Beranda / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 76 - Rencana Ibu Suri

Share

Bab 76 - Rencana Ibu Suri

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 11:23:41

Setelah memanggil Tabib Senior Pei, Xie Qingyan berpapasan dengan pelayan dari Istana Mingyue. Pelayan itu mengatakan bahwa Ibu Suri datang untuk mengunjunginya.

Xie Qingyan mengurungkan niatnya yang hendak kembali ke Paviliun Longwei.

Dia meninggalkan pesan pada Tabib Senior Pei agar disampaikan pada Jing Xuan, “Katakan aku telah kembali ke kediaman, Yang Mulia harus beristirahat yang cukup, aku akan datang lagi pada sore hari.”

Tabib Senior Pei mengangguk, “Baik, Yang Mulia.”

Tabib senior yang sudah beruban dan berjalan memakai tongkat itu tersenyum tipis, berjalan kembali ke Balai Kesehatan Istana tanpa pergi ke Paviliun Longwei sama sekali.

“Dia masih saja tidak menyadarinya. Pria tua bangka sepertiku mana mungkin sanggup menaiki anak tangga yang banyak itu hingga tiba di puncak paviliun.” Tabib Senior Pei terkekeh.

Sementara di Paviliun Longwei, Jing Xuan menyuruh Mao Lian turun untuk memberitahu Tabib Senior Pei agar tak perlu mendatanginya.

Mao Lian tertawa lebar, “Yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 77 - Pasar Gelap

    Tiga puluh menit beristirahat dan mengobati luka, mereka memasuki gerbang pendek itu. Shangguan Yan membungkukkan tubuhnya saat melintasi gerbang pendek itu. Xi Feng masih berdiri di luar gerbang dan tampak tidak mengerti kenapa Shangguan Yan mendatangi tempat ini. Saat menyadari Xi Feng belum mengikutinya, Shangguan Yan melongokkan kepalanya ke luar, dia berseru, “Kenapa masih di sana?!” Xi Feng melipat lengan di depan dada, masih belum mau melangkah masuk. “Kenapa kau membawaku ke Pasar Gelap?” Ya …. Rupanya tempat itu adalah gerbang masuk menuju Pasar Gelap yang terkenal di Dunia Persilatan. Mereka menyebutnya demikian karena pasar ini menjual barang-barang yang tidak umum di mana pun. Atau bahkan menjual barang-barang yang dilarang beredar di kekaisaran. Tak jarang, mereka menjadikan tempat ini sebagai tempat yang bagus untuk melakukan transaksi ilegal.Shangguan Yan berdecak pelan, dia menyambar lengan Xi Feng dan menariknya masuk. “Karena sudah memutuskan untuk mengikutiku,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 78 - Mi Telur Spesial

    Di cuaca yang dingin ini, Xie Yinlan duduk bersantai di beranda rumahnya, masih berkutat dengan kain, benang dan jarum sejak dua hari yang lalu. Saat A-Yao menanyainya tentang pekerjaan barunya itu, Yinlan menjawab dia sedang menjahit pakaian musim semi untuk seseorang. A-Yao mencibir, “Kau semakin tahu caranya mengutarakan isi hati, ya, rupanya,” kemudian terkekeh pelan. Yinlan tersenyum tipis, tidak menanggapi ocehannya itu. Setelah beberapa percakapan pendek, Yinlan menghentikan pekerjaannya. Matahari sudah berada di puncak kepala, A-Yao pergi ke dapur untuk menyiapkan sesuatu. Yinlan menyimpan pakaian yang sedang dijahitnya di dalam laci. Kemudian pergi ke dapur untuk membantu A-Yao. Ya …, itu adalah kebohongan, dia punya tujuan tertentu dengan mendatangi dapur siang ini. Dia menyeringai lebar saat A-Yao menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat. Bahkan pelayan-pelayan lain yang sedang ada di dapur juga merasa heran. Mereka dengan polosnya bertanya, “Selir, apakah kau m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 79 - Dunia Penuh Fantasi

