Share

Rencana Dimulai

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2024-12-30 16:38:23

Malam itu sunyi, hanya terdengar suara angin yang berbisik di antara pepohonan, dan suara langkah kaki Zhao Xueyan serta Niuniu yang begitu ringan, seolah mereka menjadi bagian dari kegelapan malam.

“Apa kau siap, Niuniu?” tanya Zhao Xueyan sambil mengamati sebuah kediaman.

Niuniu mengangguk yakin. “Saya siap, Nona.”

“Bagus. Telan ini, pil ini adalah penghilang aura kehidupan,” kata Zhao Xueyan.

Zhao Xueyan dan Niuniu dengan sigap meminum pil penghilang aura kehidupan, yang membuatnya tak terdeteksi oleh pengawal yang berjaga di kediaman Menteri Pajak Xue.

Dengan gerakan halus, Zhao Xueyan dan Niuniu melompat dari atap ke atap, melintasi kediaman besar yang megah tanpa menimbulkan suara. Setiap gerakan mereka seperti bayangan yang tak terlihat.

Zhao Xueyan memimpin, matanya tajam, memindai setiap gerakan pengawal yang tak jauh dari posisi mereka.

“Berhati-hatilah!” peringat Zhao Xueyan berbisik.

Niuniu mengikuti dengan cermat, tidak membiarkan dirinya tertinggal. Mereka meluncur
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kehancuran Keluarga Xue

    Berita tentang keputusan Kaisar Zheng Yu menghukum ayahnya, Menteri Pajak Xue Jun, dengan hukuman penggal dan mengasingkan seluruh keluarganya ke desa Tuotuo membuat Selir Xue Yuxian kehilangan ketenangannya. Desa Tuotuo dikenal sebagai tempat buangan yang keras, tempat para mantan pejabat hidup dalam pengasingan tanpa kehormatan. Tidak terbayangkan keluarga Xue, yang selama ini hidup dalam kemewahan dan kehormatan, akan jatuh ke jurang kehinaan seperti itu.Dengan wajah penuh kecemasan, selir pertama Xue Yuxian melangkah cepat menuju aula istana. Gaun merahnya berdesir di lantai, namun tidak ada seorang pun yang berani menghentikannya. Tatapannya penuh determinasi, meski di balik itu ada ketakutan yang tak bisa ia sembunyikan.Selir pertama Xue Yuxian dengan suara bergetar, bersujud di hadapan Kaisar Zheng Yu. "Yang Mulia, ampunilah keluarga hamba. Ayah hamba mungkin telah melakukan kesalahan besar, tetapi ia tetaplah pelayan setia Kekaisaran ini. Jangan biarkan keluarganya menderit

    Last Updated : 2024-12-30
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Mulai Saling Mencurigai

    Hari itu, alun-alun besar di ibu kota kekaisaran dipenuhi rakyat yang berbondong-bondong ingin menyaksikan hukuman mati Menteri Pajak Xue Jun. Di tengah gemuruh sorakan dan cemoohan rakyat, panggung eksekusi berdiri megah, dihiasi simbol kekaisaran yang menandakan keadilan yang tidak pandang bulu.Di satu sisi panggung, keluarga Xue yang tersisa berdiri dengan wajah pucat, menunggu giliran untuk diasingkan ke Desa Tuotuo. Sementara itu, Menteri Pajak Xue, dengan tangan terikat di belakang, menatap tajam pada kerumunan di depannya. Di barisan depan, tiga selir istana—Mei Xiao, Hua Lingxin, dan Rong Yue—berdiri anggun, wajah mereka tenang namun sulit untuk diartikan. Dalam hati mereka, senyum kemenangan tersirat. Kejatuhan keluarga Xue berarti hilangnya salah satu pesaing terbesar mereka di istana.“Hiks! Hiks! Hiks! Ayah ….” Tidak jauh dari mereka, selir pertama Xue Yuxian menangis tersedu-sedu. Tangannya mengepal kuat hingga memutih, menggambarkan amarah dan putus asa yang mendidih

    Last Updated : 2024-12-30
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Persiapan Ulang Tahun Kaisar

