Di istana Kekaisaran Zhengtang, suasana di paviliun selir Mei Xiao dipenuhi hawa murka. Setelah mendengar kabar bahwa toko Zhao Xueyan sukses besar, bahkan menarik perhatian para bangsawan dan rakyat, selir Mei Xiao merasa amarahnya membuncah. Tidak hanya sekali, para pelayan di istana mulai bergosip tentang kehebatan produk perawatan kulit milik Zhao Xueyan yang memberikan hasil luar biasa, membuat kecantikan mereka semakin terpancar.Selir Mei Xiao menatap tajam para pelayan yang tanpa sadar memuji produk tersebut di hadapannya. Wajahnya memerah menahan amarah. “Zhao Xueyan ... perempuan hina itu! Apa yang membuatnya pantas menerima semua pujian ini setelah diceraikan?” gumamnya dengan penuh rasa dengki.Dia segera memerintahkan Yan’er, pelayan kepercayaannya, untuk menemaninya menemui Kaisar Zheng Yu di ruang kerjanya. Dengan senyum manis yang penuh kepalsuan, selir Mei Xiao melangkah ke ruangan kaisar. “Yang Mulia,” ucapnya dengan suara lembut, membuat kaisar yang sedang membaca
Para pembeli mulai melihat celah dalam tuduhan wanita itu, dan bisikan mulai terdengar. Zhao Xueyan mendekat dan dengan tenang mengambil tangan wanita itu. Dalam sekejap, dia menemukan bahwa bintik merah itu bukanlah efek dari produk perawatan, melainkan akibat reaksi dari ramuan tertentu.“Ini menarik,” kata Zhao Xueyan sambil tersenyum dingin. “Kulit Anda menunjukkan gejala alergi terhadap campuran daun feishen dan akar lingbao. Kebetulan, bahan-bahan ini tidak pernah saya gunakan dalam produk saya. Sebaliknya, bahan ini biasa digunakan dalam ramuan pengelupas kulit yang sering digunakan di lingkungan istana. Apakah Anda yakin ini salah produk saya?”Wanita itu membeku, wajahnya memucat. Para pembeli mulai bergumam, menyadari bahwa wanita itu mungkin berbohong.Zhao Xueyan melanjutkan dengan suara tajam. “Dan satu lagi, siapa yang menyuruh Anda melakukan ini? Anda tidak datang ke sini untuk meminta bantuan, melainkan untuk mencemarkan nama baik saya.”Ketika tekanan dari Zhao Xueyan
Malam itu, suasana di sekitar toko Zhao Xueyan begitu sunyi. Hanya suara angin malam yang berhembus lembut menemani kegelapan. Namun, di balik bayang-bayang kegelapan, beberapa sosok berpakaian serba hitam dengan wajah tertutup cuping seperti ninja perlahan mendekati toko tersebut. Mereka bergerak dengan hati-hati, menahan napas agar tidak terdengar sedikit pun suara.Salah satu dari mereka mengangkat tangan, memberi isyarat kepada rekan-rekannya untuk mulai menyerang. Dengan energi Qi yang mereka kumpulkan, mereka mengayunkan serangan ke arah dinding toko Zhao Xueyan. Namun, hal yang tak terduga terjadi."Akh!" teriak salah satu dari mereka saat tubuhnya terpental keras ke belakang, menghantam tanah dengan bunyi keras. Dari mulutnya keluar seteguk darah. Rekan-rekannya terkejut dan mencoba menyerang lagi, tapi hasilnya sama. Setiap serangan yang diluncurkan seolah berbalik ke arah mereka sendiri."Apa yang terjadi?!" salah satu dari mereka berteriak panik, suaranya penuh rasa sakit.
