Beranda / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 137 - Kebakaran di Istana Mingyue

Share

Bab 137 - Kebakaran di Istana Mingyue

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 12:21:08

Sekarang, semuanya sudah jelas. Tidak ada hal apa pun lagi yang dirahasiakan. Urusan kehamilan itu, sekarang bukankah rahasia lagi.

Yinlan melarang siapa pun menemui dirinya di ruang perawatan Kantor Biro Keamanan. Dia tahu posisinya saat ini masih tersangka pembunuhan.

Dia juga tahu orang-orang di sekitarnya sedang berusaha untuk membersihkan namanya dari tuduhan itu. Yinlan hanya bisa bersabar menunggu, duduk termenung di dalam kamar perawatan di bawah pengawasan petugas Biro, tanoa bisa melakukan apa pun.

Yinlan menghela napas pelan. Melihat langit-langit kamar yang gelap. “Apa yang sedang dilakukan A-Yao saat ini?”

Ya. Gadis itu juga ikut dibawa ke penjara bawah tanah bersamanya kemarin. Mereka ditempatkan dalam sel yang terpisah.

Baru saja Jing Xuan menyuruh seseorang untuk membiarkan A-Yao melihat keadaan Yinlan secara langsung. Jing Xuan tahu, meski Yinlan menolak menemui siapa pun, justru pelayan itu yang paling ingin dia temui sekarang.

Pintu kamar terbuka. “Selir, Nona
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 138 - Kebenaran Masa Lalu

    Api tiba-tiba membumbung tinggi dari Istana Mingyue begitu saja. Melahap segala yang ada di sekitarnya. Para pelayan berlalu-lalang membawa seember air untuk memadamkan api. Petugas Biro Pusat Keamanan yang seharusnya menggeledah tempat itu jadi harus membatalkannya, bahu-membahu bersama Pengawal Kekaisaran untuk memadamkannya. Api menjalar lebih cepat dari yang diperkirakan, seolah sudah ada yang mengendalikannya. Membakar semuanya dengan cepat, mengubah barang-barang menjadi abu dan tak teridentifikasi lagi. Ada sekitar tujuh orang pelayan yang terluka, dibawa dengan buru-buru ke Balai Kesehatan Istana. Api juga melahap sebagian besar Paviliun Hua Rong yang bertetanggaan dengan Istana Mingyue. Shangguan Zhi, Liu Xingsheng dan Shangguan Yan berdiri mematung, menatap tak percaya kekacauan yang terjadi di depan mata mereka. “Seolah ada seseorang yang sudah mengaturnya untuk melenyapkan bukti-bukti.” Liu Xingsheng bergumam pelan. “Bukankah dengan begini, kejahatannya jadi tidak di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 139 - Tersangka Yang Melarikan Diri

    “Dia tidak main-main. Bahkan nekat membakar dua tempat sekaligus demi menghilangkan bukti.” Shangguan Yan berlari bersisian dengan Liu Xingsheng. “Tidak. Justru aku khawatir dia menggunakan kekacauan dalam kebakaran ini untuk melarikan diri. Shangguan Yan, bergegas! Kita bisa memblokir dua jalur utama dari Kantor Biro Pusat Keamanan! Pastikan untuk tidak mencolok!” Liu Xingsheng melompat ke atas kuda, melesat melewati jalur yang berseberangan untuk memblokir jalur dari sisi barat Kantor Biro Pusat Keamanan. Jalur itu terhubung dengan bangunan belakang Biro Pusat Keamanan. Bangunan belakang adalah tempat para tahanan dan pintu masuk menuju penjara bawah tanah. Hanya ada satu jalan menuju pusat kota dari bangunan belakang Biro Pusat Keamanan. Jika Liu Xingsheng menghentikan kudanya di tengah jalan lalu menyusurinya perlahan hingga tiba di lokasi kebakaran, mungkin ada peluang untuk menangkap basah Ning'er jika dia benar-benar melarikan diri dari jalur belakang. Meski ada ratusan sip

