Pesta berlangsung meriah, dengan para tamu menikmati hidangan mewah dan pertunjukan yang memukau. Ketika Kaisar Zheng Yu mempersilakan para nona muda bangsawan menampilkan bakat mereka, semua mata tertuju ke panggung utama. Para nona berlomba-lomba menunjukkan keunggulan, baik itu melalui tarian, musik, maupun syair. Kaisar tampak menikmati, sesekali tersenyum atau memberikan tepuk tangan sebagai bentuk penghargaan.Setelah para nona bangsawan selesai menunjukkan bakat mereka, giliran para selir menampilkan keahlian masing-masing. Selir Hua Lingxin memamerkan kepiawaiannya dalam memainkan guzheng, menciptakan alunan musik yang menenangkan. Selir Rong Yue menampilkan puisi melankolis yang penuh emosi, memukau para tamu. Sementara itu, Selir Mei Xiao, yang sejak awal pesta menahan amarah karena kejadian sebelumnya, kini melihat kesempatan untuk mengembalikan harga dirinya.Dengan anggun, Selir Mei Xiao bangkit dari tempat duduknya. Ia mengenakan hanfu merah menyala yang memancarkan p
Pesta berlangsung kembali dengan kemeriahan. Para tamu menikmati hidangan yang lezat dan melanjutkan perbincangan mereka, namun di sudut-sudut aula, suasana mulai terasa tegang. Selir Mei Xiao, yang dipermalukan di depan umum oleh Zhao Xueyan, kini duduk di tempatnya dengan senyum tipis yang dipaksakan. Di balik ketenangannya, kemarahan yang mendidih menguasai hatinya. ‘Sialan kau Zhao Xueyan! Aku akan membunuhmu,’ teriak Selir Mei Xiao murka. Di sisi lain, selir pertama Xue Yuxian tampak tenang, bahkan tersenyum samar. Di balik wajah anggunnya, rencana licik yang telah ia susun mulai bergerak. Ia melirik seorang pelayan yang berdiri di dekatnya, memberi isyarat halus dengan anggukan kepala. ‘Saatnya giliranmu, Rong Yue,’ kata selir Xue Yuxian. Pelayan itu segera memahami perintahnya. Dengan hati-hati, ia mengambil nampan berisi cangkir anggur dan menuju ke arah Selir Rong Yue, yang tengah berbincang santai dengan tamu-tamu lainnya.Pelayan dengan nada sopan berkata,"Selir Rong Y
Sementara itu, Zhao Xueyan duduk anggun di kursi permaisuri, sesekali tersenyum tipis melihat jalannya pesta. Dia tidak terlihat gugup atau terburu-buru, meski dia tahu apa yang sedang terjadi pada Selir Rong Yue di luar aula. Dengan cerdik, dia membiarkan Xue Yuxian merasa seolah-olah rencananya berjalan mulus tanpa ketahuan. Niuniu, pelayan setia Zhao Xueyan, mendekatinya dengan bisikan lembut. "Yang Mulia, semua berjalan sesuai rencana. Minuman mereka sudah diminum." Zhao Xueyan mengangguk kecil, tetap menjaga ekspresi tenangnya. "Bagus. Hanya butuh tiga hari bagi mereka untuk merasakan akibatnya. Namun, pastikan tidak ada satu pun dari mereka yang mencurigai kita. Keseimbangan kekaisaran harus tetap dijaga.” Di sisi lain aula, Selir Mei Xiao, Selir Hua Lingxin, dan Selir Xue Yuxian tampak santai, meski masing-masing memiliki pikiran licik yang berbeda. Selir Mei Xiao masih mendendam karena penghinaan di awal pesta, sementara Hua Lingxin percaya bahwa ramuan yang dia siapkan