Hari yang dinanti tiba. Arena besar di ibu kota Kekaisaran Zhengtang dipenuhi penonton dari berbagai kalangan, mulai dari rakyat biasa hingga para bangsawan dan pejabat tinggi. Bahkan beberapa tamu kehormatan dari dua kekaisaran lainnya, Heifeng dan Canghai, terlihat menempati tempat duduk khusus yang disediakan untuk mereka.Tiga kekaisaran itu memang memiliki keunggulan masing-masing. Kekaisaran Heifeng, yang terkenal dengan keindahan alamnya, membawa sekte-sekte bela diri yang mengandalkan kecepatan, ketangkasan, dan teknik pedang anggun yang memukau. Di sisi lain, kekaisaran Canghai, yang dikenal dengan keahlian dalam ilusi dan racun, mengirimkan murid-murid yang membawa reputasi sebagai petarung yang licik namun sangat mematikan.Sebagai tuan rumah, kekaisaran Zhengtang bertekad mempertahankan kehormatan mereka. Para murid dari sekte-sekte besar dan akademi bela diri ternama dikirim untuk membuktikan kehebatan mereka. Kaisar Zheng Yu sendiri memimpin jalannya acara dari tribun i
Sorakan penonton berubah menjadi bisikan tajam yang penuh cemoohan saat nama Zhao Xueyan diumumkan sebagai peserta. "Apa dia tidak tahu malu? Seorang wanita yang bahkan tidak punya bakat kultivasi berani ikut kompetisi ini?" "Dia hanya berhasil menjual beberapa produk perawatan kulit, lalu merasa bisa bersaing di arena?" "Keluarga Jenderal Zhao akan makin malu setelah ini." Di antara kerumunan, para murid sekte dan tetua juga ikut mencemooh. Bahkan salah satu tetua Sekte Tapak Suci berkomentar sinis, "Seorang cacat kultivasi seperti dia tidak pantas berdiri di arena ini. Kekaisaran Zhengtang benar-benar memalukan." Namun, di tengah lautan ejekan dan sindiran, Zhao Xueyan melangkah dengan tenang menuju arena. Wajahnya tetap datar di balik cadar, tidak sedikit pun terpengaruh oleh bisikan orang-orang. Sikapnya yang penuh percaya diri justru membuat beberapa orang mulai memperhatikannya dengan rasa ingin tahu. Di hadapannya, Tian Liang dari Sekte Tapak Suci berdiri dengan senyuman s
Arena kembali ramai dengan sorakan ketika pertandingan berikutnya dimulai, tetapi perhatian sebagian besar penonton masih tertuju pada Zhao Xueyan. Bisikan dan diskusi tentang kemenangannya yang mengejutkan terus terdengar di tribun."Bagaimana mungkin wanita yang disebut cacat kultivasi bisa mengalahkan murid tingkat menengah ke-2?""Mungkin itu hanya kebetulan. Lawannya terlalu ceroboh.""Tapi gerakannya sangat halus, seolah-olah dia sudah memprediksi setiap serangan lawannya."Di tengah keraguan dan kekaguman, beberapa peserta yang masih menunggu giliran bertarung mulai memperhatikan Zhao Xueyan dengan serius. Rasa penasaran mereka tumbuh, terutama karena teknik yang digunakan Zhao Xueyan tidak menunjukkan aura Qi seperti biasanya."Aku ingin berhadapan dengannya," ujar salah satu murid dari Sekte Tapak Langit, seorang kultivator tingkat menengah ke-3. "Kalau dia benar-benar kuat, aku ingin mengukur kemampuannya."Sementara itu, di tribun utama, Kaisar Zheng Yu terlihat berpikir d
Setelah beberapa kemenangan Zhao Xueyan yang luar biasa, pandangan orang-orang terhadapnya mulai berubah. Mereka yang sebelumnya mencemooh dan meremehkannya kini mulai mengakui kehebatannya. Nama Zhao Xueyan menjadi bahan pembicaraan di antara para bangsawan, termasuk para pangeran dari Kekaisaran Canghai dan Heifeng."Dia pasti memiliki bakat tersembunyi," ujar salah satu pangeran dari Kekaisaran Heifeng. "Tapi aku penasaran, mengapa dia selalu memakai cadar? Apakah dia menyembunyikan sesuatu?" tanya pangeran berwajah tampan itu. "Mungkin wajahnya buruk rupa, seperti yang dikatakan banyak orang sebelumnya," sahut seorang pemuda bangsawan dari Kekaisaran Zhengtang dengan nada skeptis. "Lagipula, dia adalah janda Kaisar Zheng Yu. Status itu cukup mencoreng nama siapa pun."Meski begitu, beberapa pangeran tetap tertarik. Kekaguman mereka terhadap kemampuan Zhao Xueyan mulai mengalahkan prasangka buruk tentang masa lalunya. Salah satu pangeran dari Kekaisaran Canghai bahkan tampak ters
