Home / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 80 - Penyihir Merah

Share

Bab 80 - Penyihir Merah

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2024-11-13 12:47:20

Senja sudah tiba, cahaya jingganya menyinari hamparan salju yang putih, membuatnya sedikit berpendar keemasan. A-Yao sedang merapikan tanaman bunga di tepi kolam.

Ada beberapa pelayan lain yang sedang bekerja di halaman paviliun. Yinlan keluar dengan pakaian berwarna merah terang dan hiasan kepala yang ramai. Seperti Permaisuri saja.

Pemandangan itu sontak membuat berpasang-pasang mata menatapnya tak berkedip. Beberapa sorot mata terlihat dipenuhi kebencian, beberapa yang lain tampak kagum berbinar-binar.

Selir ini, apa yang dia lakukan? Dia memakai gaun merah secara terang-terangan seperti ini. Benar-benar tidak tahu etika dan aturan. Sudah jelas gaun merah tidak boleh dikenakan oleh wanita selain istri sah. Ini tidak hanya berlaku di dalam istana, juga di seluruh kekaisaran.

Beberapa orang juga berpikir dia sangat berani melakukannya, meski melanggar aturan, dia terlihat cantik dan cocok mengenakan pakaian itu.

Yinlan tersenyum lebar, “A-Yao, apakah aku terlihat cantik?” dia be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 81 - Kau Harus Menegakkan Keadilan Untukku

    Di ruang bacanya, Jing Xuan sedang sibuk memeriksa laporan baru dari para pejabatnya. Mao Lian tidak ada di sana untuk membantunya, karena beberapa saat lalu, Jing Xuan mengirimnya untuk memeriksa keadaan Xie Yinlan di Paviliun Hua Rong. Sudah lama sejak mereka tidur bersama malam itu, Jing Xuan belum mendengar kabar darinya lagi, keadaan terlalu senyap untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh Xie Yinlan di paviliunnya. Namun, saat Mao Lian kembali ke ruang baca setelah mengamati selama beberapa menit, dia memasang raut wajah yang sulit diartikan. Membuat Jing Xuan mengerutkan keningnya karena bertanya-tanya. “Yang Mulia. Kau pasti tidak menyangka apa yang sedang dilakukan Selir Rong sekarang!” Mao Lian membungkuk dengan napas menderu sambil memegangi lututnya yang kelelahan. Dia mungkin berlari dari harem menuju ruang baca yang berada di halaman utama. “Apa yang terjadi?” Jing Xuan bertanya tak sabaran. Mao Lian mendudukkan pantatnya di depan Jing Xuan, menelan secangkir

    Last Updated : 2024-11-14
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 82 - Dupa Pemikat

    Saat ini, Xie Yinlan berlutut patuh di tengah ruang baca itu, Jing Xuan duduk di kursi bersama Xie Qingyan, tapi itu tidak membuatnya cemburu. Mungkin justru sudah menantikan adegan ini dengan sangat tidak sabar. Mao Lian berdiri di belakangnya atas permintaan Jing Xuan. Xie Yinlan menautkan kedua tangannya di depan dada, memberi salam. “Salam, Yang Mulia Ibu Suri. Salam, Yang Mulia Kaisar. Salam, Yang Mulia Permaisuri.” Xie Qingyan menatapnya dengan penuh kebencian, dia berdiri dari kursi dan menghampirinya. Tangannya berayun tinggi dan menamparnya cukup keras. Yinlan terbanting dan meringis kesakitan sambil memegang pipi kirinya. Matanya langsung berkaca-kaca saat menatap Xie Qingyan yang berdiri di depannya. “Kau meremehkanku, ya? Yinlan.” Xie Qingyan bertanya dingin, tangannya menyambar kerah gaun merah yang dipakai Yinlan, membuat tubuh Yinlan ikut terangkat dan dia kesakitan karena nyaris tercekik. “Permaisuri!” Yinlan berseru tertahan. Xie Qingyan tak berkata apa pun lag

