Share

Aneh

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-02-20 17:19:15

Di Timur Desa Yingshi – Tengah Malam

Zhao Xueyan melangkah ringan di bawah cahaya bulan, menyusuri jalanan desa yang semakin sunyi. Matanya tajam, telinganya waspada terhadap setiap suara sekecil apa pun. Malam ini, dia punya satu tujuan: mencari wanita yang sempat memperingatkan mereka.

Saat dia berjalan, suara berat yang familiar tiba-tiba bergema dalam benaknya.

"Nona Xueyan."

Zhao Xueyan tersenyum tipis. "Bai Long, akhirnya kau muncul juga."

Dari dalam ruang kesadarannya, sosok seekor naga hitam besar tampak melingkar, matanya yang berwarna keemasan menyala dalam kegelapan.

"Dari awal kita masuk desa ini, aku sudah merasakan ada sesuatu yang tidak beres." Suara Bai Long dalam dan penuh kewibawaan.

Zhao Xueyan mengangkat alis. "Lalu, kenapa kau baru bicara sekarang? Ke mana saja kau selama ini?"

Bai Long menghela napas panjang, suaranya sedikit lelah. "Aku baru saja memulihkan kultivasiku. Butuh waktu untuk mengatur energi agar bisa berkomunikasi denganmu lagi."

Zhao Xueyan mendeng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Gua Tersembunyi

    Zhao Xueyan semakin melangkah ke dalam hutan, udara di sekitarnya terasa semakin berat, seolah ada sesuatu yang menekan keberadaannya. Namun, dia tetap tenang. Langkahnya ringan, matanya tajam, mengamati setiap sudut dengan penuh kewaspadaan.Tiba-tiba, Zhao Xueyan berhenti.Di depannya, udara tampak bergetar aneh, seperti ada sesuatu yang tidak kasatmata menghalangi pandangannya."Formasi ilusi," gumamnya.Bai Long mendengus dalam benaknya. "Sepertinya seseorang tidak ingin tempat ini ditemukan."Zhao Xueyan menyentuh udara di depannya, merasakan aliran energi yang mengelilingi formasi itu. Dengan cepat, dia menggerakkan jarinya, menggambar pola di udara, membongkar simpul energi yang mengikat formasi tersebut.Krak! Dalam hitungan detik, formasi itu retak dan menghilang seperti kaca yang pecah.Zhao Xueyan tersenyum tipis.Di balik formasi itu, terlihat sebuah gua besar yang tersembunyi di kaki gunung. Batu-batu di sekitar mulut gua tampak aus, seolah telah digunakan selama bertahu

    Last Updated : 2025-02-21
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Menemukan Wanita Berpakaian Lusuh

    Setelah ular berkepala manusia itu tewas, tiba-tiba sebuah inti sari kehidupan hidup dari mahkluk itu melayang keluar. “Nona, ambil inti kehidupan itu. Itu bisa bermanfaat untuk Nona nanti,” kata Bai Long. Gadis cantik itu hanya mengangguk sambil mengambil inti kehidupan dari ular berkepala manusia itu. Zhao Xueyan melangkah lebih jauh lagi ke dalam gua tersebut, yang terlihat semakin mencekam. Zhao Xueyan berdiri di persimpangan tiga cabang gua, menyipitkan mata dalam kegelapan. Aroma busuk darah dan kematian terasa lebih kuat di salah satu jalur.Tanpa ragu, dia melangkah ke cabang gua pertama.Begitu masuk, pemandangan mengerikan terbentang di hadapannya—tulang belulang manusia berserakan di seluruh lantai gua. Beberapa masih memiliki sisa-sisa daging yang mengering, seolah baru beberapa hari lalu mati."Ini … mayat-mayat warga desa?" Zhao Xueyan bergumam pelan.Bai Long yang berkomunikasi dengannya menghela napas. "Sepertinya … orang-orang yang menghilang di desa Yingshi berak

    Last Updated : 2025-02-21
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Hampir Saja

    “Aku akan menolongmu nanti,” kata Zhao Xueyan dengan cepat berdiri. Wanita itu hanya mengangguk lemah, wajahnya penuh ketakutan saat mendengar suara langkah kaki semakin dekat. Namun, wanita itu mencoba tetap tenang seolah tidak terjadi apa-apa. Zhao Xueyan berdiri diam di sudut gua, matanya tetap waspada. Formasi ilusi yang dia ciptakan bekerja dengan sempurna, membuat gua ini tampak masih dalam keadaan seperti sebelumnya—tertutup oleh formasi luar dan dijaga oleh ular berkepala manusia di cabang pertama.Pria bertudung itu melangkah masuk, napasnya terdengar berat. Pria bertudung itu memeriksa keadaan wanita yang terikat itu. Matanya yang tersembunyi di balik tudungnya menyipit, penuh kecurigaan."Kau tidak mengatakan sesuatu pada orang luar, kan?" suaranya dalam, berisi ancaman terselubung.Wanita itu menggigit bibirnya, tubuhnya gemetar, namun dia tetap diam."Diam saja?" Pria itu berdecak. "Jangan coba-coba berulah. Upacara akan segera dimulai, dan kau harus siap."Upacara? Zh