Gema suara gong menggelegar di arena, menandakan bahwa Zhao Xueyan keluar sebagai pemenang final kompetisi bela diri. Sorak-sorai menggema di seluruh penjuru, tapi keheningan sesaat menyelimuti saat semua orang menyadari fakta yang baru saja terungkap—wajah Zhao Xueyan yang menyaingi kecantikan dewi.Niuniu, yang dengan setia menunggu di sisi arena, segera berlari mendekati Zhao Xueyan dengan membawa cadar baru. "Nona, pakailah ini," ucapnya sambil menyerahkan cadar, yang kemudian Zhao Xueyan kenakan kembali dengan anggun tanpa sedikit pun menampakkan rasa gelisah.Namun, semua orang yang hadir di sana telah melihat wajahnya—wajah yang kini menjadi pusat perhatian, bahkan mungkin obsesi banyak orang. Para pria, mulai dari pangeran, bangsawan, hingga rakyat biasa, hanya bisa terpesona, sementara para wanita merasa iri namun tak bisa mengelak dari kenyataan bahwa kecantikan Zhao Xueyan memang tak tertandingi.Di antara kerumunan, selir Mei Xiao yang berada di tempat kehormatan menggerta
Setelah memastikan kondisi warga desa Ruyue semakin membaik, Zhao Xueyan berdiri di hadapan mereka dengan aura penuh kewibawaan. "Semua warga, dengarkan aku," ujarnya dengan nada tegas namun menenangkan.Para warga yang berkumpul langsung memperhatikan penuh rasa hormat."Sumber air desa ini telah tercemar oleh racun yang menjadi penyebab penyakit kalian. Untuk sementara waktu, jangan ada yang mengambil atau menggunakan air dari sungai atau mata air desa ini sebelum aku membersihkannya."Kepala desa yang masih terlihat lemah namun penuh rasa hormat maju ke depan. "Terima kasih, Nona Zhao. Apa yang harus kami lakukan jika kehabisan air?"Zhao Xueyan dengan sigap menjawab, "Aku telah menyiapkan cukup air bersih yang telah dimurnikan untuk kebutuhan sementara. Aku dan rekan-rekanku akan segera menangani masalah ini."Niuniu yang berdiri di samping Zhao Xueyan mengangguk yakin, sementara Tian Ming dan Wu Liang memandang penuh rasa hormat pada keputusan Zhao Xueyan.Setelah memberikan inst
Tian Ming menambahkan dengan nada serius, "Kami harus membersihkan sumber air itu setelah masalah warga selesai. Ada kemungkinan ini bukan kejadian alami."Zhao Xueyan segera mengambil peralatan alkimia portabelnya dari ruang dimensi yang hanya diketahui Niuniu. Dengan cekatan, ia mulai meracik ramuan pembersih darah dan pil detoksifikasi, sementara Niuniu membantu memisahkan herbal sesuai kebutuhan.Wu Liang dan Tian Ming berjaga di pintu balai desa, memastikan tidak ada gangguan saat Zhao Xueyan fokus pada pekerjaannya."Aku hanya butuh waktu sebentar," kata Zhao Xueyan penuh percaya diri. "Setelah ini, kita akan lihat senyum para warga kembali."Tian Ming menatap Zhao Xueyan dengan kagum yang diam-diam ia simpan. "Seorang gadis yang tak hanya pandai bertarung, tapi juga menyelamatkan nyawa," gumamnya pelan.Sementara itu, Wu Liang hanya bisa menggeleng pelan melihat perubahan ekspresi Tian Ming yang jarang terjadi.Setelah beberapa saat meramu obat bersama Niuniu, akhirnya ramuan p