    Last Updated : 2024-11-14
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 83 - Pertarungan Ramah

    BRUK! Shangguan Yan terbanting lima langkah ke belakang hingga menghantam dinding. Pedangnya terlempar jauh. Dia memuntahkan darah dari mulutnya, meringis kesakitan dan berusaha untuk berdiri. Ketika baru mencapai posisi setengah berdiri, Ying Deng sudah berlari ke arahnya dan mengarahkan tinjunya tepat di depan wajahnya. Shangguan Yan berkelit dengan cepat, tubuhnya melenting ke udara, kakinya menendang dagu Ying Deng dengan telak. Wanita itu mungkin tidak menyangka dia masih bisa mengeluarkan tenaga yang cukup untuk menyerang wajahnya dari posisi sedekat itu, karena untuk berdiri pun, Shangguan Yan memerlukan waktu lebih lama Ya …, kecuali dia sengaja mengulur waktu untuk mengecoh musuh. Keadaan berbalik dengan cepat, saat ini Ying Deng tersungkur jatuh dan tidak bergerak lagi. Shangguan Yan mendaratkan kakinya di tanah, mengembuskan napas pelan. “Menyerahlah, Ying Deng. Kau mungkin ahli beladiri tangan kosong yang sudah mengalahkan banyak senior di Dunia Persilatan, tapi kau b

    Last Updated : 2024-11-15
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 84 - Ingatan Yang Dirampas Penyihir Hitam

    Setelah berbaring di ranjang tinggi itu, Xi Feng tertidur sangat lama. Ying Deng membawa Shangguan Yan keluar dari ruangan itu dan mengobrol di ruangan lain. Shangguan Yan bertanya padanya, “apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” Ying Deng mengangguk, raut wajahnya tampak serius, ada denting ketakutan dari sorot matanya yang gelap. “Entah bagaimana caranya wanita itu terlibat dengan Penyihir Hitam.” “Penyihir Hitam?” Shangguan Yan membeo. “Selain aku, ada lagi satu orang yang menguasai ilmu-ilmu kuno terlarang. Mereka menyebutnya Penyihir Hitam, karena dia orang yang sangat misterius. Tidak ada yang tahu dia laki-laki atau perempuan, tidak ada yang tahu berapa usianya, atau berasal dari mana, semua hal tentangnya sangat tersembunyi.” Ying Deng menatap pintu tertutup di belakangnya, mungkin mengkhawatirkan Xi Feng yang tidur di ruangan seberang. “Maksudmu, apakah ingatan Xi Feng berkaitan dengan penyihir itu? Seperti dia melihat hal yang tak seharusnya dilihatnya.” Shanggu

    Last Updated : 2024-11-15
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 85 - Tidak Kembali

    Di dalam ruangan dengan ranjang tinggi itu, Xi Feng tidur dalam keadaan buruk. Tubuhnya berkeringat, tangannya mengepal dan gemetar. Deru napasnya sangat cepat. Seakan mengalami mimpi buruk, dia tersentak kencang, beringsut duduk dengan napas tersengal, ranjang tingginya bergoyang, menimbulkan suara berderit yang membuat telinga ngilu. Begitu mendengar deritan itu, Ying Deng dan Shangguan Yan langsung pergi ke ruangannya. Xi Feng duduk di atas ranjang dengan keringat mengucur deras. Shangguan Yan menatap wajahnya dengan panik, lalu bertanya, “Kau baik-baik saja, Xi Feng?” Ying Deng melipat lengan di depan dada, tampak santai saja, “Dia baik-baik saja, mungkin ingatannya datang menyerupai mimpi. Dia terkejut, jadi terbangun dalam keadaan seperti itu.”Mendengar kabar itu, Shangguan Yan tersenyum senang, menatap Xi Feng dengan berbinar, “Lalu, apa saja yang sudah kau ingat, Xi Feng?” Xi Feng terdiam mematung, dia masih mencerna serpihan-serpihan ingatan yang muncul secara mendadak