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 140 - Benang Kusut Telah Terurai

    Pukul dua belas malam, api di Kantor Biro Pusat Keamanan telah benar-benar padam. Petugas masih hilir mudik memeriksa kerusakan dan barang-barang yang mungkin tertinggal. Shangguan Yan bergabung lagi dengan Liu Xingsheng di Balai Kesehatan Istana beberapa saat setelah ia bertemu Jing Xuan di dalam kebakaran itu. Jing Xuan bilang dia ingin memeriksa ke gedung luar untuk mencari Ning'er. Shangguan Yan yang baru saja dari gedung luar mengatakan kalau Ning'er tidak melarikan diri melalui gedung luar. Saat Shangguan Yan berkata ingin pergi ke Penjara Bawah Tanah, Jing Xuan mengatakan padanya Ning'er sudah tidak ada di sana sejak kebakaran mukai melahap gedung dalam. “Ada mayat petugas yang hangus di lorong paling luar Penjara Bawah Tanah. Aku yakin dia juga dievakuasi bersama tahanan lain. Dia melarikan diri saat sudah tiba di luar penjara bawah tanah.” jawab Jing Xuan. “Jadi, mungkinkah dia melarikan diri lewat jalur belakang?” Shangguan Yan berseru. “Kita harus menanyakannya pada L

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 141 - Panggilan Menyebalkan

    Matahari bersinar cerah pagi ini. Langit bersih tanpa awan, tidak ada butiran salju yang mengambang. Angin sejuk berhembus dalam keheningan. Yinlan membuka matanya, menyipit beradaptasi dengan cahaya yang ada. Dia melihat ke atap, lalu pandangannya jatuh pada pemuda yang tertidur di tepi ranjangnya. Senyumnya terukir indah. Menatap Jing Xuan yang tidur kelelahan setelah menjaganya semalaman. Yinlan menghela napas pelan, ‘Kau menjagaku seolah-olah kau masih mencintaiku, Jing Xuan.’Yinlan beringsut duduk, menarik selimutnya dan memberikannya pada Jing Xuan, dia ingin menyelimutinya dengan rapat. Tapi sentuhan yang sedikit itu justru membuat Jing Xuan terbangun. Yinlan tersenyum kikuk saat tertangkap basah oleh Jing Xuan sedang menyelimutinya. “Apakah aku mengganggu tidurmu?” Yinlan bertanya pendek. Jing Xuan tersenyum, menggeleng. Kemudian beranjak duduk di tepi ranjang, “Bagaimana keadaanmu?” “Aku baik-baik saja.” Yinlan menjawab. “A-Yin, kau sudah bebas sekarang. Tuduhanmu ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 142 - Yang Mulia Bukan Orang Baik

    Saat siang hari, Yinlan memutuskan untuk tidak lagi hanya berbaring di ranjang kamar perawatan Balai Kesehatan Istana. Dia meminta A-Yao untuk menemaninya berjalan-jalan sebentar. A-Yao menawarkan padang agar memakai tandu saja, tapi Yinlan menolak. “Aku ingin jalan-jalan, A-Yao. Bukan keliling naik tandu. Itu dua hal yang berbeda.” A-Yao cemberut mendengar kalimat yang menyebalkan itu, seolah-olah pertama kalinya Yinlan mengomelinya seperti itu. A-Yao tersenyum kemudian, “Ternyata aku merindukan mulut cerewetmu, Selir.” Yinlan menyeringai. Langkah kaki membawanya ke Halaman Timur. Balai Kesehatan Istana tidak jauh dari Aula Pertemuan, tempat biasanya Jing Xuan menggelar rapat rutin setiap pagi. Siang ini, Jing Xuan berkata ingin memeriksa perkembangan pembenahan Istana Guangping yang sudah hampir selesai sebelum meninggalkannya di Balai Kesehatan Istana. Dia berpesan seribu kali kepada A-Yao dan Zhu Yan agar tidak meninggalkan Yinlan sendirian dan meminta mereka selalu sigap se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 143 - Permata Berharga