Suasana di aula menjadi semakin tegang. Kaisar melanjutkan, kali ini suaranya lebih keras."Keluarga Rong, yang telah melahirkan aib seperti ini, juga akan menanggung akibatnya. Mulai sekarang, semua hak istimewa mereka dicabut, dan mereka akan diasingkan bersama Selir Rong Yue!"Para tamu yang mendengar keputusan ini terkejut. Mereka saling berbisik, membahas kehancuran mendadak yang menimpa keluarga Rong. Beberapa merasa kasihan, tetapi banyak juga yang senang melihat keluarga itu jatuh. Selir Xue Yuxian, yang berada di tengah kerumunan, menundukkan wajahnya sambil menyembunyikan senyum kemenangan.Selir Rong Yue berteriak memohon."Tidak, Yang Mulia! Tolong berikan hamba kesempatan! Hamba mohon!"Namun, Kaisar Zheng Yu tidak tergerak. Ia memberi isyarat kepada para pengawal. "Bawa dia pergi. Mulai malam ini, ia tidak lagi memiliki hubungan apa pun dengan istana ini."Pengawal istana segera menyeret Selir Rong Yue keluar dari kamar. Jeritannya yang penuh rasa putus asa memenuhi udar
Setelah pengasingan Rong Yue, Selir Mei Xiao yang masih menyimpan dendam terhadap Zhao Xueyan kembali merencanakan serangan licik. Dia memerintahkan pelayan setianya untuk menyusup ke dapur istana dan menaburkan racun pada makanan yang akan dikirimkan ke paviliun Zhao Xueyan. Racun itu adalah jenis yang sama dengan racun yang pernah merusak tubuh Zhao Xueyan asli, menyebabkan dia tidak dapat berkultivasi.Pelayan itu dengan hati-hati membawa makanan beracun tersebut ke paviliun Zhao Xueyan. Namun, Zhao Xueyan, yang memiliki pengetahuan luas sebagai dokter jenius dari zaman modern, langsung mengenali kehadiran racun tersebut begitu mencium baunya. Dengan tatapan dingin, dia mengangkat alis. "Racun yang sama? Memang, Selir Mei Xiao tidak belajar dari kesalahan."Dia memanggil Niuniu, pelayannya yang setia. "Niuniu, ajak pelayan itu masuk. Aku ingin sedikit bersenang-senang," katanya dengan nada santai namun penuh ancaman tersirat.Niuniu, yang sudah terbiasa dengan cara majikannya, se
Tiga hari setelah pesta kaisar, kehebohan yang senyap menyelimuti paviliun ketiga selir—Selir Mei Xiao, Selir Xue Yuxian, dan Selir Hua Lingxin. Racun mandul yang secara diam-diam mereka minum saat pesta akhirnya bereaksi. Ketiganya mulai merasakan gejala aneh yang membuat mereka khawatir dan segera memanggil tabib pribadi mereka untuk melakukan pemeriksaan mendalam.“Apa yang terjadi padaku?” gumam Selir Mei Xiao memegangi perutnya yang terasa sangat sakit, padahal saat selir Mei Xiao sedang menyusun rencana untuk membalas Zhao Xueyan. “Kenapa tabib sangat lama?!” bentak selir Mei Xiao merasa kesakitan. Di sudut ruangan para pelayan menunduk takut, tak berapa lama seorang tabib tua dari kediaman Mei datang dengan tergesa-gesa. “Salam —” “Cepat periksa aku tabib,” potong selir Mei Xiao yang sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya. Ketika tabib memeriksa ketiga selir, ekspresi cemas terpancar di wajah para tabib tersebut. Para tabib mendapati bahwa racun itu tidak hanya menyebabkan
Di paviliun Selir Mei Xiao, ketegangan terasa begitu nyata. Setelah kepergian tabib yang membawa kabar buruk itu, Mei Xiao duduk di kursi megahnya dengan wajah pucat dan mata berkilat penuh kemarahan. Pikirannya terus berputar, mencoba mencari jawaban atas nasib buruk yang menimpanya."Ini tidak mungkin terjadi begitu saja. Seseorang pasti merencanakan ini!" gumamnya dengan nada dingin.Para pelayan di sekelilingnya diam membisu, tak berani menatap langsung ke wajah majikan mereka. Namun, salah satu pelayan yang berdiri paling dekat akhirnya memberanikan diri berbicara."Ampun, Yang Mulia. Jika saya boleh berkata sesuatu ...."Mei Xiao mengangkat wajahnya, tatapannya tajam seperti pedang. "Bicara cepat!"Pelayan itu menelan ludah, tubuhnya gemetar. "Saya sempat melihat sesuatu di malam pesta, Yang Mulia. Di dapur, pelayan setia Selir Hua Lingxin mendekati minuman Anda. Dia tampak seperti sedang ... memasukkan sesuatu ke dalamnya."Mata Mei Xiao menyipit, penuh kecurigaan. "Pelayan Hua