    Last Updated : 2024-11-16
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 86 - Wanita Misterius

    Shangguan Yan berdiri dengan putus asa di tengah gelapnya malam. Salju turun beberapa saat setelah matahari tenggelam. Shangguan Yan melangkah gontai berusaha keluar dari hutan gelap itu. Namun keadaan itu membuatnya kesulitan melihat medan di sekitarnya. Dia tidak tahu ada apa di hadapannya, dan seperti apa kondisi jalan yang akan dilaluinya. Belum lagi, angin kencang dan guguran salju mulai membuat seluruh pandangan dipenuhi kabut putih yang dinginnya menusuk tulang. Shangguan Yan mulai kehilangan staminanya setelah berjalan beberapa saat. Dia berlindung di dalam ceruk yang ada di hutan. Dia terbatuk pelan, cuaca tiba-tiba berubah menjadi sangat buruk di hutan itu. Shangguan Yan hanya bisa meringkuk di dalam ceruk itu hingga badai salju mereda. Namun hingga beberapa jam ke depan, salju tidak mereda. Shangguan Yan mulai mengkhawatirkan Xi Feng yang sendirian di luar sana. “Aku tidak bisa mencari Xi Feng jika keadaannya terus seperti ini.” Shangguan Yan menghela napas pasrah. T

    Last Updated : 2024-11-16
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 87 - Suami Penyayang

    Shangguan Yan membuka matanya, sedikit menyipit beradaptasi dengan cahaya yang masuk melalui celah ceruk itu. Dia membulatkan mata terkejut, ternyata jalan menurun yang dituruninya semalam bukanlah jurang. Melainkan sebuah padang rumput luas, yang kini semuanya tertutup oleh salju. Di Hutan Nanzhou, tempat seperti ini hanya ada satu, berada di sisi barat kota. Dia bisa menyusuri tepian padang rumput ini untuk tiba di gerbang barat dan masuk kembali ke kota. Dia berjalan terseok-seok meninggalkan ceruk itu. Berjalan lurus menuju barat. Lukanya terasa nyeri, lengan kanannya tak bisa diangkat lagi, dia berjalan dengan pedangnya sebagai tongkat untuk membantu menyeimbangkan tubuhnya. “Aku harus meninggalkan hutan ini sebelum kehabisan napas. Sialan …, aku tidak mau mati di tempat seperti ini.” Shangguan Yan mendengus, napasnya tersengal, uap dingin muncul setiap kali dia membuang napasnya. Matahari semakin meninggi, Shangguan Yan berhasil meninggalkan hutan itu setelah berja

    Last Updated : 2024-11-17
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 88 - Kue Persik Istimewa

    Shangguan Zhi terdiam mematung melihat Liu Xingsheng ada di dalam toko obatnya. Pria Itu bahkan sudah bersiap-siap melakukan perjalanan jauh. Napasnya tersengal dan dia berkeringat di tengah cuaca sedingin ini. Shangguan Zhi langsung menyimpulkan, pria ini berlari ke toko obatnya begitu mendapat informasi tentang Shangguan Yan. Shangguan Zhi menatapnya, tersenyum tipis, “Apa kau tidak berniat membunuhnya?” Liu Xingsheng terkejut mendengar pertanyaan semacam itu, dia menerobos masuk di bawah tatapan pelayan Shangguan Zhi yang sejak tadi diam mengamati. Shangguan Zhi melipat lengan di depan dada. “Kau punya banyak motif untuk menghabisinya, dan ini adalah kesempatan yang bagus bagimu, kan?” Liu Xingsheng menyambar lengan Shangguan Zhi dan menariknya hingga telapak tangan Shangguan Zhi menempel di dadanya. Liu Xingsheng menatap Shangguan Zhi dengan tatapan tajam. Seolah tatapan itu sudah mengunci seluruh pergerakannya, Shangguan Zhi bergeming dengan ekspresi datar. “Rasakanlah, Sh