    Di sela-sela keributan jalan-jalan itu, seorang kasim mendekat, membungkuk takzim di depan Yinlan, kemudian berkata dengan sopan. “Yang Mulia Permaisuri, Nona Kedua Shangguan meminta untuk bertemu denganmu.” A-Yao dan Zhu Yan berkedip, memasang wajah bingung menatap kasim yang tiba-tiba memanggil majikannya dengan sebutan Permaisuri itu. “Minta dia untuk datang ke taman depan Paviliun Longwei, aku akan segera ke sana.” Yinlan mengangguk ramah. “Baik, Yang Mulia.” Kasim itu kembali bekerja setelah menyampaikan kedatangan Shangguan Zhi padanya. A-Yao menatap tak berkedip saat kasim itu menjauh, “Omong-omong, sejak kapan?” Yinlan tertawa kecil, “Tadi pagi, saat memeriksaku, Tabib Senior Pei juga mengatakan demikian.” “Permaisuri?” A-Yao menatap tak percaya, “Bukankah penobatannya masih lama lagi?” Yinlan mengangkat bahu. Saat itulah, Zhu Yan menimpuk tengkuk A-Yao dengan telapak tangannya, melotot, “Kau ini bagaimana? Sekarang kan, Selir sudah satu-satunya istri Yang Mulia. Bahk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 144 - Mari Kita Menikah

    Malam harinya, Jing Xuan menjemput Yinlan sendiri di taman Paviliun Longwei saat masih sibuk mengobrol berdua dengan Shangguan Zhi. “Istriku, mari kita pulang.” Jing Xuan mendekat. Yinlan mengangguk dan tersenyum, dia menatap Shangguan Zhi, “Ternyata sudah malam, Shangguan Zhi. Aku bahkan lupa apa saja yang sudah kita bahas beberapa jam terakhir.” Dia tertawa. Shangguan Zhi mengangguk, “Kita masih bisa sering bertemu, kan, Yang Mulia?” Shangguan Zhi merasa berat hati berpisah darinya. Yinlan tersenyum, “Tentu saja, kapan pun kau bisa menemuiku, aku akan selalu datang padamu.” “Benarkah?” Shangguan Zhi membulatkan mata, penuh semangat. “Tentu saja, Shangguan Zhi. Lagi pula, kau masih berutang banyak uang padaku, bukan? Hasil penjualan resep obatku satu bulan terakhir, kau belum membayarnya.” Yinlan berbisik pelan. Shangguan Zhi berkedip beberapa kali, “Yang Mulia, aku benar-benar lupa! Maafkan aku! Aku akan membawa uang bulan kemarin besok pagi juga. Aku berjanji!” Yinlan terta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 145 - Persiapan Mengunjungi Ibu Suri

    Ketika Jing Xuan sudah sibuk berkutat dengan pekerjaannya di ruang bacanya yang baru, Yinlan berinisiatif membuatkannya sup buah hangat untuk menghangatkan perut. Dia masuk ke dalam ruangan itu saat Jing Xuan sedang mendiskusikan hal penting dengan salah satu pejabatnya. Jing Xuan tersenyum saat melihatnya masuk. Dia menutup dokumennya. “Kita lanjutkan besok pagi di Aula Pertemuan.” Pria paruh baya yang memakai seragam merah khas menteri itu membungkuk takzim, meninggalkan ruang baca dengan segenap kesopanan. Tak lupa membungkuk juga saat berpapasan dengan Yinlan yang memasuki ruang baca. Yinlan tersenyum lebar, membawa nampan berisi sup buah hangat buatannya. Dia meletakkannya di samping meja, kemudian duduk di hadapan Jing Xuan yang sibuk membereskan pekerjaannya. “Seharusnya lanjutkan saja.” Yinlan menceletuk. Jing Xuan mengangkat kepala, menatapnya, “Istriku datang, tidak mungkin aku hanya berkutat dengan pekerjaan.” “Sudah kubilang, kita belum resmi jadi suami istri, kan?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Special Chapter : Sudah Tahu Cara Melindungi Wanita

