Beranda / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 127 - Pembicaraan yang Dirahasiakan

Share

Bab 127 - Pembicaraan yang Dirahasiakan

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-07 12:57:08

Tiba di Istana pada pukul delapan malam, Zhu Yan langsung mematuhi perintah Yinlan untuk membawa bunga itu kepada Xi Feng.

Sementara A-Yao membawa Yinlan kembali ke kamarnya untuk beristirahat. A-Yao semakin khawatir karena Yinlan tidak mengeluhkan apa pun padahal tubuhnya terlihat sangat lemah.

A-Yao memberanikan diri bertanya, “Selir …, apakah kau yakin baik-baik saja? Semakin hari, tubuhmu seperti semakin lemah. Aku takut tubuhmu tidak bisa menahan reaksi Teratai Hitam jika kau memaksa mengonsumsinya.”

Yinlan mengulas senyum tipis dengan mata masih terpejam, “Bodoh, A-Yao. Racun itu tidak akan membunuhku. Ia akan langsung bercampur dengan darahku begitu aku menelannya. Mungkin saja, tubuhku semakin kuat setelah membuatnya bercampur dengan darahku, kan?”

A-Yao menunduk, “Bercandamu tidak lucu Selir.”

“Sudahlah, kau seharusnya bangga padaku. Aku berhasil menemukan satu-satunya sumber kehidupan Yang Mulia.”

“Tapi percuma karena dia tidak akan melihat ketulusanmu ini, Selir. Kau b
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 128 - Denyut Nadi Yang Lain

    Esok pagi, Xi Feng berada di kamar Yinlan bersama Liu Xingsheng. Xi Feng memegang cawan berisi cairan hitam yang jernih. Yinlan duduk di tepi ranjangnya, raut wajahnya terlihat lebih baik dari kemarin. A-Yao duduk di sampingnya, menemani segenap hati. “Aku sudah memberitahu semua hal tentang dupa pemikat itu pada Yang Mulia, Selir.” Xi Feng meletakkan mangkuk berisi racun itu di meja kecil samping tempat tidur. “Aku juga sudah memberikan kantong wewangian dari Shangguan Zhi kepada Yang Mulia. Sekarang Yang Mulia sudah tahu kalau dupa itu dicampuri akonit. Yang menyebabkan nyeri hebat di jantung dan memicu racunnya terbangun.” Yinlan menatap Xi Feng tidak percaya, ia tersenyum kecil, “Kau mengakui semuanya terlalu dini, Xi Feng.” “Tidak. Justru itu waktu yang sangat tepat.” Liu Xingsheng menyela. “Kau akan tahu siapa yang menjadi pemenang dalam perselisihanmu tiga hari kemudian.” Xi Feng menghela napas pelan, “Aku justru mengkhawatirkan hal lain. Ning'er belum juga kembali sejak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 129 - Kerinduan Terhadap Uang

    Tiga hari kemudian, perayaan tahun baru akhirnya datang. Yinlan sudah mengenakan pakaian berwarna ungu gelap dengan brokat hitam yang elegan dan kuno. Dia menghiasi kepalanya dengan perhiasan perak. Tak melupakan tusuk rambut Bunga Rong yang pernah diberikan Jing Xuan padanya. Menurutnya, tusuk rambut itu adalah saksi bisu dari rasa cinta Jing Xuan padanya. Tanpa tusuk rambut itu, Yinlan tidak akan mengetahui seperti apa sebenarnya perasaan Jing Xuan itu. Yinlan menunduk, suasana hatinya bercampur aduk antara antusias dan murung. Di hadapannya, sebuah mangkuk kosong dan belati telah menunggu. Yinlan teringat dengan jelas tiga hari yang lalu saat ia menelan Teratai Hitam. Xi Feng mengatakan bahwa dirinya sedang hamil. Setelah mengingat kejanggalan pada tubuhnya beberapa minggu sebelumnya, Yinlan akhirnya memercayai kenyataan yang sebenarnya telah dia duga sejak lama. Saat itu, Liu Xingsheng keberatan dan meminta Yinlan langsung memuntahkan racun yang baru saja ditelannya. Tapi t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 130 - Tidak Lagi Terkesan

