Share

Bab 223

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-23 15:57:24

Zhao Xueyan melesat dengan kecepatan tinggi, tubuhnya ringan saat ia melompat dari satu dahan ke dahan lain. Angin malam menerpa wajahnya, tetapi pikirannya hanya fokus pada satu hal—Wu Liang dan anak-anak yang harus segera diselamatkan.

Di sampingnya, Bai Long, sang naga hitam, melayang di udara dalam bentuk roh, matanya yang tajam menatap ke depan.

"Kita sudah dekat," kata Bai Long dengan suara dalam.

Zhao Xueyan tidak menjawab, tetapi tatapannya semakin dingin.

"Tempat ini … auranya berbeda. Terlalu sunyi, terlalu mencekam," lanjut Bai Long, suaranya terdengar lebih waspada. "Bukan hanya kultivator hitam yang ada di sini, tapi sesuatu yang lebih gelap. Desa ini tidak terdeteksi oleh Kekaisaran Tianyang bukan tanpa alasan."

Zhao Xueyan melirik ke bawah. Dari kejauhan, ia bisa melihat bayangan rumah-rumah tua dengan cahaya lentera redup yang bergoyang tertiup angin. Desa Yingshi memang jauh lebih besar dibanding desa lain, tetapi tidak ada kehidupan yang terasa di dalamnya.

Udara din
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 224

    Wu Liang mengatur napasnya, matanya tajam mengamati setiap pergerakan lawan. Dia tahu bahwa musuh tidak akan bertarung dengan cara yang adil—mereka akan menyerang titik terlemah.Benar saja.Salah satu pria berjubah hitam tiba-tiba bergerak dengan kecepatan tinggi, melesat melewati Wu Liang dengan niat yang jelas—menyerang anak-anak yang ketakutan di belakangnya."Licik!" Wu Liang menggeram, matanya berkilat marah.Namun, sebagai tangan kanan Kaisar Tian Ming, Wu Liang bukanlah petarung biasa. Dalam sepersekian detik, dia sudah membaca pola pergerakan musuh.Dengan gesit, Wu Liang memutar pedangnya dan menebaskan serangan cepat ke arah pria berjubah hitam itu. Serangan itu tidak mengenai langsung, tetapi cukup untuk memaksa musuh melompat mundur, menjauh dari anak-anak."Kau tidak akan menyentuh mereka," suara Wu Liang terdengar dingin dan tegas.Namun, Wu Liang tahu situasi ini tidak menguntungkannya.Wu Liang segera merapalkan teknik pertahanan sederhana, menarik energi spiritual ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 225

    Niuniu baru saja melangkah keluar dari rumah sederhana itu ketika tiba-tiba beberapa pria menghadangnya. Mereka mengenakan pakaian khas warga desa, tetapi ada sesuatu yang gelap dan mencurigakan dalam tatapan mereka.Di antara mereka, seorang pria tua dengan janggut putih berdiri paling depan—kepala desa. Di sampingnya, beberapa pria lain yang tampaknya adalah kepala keluarga."Malam-malam begini, kau mau ke mana?" suara kepala desa terdengar dalam, penuh kecurigaan.Niuniu menundukkan kepalanya sedikit, berusaha mempertahankan penyamarannya sebagai seorang pemuda."Aku hanya ingin mencari udara segar," jawab Niuniu dengan nada datar, mencoba terdengar santai.Para warga saling berpandangan."Udara segar?" salah satu pria mengulang kata-katanya, seolah tidak percaya.Kepala desa menatapnya lama sebelum akhirnya mengangguk. "Kembali ke rumah, malam di desa ini tidak aman."Niuniu menghela napas lega dalam hati dan berbalik untuk kembali ke rumah.Namun—Siuutt!Sebuah serangan melesat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 226

    Malam yang tadinya sunyi kini berubah menjadi arena pertempuran yang penuh kilatan cahaya. Keenam pria berjubah hitam mengepung Zhao Xueyan dan Wu Liang, mata mereka memancarkan niat membunuh yang jelas.Udara dipenuhi tekanan dari energi Qi yang bertabrakan.Siuutt! Clang! Boom!Suara pedang beradu menggema di udara. Cahaya emas dari serangan Zhao Xueyan bertabrakan dengan energi hitam pekat milik para kultivator kegelapan.Wu Liang, dengan Qi ungu miliknya, bergerak cepat menahan serangan dua pria yang menyerangnya secara bersamaan.Di sisi lain, sepuluh anak-anak yang diselamatkan tetap berada di dalam formasi perlindungan, tak bergerak sedikit pun. Zhao Xueyan telah memperkuat formasi itu, memastikan mereka aman.Namun, keenam pria berjubah hitam itu tak menyerah."Kau pikir formasi itu bisa melindungi mereka selamanya?" salah satu pria berjubah hitam tertawa dingin.Wu Liang mendengus. "Kau bisa coba menembusnya kalau punya nyali."Zhao Xueyan melompat ke udara, pedangnya bersi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 227