    Istana Guangping menjadi sangat ramai lima tahun ke depan. Dua orang anak yang terlihat sangat mirip setiap hari berlarian di halamannya, saling mengejar, saling mencoba menjatuhkan. Satu anak adalah perempuan, dia memegang pedang kayu dan terus mengarahkannya pada si anak laki-laki sambil berkata, “Berhenti, penjahat!” Semenatra yang laki-laki tertawa riang, terus berkata bahwa si anak perempuan tidak akan bisa menangkapnya. Di dalam istana, Yinlan sedang sibuk menatap sejumlah tusuk rambut di atas meja. Bingung memilih mau pakai yang mana. “Bagaimana dengan ini?” Jing Xuan menunjukkan tusuk konde yang berwarna perak dengan batu giok putih yang indah. Yinlan menggeleng, “Aku rasa aku sudah memakai itu kemarin lusa.” “Tidak apa, pakai lagi saja.” Jing Xuan menguap, sudah satu jam dia berdiri di depan meja rias Yinlan, dan gadis itu masih belum menentukan akan memakai apa. “Aku pakai ini saja lah.” Yinlan mengambil tusuk rambut bunga rong yang pernah Jing Xuan berikan padanya du

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 223 (END) - Wanita Paling Beruntung

    A-Yao tampak kerepotan, menerima sejumlah hadiah dari tamu-tamu luar Ibukota yang menghadiri pernikahan terbesar di seluruh Kekaisaran Jing ini. “A-Yao, sampaikan ucapan selamatku pada Permaisuri, ya?” terlihat Nona Kelima Jiang tersenyum ramah sambil menyerahkan sebuah kotak kayu besar. A-Yao mengangguk sambil tersenyum, “Terima kasih sudah datang.” Mao Lian berdiri di dekat pintu sambil menatapnya dengan tatapan remeh, “Kau tampak sibuk, A-Yao.” A-Yao mendengus sambil menatap tajam ke arahnya, “Dari pada diam menjadi pagar seperti itu, lebih baik kau membantuku.” Mao Lian terkekeh lalu menghampirinya. Sebelum mulai membantu, dia mendekatkan mulutnya ke telinga A-Yao dan berbisik, “Baru saja Yang Mulia memberkati pernikahan untukku, A-Yao. Apakah kau terkejut?” A-Yao terdiam kaku, matanya membulat sempurna, berkedip beberapa kali. “Be-benarkah? Bagaimana mungkin,” A-Yao menyeringai tipis, mencoba mengendalikan perasaannya yang tidak karuan. Dia membatin, ‘Diberkati pernikahan?

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 222 - Lebih Dari Teman

    Yinlan merebahkan tubuhnya di ranjang, Jing Xuan menjadikan pahanya sebagai bantal. Tangannya bergerak mengusap pelan helai rambut panjangnya. Aroma wangi ini, Jing Xuan sangat merindukannya. Sejak baru tiba sore lalu, Yinlan sama sekali tak mau melepaskannya. Dia selalu tersenyum dan berkata harus selalu bersama untuk menebus hari-hari saat berpisah. “A-Yin, berapa bulan lagi sampai hari kelahirannya?” tanya Jing Xuan, memecah keheningan. “Hm …,” Yinlan berpikir sejenak, “Ini sudah lama memasuki bulan ke-tujuh. Sebentar lagi bulan ke-delapan.” “Sebentar lagi, ya ….” Jing Xuan menghela napas, “Tapi dua bulan lagi sangat lama.”“Jika melewatinya bersama-sama, harusnya tidak terlalu lama.” Yinlan tersenyum lebar sampai matanya menyipit. “A-Yin, aku tidak bisa menepati janjiku untuk menikahimu di ujung musim dingin.” Jing Xuan menunduk merasa bersalah. Yinlan menepuk punggung tangannya, “Kita menikah di awal musim semi saja. Bukankah itu bagus?” “Apakah menurutmu begitu?” Yinlan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 221 - Papan Arwah Istri Tercinta