    Ning'er berjalan terhuyung-huyung keluar dari hutan. Dia bersandar pada pohon agar tidak tersungkur jatuh.Napasnya menderu dengan luka di sekujur tubuh, menatap gerbang Ibu Kota di kejauhan. Sekarang pukul sembilan pagi, aktivitas di gerbang sangat sibuk karena banyak pengunjung dari kota lain yang datang untuk merayakan tahun baru di Ibukota. Ning'er yakin bisa menyelinap di antara orang-orang itu dan masuk tanpa disadari pengawal gerbang. Ning'er menyeka darah yang masih mengalir dari kepalanya. Pakaiannya robek-robek dan dipenuhi noda darah. Karena beberapa hari yang lalu, dia bertarung dengan Ying Deng di Kota Tingzhou. Tepat setelah Shangguan Yan dan Shangguan Zhi meninggalkannya, Ying Deng menyadari kalau Penyihir Hitam masih mengikuti mereka. Ying Deng membongkar identitasnya dan bertarung dengannya selama hampir satu hari. Ning'er mendengus, menyadari tidak ada pengunjung yang bisa dia manfaatkan. “Ini salah wanita buta itu. Aku jadi terlambat dan pulang dalam keadaan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar    Bab 131 - Pakaian Kasar Dan Tubuh Penuh Luka

    Lima jam sebelum perayaan tahun baru. Seluruh Ibu Kota sangat ramai. Berbagai macam acara sedang dipersiapkan. Penjual kue dan beragam oleh-oleh lain berjejer rapi di tepi jalan. Balai Opera Jiulu membuka panggung besar di halaman. Restoran Wanyu menyediakan hiburan malam yang memanjakan mata. Rumah Hiburan terbuka bagi siapa saja. Orang-orang berlalu-lalang dengan senyuman menghiasi wajah. Memeriahkan momen satu tahun sekali ini. Sama halnya dengan Shangguan Yan dan Shangguan Zhi yang baru saja tiba di Ibu Kota.Mata yang berbinar dan suasana hati yang cerah. Guguran salju yang menyempurnakan momen ini. Shangguan Zhi mengentakkan tali kekang kuda, senyumnya tampak lebar, “Bergegas, Kak!” Shangguan Yan mendengus malas, “Lagi pula istananya tidak akan pergi ke mana-mana dan perayaan masih lima jam lagi. Kau punya waktu empat jam untuk bersiap-siap di rumah, untuk apa begitu buru-buru?” “Habisnya, kudengar Selir sudah menemukan penawarnya dan sudah memberikannya pada Kaisar! Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 132 - Saksi Bisu

    Ning'er memasuki kamar Permaisuri. Langkahnya sedikit terseok-seok dan dia menjatuhkan lututnya di belakang Permaisuri. “Yang Mulia, Hamba sudah kembali.” Ning'er memberi salam. “Apa yang kau dapatkan?” Permaisuri bertanya padanya, dia tetap duduk di meja rias dan masih membelakanginya. Ning'er menundukkan kepala, “Hamba berhasil menghentikan mereka mendapatkan penawarnya. Tapi Hamba tidak berhasil menemukannya.” Permaisuri terkekeh, “Tentu saja …, kau tidak pernah berharap ada orang lain yang menemukannya selain kau. Dan meski pun kau benar-benar menemukannya, kau akan menghancurkannya dan berkata padaku kalau kau tidak menemukannya, seolah-olah barang itu memang tidak pernah ada.” Ning'er terdiam seribu bahasa, dia menautkan alisnya, menatap tajam punggung Permaisuri yang belum juga berbalik untuk menatapnya dengan sorot sombong itu. “Lalu …, apakah kau mengetahui sesuatu yang tidak pernah kuketahui?” Permaisuri menggenggam kotak dupa yang ada di depannya. “Yang Mulia …,” Nin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bah 133 - Selir Membunuh Permaisuri