    Sebulan setelah insiden hukuman keluarga Xue, kekaisaran Zhengtang tampak tenang, namun di balik ketenangan itu, setiap selir dan pejabat istana sibuk dengan agenda mereka masing-masing. Ada ketegangan yang tak terlihat, dan setiap langkah mereka penuh dengan perhitungan. Hari ini, giliran Selir Rong Yue yang mengadakan pesta minum teh, sebuah pertemuan yang dihadiri oleh Selir Hua Lingxin, Selir Mei Xiao, dan Selir Xue Yuxian.Pesta ini, meski terlihat sederhana, adalah tempat bagi mereka untuk mempererat hubungan, tetapi juga untuk saling mengamati dan merencanakan langkah mereka selanjutnya. Para selir itu tidak hanya sekedar minum teh, melainkan juga berbincang tentang banyak hal, salah satunya adalah ulang tahun kaisar yang semakin dekat.Selir Rong Yue memulai percakapan dengan tenang. "Perayaan ulang tahun kaisar akan menjadi acara besar. Semoga semuanya berjalan lancar,” katanya dengan senyum yang menawan, menutupi ambisinya yang tersembunyi.Di sudut meja, Selir Hua Lingxi

    Last Updated : 2024-12-31
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pesta

    Pesta ulang tahun Kaisar Zheng Yu akhirnya digelar dengan kemeriahan yang luar biasa. Malam itu, aula kekaisaran dipenuhi dengan para tamu yang mengenakan pakaian terbaik mereka, berkilau dalam cahaya lampu-lampu mewah yang menghiasi ruangan.Setiap tamu berusaha menunjukkan status dan kedudukan mereka dengan penuh kehormatan. Para bangsawan wanita, terutama para nona muda, memanfaatkan kesempatan ini untuk memperlihatkan keunggulannya, baik dalam hal penampilan maupun kemampuan kultivasi mereka.“Pesta ini sangat indah, ya,” bisik seorang tamu merasa kagum. “Ini pesta terbaik yang aku lihat,” kata wanita di sampingnya menimpali. Di tengah pesta yang meriah, di balik senyuman manis para tamu, ada beberapa orang yang tidak bisa menahan diri untuk membicarakan permaisuri Zhao Xueyan. Mereka berbicara dengan suara rendah namun cukup keras, agar orang-orang di sekitar mereka bisa mendengarnya.Beberapa nona bangsawan, dengan pandangan sinis, mulai mencemoohkan Zhao Xueyan yang baru sa

    Last Updated : 2024-12-31
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Dipermalukan

    Ketika Kaisar Zheng Yu dan keempat selirnya duduk di tempat mereka, suasana aula pesta kembali menjadi tenang. Namun, ketegangan mulai terasa di udara saat pintu utama terbuka kembali. Zhao Xueyan melangkah masuk dengan anggun, mengenakan hanfu mewah berwarna putih dengan sulaman emas, lengkap dengan cadar yang menutupi sebagian wajahnya. Kehadirannya yang tiba-tiba mengundang tatapan penuh kejutan. Semua orang terbiasa melihat Zhao Xueyan yang selalu menunduk dan mengalah, tetapi kali ini aura berbeda terpancar darinya. “Salam hormat saya, Yang Mulia,” kata Zhao Xueyan dengan suara lembut sambil menunduk hormat. Kaisar Zheng Yu tertegun sejenak melihat perubahan Zhao Xueyan, namun dia tetap mengabaikannya. Kaisar Zheng Yu menjawab datar. “Duduklah!” Zhao Xueyan mengangguk kemudian melangkah dengan tenang menuju kursi permaisuri, hanya untuk menemukan kursi itu telah diduduki oleh Selir Mei Xiao. Zhao Xueyan berbicara lembut namun tegas, saat berada di hadapan selir Mei Xiao. "

    Last Updated : 2024-12-31
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Gagal

    Pesta berlangsung meriah, dengan para tamu menikmati hidangan mewah dan pertunjukan yang memukau. Ketika Kaisar Zheng Yu mempersilakan para nona muda bangsawan menampilkan bakat mereka, semua mata tertuju ke panggung utama. Para nona berlomba-lomba menunjukkan keunggulan, baik itu melalui tarian, musik, maupun syair. Kaisar tampak menikmati, sesekali tersenyum atau memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan.Setelah para nona bangsawan selesai menunjukkan bakat mereka, giliran para selir menampilkan keahlian masing-masing. Selir Hua Lingxin memamerkan kepiawaiannya dalam memainkan guzheng, menciptakan alunan musik yang menenangkan. Selir Rong Yue menampilkan puisi melankolis yang penuh emosi, memukau para tamu. Sementara itu, Selir Mei Xiao, yang sejak awal pesta menahan amarah karena kejadian sebelumnya, kini melihat kesempatan untuk mengembalikan harga dirinya.Dengan anggun, Selir Mei Xiao bangkit dari tempat duduknya. Ia mengenakan hanfu merah menyala yang memancarkan p

