu bercampur dengan kecewa."Papa harus mengerti kalau ini bukan seperti yang Papa pikirkan," ucap Rana dengan suara yang sangat pelan. Namun Emir cukup mende
"MINGGIR KAMU! SAYA MAU BERTEMU DENGAN BOS KAMU! MANA DIA! BENTALA, KELUAR KAMU!"Siapa saja jelas mulai teralihkan perhatiannya saat seorang Mahaka Gunawan berteriak kesal, karena tidak diperbolehkan masuk oleh Danish, asisten pribadi Bentala. Bukan karena Bentala tak ingin bertemu Mahaka, tapi lebih dikarenakan ada seorang investor penting yang tengah bosnya tersebut temui. Namun sayangnya Mahaka tak percaya, dan menganggap kalau Danish hanya membual. Dalam pikiran Mahaka yang sedang diliputi emosi, Bentala hanya tengah menghindari untuk bertemu dengannya."Ada apa, Pak Mahaka?" tanya Bentala yang ternyata berdiri di belakang Mahaka beserta asistennya. Kebetulan ruang rapat yang digunakan Bentala satu lantai terpisah dari ruang kerjanya. "Saya rasa akan tidak pantas bagi seorang Mahaka Andromeda Gunawan untuk berteriak-teriak seperti itu di ruang publik. Ya, meskipun ini ruang publik dengan lingkup kecil, tapi direksi saya yang lain bisa terganggu, karena sikap bapak ini."Mahaka mu
"Pantas saja, Bentala memilih mengejar cinta seorang Rana Diatmika Husada. Ternyata pernikahannya dengan Dr. Tanaya Gunawan memang tidak baik-baik saja. Bahkan dengan tidak tahu malu, dia mengandung anak dari pria lain, dan dengan cepat memutuskan hubungan pernikahan mereka. Sungguh, keempat orang ini benar-benar berada di dalam hubungan yang mengerikan. Apakah realita asmara manusia sekarang serumit, dan gila seperti saat ini?"Jelas saja komentar itu membuat Latisha geleng-geleng kepala. Semenjak keluarnya foto-foto Tanaya dengan seorang pria bule di rumah sakit, ada banyak komentar yang justru tertuju pada pernikahan Tanaya, dan Bentala. Alih-alih menyebut Rana sebagai perusak rumah tangga orang lain, kini netizen Indonesia lebih suka menyebut talent-nya sebagai korban dari hubungan toxic antara Tanaya, dan Bentala. Jujur bukannya merasa senang, Latisha justru merasa miris.Latisha lalu menoleh, memandangi Rana yang tengah membereskan berbagai macam keperluannya untuk berlibur di A
"Hari ini pihak KPK memeriksa keterlibatan Mahaka Andromeda Gunawan dalam kasus tambang batu bara ilegal di Kalimantan Timur. Kasus ini mencuat saat Gubernur Kalimantan Timur, James Panjaitan menyebutkan nama Mahaka Gunawan sebagai gembong terciptanya beberapa tambang batu bara ilegal di Kalimantan Timur yang diprediksi merugikan negara hingga 135 Triliun."Jelas saja Rana tak menduga kalau lima hari semenjak kasusnya viral, ada berita yang lebih kontroversial lagi di negara ini. Berita yang menyangkut nama Mahaka Gunawan, orang paling kaya di Indonesia saat ini, tentu saja berhasil mencuri lebih banyak perhatian. Entah disengaja, atau tidak, tapi berkat Tanaya, dan ayahnya, kasus Rana seakan tertimbun begitu saja. Ia bahkan tak benar-benar terlihat jelek di mata masyarakat, saat foto Tanaya di rumah sakit bersama dengan Edward muncul tiba-tiba di halaman sebuah portal berita online.Bahkan banyak netizen yang mulai menghujat keluarga Gunawan sebagai keluarga serakah, dan bermasalah.
"Keterangan anda sangat membantu dalam penyidikan kasus ini. Kami benar-benar berterima kasih kepada Pak Bentala, karena dengan baik mau memenuhi panggilan kami. Kami juga berterima kasih, karena kerja sama dari anda, kasus ini bisa berjalan dengan lancar. Kami berharap nomor kontak anda tetap aktif selama kasus ini berjalan."Hanya sebuah anggukan yang Bentala bisa berikan pada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Bentala pun tersenyum tipis, mengulurkan tangannya dengan profesional, dan langsung disambut oleh pihak penyidik bernama Pak Adnan Dimitri tersebut. Ia pun bersama-sama dengan pengacara, dan juga Fahmi memilih untuk undur diri dari sana. Pak Adnan pun mempersilahkan tanpa berniat menunda, atau menghalangi tim Bentala."Jawaban Bapak benar-benar bagus, dan efisien." Ucapan itu terlontar dari pengacara Bentala di sepanjang koridor menuju lift. Bentala hanya mengangguk, mendengarkan, dan tak menanggapi. "Mereka hampir menerima semua jawaban yang Bapak berikan. Mudah-mudahan
"Tidak apa-apa memangnya kalau kita berada di ruang publik bersama-sama? Belum ada satu Minggu, dan kita terang-terangan jalan bersama di satu tempat. Rasanya agak kurang nyaman, ya."Mau dikatakan apa lagi, bagi Bentala kenyamanan Rana adalah yang nomor satu. Ia akan melakukan apa pun yang menurut gadis itu baik, dan membuat dirinya bahagia. Jadi, daripada berdebat akan sesuatu yang tak penting, maka Bentala memilih mengangguk, dan memberikan sebuah ide. Ia akan mencari jalan demi terciptanya keharmonisan hubungan yang menurut Rana masih tanpa nama."Pergilah lebih dulu," pinta Bentala tenang. Rana menoleh ke arah pria tersebut, dan Bentala terang saja langsung mengangguk. "Aku akan menyusul kamu. Kalau kamu sudah sampai di ruang rawat Tanaya, kamu bisa menghubungiku. Aku akan dengan cepat sampai di sana. Jadi, pergilah lebih dulu.""Apa ini akan baik-baik saja?""Untuk saat ini kenyamanan kamu lebih utama, Rana. Bila kamu merasa kita enggak seharusnya berada di satu ruang publik ber