    Pertempuran kembali memanas. Kali ini Zhao Xueyan tidak memberi kesempatan sedikit pun. Gerakannya semakin cepat, bagaikan bayangan yang sulit diikuti. Pedangnya berkilauan di bawah sinar bulan, setiap tebasannya meninggalkan jejak emas di udara. Sementara tangan kirinya dengan cekatan mengayunkan sesuatu—jarum beracun! Swiish! Swiish! Dua pria berjubah hitam yang berada di barisan belakang tersentak. Wajah mereka seketika berubah pucat, tubuh mereka mengejang sebelum akhirnya membakar diri sendiri menjadi abu! "Apa-apaan ini?!" salah satu pria berjubah hitam tersentak mundur, matanya melebar ketakutan. "Jarum itu ... racun macam apa yang kau gunakan?!" pria lainnya berteriak panik. Zhao Xueyan tetap tenang. Matanya yang tajam hanya memancarkan ketenangan dan dominasi. "Jika kalian takut, mengapa masih di sini?" katanya dingin, sebelum kembali melesat ke depan. Wu Liang, yang sudah terbiasa bertempur bertahun-tahun, tak bisa menahan decak kagumnya. Dantian unik milik Zhao Xuey

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 228

    Dalam sekejap, salah satu monster menerjang Zhao Xueyan dengan kecepatan mengerikan.Sreek! Cakarnya yang hitam tajam melesat dan mengenai bahu Zhao Xueyan, menyebabkan goresan membiru di kulitnya. Aura hitam dari cakaran itu berdesir, menyebarkan racun yang seharusnya melumpuhkan siapa pun yang terkena.Wu Liang yang melihat itu langsung berseru, "Nona Zhao, hati-hati!"Namun, Zhao Xueyan tetap berdiri tegap. Dia melirik luka di bahunya sejenak, lalu menghela napas ringan."Ternyata cakarmu beracun … tapi sayangnya, itu tidak berpengaruh padaku," ucap Zhao Xueyan dengan nada datar.Ketiga monster itu membelalakkan mata mereka. Mereka terkejut."Bagaimana mungkin?! Racun ini bisa membunuh siapa pun dalam hitungan detik!" salah satu dari mereka menggeram.Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis. "Sayangnya, aku sudah kebal terhadap racun sejak lama."Wu Liang yang mendengar itu menghela napas lega, tapi segera kembali waspada. Dia tidak memiliki ketahanan racun seperti Zhao Xueyan.Zhao Xue

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 229

    Rantai besi yang dipenuhi energi gelap mengekang tubuh Zhao Xueyan, Wu Liang, dan Niuniu, membuat setiap langkah mereka terasa berat.Mereka diseret paksa oleh para kultivator hitam dan warga desa Yingshi yang tersenyum puas.Niuniu menundukkan kepala, suaranya lemah namun penuh penyesalan."Nona … ini semua salahku. Jika aku tidak tertangkap, kau tidak akan mengalami ini."Zhao Xueyan meliriknya dan menggeleng ringan. "Jangan salahkan dirimu, Niuniu. Kita belum kalah."Wu Liang yang berjalan di samping mereka tetap diam, matanya dingin, memperhatikan sekitar, mencari celah untuk bertindak.Di sela-sela langkah mereka yang terseret paksa, Zhao Xueyan menoleh ke Niuniu yang masih tertatih, napasnya berat, wajahnya penuh luka lebam."Niuniu, bagaimana kau bisa tertangkap?" suara Zhao Xueyan tetap tenang, meski ada ketegangan di dalamnya.Niuniu terdiam sejenak, matanya menerawang, mengingat kembali kejadian beberapa saat yang lalu.Niuniu berlari di bawah cahaya bulan, niatnya ingin men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 230