    Dua minggu kemudian. Kabar mengenai kepulangan Jing Xuan telah tiba di Istana. Semua orang menyambutnya di depan gerbang istana, termasuk Yinlan dan Ibu Suri. Kabar peperangan dengan Negara Shang yang mendadak itu juga telah sampai di Ibukota sejak dua minggu lalu. Para warga merasa bersyukur saat tahu sang Kaisar berada di sana untuk meredakan kekacauan. Kini, mereka sudah berkumpul di tepian jalan untuk menyambut Kaisar mereka. Melempar bunga dengan wajah tersenyum lebar, sambil memanjatkan do’a dan pujian untuk pahlawan nomor satu itu. Jing Xuan hanya menaiki seekor kuda hitam, tidak ada tandu atau kereta kuda yang mewah yang menemaninya. Di belakangnya hanya ada dua orang tabib, dan sepuluh orang prajurit yang mengantar kepergiannya. Itu sungguh hanya kepulangan sederhana yang tidak disiapkan secara khusus. Namun semua orang justru merasa senang untuknya dan mengucapkan beribu-ribu kata syukur. Jing Xuan juga secara khusus turun dari kudanya dan menggendong anak-anak usia tig

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 220 - Tanah dari Kampung Halaman

    Kamp Militer Perbatasan Utara. Jing Xuan duduk tegak di kursi, wajahnya sangat serius. Dia sedang membaca sebuah buku. Buku medis kuno yang Shangguan Yan bawa dari ruang bawah tanah beracun milik Ye Qing di Tingzhou. Dalam buku itu, tertulis bahwa Teratai Hitam bukanlah racun. Melainkan sejenis obat mujarab yang bisa membentuk ketangguhan fisik luar biasa, obat yang bisa menetralisir semua jenis racun yang tumbuh di dunia ini. Obat itu memberikan efek samping yang cukup kejam bagi pemakainya. Semua gejala menyakitkan yang Yinlan alami setiap bulan itu adalah efek sampingnya. Dan selamanya tidak bisa dihilangkan. Dalam setiap bulan, akan selalu ada hari di mana tubuh itu sendiri tiba di titik terlemahnya. Jing Xuan menggeram, “Kenapa aku tidak mengalami siklus bulanan ini juga? Padahal aku jelas-jelas meminumnya, kan?” Xi Feng menghela napas, “Yang Mulia, Teratai Hitam yang kau minum itu hanya semangkuk penawar racun saja, bukan lagi jenis obat yang sama. Permaisuri meminum selur

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 219 - Ibu Yang Tidak Layak

    Satu minggu kemudian, Selir Agung Qin ditemukan di Prefektur Barat Ibukota. Jubah kekaisarannya entah hilang ke mana, semua perhiasan emas yang melekat di tubuhnya juga telah raib. Pangeran Ming menggunakan kereta kuda untuk membawanya kembali ke Istana. Sepanjang perjalanan, Selir Agung tidak mengeluarkan sepatah kata pun meski Pangeran Ming berada tepat di depannya. Pangeran Ming tidak berharap wanita itu akan bertanya tentang kenapa dia ditangkap, atau mau membawanya ke mana. Dia berpikir wanita ini akan menanyakan keadaan putranya. Namun keduanya sama sekali tidak terdengar keluar dari mulutnya. Pangeran Ming menghela napas, dia mengeluarkan sapu tangan dengan bordir lambang Keluarga Jing miliknya. Lalu dia meletakkannya di atas paha Selir Agung dan berkata, “Sekalah kotoran di wajahmu. Haoyu tidak akan suka melihatnya.” Selir Agung tersenyum tipis, “Aku bahkan tidak pantas mengambil barang milik Keluarga Jing kalian.”“Memang benar …, lagi pula, untuk apa kau memedulikan pen