Di paviliun Selir Mei Xiao, suasana semakin panas. Dia duduk di kursi berhias ukiran naga emas, wajahnya yang biasanya anggun kini dipenuhi rasa penasaran dan kemarahan. Seorang pelayan mata-mata yang dia tempatkan di paviliun Hua Lingxin, berlutut dengan penuh kehati-hatian di depannya."Yang Mulia, hamba membawa kabar penting," ujar pelayan itu sambil menundukkan kepalanya."Bicara," perintah Selir Mei Xiao dengan nada dingin."Hamba melihat pelayan setia Selir Hua Lingxin, Qing’er, meninggalkan paviliun dengan membawa surat. Dari desas-desus yang hamba dengar, surat itu ditujukan kepada keluarga Hua. Selir Hua Lingxin berniat pergi ke rumah keluarganya dalam tiga hari untuk membahas sesuatu yang sangat rahasia."Mata Selir Mei Xiao menyipit, rasa penasaran dan amarah mulai menyatu. "Hua Lingxin akan mencoba mencari solusi dari keluarganya?" gumamnya pelan. "Dia pasti tahu sesuatu tentang racun itu."Selir Mei Xiao bangkit berdiri, wajahnya penuh dengan tekad. "Ini kesempatan emas.
Keesokan paginya, udara dingin dari pegunungan bersalju masih terasa menusuk tulang. Matahari yang baru saja muncul di balik puncak gunung memancarkan cahaya lembut ke desa kecil tempat mereka bermalam.Zhao Xueyan, dengan jubah panjang yang melambai tertiup angin, berdiri di depan penginapan bersama Niuniu. "Kita harus segera bergerak," ucap Zhao Xueyan tegas. Niuniu mengangguk penuh semangat meski bibirnya sedikit gemetar karena dingin.Namun sebelum mereka sempat menaiki kuda, Tian Ming dengan wajah datar datang mendekat bersama Wu Liang. "Aku ikut," katanya singkat, tanpa memberi ruang untuk penolakan.Zhao Xueyan melirik Tian Ming dengan tatapan tajam. "Perjalanan ini berbahaya dan tidak cocok untuk seorang pria bangsawan," sindirnya dingin.Tian Ming tetap berdiri teguh tanpa menunjukkan ekspresi. "Aku tidak peduli. Kau tidak bisa menghentikanku."Wu Liang yang berdiri di belakang Tian Ming hanya menghela napas, jelas memahami keras kepala tuannya. Dia tahu tidak ada gunanya ber
Malam itu, penginapan yang hangat di dekat pegunungan bersalju menjadi tempat Zhao Xueyan mulai mengobati Tian Ming. Dengan bunga salju ilahi yang telah diolah dan bunga api dari ruang dimensinya, Zhao Xueyan menyiapkan pengobatan akupunktur dengan teknik Naga Yin dan Yang yang rumit namun sangat ampuh.Wu Liang yang berdiri tidak jauh dari mereka tampak terkejut dan waspada. Selama ini, dia tahu betul bahwa tidak ada wanita yang bisa menyentuh Tian Ming tanpa menyebabkan reaksi alergi yang parah. Namun, Zhao Xueyan melakukannya dengan tenang. Zhao Xueyan mulai menanamkan jarum-jarum akupunktur di titik-titik energi penting di tubuh Tian Ming. Dengan teknik yang langka dan rumit, dia memadukan aliran energi Yin dan Yang untuk menyeimbangkan tubuh Tian Ming yang selama ini tertekan oleh penyakit misteriusnya. Cahaya lembut tampak berpendar di sekitar jarumnya, bukti bahwa energi spiritual turut terlibat dalam pengobatan tersebut.Wu Liang tertegun. "Luar biasa ...." gumamnya tanpa sad