    Beberapa warga desa, terutama para perempuan, hanya bisa menatap iba ke arah Zhao Xueyan, Wu Liang, dan Niuniu yang diseret dengan rantai energi gelap. Mereka tak berani bicara, meski mata mereka jelas menunjukkan kesedihan.Mereka tahu apa yang terjadi di desa ini, mereka tahu kejahatan suami dan keluarga mereka, tapi mereka tak berdaya untuk melawan.Di atas altar batu besar yang berdiri di tengah balai desa, seorang pria berjubah hitam merah berdiri dengan angkuh. Aura keji memancar dari tubuhnya, menunjukkan bahwa dialah pemimpin mereka.Namanya Fai Zang."Akhirnya … kalian datang juga ke altar pengorbanan ini." Suara Fai Zang terdengar berat dan dingin, menciptakan ketakutan mendalam di hati siapa pun yang mendengarnya. Pria berjubah hitam merah itu menyapu pandangan ke arah Zhao Xueyan dan teman-temannya, bibirnya menyunggingkan senyum sinis penuh kepuasan.Di belakangnya, dua puluh pria berjubah hitam, para kultivator sesat yang haus kekuatan, berdiri tegap.Fai Zang melangkah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 231

    Udara di balai desa Yingshi terasa semakin mencekam. Cahaya bulan yang seharusnya menerangi malam kini tertutup kabut hitam, seolah alam pun tak ingin menyaksikan kekejian ini.Para pria desa dan pria berjubah hitam mulai melepas pakaian atas mereka, memperlihatkan tubuh mereka yang penuh dengan tato hitam berliku-liku, lambang dari kultivasi hitam yang mereka jalankan.Dengan senyum puas, mereka mengambil mangkuk kayu berisi dar*h segar—d*rah dari anak-anak yang telah menjadi tumbal sebelumnya—dan menyiramkannya ke tubuh mereka sendiri.Bau anyir darah memenuhi udara.Anak-anak yang masih hidup gemetar, beberapa menutup mata, sementara yang lain hanya bisa mengerang tanpa suara karena lidah mereka telah dipotong.Sementara itu, di alam pikirannya, Zhao Xueyan berbicara dengan Bai Long.‘Nona, ritual ini sudah dimulai. Jika kita tidak segera bertindak, mereka akan mengorbankan anak-anak itu.’ kata Bai Long yang berada di dalam pikiran Zhao Xueyan. "Aku tahu … tapi kita tidak bisa ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 373

    Namun sudah terlambat. Anak panah Qi dari pasukan Hei Long menghantam barisan penjaga altar, menciptakan ledakan yang mengguncang tanah. Pasukan Zhao Yun menerobos masuk dari sisi selatan, mematahkan pagar energi yang melindungi altar. Para gadis yang dijadikan persembahan segera diselamatkan oleh prajurit wanita dari pasukan Tianyang.Tian Ming yang memimpin langsung di utara memberi aba-aba melalui kipas perang di tangannya. Suaranya menggema melalui alat suara roh."Jangan beri waktu mereka membuka portal lagi! Hancurkan altar! Lindungi para penyihir kita yang akan menutup celah dimensi!"Aura emas menyelimuti tubuh Tian Ming saat dia melompat ke depan, pedangnya menebas iblis kelas tinggi yang mencoba mendekat. Di belakangnya, Yu Qie dan Wu Liang bergerak lincah, melindungi para ahli formasi yang mulai membentuk susunan penutup dimensi."Ayo!" teriak Wu Liang sambil menghunus tombaknya. "Ini saatnya menutup kegelapan itu selamanya!"Langit di atas altar mulai bergetar hebat. Cahay

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 372

    Matahari telah tenggelam di balik pegunungan, menyisakan langit jingga yang perlahan berubah gelap. Di dalam Istana Kekaisaran Tianyang, suasana terasa hening, seakan seluruh penjuru negeri ikut menahan napas. Para pelayan berjalan pelan, tak ingin mengusik ketenangan ruang utama tempat para wanita keluarga kerajaan berkumpul.Zhao Xueyan duduk di beranda istana, matanya menatap kosong ke arah langit malam yang mulai bertabur bintang. Angin musim gugur berhembus pelan, menggoyangkan tirai tipis di hadapannya. Jemarinya menggenggam secangkir teh yang sudah mulai dingin, namun tak ia minum.“Xueyan,” suara lembut terdengar di belakangnya.Zhao Xueyan menoleh dan melihat sang ibu, Nyonya Bing Qing, datang dengan langkah anggun, membawa selimut tipis di tangannya. Tanpa banyak bicara, wanita itu duduk di sampingnya dan menyampirkan selimut di bahu sang putri.“Angin mulai dingin, kau tidak boleh sakit,” ucap Nyonya Bing Qing lembut.Zhao Xueyan mengangguk kecil, lalu kembali menatap langi