    ‘Pagi ini aku mendapat balasan surat dari Nanzhou. Shangguan Yan bilang dia sudah bertemu dengan Xi Feng, mendapati fakta bahwa wanita itu telah kehilangan sebagian ingatannya di waktu-waktu tertentu. Dia membawanya ke Pasar Gelap untuk menemui seseorang yang bisa mengembalikan ingatannya.’‘Tapi di tengah perjalanan, mereka diserang sekelompok pembunuh bayaran. Shangguan Yan menduga orang-orang itu dikirim Permaisuri untuk membunuh Xi Feng demi mencegah ingatan itu kembali.’ ‘Selir, ini adalah tugasmu. Kau memiliki seseorang yang sangat pandai menyelinap tanpa diketahui siapa pun. Dengan pemberitahuan singkat di atas, kau pasti tahu apa yang harus kau selidiki.’ ‘Dan satu lagi, berhati-hatilah.’ ‘Liu Xingsheng, untuk Selir Rong, Xie Yinlan.’ Yinlan menghela napas panjang, menjatuhkan selembar kertas itu di atas api. Membiarkannya terbakar hingga habis. Kemudian melanjutkan makannya dengan tenang. Setidaknya terlihat cukup tenang. Lima belas menit kemudian, Yinlan menahan A-Yao

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 80 - Penyihir Merah

    Senja sudah tiba, cahaya jingganya menyinari hamparan salju yang putih, membuatnya sedikit berpendar keemasan. A-Yao sedang merapikan tanaman bunga di tepi kolam. Ada beberapa pelayan lain yang sedang bekerja di halaman paviliun. Yinlan keluar dengan pakaian berwarna merah terang dan hiasan kepala yang ramai. Seperti Permaisuri saja. Pemandangan itu sontak membuat berpasang-pasang mata menatapnya tak berkedip. Beberapa sorot mata terlihat dipenuhi kebencian, beberapa yang lain tampak kagum berbinar-binar. Selir ini, apa yang dia lakukan? Dia memakai gaun merah secara terang-terangan seperti ini. Benar-benar tidak tahu etika dan aturan. Sudah jelas gaun merah tidak boleh dikenakan oleh wanita selain istri sah. Ini tidak hanya berlaku di dalam istana, juga di seluruh kekaisaran. Beberapa orang juga berpikir dia sangat berani melakukannya, meski melanggar aturan, dia terlihat cantik dan cocok mengenakan pakaian itu. Yinlan tersenyum lebar, “A-Yao, apakah aku terlihat cantik?” dia be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 81 - Kau Harus Menegakkan Keadilan Untukku

    Di ruang bacanya, Jing Xuan sedang sibuk memeriksa laporan baru dari para pejabatnya. Mao Lian tidak ada di sana untuk membantunya, karena beberapa saat lalu, Jing Xuan mengirimnya untuk memeriksa keadaan Xie Yinlan di Paviliun Hua Rong. Sudah lama sejak mereka tidur bersama malam itu, Jing Xuan belum mendengar kabar darinya lagi, keadaan terlalu senyap untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh Xie Yinlan di paviliunnya. Namun, saat Mao Lian kembali ke ruang baca setelah mengamati selama beberapa menit, dia memasang raut wajah yang sulit diartikan. Membuat Jing Xuan mengerutkan keningnya karena bertanya-tanya. “Yang Mulia. Kau pasti tidak menyangka apa yang sedang dilakukan Selir Rong sekarang!” Mao Lian membungkuk dengan napas menderu sambil memegangi lututnya yang kelelahan. Dia mungkin berlari dari harem menuju ruang baca yang berada di halaman utama. “Apa yang terjadi?” Jing Xuan bertanya tak sabaran. Mao Lian mendudukkan pantatnya di depan Jing Xuan, menelan secangkir