    Last Updated : 2025-01-01
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Awal Kehancuran

    Pesta berlangsung kembali dengan kemeriahan. Para tamu menikmati hidangan yang lezat dan melanjutkan perbincangan mereka, namun di sudut-sudut aula, suasana mulai terasa tegang. Selir Mei Xiao, yang dipermalukan di depan umum oleh Zhao Xueyan, kini duduk di tempatnya dengan senyum tipis yang dipaksakan. Di balik ketenangannya, kemarahan yang mendidih menguasai hatinya. ‘Sialan kau Zhao Xueyan! Aku akan membunuhmu,’ teriak Selir Mei Xiao murka. Di sisi lain, selir pertama Xue Yuxian tampak tenang, bahkan tersenyum samar. Di balik wajah anggunnya, rencana licik yang telah ia susun mulai bergerak. Ia melirik seorang pelayan yang berdiri di dekatnya, memberi isyarat halus dengan anggukan kepala. ‘Saatnya giliranmu, Rong Yue,’ kata selir Xue Yuxian. Pelayan itu segera memahami perintahnya. Dengan hati-hati, ia mengambil nampan berisi cangkir anggur dan menuju ke arah Selir Rong Yue, yang tengah berbincang santai dengan tamu-tamu lainnya.Pelayan dengan nada sopan berkata,"Selir Rong Y

    Last Updated : 2025-01-01
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Satu Musuh Tumbang

    Sementara itu, Zhao Xueyan duduk anggun di kursi permaisuri, sesekali tersenyum tipis melihat jalannya pesta. Dia tidak terlihat gugup atau terburu-buru, meski dia tahu apa yang sedang terjadi pada Selir Rong Yue di luar aula. Dengan cerdik, dia membiarkan Xue Yuxian merasa seolah-olah rencananya berjalan mulus tanpa ketahuan. Niuniu, pelayan setia Zhao Xueyan, mendekatinya dengan bisikan lembut. "Yang Mulia, semua berjalan sesuai rencana. Minuman mereka sudah diminum." Zhao Xueyan mengangguk kecil, tetap menjaga ekspresi tenangnya. "Bagus. Hanya butuh tiga hari bagi mereka untuk merasakan akibatnya. Namun, pastikan tidak ada satu pun dari mereka yang mencurigai kita. Keseimbangan kekaisaran harus tetap dijaga.” Di sisi lain aula, Selir Mei Xiao, Selir Hua Lingxin, dan Selir Xue Yuxian tampak santai, meski masing-masing memiliki pikiran licik yang berbeda. Selir Mei Xiao masih mendendam karena penghinaan di awal pesta, sementara Hua Lingxin percaya bahwa ramuan yang dia siapkan

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Hutan Kematian

    Bulan purnama menggantung sempurna di langit, menyinari Hutan Kematian yang suram dengan cahaya pucatnya. Zhao Xueyan yang duduk bersila dalam meditasi tiba-tiba membuka matanya dengan tajam. Teriakan memilukan menggema dari kedalaman hutan, membuat hawa dingin menyeruak di udara.Niuniu mendekat dengan wajah khawatir. "Nona, itu suara manusia?"Zhao Xueyan mengangguk sambil meraih pedang rohnya. "Ya, dan suara itu jelas penuh dengan penderitaan. Aku akan memeriksanya. Tetap di sini dan jaga formasi."Tanpa menunggu jawaban Niuniu, Zhao Xueyan bergerak cepat menyusuri hutan. Cahaya bulan yang menyelusup dari sela-sela pepohonan memberikan penerangan samar. Makhluk roh yang biasanya ganas malah melarikan diri dengan ketakutan, menandakan sesuatu yang jauh lebih mengerikan hadir di tempat itu.Setelah beberapa saat, Zhao Xueyan tiba di sebuah tanah lapang kecil. Di sana, terbaring seorang pria muda dengan wajah luar biasa tampan, meski kini pucat pasi dan gemetar hebat seolah dilanda ra