    Last Updated : 2024-11-17

Latest chapter

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 160 - Mengunjungi Kediaman Adipati Xie

    Jing Xuan turun dari kereta kuda. Mao Lian membawa sebuah kotak berisi sesuatu yang sepertinya berharga. Kereta kuda itu berhenti tepat di depan Kediaman Adipati Xie yang masih dipenuhi kain berwarna putih di setiap sudutnya. Membuat warga-warga rendahan yang melintas refleks menjatuhkan lutut demi menunjukkan perasaan hormat mereka pada Kaisar. Jing Xuan mengedarkan pandangannya di jalanan, wajah datarnya berubah menjadi senyum ramah yang menyenangkan—dia memang telah banyak berubah setelah mengenal Yinlan lebih dekat. “Berdirilah.” Jing Xuan melangkahkan kakinya di gerbang Kediaman Adipati Xie. Yang ternyata, pemilik rumah itu sudah keluar dari kediaman demi mendengar keributan di luar bahwa Kaisar datang untuk berkunjung. “Yang Mulia, selamat datang.” Mereka segera berlutut dan menautkan kedua tangan untuk mengucapkan salam penghormatan. Jing Xuan buru-buru menyentuh siku mereka dan meminta agar berdiri, “Ibu Mertua, Ayah Mertua, tidak perlu begitu formal.” Keduanya saling m

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 159 - Jin Pei

    Shangguan Yan berdiri di depan gedung utama Balai Opera Jiulu. Kedua tangannya mengepal, raut wajahnya datar dan serius. Seorang pelayan pria mendekatinya, “Tuan Muda, apakah kau membutuhkan sesuatu yang baru?” pelayan itu berbisik. Dia bernama Jin Pei. Salah satu informan yang dipekerjakan Shangguan Yan dan menjadi satu-satunya orang yang paling dipercayainya. Dia sangat ahli menyelinap tanpa jejak dan memiliki teknik beladiri yang hebat. Dia memutuskan untuk menyatakan sumpah setia pada Shangguan Yan sejak Shangguan Yan menyelamatkan nyawanya dari jebakan mematikan kelompok seniman beladiri aliran sesat. Orang ini dulunya juga pernah hampir dibunuh Liu Xingsheng, tapi nyawanya selamat setelah Shangguan Yan menyatakan sumpah setia padanya dan bersedia bersembunyi di Balai Opera Jiulu di bawah pengawasan Liu Xingsheng untuk bekerja sama dengannya. Dalam arti, Jin Pei menganggap nyawa yang dimilikinya ini adalah milik Shangguan Yan karena telah diselamatkan dua kali dari kematian.

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 158 - Separuh Suram, Separuh Cerah

    Xi Feng mengangguk setuju. “Sejak dulu, Shangguan Zhi hanyalah nona keluarga kaya yang manja dan bergantung pada pelayannya. Sedangkan aku dan Liu Xingsheng sudah terbiasa hidup sendiri dan tidak pernah bergantung pada siapa pun, termasuk keluarga.”“Bukankah Tabib Liu itu orang kaya, ya?” Xi Feng juga mengangguk, “Ayahnya bupati di Nanzhou. Liu Yanran, adik Liu Xingsheng dianugerahi gelar Xianzhu (Putri Kabupaten) setelah ayahnya berjasa mempertahankan Heyang dari suku bar-bar di prefektur selatan Nanzhou.” “Tapi Liu Xingsheng sudah tinggal bersama Biksu Baiyuan sejak usianya lima tahun. Dia mempelajari banyak teknik pengobatan, hingga jimat dan ramalan dari Biksu Baiyuan.” “Sementara Biksu Baiyuan mengadopsi seorang anak perempuan yang usianya lebih tua dari Liu Xingsheng. Anak perempuan itu Ye Yunshang. Kudengar dia sudah tidak diasuh Biksu Baiyuan lagi sejak Liu Xingsheng belajar di sana.”“Lalu aku hanya seorang pengembara Dunia Persilatan yang tak memiliki rumah. Biksu Baiyua