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 82 - Dupa Pemikat

    Saat ini, Xie Yinlan berlutut patuh di tengah ruang baca itu, Jing Xuan duduk di kursi bersama Xie Qingyan, tapi itu tidak membuatnya cemburu. Mungkin justru sudah menantikan adegan ini dengan sangat tidak sabar. Mao Lian berdiri di belakangnya atas permintaan Jing Xuan. Xie Yinlan menautkan kedua tangannya di depan dada, memberi salam. “Salam, Yang Mulia Ibu Suri. Salam, Yang Mulia Kaisar. Salam, Yang Mulia Permaisuri.” Xie Qingyan menatapnya dengan penuh kebencian, dia berdiri dari kursi dan menghampirinya. Tangannya berayun tinggi dan menamparnya cukup keras. Yinlan terbanting dan meringis kesakitan sambil memegang pipi kirinya. Matanya langsung berkaca-kaca saat menatap Xie Qingyan yang berdiri di depannya. “Kau meremehkanku, ya? Yinlan.” Xie Qingyan bertanya dingin, tangannya menyambar kerah gaun merah yang dipakai Yinlan, membuat tubuh Yinlan ikut terangkat dan dia kesakitan karena nyaris tercekik. “Permaisuri!” Yinlan berseru tertahan. Xie Qingyan tak berkata apa pun lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 83 - Pertarungan Ramah

    BRUK! Shangguan Yan terbanting lima langkah ke belakang hingga menghantam dinding. Pedangnya terlempar jauh. Dia memuntahkan darah dari mulutnya, meringis kesakitan dan berusaha untuk berdiri. Ketika baru mencapai posisi setengah berdiri, Ying Deng sudah berlari ke arahnya dan mengarahkan tinjunya tepat di depan wajahnya. Shangguan Yan berkelit dengan cepat, tubuhnya melenting ke udara, kakinya menendang dagu Ying Deng dengan telak. Wanita itu mungkin tidak menyangka dia masih bisa mengeluarkan tenaga yang cukup untuk menyerang wajahnya dari posisi sedekat itu, karena untuk berdiri pun, Shangguan Yan memerlukan waktu lebih lama Ya …, kecuali dia sengaja mengulur waktu untuk mengecoh musuh. Keadaan berbalik dengan cepat, saat ini Ying Deng tersungkur jatuh dan tidak bergerak lagi. Shangguan Yan mendaratkan kakinya di tanah, mengembuskan napas pelan. “Menyerahlah, Ying Deng. Kau mungkin ahli beladiri tangan kosong yang sudah mengalahkan banyak senior di Dunia Persilatan, tapi kau b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 84 - Ingatan Yang Dirampas Penyihir Hitam

    Setelah berbaring di ranjang tinggi itu, Xi Feng tertidur sangat lama. Ying Deng membawa Shangguan Yan keluar dari ruangan itu dan mengobrol di ruangan lain. Shangguan Yan bertanya padanya, “apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” Ying Deng mengangguk, raut wajahnya tampak serius, ada denting ketakutan dari sorot matanya yang gelap. “Entah bagaimana caranya wanita itu terlibat dengan Penyihir Hitam.” “Penyihir Hitam?” Shangguan Yan membeo. “Selain aku, ada lagi satu orang yang menguasai ilmu-ilmu kuno terlarang. Mereka menyebutnya Penyihir Hitam, karena dia orang yang sangat misterius. Tidak ada yang tahu dia laki-laki atau perempuan, tidak ada yang tahu berapa usianya, atau berasal dari mana, semua hal tentangnya sangat tersembunyi.” Ying Deng menatap pintu tertutup di belakangnya, mungkin mengkhawatirkan Xi Feng yang tidur di ruangan seberang. “Maksudmu, apakah ingatan Xi Feng berkaitan dengan penyihir itu? Seperti dia melihat hal yang tak seharusnya dilihatnya.” Shanggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Special Chapter : Sudah Tahu Cara Melindungi Wanita