    Last Updated : 2025-02-21
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 219

    Zhao Xueyan mengulurkan tangan, mencoba membuka rantai yang membelenggu wanita itu.Namun, begitu jarinya menyentuh logam dingin itu, semburan energi gelap menyeruak!Zhao Xueyan segera menarik tangannya. Sejenak, ia merasakan energi Qinya bergetar, seolah ingin terserap ke dalam rantai itu.“Rantai ini bukan sembarang rantai .…” gumamnya pelan.Di dalam pikirannya, suara Bai Long terdengar dalam dan tegas.“Biarkan aku yang mengurusnya, Nona.”Zhao Xueyan mengangguk pelan, lalu menutup matanya, membuka jalur komunikasi dengan Bai Long.Dalam sekejap, energi hitam pekat berpendar dari tubuh Zhao Xueyan. Itu adalah energi khusus dari Naga Hitam, kekuatan purba yang mampu menelan segala energi lain.Rantai itu bergetar hebat!Seakan menyadari adanya energi yang lebih kuat, rantai itu mulai melepaskan cengkeramannya. Lambat laun, besi yang mengikat wanita itu mulai retak dan akhirnya hancur berkeping-keping!“Selesai.” Zhao Xueyan membuka matanya, merasa sedikit lelah setelah mengalirkan

    Last Updated : 2025-02-22
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 220

    Zhao Xueyan berhasil kembali ke rumah sederhana tempat dirinya menginap bersama kedua rekannya. Niuniu menatap Zhao Xueyan dengan wajah cemas saat sang nona tiba di rumah sederhana tempat mereka menginap."Nona! Syukurlah, Anda kembali!" seru Niuniu.Zhao Xueyan tersenyum tipis, menepuk pelan kepala pelayannya yang setia. "Aku baik-baik saja, Niuniu. Tidak perlu cemas.” Zhao Xueyan mengangkat tangannya, mengeluarkan seorang wanita dari dalam ruang dimensinya. Wanita itu tampak pingsan.Niuniu terkejut. "Siapa dia, Nona? Apa yang terjadi padanya?""Aku menemukannya di dalam gua," jawab Zhao Xueyan. "Dia butuh bantuan kita. Sebelum itu ganti pakaiannya yang lebih layak, dan beri dia makanan. Aku sudah mengobati luka-lukanya tadi,” kata Zhao Xueyan datar. Sebelum keluar dari gua, Zhao Xueyan memang mengobati luka wanita yang ditolongnya. Tak lupa Zhao Xueyan mencampurkan obat tidur agar wanita itu bisa tidur dan dimasukkan ke ruang dimensi. “Baik Nona!” Zhao Xueyan melirik sekelilin

    Last Updated : 2025-02-22
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 221

    Ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara napas tenang dari wanita yang terbaring lemah di atas dipan tua. Niuniu dengan hati-hati meraih kain bersih, bersiap untuk menggantikan pakaian lusuh yang masih melekat pada tubuh wanita itu. Namun, sebelum tangannya menyentuh kain tersebut, mata wanita itu terbuka tiba-tiba.Tatapan waspada langsung tertuju pada Niuniu, sorot matanya mencerminkan ketakutan dan kewaspadaan yang mendalam. Dengan gerakan refleks, wanita itu berusaha mundur, meski tubuhnya masih lemah."Siapa kau?" suara seraknya bergetar, menunjukkan betapa ketakutan dan bingungnya dia.Niuniu buru-buru mengangkat kedua tangannya, mencoba menenangkan."Jangan takut! Aku bukan musuhmu!" katanya cepat. "Aku Niuniu, pelayan dari Nona Zhao Xueyan. Nona yang menolongmu tadi."Mata wanita itu menyipit, masih belum sepenuhnya percaya. Namun, tiba-tiba, sesuatu dalam ingatannya terlintas. Sosok Zhao Xueyan bersama seorang gadis pelayan kecil—Ya, dia pernah melihat mereka berdua sebelumny