Pagi yang dingin menyelimuti pegunungan bersalju utara. Meski salju turun tanpa henti, Zhao Xueyan, Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang tetap melanjutkan perjalanan mereka dengan tekad yang kuat. Angin yang menusuk kulit tidak mematahkan semangat mereka.Zhao Xueyan memimpin di depan, mengenakan jubah tebal berwarna putih yang hampir menyatu dengan salju. Langkahnya mantap meski medan semakin terjal. Niuniu yang berada di sampingnya terkadang mengomel tentang betapa dinginnya udara pegunungan ini."Kenapa tempat seperti ini harus jadi tujuan kita? Tidak bisakah bunga salju itu tumbuh di taman yang hangat?" gerutu Niuniu sambil meniupkan napas ke telapak tangannya yang dingin.Zhao Xueyan tersenyum tipis. "Kalau mudah ditemukan, tentu harganya tidak sebanding," jawabnya tenang.Di belakang mereka, Tian Ming dan Wu Liang berjalan dengan diam. Wu Liang sesekali melirik Tian Ming yang wajahnya tetap dingin meski kondisi ekstrem melanda."Aku tidak mengerti bagaimana Anda bisa tetap terlihat t
Dalam kehangatan api unggun yang berderak, Zhao Xueyan, Niuniu, dan Tian Ming duduk menikmati makanan sederhana yang telah disiapkan Zhao Xueyan dari bahan yang dikeluarkannya dari ruang dimensi. Beruang roh besar yang tadi menjaga gua kini duduk dengan tenang di sudut, seolah menikmati kehadiran mereka.Niuniu menggigit sepotong daging panggang dengan riang. "Nona, makanan ini enak sekali! Kita harus makan seperti ini lebih sering," serunya ceria.Zhao Xueyan hanya tersenyum kecil, sementara Tian Ming diam dengan wajah datarnya, namun sesekali melirik Zhao Xueyan dengan pandangan yang sulit ditebak.Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berat dan tergesa-gesa terdengar dari mulut gua. Zhao Xueyan yang memiliki insting tajam langsung berdiri, mencabut pedangnya tanpa ragu. Matanya memicing penuh kewaspadaan."Siapa di sana?" seru Zhao Xueyan dengan nada dingin.Tian Ming mengangkat tangannya dengan tenang. "Tenang," katanya, suaranya dalam dan penuh keyakinan. "Itu orangku."Sosok pria b
Setelah perjalanan panjang melintasi badai salju, Zhao Xueyan, Niuniu, dan Tian Ming menemukan sebuah goa besar yang tersembunyi di balik tebing es. “Hari mulai malam. Sepertinya kita harus beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan,” kata Zhao Xueyan dingin. Tian Ming mengangguk setuju. “Kau benar. Ayo kita masuk ke gua ini!” Udara di dalam goa terasa lebih hangat dibandingkan di luar, dan di sepanjang dindingnya tumbuh berbagai tanaman langka yang bercahaya redup seperti kristal."Tempat ini seperti surga tersembunyi," gumam Zhao Xueyan sambil memeriksa beberapa tanaman dengan teliti.Zhao Xueyan mulai mencabut beberapa tanaman dan melemparnya ke dalam ruang dimensi miliknya tanpa ketahuan untuk ditanam kembali. "Aku setuju ... tapi tempat seperti ini pasti punya penjaga," tambah Tian Ming dengan nada waspada.Baru saja Tian Ming selesai berbicara, dari kegelapan goa terdengar suara gemuruh berat. Langkah besar yang menghentak membuat tanah berguncang. Grooooaa
Dengan persiapan matang, Zhao Xueyan dan Niuniu bersiap memulai perjalanan mereka menuju Pegunungan Salju Utara, tempat tumbuhnya bunga Salju Ilahi yang sangat langka. Angin dingin sudah terasa menggigit meski mereka belum mendekati puncaknya.Di sisi lain, pria tampan yang kini dikenal sebagai Tian Ming bersikeras ikut bersama mereka. "Aku tidak akan membiarkan kalian pergi sendirian ke tempat berbahaya itu," ucapnya dengan nada tegas.Zhao Xueyan menatapnya tajam. "Kau tidak tahu apa yang kau hadapi. Ini bukan perjalanan biasa. Pegunungan itu penuh dengan binatang roh es dan badai yang bisa membunuh dalam sekejap."Tian Ming tersenyum kecil. "Kau meremehkanku, Nona Zhao. Lagi pula, kalian kesana karena untuk menyembuhkanku juga.”Ya, setelah melewati malam menyakitkan, Tian Ming kembali pulih hanya saja jika sedang bulan purnama penyakit itu akan tetap datang. Niuniu mendengus sambil melipat tangan di dada. "Lagipula kenapa kau bersikeras ikut? Paling juga merepotkan!"Tanpa mengun