    Istana Guangping menjadi sangat ramai lima tahun ke depan. Dua orang anak yang terlihat sangat mirip setiap hari berlarian di halamannya, saling mengejar, saling mencoba menjatuhkan. Satu anak adalah perempuan, dia memegang pedang kayu dan terus mengarahkannya pada si anak laki-laki sambil berkata, “Berhenti, penjahat!” Semenatra yang laki-laki tertawa riang, terus berkata bahwa si anak perempuan tidak akan bisa menangkapnya. Di dalam istana, Yinlan sedang sibuk menatap sejumlah tusuk rambut di atas meja. Bingung memilih mau pakai yang mana. “Bagaimana dengan ini?” Jing Xuan menunjukkan tusuk konde yang berwarna perak dengan batu giok putih yang indah. Yinlan menggeleng, “Aku rasa aku sudah memakai itu kemarin lusa.” “Tidak apa, pakai lagi saja.” Jing Xuan menguap, sudah satu jam dia berdiri di depan meja rias Yinlan, dan gadis itu masih belum menentukan akan memakai apa. “Aku pakai ini saja lah.” Yinlan mengambil tusuk rambut bunga rong yang pernah Jing Xuan berikan padanya du

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 223 (END) - Wanita Paling Beruntung

    A-Yao tampak kerepotan, menerima sejumlah hadiah dari tamu-tamu luar Ibukota yang menghadiri pernikahan terbesar di seluruh Kekaisaran Jing ini. “A-Yao, sampaikan ucapan selamatku pada Permaisuri, ya?” terlihat Nona Kelima Jiang tersenyum ramah sambil menyerahkan sebuah kotak kayu besar. A-Yao mengangguk sambil tersenyum, “Terima kasih sudah datang.” Mao Lian berdiri di dekat pintu sambil menatapnya dengan tatapan remeh, “Kau tampak sibuk, A-Yao.” A-Yao mendengus sambil menatap tajam ke arahnya, “Dari pada diam menjadi pagar seperti itu, lebih baik kau membantuku.” Mao Lian terkekeh lalu menghampirinya. Sebelum mulai membantu, dia mendekatkan mulutnya ke telinga A-Yao dan berbisik, “Baru saja Yang Mulia memberkati pernikahan untukku, A-Yao. Apakah kau terkejut?” A-Yao terdiam kaku, matanya membulat sempurna, berkedip beberapa kali. “Be-benarkah? Bagaimana mungkin,” A-Yao menyeringai tipis, mencoba mengendalikan perasaannya yang tidak karuan. Dia membatin, ‘Diberkati pernikahan?

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 222 - Lebih Dari Teman

    Yinlan merebahkan tubuhnya di ranjang, Jing Xuan menjadikan pahanya sebagai bantal. Tangannya bergerak mengusap pelan helai rambut panjangnya. Aroma wangi ini, Jing Xuan sangat merindukannya. Sejak baru tiba sore lalu, Yinlan sama sekali tak mau melepaskannya. Dia selalu tersenyum dan berkata harus selalu bersama untuk menebus hari-hari saat berpisah. “A-Yin, berapa bulan lagi sampai hari kelahirannya?” tanya Jing Xuan, memecah keheningan. “Hm …,” Yinlan berpikir sejenak, “Ini sudah lama memasuki bulan ke-tujuh. Sebentar lagi bulan ke-delapan.” “Sebentar lagi, ya ….” Jing Xuan menghela napas, “Tapi dua bulan lagi sangat lama.”“Jika melewatinya bersama-sama, harusnya tidak terlalu lama.” Yinlan tersenyum lebar sampai matanya menyipit. “A-Yin, aku tidak bisa menepati janjiku untuk menikahimu di ujung musim dingin.” Jing Xuan menunduk merasa bersalah. Yinlan menepuk punggung tangannya, “Kita menikah di awal musim semi saja. Bukankah itu bagus?” “Apakah menurutmu begitu?” Yinlan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 221 - Papan Arwah Istri Tercinta