    Malam perayaan tahun baru. Seluruh Istana sangat sibuk. Puluhan menu makanan dihidangkan, ratusan piring memenuhi meja, tamu berdatangan sejak satu jam yang lalu. Permaisuri duduk diam di tempatnya dengan gaun merah muda yang pucat itu. Yinlan duduk di samping kiri, A-Yao menemaninya, berdiri di belakang dengan wajah ramah. Zhu Yan membantu pelayan lain menyiapkan banyak hal yang belum selesai. Shangguan Zhi sedang mengobrol bersama beberapa wanita keluarga kaya yang menghadiri perayaan di istana. Dia cukup dekat dengan beberapa orang. Di sisi lain, Xi Feng sudah kembali dari keperluannya di luar Istana. Liu Xingsheng mengomelinya karena terlalu lama pergi. Kemudian, keduanya menyelinap diam-diam menuju ke Balai Kesehatan Istana untuk bersembunyi sementara waktu. Xi Feng belum pernah menampakkan dirinya lagi sejak insiden penyerangan di dapur obat malam itu. Dia menyusup masuk lewat Paviliun Hua Rong yang sudah disiapkan olehnya sendiri, Liu Xingsheng menunggu kedatangannya sejak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 134 - Tersangka Yang Lain

    Ning'er terdiam membeku, tangannya terkepal erat, kepalanya menunduk, entah apa yang sedang dipikirkan olehnya begitu mengetahui Kaisar sudah menyadari segala tindak kejahatannya. Di pintu aula, Liu Xingsheng berdiri berdampingan dengan Xi Feng yang tidak melakukan penyamaran apa pun. Zhu Yan berdiri di depan keduanya, menyadari kalau Kaisar sudah membongkar kejahatan Ning'er dan tidak Yinlan sudah tidak ada di sana. “Tuan Muda, mungkinkah Selir sudah —”“Tidak, Zhu Yan. Selir hanya ditahan di penjara bawah tanah. Yang Mulia tidak mungkin langsung mengeksekusinya di tempat.” Liu Xingsheng memotong kekhawatirannya. “Aku justru mengkhawatirkan hal lain.” Liu Xingsheng menatap situasi di depannya dengan serius. “Bagaimana jika Penyihir Hitam itu mengamuk di aula ini? Semua orang mungkin akan mati. Aku tidak mengerti motifnya apa. Sepertinya dia mengharapkan untuk mencabut nyawa Kaisar secepatnya.” Xi Feng menyahut. “Lalu, ba-bagaimana cara kita menghentikannya?” Zhu Yan bertanya den

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 135 - Masih Belum Ingin Mati

    Jing Xuan berjalan dengan langkah mantap, di belakangnya, dua orang petugas Biro Keamanan menemaninya. Lentera kecil salam genggaman, menerangi lorong setapak yang gelap dan lembap di depannya.Penjara bawah tanah ini berada di bawah kantor pusat Biro Keamanan Ibu Kota. Yinlan ditahan di tempat ini dan menunggu interogasi. Tidak. Dia mungkin akan langsung dieksekusi begitu Jing Xuan melayangkan perintahnya. Setelah memasuki lorong yang lebih besar, sel-sel penjara mulai terlihat satu-persatu, dalam satu sel, ada yang dihuni dua sampai empat orang, ada yang hanya berisi satu orang dengan rantai besar yang membelenggu tangan dan kaki. Kedatangan Jing Xuan dalam penjara yang gelap dan senyap itu jelas membuat para terpidana itu saling berbisik ingin tahu. “Beberapa saat lalu, bukankah ada wanita yang diseret ke salah satu sel kosong di bagian dalam? Melihat dari pakaiannya yang mewah, seharusnya dia selir atau semacamnya,” salah seorang tahanan berbisik pada temannya. Temannya menya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11