    Last Updated : 2025-02-22
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 222

    Wu Liang menyapu pandangannya ke arah anak-anak yang kini bebas dari ikatan. Meski tubuh mereka masih gemetar ketakutan, mereka semua mengangguk patuh saat Wu Liang memberi isyarat untuk segera pergi."Jalan pelan-pelan, tetap diam," bisiknya tegas.Anak-anak itu mengikuti perintahnya, berjalan dalam keheningan, hanya suara napas mereka yang terdengar samar di udara malam yang dingin. Salah satu dari mereka, seorang anak laki-laki kecil dengan tubuh paling lemah, tidak mampu berdiri tegak. “Apa kau tidak mampu berjalan?” tanya Wu Liang yang diangguki oleh anak tersebut. Wu Liang tak berpikir dua kali—ia segera menggendong anak itu, membiarkan kepalanya bersandar di bahunya. “Ayo kita keluar! Hati-hati dengan langkah kalian,” bisik Wu Liang yang dipatuhi oleh anak-anak tersebut. Kini Wu Liang membantu anak-anak itu satu persatu untuk keluar dari rumah kayu tersebut dengan hati. “Ayo! Ikuti langkahku,” kata Wu Liang dengan sabar. Mereka bergerak perlahan di antara bayangan pepoho

    Last Updated : 2025-02-23
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 223

    Zhao Xueyan melesat dengan kecepatan tinggi, tubuhnya ringan saat ia melompat dari satu dahan ke dahan lain. Angin malam menerpa wajahnya, tetapi pikirannya hanya fokus pada satu hal—Wu Liang dan anak-anak yang harus segera diselamatkan.Di sampingnya, Bai Long, sang naga hitam, melayang di udara dalam bentuk roh, matanya yang tajam menatap ke depan."Kita sudah dekat," kata Bai Long dengan suara dalam.Zhao Xueyan tidak menjawab, tetapi tatapannya semakin dingin."Tempat ini … auranya berbeda. Terlalu sunyi, terlalu mencekam," lanjut Bai Long, suaranya terdengar lebih waspada. "Bukan hanya kultivator hitam yang ada di sini, tapi sesuatu yang lebih gelap. Desa ini tidak terdeteksi oleh Kekaisaran Tianyang bukan tanpa alasan."Zhao Xueyan melirik ke bawah. Dari kejauhan, ia bisa melihat bayangan rumah-rumah tua dengan cahaya lentera redup yang bergoyang tertiup angin. Desa Yingshi memang jauh lebih besar dibanding desa lain, tetapi tidak ada kehidupan yang terasa di dalamnya.Udara din

    Last Updated : 2025-02-23

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 317

    Malam itu begitu sunyi, langit di atas Kekaisaran Heifeng diselimuti awan kelabu yang berat, seolah menggambarkan suasana dalam istana yang penuh tekanan. Di lorong panjang istana, langkah-langkah tenang Putra Mahkota Hei Long menggema, menyusuri jalan menuju kediaman sang ayah, Kaisar Hei Zhang.Di depan pintu, beberapa prajurit berjaga dengan ekspresi dingin. Seragam mereka memang seragam istana, namun Hei Long tahu dengan pasti—mereka adalah orang-orang Selir Yu, mata dan telinga yang mengawasi setiap gerakannya. Tatapan mereka mencurigakan, namun tak satu pun berani menghentikan langkahnya.Hei Long berhenti sejenak, menatap mereka tanpa ekspresi. “Aku ingin menemui Ayahanda Kaisar.”Para prajurit saling pandang, lalu salah satunya mengangguk. “Silakan, Yang Mulia.”Tanpa berkata-kata lagi, Hei Long melangkah masuk ke dalam ruangan. Udara di dalamnya terasa dingin dan lembap. Aroma obat-obatan tradisional bercampur dengan wangi kayu cendana memenuhi udara. Di atas ranjang megah de

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 316

    Setelah mereka selesai menikmati makanan hangat di kedai yang tenang itu, suasana menjadi sedikit hening. Hanya suara denting pelan cangkir dan aroma teh yang tersisa di antara mereka. Zhao Xueyan meletakkan cangkirnya perlahan, lalu mengalihkan pandangan ke arah Hei Long yang duduk bersandar dengan wajah lelah namun tetap tegar.“Aku ingin tahu,” ucap Zhao Xueyan akhirnya, “Penyakit apa yang sebenarnya diderita oleh Kaisar Hei Zhang?”Hei Long menoleh padanya, matanya tampak suram. “Aku juga tidak terlalu mengerti,” jawabnya lirih. “Semuanya terlalu tertutup. Sejak Ayahanda jatuh sakit beberapa bulan lalu, hanya tabib istana tertentu yang boleh memeriksanya. Dan ... semua tabib itu berada di bawah kendali ibu tiriku.”Zhao Xueyan menyipitkan mata. “Jadi tak ada satu pun laporan medis yang jelas? Tak ada satu pun tabib yang kau percaya yang bisa kau kirim untuk memeriksanya secara langsung?”Hei Long menggeleng pelan. “Aku pernah mencoba mengutus orangku diam-diam. Tapi... dia tidak p