    Dua minggu kemudian. Kabar mengenai kepulangan Jing Xuan telah tiba di Istana. Semua orang menyambutnya di depan gerbang istana, termasuk Yinlan dan Ibu Suri. Kabar peperangan dengan Negara Shang yang mendadak itu juga telah sampai di Ibukota sejak dua minggu lalu. Para warga merasa bersyukur saat tahu sang Kaisar berada di sana untuk meredakan kekacauan. Kini, mereka sudah berkumpul di tepian jalan untuk menyambut Kaisar mereka. Melempar bunga dengan wajah tersenyum lebar, sambil memanjatkan do’a dan pujian untuk pahlawan nomor satu itu. Jing Xuan hanya menaiki seekor kuda hitam, tidak ada tandu atau kereta kuda yang mewah yang menemaninya. Di belakangnya hanya ada dua orang tabib, dan sepuluh orang prajurit yang mengantar kepergiannya. Itu sungguh hanya kepulangan sederhana yang tidak disiapkan secara khusus. Namun semua orang justru merasa senang untuknya dan mengucapkan beribu-ribu kata syukur. Jing Xuan juga secara khusus turun dari kudanya dan menggendong anak-anak usia tig

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 220 - Tanah dari Kampung Halaman

    Kamp Militer Perbatasan Utara. Jing Xuan duduk tegak di kursi, wajahnya sangat serius. Dia sedang membaca sebuah buku. Buku medis kuno yang Shangguan Yan bawa dari ruang bawah tanah beracun milik Ye Qing di Tingzhou. Dalam buku itu, tertulis bahwa Teratai Hitam bukanlah racun. Melainkan sejenis obat mujarab yang bisa membentuk ketangguhan fisik luar biasa, obat yang bisa menetralisir semua jenis racun yang tumbuh di dunia ini. Obat itu memberikan efek samping yang cukup kejam bagi pemakainya. Semua gejala menyakitkan yang Yinlan alami setiap bulan itu adalah efek sampingnya. Dan selamanya tidak bisa dihilangkan. Dalam setiap bulan, akan selalu ada hari di mana tubuh itu sendiri tiba di titik terlemahnya. Jing Xuan menggeram, “Kenapa aku tidak mengalami siklus bulanan ini juga? Padahal aku jelas-jelas meminumnya, kan?” Xi Feng menghela napas, “Yang Mulia, Teratai Hitam yang kau minum itu hanya semangkuk penawar racun saja, bukan lagi jenis obat yang sama. Permaisuri meminum selur

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 219 - Ibu Yang Tidak Layak

    Satu minggu kemudian, Selir Agung Qin ditemukan di Prefektur Barat Ibukota. Jubah kekaisarannya entah hilang ke mana, semua perhiasan emas yang melekat di tubuhnya juga telah raib. Pangeran Ming menggunakan kereta kuda untuk membawanya kembali ke Istana. Sepanjang perjalanan, Selir Agung tidak mengeluarkan sepatah kata pun meski Pangeran Ming berada tepat di depannya. Pangeran Ming tidak berharap wanita itu akan bertanya tentang kenapa dia ditangkap, atau mau membawanya ke mana. Dia berpikir wanita ini akan menanyakan keadaan putranya. Namun keduanya sama sekali tidak terdengar keluar dari mulutnya. Pangeran Ming menghela napas, dia mengeluarkan sapu tangan dengan bordir lambang Keluarga Jing miliknya. Lalu dia meletakkannya di atas paha Selir Agung dan berkata, “Sekalah kotoran di wajahmu. Haoyu tidak akan suka melihatnya.” Selir Agung tersenyum tipis, “Aku bahkan tidak pantas mengambil barang milik Keluarga Jing kalian.”“Memang benar …, lagi pula, untuk apa kau memedulikan pen