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 371

    Beberapa hari berlalu sejak strategi besar diumumkan. Di lembah hitam yang terletak di perbatasan dunia manusia dan dunia iblis, tanah bergemuruh oleh derap kaki ribuan prajurit yang telah bersiap. Langit redup diselimuti awan tebal, seolah alam pun ikut menahan napas menanti pecahnya perang.Di sisi timur, barisan pasukan elit Tian Ming berdiri tegak. Di depan mereka, Tian Ming sendiri mengenakan zirah hitam keperakan yang memantulkan cahaya rembulan. Rambut panjangnya diikat tinggi, wajahnya dingin dan fokus. Di belakangnya, barisan para ksatria pilihan berdiri diam seperti batu karang, menanti perintah.Dari sisi selatan, pasukan Kekaisaran Changhai yang dipimpin oleh Pangeran Chen Xuan,pangeran kedua dari kekaisaran Changhai, mulai menyusup diam-diam ke sisi lembah. Wajah sang pangeran tampak serius, tak lagi menunjukkan sikap santainya yang biasa. Di sisi barat, Putra Mahkota Hei Long, mengenakan zirah berlapis merah marun, tampak memimpin pasukan utama dengan tangan mengepal era

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 370

    Wu Liang mendecak, lalu menoleh ke arah Niuniu yang tetap tenang-tenang saja."Aneh," gumam Wu Liang. "Kenapa kau tidak digigit?"Yu Qie ikut melirik Niuniu dengan rasa tidak adil. "Benar juga, kenapa cuma kita yang jadi santapan malam?"Dengan santai, Niuniu mengeluarkan sebuah botol kecil dari kantong bajunya, memperlihatkan isinya sambil tersenyum bangga."Ini lotion anti nyamuk buatan Nona," kata Niuniu berbisik bangga. "Aku sudah pakai dari tadi."Wu Liang dan Yu Qie hampir menjatuhkan rahang mereka."Ada barang ajaib seperti itu?!" seru Yu Qie tertahan."Kenapa kau tidak beri tahu dari tadi, hah?!" bisik keras Wu Liang sambil berusaha merebut botol itu.Niuniu dengan cekatan menyembunyikannya di balik punggung."Kalau mau ... bayar lima perak!" bisik Niuniu sambil tersenyum manis.Wu Liang dan Yu Qie hanya bisa menahan emosi sambil kembali menggaruk-garuk tubuh mereka yang mulai bentol. ****Beberapa hari telah berlalu sejak malam itu. Hubungan Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 369

    Setelah makan malam yang sedikit kacau akibat "aksi heroik" Kaisar Tian Ming di dapur, suasana istana perlahan kembali tenang.Malam itu, di ruang kerja megah sang kaisar, Zhao Xueyan, Kaisar Tian Ming, Wu Liang, dan Yu Qie duduk mengelilingi sebuah meja besar. Di atas meja terbentang peta-peta medan perang, lengkap dengan berbagai penanda strategis.Zhao Xueyan menunjuk satu titik di peta dengan jari rampingnya."Jika pasukan ditempatkan di sini," ujarnya serius, "Maka kita bisa memutus jalur logistik mereka. Serangan dari arah timur akan mempercepat kemenangan."Tian Ming mengangguk, matanya menatap Zhao Xueyan dengan penuh perhatian, tapi tak sepenuhnya pada peta. Sementara Wu Liang dan Yu Qie mengangguk-angguk setuju, lalu saling bertukar pandang.Beberapa saat kemudian, tanpa disadari oleh Zhao Xueyan yang begitu fokus menjelaskan rencana, Wu Liang dan Yu Qie sudah tidak ada lagi di ruangan itu.Kaisar Tian Ming mengusir keduanya dengan sangat halus. Wu Liang dan Yu Qie yang meng