Bab terbaru

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Special Chapter : Sudah Tahu Cara Melindungi Wanita

    Istana Guangping menjadi sangat ramai lima tahun ke depan. Dua orang anak yang terlihat sangat mirip setiap hari berlarian di halamannya, saling mengejar, saling mencoba menjatuhkan. Satu anak adalah perempuan, dia memegang pedang kayu dan terus mengarahkannya pada si anak laki-laki sambil berkata, “Berhenti, penjahat!” Semenatra yang laki-laki tertawa riang, terus berkata bahwa si anak perempuan tidak akan bisa menangkapnya. Di dalam istana, Yinlan sedang sibuk menatap sejumlah tusuk rambut di atas meja. Bingung memilih mau pakai yang mana. “Bagaimana dengan ini?” Jing Xuan menunjukkan tusuk konde yang berwarna perak dengan batu giok putih yang indah. Yinlan menggeleng, “Aku rasa aku sudah memakai itu kemarin lusa.” “Tidak apa, pakai lagi saja.” Jing Xuan menguap, sudah satu jam dia berdiri di depan meja rias Yinlan, dan gadis itu masih belum menentukan akan memakai apa. “Aku pakai ini saja lah.” Yinlan mengambil tusuk rambut bunga rong yang pernah Jing Xuan berikan padanya du

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 223 (END) - Wanita Paling Beruntung

    A-Yao tampak kerepotan, menerima sejumlah hadiah dari tamu-tamu luar Ibukota yang menghadiri pernikahan terbesar di seluruh Kekaisaran Jing ini. “A-Yao, sampaikan ucapan selamatku pada Permaisuri, ya?” terlihat Nona Kelima Jiang tersenyum ramah sambil menyerahkan sebuah kotak kayu besar. A-Yao mengangguk sambil tersenyum, “Terima kasih sudah datang.” Mao Lian berdiri di dekat pintu sambil menatapnya dengan tatapan remeh, “Kau tampak sibuk, A-Yao.” A-Yao mendengus sambil menatap tajam ke arahnya, “Dari pada diam menjadi pagar seperti itu, lebih baik kau membantuku.” Mao Lian terkekeh lalu menghampirinya. Sebelum mulai membantu, dia mendekatkan mulutnya ke telinga A-Yao dan berbisik, “Baru saja Yang Mulia memberkati pernikahan untukku, A-Yao. Apakah kau terkejut?” A-Yao terdiam kaku, matanya membulat sempurna, berkedip beberapa kali. “Be-benarkah? Bagaimana mungkin,” A-Yao menyeringai tipis, mencoba mengendalikan perasaannya yang tidak karuan. Dia membatin, ‘Diberkati pernikahan?

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 222 - Lebih Dari Teman

    Yinlan merebahkan tubuhnya di ranjang, Jing Xuan menjadikan pahanya sebagai bantal. Tangannya bergerak mengusap pelan helai rambut panjangnya. Aroma wangi ini, Jing Xuan sangat merindukannya. Sejak baru tiba sore lalu, Yinlan sama sekali tak mau melepaskannya. Dia selalu tersenyum dan berkata harus selalu bersama untuk menebus hari-hari saat berpisah. “A-Yin, berapa bulan lagi sampai hari kelahirannya?” tanya Jing Xuan, memecah keheningan. “Hm …,” Yinlan berpikir sejenak, “Ini sudah lama memasuki bulan ke-tujuh. Sebentar lagi bulan ke-delapan.” “Sebentar lagi, ya ….” Jing Xuan menghela napas, “Tapi dua bulan lagi sangat lama.”“Jika melewatinya bersama-sama, harusnya tidak terlalu lama.” Yinlan tersenyum lebar sampai matanya menyipit. “A-Yin, aku tidak bisa menepati janjiku untuk menikahimu di ujung musim dingin.” Jing Xuan menunduk merasa bersalah. Yinlan menepuk punggung tangannya, “Kita menikah di awal musim semi saja. Bukankah itu bagus?” “Apakah menurutmu begitu?” Yinlan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 221 - Papan Arwah Istri Tercinta