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kemarahan Kaisar Zheng Yu

    Zhao Xueyan dan Niuniu memilih pergi diam-diam saat pagi buta tanpa berpamitan dengan para warga desa Fengmu. Mereka tidak ingin menjadi pusat perhatian atau menerima penghormatan yang berlebihan. Sebelum pergi, Zhao Xueyan meninggalkan beberapa pil penyembuhan di balai desa dengan pesan singkat:‘Gunakan ini untuk memulihkan kesehatan warga. Hiduplah dengan damai.’Niuniu menatap balik ke desa yang mulai diterangi cahaya matahari. "Nona, mereka pasti kecewa," ucapnya pelan.Zhao Xueyan mengangguk kecil. "Lebih baik begitu. Mereka tidak perlu terikat dengan rasa terima kasih yang berlebihan."Sementara itu, para warga yang telah mempersiapkan pesta sederhana dengan bunga dan makanan khas desa merasa kecewa saat menyadari kedua penyelamat mereka telah pergi."Sayang sekali ... aku ingin berterima kasih langsung," ujar seorang wanita tua sambil menghela napas.“Benar!” seru warga desa lainnya yang ingin berterima kasih langsung kepada sang penyelamat. Namun, kepala desa tersenyum bijak

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Mahluk Roh Gelap

    Dari balik kabut yang bergelayut di atas sungai, tiba-tiba muncul makhluk roh gelap dengan tubuh besar berwarna hitam pekat, matanya menyala merah dengan aura jahat yang begitu kuat. Makhluk itu mengeluarkan suara geraman seram sebelum melompat menyerang ke arah Zhao Xueyan dan Niuniu.Zhao Xueyan dengan sigap menghunus pedang roh birunya, kilauan cahaya dari bilahnya memotong kabut gelap yang semakin pekat. "Niuniu, waspada! Serangan dari sisi kiri!" serunya tegas."Siap, Nona!" balas Niuniu dengan penuh semangat. Cambuk emas di tangannya bergerak cepat, menghasilkan bunyi tajam yang memecah udara, menciptakan lingkaran pelindung untuk menangkis cakar tajam makhluk tersebut.Makhluk roh itu kembali menyerang dengan kekuatan yang lebih besar, cakarnya menyapu tanah dan meninggalkan retakan besar di sekitar mereka. Zhao Xueyan melompat ke udara, memutar tubuh dengan elegan dan menyerang langsung ke kepala makhluk tersebut. Pedangnya menebas sisi kanan makhluk itu, membuatnya meraung ke

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Desa Fengmu

    Zhao Xueyan dan Niuniu terus melajukan kuda mereka melewati hutan lebat dan jalan berbatu. Meski perjalanan penuh dengan bahaya, mereka menanganinya dengan mudah. Hewan roh yang menyerang hanya menjadi latihan ringan, sedangkan bandit yang mencoba menghadang mereka malah berakhir terkapar, tak mampu melawan kemampuan kultivasi Zhao Xueyan.Niuniu, yang menunggang kuda di samping Zhao Xueyan, tersenyum lebar. "Nona, aku rasa perjalanan kita ini mulai menjadi petualangan yang seru. Setiap kali kita bertarung, aku merasa semakin kuat."Zhao Xueyan meliriknya sekilas, wajahnya tetap tenang. "Jangan terlalu menikmati. Kita masih belum tahu apa yang menunggu di depan."Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, mereka akhirnya tiba di sebuah desa bernama Fengmu. Desa itu terletak di dataran tinggi, dikelilingi oleh pegunungan yang hijau dan sungai yang jernih mengalir di tepinya.Zhao Xueyan dan Niuniu memasuki desa Fengmu setelah perjalanan panjang yang penuh tantangan. Desa itu tampak su

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pencuri

    Saat pertandingan berpedang dimulai, suasana arena menjadi riuh. Para peserta menunjukkan kemampuan mereka dengan beragam teknik yang memukau para penonton. Namun, saat giliran Zhao Xueyan dan Niuniu tiba, gelombang tawa kecil terdengar di antara penonton dan peserta lain."Benar-benar pemuda nekat! Dengan tubuh kecil seperti itu, bagaimana mereka bisa bertarung dengan pedang?" salah satu peserta mengejek, suaranya cukup keras hingga terdengar oleh semua orang."Betul! Mereka bahkan tidak terlihat memiliki energi kultivasi. Apa mereka pikir ini tempat bermain anak-anak?" tambah yang lain sambil tertawa.Zhao Xueyan tetap tenang, wajahnya datar tanpa ekspresi. Dia menggenggam pedang kayu yang disediakan oleh panitia pertandingan, tampak ringan seperti sedang memegang ranting biasa. Di sisi lain, Niuniu tersenyum jahil, menikmati keraguan orang-orang terhadap mereka."Nona, sepertinya kita harus memberi mereka sedikit pelajaran, ya?" bisik Niuniu, matanya berkilat penuh semangat."Janga