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 315

    Gadis kecil itu mengangguk perlahan, meski masih tampak gugup. Zhao Xueyan menggandengnya dengan hati-hati, berjalan menyusuri jalanan kota menuju sebuah area kumuh yang tersembunyi di balik bangunan tua. Di sepanjang perjalanan, Zhao Xueyan menyelipkan sepotong roti hangat, sebutir permen, dan susu hangat ke tangan si gadis. Gadis itu menatap bingung, lalu tersenyum kecil dan memeluk makanan itu erat-erat.“Kau harus makan yang cukup, supaya kuat dan tidak gampang sakit,” ujar Zhao Xueyan dengan senyum tipis.Sesampainya di sebuah rumah reyot yang tampak seperti akan roboh kapan saja, Zhao Xueyan mengantar si gadis sampai ke depan pintu. Tak lama, pintu dibuka oleh seorang wanita tua yang langsung memeluk gadis itu sambil menangis haru. “Xiao Yu! Kau dari mana saja, Nak?” tanya wanita tua itu menangis haru. “Salam Bibi. Aku menemukan gadis kecil ini di sana.” Zhao Xueyan memberi salam singkat sambil menjelaskan. Zhao Xueyan kemudian berpamitan dengan tenang. Namun sebelum pergi

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 314

    Pagi itu, cahaya matahari yang lembut menyinari jalanan kota Kekaisaran Heifeng. Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming berjalan santai di antara keramaian pasar. Keduanya mengenakan pakaian rakyat biasa, dan Zhao Xueyan bahkan menyamar sebagai seorang pria dengan jubah longgar, rambut disanggul seperti pemuda biasa, serta topi lebar yang menutupi sebagian wajahnya.“Pasar ini ramai, tapi hawa yang kurasakan tidak tenang,” gumam Zhao Xueyan lirih.Kaisar Tian Ming yang berjalan di sampingnya menyisir kerumunan dengan pandangan tajam. “Kau pikir mereka akan melakukan penculikan di siang hari seperti ini?”“Kalau berani menculik di malam hari, mereka juga bisa di siang hari. Apalagi saat orang-orang lengah,” balas Zhao Xueyan dengan nada tenang namun waspada.Tiba-tiba, pandangan mereka tertarik pada seorang pria berpakaian rakyat biasa yang berjalan cepat dan gelisah. Sesekali pria itu menoleh ke belakang, seolah memastikan dirinya tidak diikuti. Gerak-geriknya mencurigakan.“Itu dia?” bisik

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 313

    Wu Liang tahu, bunga Lotus Merah Darah hanya mekar selama satu jam saat purnama. Jika dia gagal melewati makhluk ini, nyawa Niuniu bisa jadi tidak terselamatkan.“Aku harus segera mengambilnya sebelum bulan purnama selesai.” Mata Wu Liang menajam. Ia meraih kantung kecil di pinggangnya, mengeluarkan beberapa jarum berlapis energi spiritual, lalu melemparkannya ke titik lemah di sekitar leher ular. Salah satu kepala mengaum kesakitan, tubuh besar itu menggeliat liar hingga pepohonan yang tumbuh di sisi gunung hancur berantakan.Kesempatan itu tak disia-siakan. Wu Liang menjejakkan kakinya di salju, melesat cepat ke arah sisi tebing menuju tempat bunga itu mekar. Namun kepala keempat menghadangnya dan memuntahkan kabut hitam pekat, racun mematikan yang bisa membusukkan darah dalam hitungan menit.Wu Liang segera memutar tubuhnya, menghindar, lalu melemparkan tabung api spiritual yang dibuat Zhao Xueyan sebelumnya. Tabung itu meledak, menghasilkan nyala api biru yang mengusir kabut bera