    Dua minggu kemudian. Kabar mengenai kepulangan Jing Xuan telah tiba di Istana. Semua orang menyambutnya di depan gerbang istana, termasuk Yinlan dan Ibu Suri. Kabar peperangan dengan Negara Shang yang mendadak itu juga telah sampai di Ibukota sejak dua minggu lalu. Para warga merasa bersyukur saat tahu sang Kaisar berada di sana untuk meredakan kekacauan. Kini, mereka sudah berkumpul di tepian jalan untuk menyambut Kaisar mereka. Melempar bunga dengan wajah tersenyum lebar, sambil memanjatkan do’a dan pujian untuk pahlawan nomor satu itu. Jing Xuan hanya menaiki seekor kuda hitam, tidak ada tandu atau kereta kuda yang mewah yang menemaninya. Di belakangnya hanya ada dua orang tabib, dan sepuluh orang prajurit yang mengantar kepergiannya. Itu sungguh hanya kepulangan sederhana yang tidak disiapkan secara khusus. Namun semua orang justru merasa senang untuknya dan mengucapkan beribu-ribu kata syukur. Jing Xuan juga secara khusus turun dari kudanya dan menggendong anak-anak usia tig

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 220 - Tanah dari Kampung Halaman

    Kamp Militer Perbatasan Utara. Jing Xuan duduk tegak di kursi, wajahnya sangat serius. Dia sedang membaca sebuah buku. Buku medis kuno yang Shangguan Yan bawa dari ruang bawah tanah beracun milik Ye Qing di Tingzhou. Dalam buku itu, tertulis bahwa Teratai Hitam bukanlah racun. Melainkan sejenis obat mujarab yang bisa membentuk ketangguhan fisik luar biasa, obat yang bisa menetralisir semua jenis racun yang tumbuh di dunia ini. Obat itu memberikan efek samping yang cukup kejam bagi pemakainya. Semua gejala menyakitkan yang Yinlan alami setiap bulan itu adalah efek sampingnya. Dan selamanya tidak bisa dihilangkan. Dalam setiap bulan, akan selalu ada hari di mana tubuh itu sendiri tiba di titik terlemahnya. Jing Xuan menggeram, “Kenapa aku tidak mengalami siklus bulanan ini juga? Padahal aku jelas-jelas meminumnya, kan?” Xi Feng menghela napas, “Yang Mulia, Teratai Hitam yang kau minum itu hanya semangkuk penawar racun saja, bukan lagi jenis obat yang sama. Permaisuri meminum selur

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 219 - Ibu Yang Tidak Layak

    Satu minggu kemudian, Selir Agung Qin ditemukan di Prefektur Barat Ibukota. Jubah kekaisarannya entah hilang ke mana, semua perhiasan emas yang melekat di tubuhnya juga telah raib. Pangeran Ming menggunakan kereta kuda untuk membawanya kembali ke Istana. Sepanjang perjalanan, Selir Agung tidak mengeluarkan sepatah kata pun meski Pangeran Ming berada tepat di depannya. Pangeran Ming tidak berharap wanita itu akan bertanya tentang kenapa dia ditangkap, atau mau membawanya ke mana. Dia berpikir wanita ini akan menanyakan keadaan putranya. Namun keduanya sama sekali tidak terdengar keluar dari mulutnya. Pangeran Ming menghela napas, dia mengeluarkan sapu tangan dengan bordir lambang Keluarga Jing miliknya. Lalu dia meletakkannya di atas paha Selir Agung dan berkata, “Sekalah kotoran di wajahmu. Haoyu tidak akan suka melihatnya.” Selir Agung tersenyum tipis, “Aku bahkan tidak pantas mengambil barang milik Keluarga Jing kalian.”“Memang benar …, lagi pula, untuk apa kau memedulikan pen