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 218 - Satu-satunya Keluarga

    Yu adalah marga sebenarnya Selir Agung Qin. Pangeran Ming menatap punggungnya, “Ibumu bahkan tidak memedulikan nasibmu, Haoyu.” Ruangan penjara itu semakin senyap, Pangeran Chi mengangkat kepala, lantas terkekeh pelan, “Kau tidak berhak menilai hubungan ibu dan anak di antara kami, Jing Tian.”“Satu hari setelah tindakan bodohmu, aku terus mencari keberadaan Selir Agung Qin di mana pun. Dia melarikan diri, bersembunyi di suatu tempat menunggu kesempatan pergi dari Ibukota yang sudah seperti neraka baginya ini. Tanpa memedulikan putranya.” Pangeran Ming diam sejenak. Dia menunggu Pangeran Chi berbalik dan menatapnya sebelum dia melanjutkan perkataan yang kian lama semakin menyakitkan itu. Namun Pangeran Chi tidak sebaik hati itu untuk mendengarkan penjelasannya. Dia tampak tidak begitu peduli dengan apa yang ibunya lakukan padanya. “Jing Haoyu.” Pangeran Ming menggeram dengan tangan mengepal. “Apa? Kau mau berkata bahwa aku ditelantarkan? Hah, kau juga tidak berhak.” Pangeran Mi

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 217 - Margaku Sekarang Adalah Yu

    Pangeran Ming menutup rapat pintu Istana Guangping, sebelum meninggalkan tempat itu, dia menghela napas pelan. “Yang Mulia, Biro Pusat Keamanan dan Kementerian Hukum sudah menunggu.” pengawalnya melaporkan. “Ada berapa orang yang terlibat dalam pemberontakan itu?” tanya Pangeran Ming, langkahnya dengan cepat meninggalkan Istana Guangping. “Kementerian Ritus dan Adipati Wei terlibat. Mereka bersekongkol mengadakan pernikahan palsu agar Tuan Muda Wei tidak dicurigai. Dia yang membantu Pangeran Chi menculik Tuan Muda Ouyang dari Suzhou untuk dicuri identitasnya.” “Nona Kelima Jiang mengalami depresi karena pernikahannya ternyata tidak sungguh-sungguh. Selir Agung Qin melarikan diri. Sementara waktu, dia mungkin masih berada di Ibukota karena semua gerbang telah ditutup sejak hari pemberontakan.” Pangeran Ming mengangguk-angguk, menerima semua laporan itu dengan cepat. “Jangan pernah membuka gerbang itu sebelum Selir Agung ditemukan. Berikan kompensasi atas kerugian yang dialami Nona

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 216 - Penyesalan

    BRUK! Jing Xuan meringis, tersungkur beberapa meter dari lokasi pertarungan. Pedangnya terlepas dari genggaman, berkelontang. Dia kembali berdiri dengan tubuh bergetar. Tangannya bergerak menyeka ujung bibir yang masih menyisakan jejak darah. Sudah lama dia tidak mengeluarkan banyak kekuatan. Tubuhnya terkejut menerima hantaman demi hantaman, terlebih, Ye Qing lebih berpengalaman, jelas lebih kuat berkali-kali lipat darinya. Jing Xuan memungut pedangnya. Memasang kuda-kuda kokoh, dia harus bisa segera mengakhirinya. Seseorang masih menunggunya dengan cemas. Shangguan Yan berteriak kencang, tubuhnya melesat cepat, melompat ke udara dengan Pedang Baijiu yang sudah berlumuran darah meski belum membunuh satu orang pun. Ye Qing mendengus, “Bocah merepotkan. Pergi kau ke neraka!” Shangguan Yan menyeringai, Liu Xingsheng melemparkan tombak Jing Xuan yang sebelumnya dibuang oleh Ye Qing. Dengan langkah halus, Shangguan Yan menjejakkan kakinya pada tombak yang masih melesat itu. Tangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status