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bersenang-senang

    Pertandingan memanah dimulai dengan sorak-sorai penonton yang bergemuruh. Peserta pertama hingga terakhir mulai menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Beberapa berhasil mendapatkan nilai tinggi dengan menembakkan anak panah tepat di lingkaran tengah, sementara yang lain hanya mampu mengenai pinggiran sasaran.Ketika giliran Niuniu tiba, penonton mulai bersorak dengan nada mengejek. "Apa anak kecil ini akan memanah, ataukah dia hanya bermain-main dengan busur itu?" salah seorang dari kerumunan berteriak.Niuniu, yang awalnya terlihat sedikit gugup, mengingat kata-kata Zhao Xueyan. Dia menarik napas dalam-dalam, meraih busur, dan memasang anak panah. Dengan konsentrasi penuh, Niuniu menarik tali busur hingga mencapai titik maksimal, lalu melepaskannya dengan gerakan tegas.Swish!Anak panah meluncur cepat dan menghujam lingkaran tengah sasaran, tepat di tengah!Penonton terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat. "Apa itu tadi?!" bisik seseorang, diikuti oleh s

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Festival

    Zhao Xueyan dan Niuniu akhirnya tiba di sebuah desa yang cukup ramai, suasananya begitu meriah dengan tenda-tenda berwarna cerah yang berjajar rapi. Mereka mengenakan pakaian laki-laki, dengan rambut yang disembunyikan di balik topi bulu agar identitas mereka sulit dikenali. Desiran angin membawa aroma manis dari berbagai makanan yang dijual di sudut desa, bercampur dengan sorakan riuh warga yang berkumpul di sekitar sebuah arena besar."Apa ini semacam festival?" tanya Niuniu pelan, matanya berbinar melihat keramaian di depan mereka.Zhao Xueyan mengangguk kecil, matanya menyisir area sekitar dengan penuh waspada. "Sepertinya. Tapi lihat arena itu, ada pertandingan memanah dan pedang. Sepertinya ini lebih dari sekadar hiburan," ujarnya, tangannya merapatkan jubah untuk memastikan penampilannya tetap menyamar.Arena itu memang menjadi pusat perhatian. Di satu sisi, beberapa pemuda gagah sedang bersiap dengan busur dan panah, sementara di sisi lain, ada sekelompok pria yang berlatih p

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bandit

    Zhao Xueyan dan Niuniu melanjutkan perjalanan mereka dengan menunggang kuda melewati jalan setapak di tengah hutan yang sunyi. Langit cerah pagi itu mulai mendung, seolah menandakan sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi.Saat mereka melewati tikungan tajam di tengah hutan, tiba-tiba sekelompok pria bertampang kasar muncul dari balik pepohonan, menghadang jalan dengan senjata di tangan. Mereka tertawa seraya memandang kedua wanita itu dengan tatapan serakah."Hei, lihat siapa yang datang!" seru salah satu pria bertubuh besar dengan bekas luka di wajahnya. "Seorang wanita cantik dan pelayannya yang mungil. Sepertinya keberuntungan berpihak pada kita hari ini!"Niuniu terlihat menatap datar, matanya seolah siap menerjang. "Nona, biar saya yang menghabisi mereka semua. Nona diam sajal!" bisiknya dengan suara datar. .Namun, Zhao Xueyan tetap tenang seperti biasa. Dia memandang para bandit itu dengan dingin, tak sedikit pun terlihat takut. Sambil turun dari kudanya dengan anggun, di

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Terbebas Dari Belenggu

    Keesokan paginya, suasana desa Baiyun dipenuhi tangisan dan penyesalan. Para warga yang sebelumnya terpengaruh ritual gelap kini perlahan mengingat segala hal yang terjadi. Mata mereka kosong, beberapa terlihat gemetar, sementara yang lain menangis histeris di depan altar yang kini hancur lebur.Seorang ibu tua jatuh berlutut, menggenggam tanah di depan altar, menangis pilu. "Anakku ... aku ... aku sendiri yang menyerahkannya ...." Tangisannya menggema, mengungkap rasa bersalah yang begitu mendalam. Di sekitarnya, para warga lain juga mulai menyadari perbuatan mereka di bawah kendali sang kultivator hitam.Seorang pria muda duduk terpaku di tanah, menatap tangannya yang gemetar. "Kami ... kami tahu ... tapi tubuh kami tak bisa bergerak melawan ... Kami dipaksa ... Aku bahkan melihat saudaraku mati di depan mataku sendiri." Suaranya bergetar, penuh kesakitan dan trauma.Melihat pemandangan itu, Zhao Xueyan menghela napas panjang. Berdiri di tengah kerumunan dengan pakaian putih bersihn

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status