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 218 - Satu-satunya Keluarga

    Yu adalah marga sebenarnya Selir Agung Qin. Pangeran Ming menatap punggungnya, “Ibumu bahkan tidak memedulikan nasibmu, Haoyu.” Ruangan penjara itu semakin senyap, Pangeran Chi mengangkat kepala, lantas terkekeh pelan, “Kau tidak berhak menilai hubungan ibu dan anak di antara kami, Jing Tian.”“Satu hari setelah tindakan bodohmu, aku terus mencari keberadaan Selir Agung Qin di mana pun. Dia melarikan diri, bersembunyi di suatu tempat menunggu kesempatan pergi dari Ibukota yang sudah seperti neraka baginya ini. Tanpa memedulikan putranya.” Pangeran Ming diam sejenak. Dia menunggu Pangeran Chi berbalik dan menatapnya sebelum dia melanjutkan perkataan yang kian lama semakin menyakitkan itu. Namun Pangeran Chi tidak sebaik hati itu untuk mendengarkan penjelasannya. Dia tampak tidak begitu peduli dengan apa yang ibunya lakukan padanya. “Jing Haoyu.” Pangeran Ming menggeram dengan tangan mengepal. “Apa? Kau mau berkata bahwa aku ditelantarkan? Hah, kau juga tidak berhak.” Pangeran Mi

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 217 - Margaku Sekarang Adalah Yu

    Pangeran Ming menutup rapat pintu Istana Guangping, sebelum meninggalkan tempat itu, dia menghela napas pelan. “Yang Mulia, Biro Pusat Keamanan dan Kementerian Hukum sudah menunggu.” pengawalnya melaporkan. “Ada berapa orang yang terlibat dalam pemberontakan itu?” tanya Pangeran Ming, langkahnya dengan cepat meninggalkan Istana Guangping. “Kementerian Ritus dan Adipati Wei terlibat. Mereka bersekongkol mengadakan pernikahan palsu agar Tuan Muda Wei tidak dicurigai. Dia yang membantu Pangeran Chi menculik Tuan Muda Ouyang dari Suzhou untuk dicuri identitasnya.” “Nona Kelima Jiang mengalami depresi karena pernikahannya ternyata tidak sungguh-sungguh. Selir Agung Qin melarikan diri. Sementara waktu, dia mungkin masih berada di Ibukota karena semua gerbang telah ditutup sejak hari pemberontakan.” Pangeran Ming mengangguk-angguk, menerima semua laporan itu dengan cepat. “Jangan pernah membuka gerbang itu sebelum Selir Agung ditemukan. Berikan kompensasi atas kerugian yang dialami Nona

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 216 - Penyesalan

    BRUK! Jing Xuan meringis, tersungkur beberapa meter dari lokasi pertarungan. Pedangnya terlepas dari genggaman, berkelontang. Dia kembali berdiri dengan tubuh bergetar. Tangannya bergerak menyeka ujung bibir yang masih menyisakan jejak darah. Sudah lama dia tidak mengeluarkan banyak kekuatan. Tubuhnya terkejut menerima hantaman demi hantaman, terlebih, Ye Qing lebih berpengalaman, jelas lebih kuat berkali-kali lipat darinya. Jing Xuan memungut pedangnya. Memasang kuda-kuda kokoh, dia harus bisa segera mengakhirinya. Seseorang masih menunggunya dengan cemas. Shangguan Yan berteriak kencang, tubuhnya melesat cepat, melompat ke udara dengan Pedang Baijiu yang sudah berlumuran darah meski belum membunuh satu orang pun. Ye Qing mendengus, “Bocah merepotkan. Pergi kau ke neraka!” Shangguan Yan menyeringai, Liu Xingsheng melemparkan tombak Jing Xuan yang sebelumnya dibuang oleh Ye Qing. Dengan langkah halus, Shangguan Yan menjejakkan kakinya pada tombak yang masih melesat itu. Tangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status