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 218 - Satu-satunya Keluarga

    Yu adalah marga sebenarnya Selir Agung Qin. Pangeran Ming menatap punggungnya, “Ibumu bahkan tidak memedulikan nasibmu, Haoyu.” Ruangan penjara itu semakin senyap, Pangeran Chi mengangkat kepala, lantas terkekeh pelan, “Kau tidak berhak menilai hubungan ibu dan anak di antara kami, Jing Tian.”“Satu hari setelah tindakan bodohmu, aku terus mencari keberadaan Selir Agung Qin di mana pun. Dia melarikan diri, bersembunyi di suatu tempat menunggu kesempatan pergi dari Ibukota yang sudah seperti neraka baginya ini. Tanpa memedulikan putranya.” Pangeran Ming diam sejenak. Dia menunggu Pangeran Chi berbalik dan menatapnya sebelum dia melanjutkan perkataan yang kian lama semakin menyakitkan itu. Namun Pangeran Chi tidak sebaik hati itu untuk mendengarkan penjelasannya. Dia tampak tidak begitu peduli dengan apa yang ibunya lakukan padanya. “Jing Haoyu.” Pangeran Ming menggeram dengan tangan mengepal. “Apa? Kau mau berkata bahwa aku ditelantarkan? Hah, kau juga tidak berhak.” Pangeran Mi

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 217 - Margaku Sekarang Adalah Yu

    Pangeran Ming menutup rapat pintu Istana Guangping, sebelum meninggalkan tempat itu, dia menghela napas pelan. “Yang Mulia, Biro Pusat Keamanan dan Kementerian Hukum sudah menunggu.” pengawalnya melaporkan. “Ada berapa orang yang terlibat dalam pemberontakan itu?” tanya Pangeran Ming, langkahnya dengan cepat meninggalkan Istana Guangping. “Kementerian Ritus dan Adipati Wei terlibat. Mereka bersekongkol mengadakan pernikahan palsu agar Tuan Muda Wei tidak dicurigai. Dia yang membantu Pangeran Chi menculik Tuan Muda Ouyang dari Suzhou untuk dicuri identitasnya.” “Nona Kelima Jiang mengalami depresi karena pernikahannya ternyata tidak sungguh-sungguh. Selir Agung Qin melarikan diri. Sementara waktu, dia mungkin masih berada di Ibukota karena semua gerbang telah ditutup sejak hari pemberontakan.” Pangeran Ming mengangguk-angguk, menerima semua laporan itu dengan cepat. “Jangan pernah membuka gerbang itu sebelum Selir Agung ditemukan. Berikan kompensasi atas kerugian yang dialami Nona

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 216 - Penyesalan

    BRUK! Jing Xuan meringis, tersungkur beberapa meter dari lokasi pertarungan. Pedangnya terlepas dari genggaman, berkelontang. Dia kembali berdiri dengan tubuh bergetar. Tangannya bergerak menyeka ujung bibir yang masih menyisakan jejak darah. Sudah lama dia tidak mengeluarkan banyak kekuatan. Tubuhnya terkejut menerima hantaman demi hantaman, terlebih, Ye Qing lebih berpengalaman, jelas lebih kuat berkali-kali lipat darinya. Jing Xuan memungut pedangnya. Memasang kuda-kuda kokoh, dia harus bisa segera mengakhirinya. Seseorang masih menunggunya dengan cemas. Shangguan Yan berteriak kencang, tubuhnya melesat cepat, melompat ke udara dengan Pedang Baijiu yang sudah berlumuran darah meski belum membunuh satu orang pun. Ye Qing mendengus, “Bocah merepotkan. Pergi kau ke neraka!” Shangguan Yan menyeringai, Liu Xingsheng melemparkan tombak Jing Xuan yang sebelumnya dibuang oleh Ye Qing. Dengan langkah halus, Shangguan Yan menjejakkan kakinya pada tombak yang masih melesat itu. Tangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status