Niuniu dan Wu Liang kini menyusuri hutan yang berada di sekitar desa Ruyue. Mereka bergerak dengan cekatan di antara pepohonan tinggi dan semak belukar, mencari tanaman yang telah disebutkan Zhao Xueyan untuk membuat ramuan pembersih darah dan pil detoksifikasi."Jadi, apa yang sebenarnya kita cari?" tanya Wu Liang dengan nada datar sambil mengamati sekitar."Tanaman daun merah bintang, akar giok hijau, dan bunga embun pagi biru," jawab Niuniu sambil memeriksa semak di sampingnya. "Nona Zhao bilang mereka tumbuh di tempat yang terkena sinar matahari pagi."Wu Liang mengangkat alis. "Kenapa aku harus ikut? Bukankah pekerjaan ini lebih cocok untuk pelayan seperti dirimu?"Niuniu mendengus kecil. "Bukankah kau tadi menawarkan diri? Kalau kau tidak mau membantu, lebih baik kembali saja. Tapi kalau kau takut dibilang tidak berguna oleh tuan Tian Ming, ya silakan tetap ikut."Wu Liang terdiam sejenak lalu tersenyum tipis. "Kau benar-benar berani bicara seperti itu."Tak lama kemudian, Niuni
Setibanya di pasar Ruyue, suasana tampak lebih suram. Banyak penduduk yang terbaring lemas, tubuh mereka ditutupi ruam merah kehitaman. Beberapa warga yang masih sehat menatap dengan wajah penuh ketakutan dan bisik-bisik, menyebut penyakit itu sebagai "kutukan bulan gelap."Zhao Xueyan turun dari kudanya dengan tenang, mata tajamnya meneliti kondisi para warga. "Ini bukan kutukan," gumamnya sambil memeriksa seorang anak kecil yang dikelilingi keluarganya yang menangis. "Ini penyakit yang bisa disembuhkan."Niuniu, yang sudah memahami kebiasaan majikannya, segera membuka tas kecil yang berisi beberapa ramuan dasar yang sudah dipersiapkan oleh Zhao Xueyan. "Nona, apa kita mulai dengan ramuan pembersih darah?" tanya Niuniu sigap.Zhao Xueyan mengangguk. "Aku juga akan meramu pil detoksifikasi untuk para warga. Tapi kita butuh lebih banyak bahan herbal."Tian Ming yang memperhatikan dari belakang mengerutkan alis. "Kau yakin ini bukan kutukan?" tanyanya skeptis.Zhao Xueyan menatapnya taj
Di tepi sungai yang jernih, Zhao Xueyan bersama Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang duduk mengelilingi api unggun kecil. Hembusan angin sore membawa aroma segar dari hutan sekitar.Zhao Xueyan dengan cekatan mengambil panci kecil dari ruang penyimpanan yang telah dipindahkan dari ruang dimensi dengan hati-hati agar tidak mencurigakan. "Niuniu, tambahkan sayuran liar yang kamu temukan tadi," perintahnya dengan nada tenang.Niuniu tersenyum riang. "Baik, nona!" Dia memasukkan sayuran segar ke dalam panci berisi mie yang mendidih, sementara Zhao Xueyan dengan teliti memecahkan beberapa telur dan membiarkannya matang perlahan di atas kuah panas.Tian Ming dan Wu Liang menatap masakan sederhana itu dengan penuh rasa penasaran. Wu Liang mengendus aromanya sambil mengangkat alis. "Wah ... aromanya menarik sekali. Apa ini makanan khas dari wilayah tertentu?"Zhao Xueyan tersenyum kecil tanpa menjawab. "Makan saja nanti, baru kamu tahu," katanya sambil mengaduk perlahan.Setelah matang, mereka mas
Keesokan paginya, udara dingin dari pegunungan bersalju masih terasa menusuk tulang. Matahari yang baru saja muncul di balik puncak gunung memancarkan cahaya lembut ke desa kecil tempat mereka bermalam.Zhao Xueyan, dengan jubah panjang yang melambai tertiup angin, berdiri di depan penginapan bersama Niuniu. "Kita harus segera bergerak," ucap Zhao Xueyan tegas. Niuniu mengangguk penuh semangat meski bibirnya sedikit gemetar karena dingin.Namun sebelum mereka sempat menaiki kuda, Tian Ming dengan wajah datar datang mendekat bersama Wu Liang. "Aku ikut," katanya singkat, tanpa memberi ruang untuk penolakan.Zhao Xueyan melirik Tian Ming dengan tatapan tajam. "Perjalanan ini berbahaya dan tidak cocok untuk seorang pria bangsawan," sindirnya dingin.Tian Ming tetap berdiri teguh tanpa menunjukkan ekspresi. "Aku tidak peduli. Kau tidak bisa menghentikanku."Wu Liang yang berdiri di belakang Tian Ming hanya menghela napas, jelas memahami keras kepala tuannya. Dia tahu tidak ada gunanya ber