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 157 - Tidak Pernah Satu Pendapat

    Mao Lian mengangguk, “Sepanjang perjalanan, kami berhenti di banyak tempat. Yang pertama kami datangi tepat setelah Ning'er kabur dari Biro Pusat Keamanan adalah Rumah Lianhong.”“Kami mendapatkan kesaksian dari Nona Mu Dan. Yang mengatakan ada seorang pria aneh yang datang tepat saat terjadi kebakaran di Biro Pusat Keamanan.”“Pria itu meminta tolong padanya untuk dipinjamkan surat jalan atas namanya, dia berkata akan pergi ke Tingzhou.” “Lalu kami melakukan perjalanan menuju Tingzhou. Bertemu lima saksi lain yang melihat pria muda, atau wanita paruh baya, bahkan seorang nenek tua yang datang ke tempat-tempat tertentu sesuai perkiraan waktu kami.” “Xi Feng berkata kalau Penyihir Hitam selalu menyamar menjadi orang lain sepanjang jalan. Jadi kami mengikuti petunjuk itu, mencurigai nenek tua, wanita paruh baya, hingga seorang pria muda yang datang di waktu yang sesuai dengan perkiraan kami.”“Ternyata dugaan itu tepat. Nenek tua muncul setelah kami kehilangan wanita paruh baya. Juga

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 156 - Bekas Pertarungan di Gunung Tingzhou

    bab 156Tepat setelah rapat pagi dibubarkan, Jing Xuan kembali ke Istana Guanping untuk menemui dua tamu yang sudah ia undang. Di belakangnya, Mao Lian san Xi Feng tampak mengikuti. Masih memakai pakaian ringkas yang nyaman dikenakan saat bepergian. Sepertinya, mereka berdua langsung bertemu Jing Xuan yang dalam perjalanan menuju Aula Pertemuan untuk rapat pagi. Lalu merundingkan hasil perjalanan mereka bersama beberapa menteri yang terlibat. Sebelum itu, Jing Xuan mengutus bawahannya untuk mengirim pesan pada Shangguan Yan dan Shangguan Zhi untuk membicarakan hasil perundingan itu. Setelah mengetahui identitas asli Ning'er, yang merupakan seorang master bela diri tingkat tinggi dari sebuah sekte terpencil yang misterius bernama Ye Yunshang, yang juga sekaligus seorang Penyihir Hitam yang keberadaannya selalu dipertanyakan, Jing Xuan merasa harus melibatkan orang-orang yang terlibat dengan masa lalunya untuk menggali lebih banyak petunjuk. Seperti mengapa Ye Yunshang memiliki den

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 155 - Kaisar Suka Bergosip

    Matahari telah tenggelam. Kereta kuda itu kembali merangkak di jalanan Ibu Kota. Suasana di dalamnya sangat senyap, Yinlan sibuk memakan kue persik yang dibelinya di kedai itu. “A-Yin.” Jing Xuan memanggilnya dengan suara pelan. Yinlan menjawabnya hanya dengan gumaman. Terlihat sekali tidak ingin diganggu dengan kesenangannya. Jing Xuan menatapnya lamat-lamat. ‘Dia menggemaskan saat sedang lahap makan.’ “Ada apa?” Yinlan balas menatapnya, mulutnya masih penuh dengan kue persik. Jing Xuan mengulas senyum tipis. “Kamu mau pergi ke mana setelah ini?” Yinlan menelan makanannya, “Ke mana lagi? Kita tidak langsung pulang?” “Awalnya memang sepakat pulang setelah matahari tenggelam. Tapi sepanjang sore aku tidak menemanimu keliling ke mana pun. A-Yin, aku minta maaf atas kekacauan yang dibuat adikku. Acara jalan-jalanmu jadi tidak berjalan lancar. Jadi, aku ingin menemanimu di luar lebih lama lagi.” Jing Xuan memasang raut penuh rasa bersalah. Yinlan menyeringai, “Aku s