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 112

    Zhao Xueyan masuk ke dalam kamarnya dengan langkah pelan namun terburu-buru. Wajahnya masih bersemu merah, bayangan kejadian tadi masih terpatri kuat di pikirannya—kontak tak terduga antara dirinya dan Kaisar Tian Ming. Ia menutup pintu perlahan, menyandarkan punggungnya di sana sambil menarik napas panjang."Aku harus fokus," gumamnya, mencoba mengusir kegaduhan hatinya.Setelah beberapa saat menenangkan diri, Zhao Xueyan mengalihkan perhatiannya pada hal yang lebih penting—Niuniu. Ia menatap gelang giok hijau yang melingkar di pergelangan tangannya, dan dengan satu kibasan ringan, seketika tubuhnya menghilang dari kamar penginapan.Dalam sekejap, Zhao Xueyan telah berada di dalam ruang dimensi miliknya.Udara di sana jauh berbeda, terasa segar dan penuh energi spiritual. Langit-langit tiruan di atasnya berwarna biru tenang dengan sinar matahari lembut yang tampak seperti sungguhan. Zhao Xueyan melangkah pelan di atas jalan setapak yang terbuat dari batu putih yang halus, di sekelil

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 311

    Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming terus membuntuti pria bertato itu dari kejauhan, menelusuri lorong-lorong gelap yang hanya diterangi cahaya remang lampu minyak. “Kemana mereka akan pergi?” bisik Zhao Xueyan penasaran. Langkah mereka ringan, penuh kehati-hatian. Hingga akhirnya, pria bertato itu berhenti di depan sebuah bangunan tua dan kumuh yang tampak terbengkalai. Bangunan itu berada di ujung gang sempit dan nyaris tak pernah dilewati orang-orang.Pelayan wanita yang sejak tadi mendampinginya memberi salam singkat, lalu berbalik meninggalkan pria bertato itu. Dari dalam bayang-bayang, muncul seorang pria berjubah hitam pekat dengan wajah yang hampir tak terlihat karena tertutup tudung kain."Apakah kau yakin tidak diikuti?" tanya pria berjubah hitam, suaranya berat dan penuh kecurigaan.“Tidak. Aku sudah memastikan itu,” jawab pria bertato dengan cepat.Pria berjubah hitam mengangguk pelan. "Aku butuh beberapa gadis lagi. Usia di bawah lima belas. Pastikan mereka masih perawan."

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 310

    Di dalam penginapan, suasana cukup sepi. Seorang pria paruh baya berjanggut tipis menyambut mereka dari balik meja."Selamat pagi, butuh kamar?" tanyanya ramah.“Kami hanya pengembara kecil,” ujar Tian Ming dengan suara yang dibuat lebih dalam. “Kami butuh dua kamar yang tenang untuk beberapa hari.”Pria itu mengangguk, lalu mengamati mereka sebentar sebelum memberikan kunci. “Kamar lantai dua, paling pojok. Lebih tenang dan jauh dari dapur.”Tian Ming membayar dengan beberapa koin perak. Setelah mereka naik dan masuk ke kamar, Zhao Xueyan segera memeriksa ruangan secara menyeluruh—dari jendela, sudut-sudut atap, hingga bagian bawah ranjang.“Kau mengira tempat ini dipasangi alat pelacak atau semacamnya?” tanya Tian Ming sembari duduk di kursi rotan.“Tidak ada salahnya waspada,” jawab Zhao Xueyan sambil menutup tirai jendela. “Kita berada di pusat kekuasaan musuh.”Tian Ming tertawa pelan. “Kau semakin terlihat seperti mata-mata handal.”Zhao Xueyan melirik sekilas, lalu duduk di tep

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 309

    Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming turun dari kudanya saat mereka telah cukup dekat dengan gerbang Kekaisaran Heifeng. Meskipun waktu masih menunjukkan pagi buta, suasana di depan gerbang kekaisaran telah ramai. “Ayo! Kita antri!” Kaisar Tian Ming menarik tangan Guo Mei. Zhao Xueyan mengangguk. “Hmm!” Beberapa pedagang kecil, pelancong, dan rakyat jelata tampak mengantri untuk masuk. Di sisi lain, sejumlah penjaga kekaisaran berdiri tegak dengan tombak di tangan, wajah mereka serius dan tanpa senyum.Semua orang yang hendak masuk tampaknya harus melewati pemeriksaan ketat dan membayar satu koin emas sebagai biaya masuk. Tidak ada pengecualian. Beberapa orang terlihat merogoh kantong mereka dengan gelisah, berusaha menemukan koin terakhir yang mereka miliki.“Apa kau memiliki koin?” bisik-bisik terdengar dari para pedagang kecil. Di tengah antrean itu, sepasang suami istri tua tampak mencoba masuk dengan gerobak sayur mereka. Wajah mereka lelah, kulit mereka tampak terbakar matahari,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status