Malam itu, penginapan yang hangat di dekat pegunungan bersalju menjadi tempat Zhao Xueyan mulai mengobati Tian Ming. Dengan bunga salju ilahi yang telah diolah dan bunga api dari ruang dimensinya, Zhao Xueyan menyiapkan pengobatan akupunktur dengan teknik Naga Yin dan Yang yang rumit namun sangat ampuh.Wu Liang yang berdiri tidak jauh dari mereka tampak terkejut dan waspada. Selama ini, dia tahu betul bahwa tidak ada wanita yang bisa menyentuh Tian Ming tanpa menyebabkan reaksi alergi yang parah. Namun, Zhao Xueyan melakukannya dengan tenang. Zhao Xueyan mulai menanamkan jarum-jarum akupunktur di titik-titik energi penting di tubuh Tian Ming. Dengan teknik yang langka dan rumit, dia memadukan aliran energi Yin dan Yang untuk menyeimbangkan tubuh Tian Ming yang selama ini tertekan oleh penyakit misteriusnya. Cahaya lembut tampak berpendar di sekitar jarumnya, bukti bahwa energi spiritual turut terlibat dalam pengobatan tersebut.Wu Liang tertegun. "Luar biasa ...." gumamnya tanpa sad
Pagi yang dingin menyelimuti pegunungan bersalju utara. Meski salju turun tanpa henti, Zhao Xueyan, Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang tetap melanjutkan perjalanan mereka dengan tekad yang kuat. Angin yang menusuk kulit tidak mematahkan semangat mereka.Zhao Xueyan memimpin di depan, mengenakan jubah tebal berwarna putih yang hampir menyatu dengan salju. Langkahnya mantap meski medan semakin terjal. Niuniu yang berada di sampingnya terkadang mengomel tentang betapa dinginnya udara pegunungan ini."Kenapa tempat seperti ini harus jadi tujuan kita? Tidak bisakah bunga salju itu tumbuh di taman yang hangat?" gerutu Niuniu sambil meniupkan napas ke telapak tangannya yang dingin.Zhao Xueyan tersenyum tipis. "Kalau mudah ditemukan, tentu harganya tidak sebanding," jawabnya tenang.Di belakang mereka, Tian Ming dan Wu Liang berjalan dengan diam. Wu Liang sesekali melirik Tian Ming yang wajahnya tetap dingin meski kondisi ekstrem melanda."Aku tidak mengerti bagaimana Anda bisa tetap terlihat t
Dalam kehangatan api unggun yang berderak, Zhao Xueyan, Niuniu, dan Tian Ming duduk menikmati makanan sederhana yang telah disiapkan Zhao Xueyan dari bahan yang dikeluarkannya dari ruang dimensi. Beruang roh besar yang tadi menjaga gua kini duduk dengan tenang di sudut, seolah menikmati kehadiran mereka.Niuniu menggigit sepotong daging panggang dengan riang. "Nona, makanan ini enak sekali! Kita harus makan seperti ini lebih sering," serunya ceria.Zhao Xueyan hanya tersenyum kecil, sementara Tian Ming diam dengan wajah datarnya, namun sesekali melirik Zhao Xueyan dengan pandangan yang sulit ditebak.Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berat dan tergesa-gesa terdengar dari mulut gua. Zhao Xueyan yang memiliki insting tajam langsung berdiri, mencabut pedangnya tanpa ragu. Matanya memicing penuh kewaspadaan."Siapa di sana?" seru Zhao Xueyan dengan nada dingin.Tian Ming mengangkat tangannya dengan tenang. "Tenang," katanya, suaranya dalam dan penuh keyakinan. "Itu orangku."Sosok pria b