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 154 - Seorang Pria dan Wanita Opera

    Terlihat, Pangeran Chi berdiri dengan kondisi terkejut. Menyentuh pipinya yang merah, menatap pria tiba-tiba datang menamparnya. “Apa-apaan kau!” Pangeran Chi berseru marah. Matanya membulat sempurna begitu menyadari kalau pria ini adalah kakaknya, Kaisar Kekaisaran Jing. “Ka-Kakak …?” Pangeran Chi bungkam seketika. Wanita opera yang duduk di atas paha Pangeran Chi menundukkan kepala, bahunya bergetar, seolah takut diterkam oleh pria yang dipanggil Kakak oleh pria yang bersamanya. Tanpa mengatakan apa pun, dengan raut wajah menahan marah, Jing Xuan menyeret adiknya keluar dari gedung itu. Nyonya Zhao terlihat bingung kenapa pengusaha dari Yangzhou ini keluar lagi sebelum operanya dimulai. Yinlan bergegas menyusul. Jing Xuan memasukkan Pangeran Chi ke dalam kereta kuda, bersiap menginterogasinya di dalam sana. Saat A-Yao hendak membantu Yinlan naik ke dalam, Yinlan mengangkat tangannya, “Biarkan mereka mengobrol dulu, A-Yao. Lebih baik kita berkeliling di dekat sini sambil men

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 153 - Pengusaha dari Yangzhou

    Beruntung, hari ini Balai Opera Jiulu sedang memiliki opera besar. Orang-orang di pinggir jalan membicarakannya. Bahwa itu adalah karangan Guru Bai Hua dari kelompok opera besar di Kota Qingzhou. Bai Hua datang ke Ibu Kota bersama tiga orang muridnya atas undangan Kekaisaran pada saat acara perayaan tahun baru beberapa hari yang lalu. Tapi insiden itu membuat penampilan mereka dibatalkan begitu saja. Ada banyak warga yang menyayangkan kegagalan itu.Jadi, pengelola Balai Opera Jiulu mengundang mereka untuk tampil atas izin pejabat pemerintah. Biaya pun ditanggung pemerintah untuk menebus pembatalan yang tiba-tiba itu. Mereka dijadwalkan akan tampil sore ini hingga malam hari di panggung opera utama Balai Jiulu. Meski banyak yang menyayangkan karena Shangguan Yan tidak berpartisipasi dalam pertunjukan besar ini, mereka tetap menantikannya dengan antusias. Kereta kuda berhenti di depan Balai Opera Jiulu, A-Yao membuka tirai di pintu, kepalanya melongok ke dalam, “Yang Mulia, apakah

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 152 - Tuan Muda Kaya yang Suka Mabuk-mabukan

    Ketika hari semakin siang, hujan salju berhenti, menyisakan kesiur angin yang dingin menusuk kulit dan langit berwarna abu-abu yang suram. Jing Xuan duduk di dekat jendela, Yinlan berada di pangkuannya. Jing Xuan memeluknya dengan erat, mengusir hawa dingin ini. “A-Yin, apakah kau sungguh tidak merindukan orang tuamu?” Jing Xuan tiba-tiba menceletuk. Memilih untuk membahas hal yang selama ini selalu ia hindari. Yinlan tidak memberikan jawaban, menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jing Xuan, terlihat menghela napas pelan. “Maksudku adalah, kita akan menikah, tapi kau tidak pernah memintaku untuk datang kepada mereka untuk meminta restu. A-Yin, apakah hubunganmu dengan mereka baik-baik saja?” Jing Xuan bertanya lebih lembut. Ia takut pembahasan ini ternyata melukai hati Yinlan. Jika mengingat hubungan Yinlan dengan Qingyan yang memang tidak pernah akur, Jing Xuan tiba-tiba saja menebak kalau Yinlan memang tidak dekat dengan keluarganya. “Jing Xuan …, kamu mengetahuinya lebih ba

DMCA.com Protection Status