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 368

    Begitu melangkah ke dalam dapur istana, Zhao Xueyan langsung membelalakkan mata. Mulutnya sedikit terbuka tanpa suara. Dapur yang biasanya bersih dan rapi kini berubah menjadi medan peperangan. Tepung berserakan di lantai, panci-panci tergeletak miring, tungku api di sudut dapur menghembuskan nyala api yang jauh lebih besar dari seharusnya.Para juru masak dan pelayan dapur berdiri di luar ruangan, sebagian menangis dalam diam. Wajah-wajah mereka memucat ketakutan. Tak satu pun berani mengangkat kepala atau bergerak. Mereka hanya bisa memandangi kekacauan ini dengan dada sesak. Salah bicara sedikit saja, mungkin kepala mereka bisa melayang.Dan di tengah kekacauan itu, seorang pria berdiri dengan hanfu sederhana, rambutnya diikat ke belakang, tampak sedikit acak-acakan. Wajah tampannya kini dihiasi noda tepung dan bercak saus. Dialah Kaisar Tian Ming, penguasa dingin benua Yunzhu … kini tampak seperti anak kecil yang baru belajar memasak.Zhao Xueyan akhirnya menemukan suaranya."Apa

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 367

    Malam menyelimuti paviliun timur dengan tenang. Lampu minyak bergoyang lembut, memancarkan cahaya keemasan yang menari di dinding kayu dan tirai tipis. Aroma teh melati yang baru diseduh memenuhi udara, membawa kehangatan yang tak hanya meresap ke tubuh, tapi juga ke dalam hati.Di ruang utama, Zhao Xueyan duduk bersila di antara kedua orang tuanya. Hanfunya berwarna biru langit, sederhana namun elegan. Ia tampak tenang, sesekali mengangkat cangkir dan meniup permukaan teh hangat sebelum menyesapnya perlahan. Di hadapannya, sang ibu Bing Qing tersenyum lembut, sedangkan sang ayah, Jenderal Zhao Yun, sudah duduk dengan santai, satu tangan menopang dagu, mata berbinar menatap keluarganya yang utuh malam ini."Ayah dan ibu sudah lama tak minum teh malam seperti ini bersamamu," ucap Bing Qing dengan suara lembut. "Kau tampak berbeda, Xueyan … lebih dewasa, dan lebih tenang."Zhao Xueyan tersenyum kecil. "Pengembaraan mengajarkanku banyak hal, Ibu. Tapi yang paling berat bukan medan tempu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 366

    Saat Zhao Xueyan tiba di paviliun timur bersama ibunya dan Niuniu, pagi yang seharusnya tenang mendadak dipenuhi langkah terburu-buru. Jenderal Zhao Yun yang mendengar kedatangan istrinya langsung keluar dari ruang baca, matanya membelalak melihat sosok wanita yang sangat dirindukannya berdiri di ambang gerbang.“Istriku, aku dengar kau diserang ... Kau baik-baik saja?”Suara itu penuh kekhawatiran, terdengar jelas meski tak terangkat tinggi. Zhao Yun langsung melangkah cepat, menghampiri sang istri dan menggenggam tangannya dengan lembut.“Aku baik-baik saja,” kata Nyonya Bing Qing dengan senyum tenang. “Bai Long membawa kami dengan aman. Hanya saja ….”Bing Qing menatap sang suami. “Hanya saja Bai Long terluka. Dan sekarang sedang memulihkan tubuhnya.” Zhao Yun menghela napas panjang lalu menatap wajah istrinya dalam-dalam. “Aku seharusnya ikut menjemputmu ... dunia luar tak lagi aman seperti dulu.”Zhao Xueyan hanya menatap keduanya sambil tersenyum kecil. Ada kehangatan dalam pan

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 365

    Pagi menyapa istana Kekaisaran Tianyang dengan embusan angin sejuk dan cahaya matahari yang lembut menembus sela-sela dedaunan. Zhao Xueyan berdiri di serambi paviliun timur, matanya terarah ke langit timur. Ada getaran kuat yang hanya bisa dirasakannya—getaran familiar dari seseorang yang sangat ia kenal.“Bai Long .…” bisiknya.Tanpa pikir panjang, Zhao Xueyan segera berlari menuju pelataran utama istana, tempat biasanya Bai Long mendarat. Gaunnya berkibar mengikuti langkah cepatnya, rambut panjangnya sedikit berantakan tertiup angin. Saat tiba di halaman luas istana, matanya langsung membelalak."Bai Long!" serunya.Sosok naga hitam itu mendarat perlahan, tubuhnya yang besar terlihat penuh luka bakar dan goresan. Namun, tak jauh dari kakinya, Zhao Xueyan melihat dua sosok lainnya turun—ibunya, Bing Qing, dan Niuniu."Ibu!" Zhao Xueyan segera menghampiri. "Niuniu! Kalian tidak apa-apa?"Niuniu yang baru saja menapak tanah langsung memeluk sang nona."Nona ... kami baik-baik saja," u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status