Bulan purnama menggantung sempurna di langit, menyinari Hutan Kematian yang suram dengan cahaya pucatnya. Zhao Xueyan yang duduk bersila dalam meditasi tiba-tiba membuka matanya dengan tajam. Teriakan memilukan menggema dari kedalaman hutan, membuat hawa dingin menyeruak di udara.Niuniu mendekat dengan wajah khawatir. "Nona, itu suara manusia?"Zhao Xueyan mengangguk sambil meraih pedang rohnya. "Ya, dan suara itu jelas penuh dengan penderitaan. Aku akan memeriksanya. Tetap di sini dan jaga formasi."Tanpa menunggu jawaban Niuniu, Zhao Xueyan bergerak cepat menyusuri hutan. Cahaya bulan yang menyelusup dari sela-sela pepohonan memberikan penerangan samar. Makhluk roh yang biasanya ganas malah melarikan diri dengan ketakutan, menandakan sesuatu yang jauh lebih mengerikan hadir di tempat itu.Setelah beberapa saat, Zhao Xueyan tiba di sebuah tanah lapang kecil. Di sana, terbaring seorang pria muda dengan wajah luar biasa tampan, meski kini pucat pasi dan gemetar hebat seolah dilanda ra
Zhao Xueyan dan Niuniu memilih pergi diam-diam saat pagi buta tanpa berpamitan dengan para warga desa Fengmu. Mereka tidak ingin menjadi pusat perhatian atau menerima penghormatan yang berlebihan. Sebelum pergi, Zhao Xueyan meninggalkan beberapa pil penyembuhan di balai desa dengan pesan singkat:‘Gunakan ini untuk memulihkan kesehatan warga. Hiduplah dengan damai.’Niuniu menatap balik ke desa yang mulai diterangi cahaya matahari. "Nona, mereka pasti kecewa," ucapnya pelan.Zhao Xueyan mengangguk kecil. "Lebih baik begitu. Mereka tidak perlu terikat dengan rasa terima kasih yang berlebihan."Sementara itu, para warga yang telah mempersiapkan pesta sederhana dengan bunga dan makanan khas desa merasa kecewa saat menyadari kedua penyelamat mereka telah pergi."Sayang sekali ... aku ingin berterima kasih langsung," ujar seorang wanita tua sambil menghela napas.“Benar!” seru warga desa lainnya yang ingin berterima kasih langsung kepada sang penyelamat. Namun, kepala desa tersenyum bijak
Dari balik kabut yang bergelayut di atas sungai, tiba-tiba muncul makhluk roh gelap dengan tubuh besar berwarna hitam pekat, matanya menyala merah dengan aura jahat yang begitu kuat. Makhluk itu mengeluarkan suara geraman seram sebelum melompat menyerang ke arah Zhao Xueyan dan Niuniu.Zhao Xueyan dengan sigap menghunus pedang roh birunya, kilauan cahaya dari bilahnya memotong kabut gelap yang semakin pekat. "Niuniu, waspada! Serangan dari sisi kiri!" serunya tegas."Siap, Nona!" balas Niuniu dengan penuh semangat. Cambuk emas di tangannya bergerak cepat, menghasilkan bunyi tajam yang memecah udara, menciptakan lingkaran pelindung untuk menangkis cakar tajam makhluk tersebut.Makhluk roh itu kembali menyerang dengan kekuatan yang lebih besar, cakarnya menyapu tanah dan meninggalkan retakan besar di sekitar mereka. Zhao Xueyan melompat ke udara, memutar tubuh dengan elegan dan menyerang langsung ke kepala makhluk tersebut. Pedangnya menebas sisi kanan makhluk itu, membuatnya meraung ke