Share

Bab 148

Penulis: Siswa yang Tak Cerdas
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-12 18:31:57
Mereka dengan sengaja menggunakan kekuatan mereka untuk kepentingan mereka pribadi. Bahkan dengan beraninya mereka mengganggu New Randala Group. Sekarang, biar saja mereka rasakan apa itu kekuatan yang sebenarnya!

***

Di sisi lain, tepatnya di ruangan kantor Lucy yang berada di lantai atas gedung New Randala Group.

“Pak Raka, Bu Lucy!”

Gara dan beberapa petinggi kota Malda masih belum pergi dari kantor Lucy. Mereka mendengar berita yang disampaikan oleh sekretaris tentang masalah dengan Badan Pengurus Obat dan Makanan.

“Semua masalah ini hanyalah sebuah kesalahpahaman saja. Kami juga sudah menangkap dan mengadili semua pihak yang bersalah. Jadi, apa lagi yang mungkin kalian berdua inginkan dari kami?” ujar Gara berusaha menyampaikan berita dengan hati-hati.

Inginkan? Ekspresi Lucy kembali terkejut setelah mendengar perkataan wali kota. Bagaimanapun juga, wali kota sudah turun secara langsung untuk menyelesaikan masalah ini. Bahkan pelakunya sudah bisa ditangkap dan diadili hanya dal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 149

    Lucy berbincang dengan rekannya sambil berjalan dan melewati seorang laki-laki paruh baya bertubuh gemuk. Lucy sedikit menyingkir karena tangga yang dilaluinya memang cukup sempit. “Eh?”Si laki-laki gemuk itu terpana ketika melihat Lucy. Matanya juga tampak berbinar. Cantik! Perempuan ini sungguh cantik! Laki-laki gemuk ini sudah bermain dengan lebih dari 1000 perempuan, tapi tidak ada satu pun dari perempuan itu yang bisa menandingi kecantikan Lucy. Tubuh ramping yang terbungkus jubah mandi dengan dua buah betis putih dan ramping. Perempuan ini sungguh menakjubkan. Laki-laki gemuk itu semakin menginginkan Lucy setelah melihatnya beberapa saat.“Aduh!” seru si laki-laki gemuk itu. Dia sedikit membuat tubuhnya goyah lalu menabrak tubuh Lucy dengan sengaja. Kemudian dia mendengus dingin seraya berkata, “Kamu tidak punya mata, ya? Kamu pasti sengaja mau menabrakku!”Dia pun melambaikan tangannya lalu berkata kepada pengawalnya, “Abil, ikat dia!”Syut!Seketika, seorang laki-laki bertu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 150

    Namun, tak mengapa! Karena dia yakin, delapan pengawalnya bisa menghabisi semua orang ini dalam sekejap mata. Bagaimanapun juga, para pengawalnya adalah ahli seni bela diri terkemuka. Setiap pengawalnya bisa menghabisi belasan orang biasa tanpa bantuan dari siapa pun. “Bos Aldi, tolong jangan gegabah!” seru manager hotel sambil berlari menghampiri si laki-laki gemuk itu. “Saya melihat keadaan di sini dari kamera CCTV, makanya saya langsung bergegas ke sini .... Bos Aldi, lebih baik bicarakan masalah ini dengan baik-baik,” bujuk si manager dengan tergesa-gesa. Kemudian dia menoleh ke arah Lucy dan Raka lalu tersenyum kepada mereka berdua seraya berkata, “Kedua orang ini adalah Bu Lucy dan Pak Raka. Mereka adalah general manager dan kepala keamanan di New Randala Group. Ini adalah Pak Aldi dari Sinar Farma. Apa yang terjadi di antara kalian hanyalah salah paham saja. Jadi, saya mohon jangan sampai membuat keributan di sini.”Salah paham?Aldi langsung menatap Raka tajam lalu mencibir

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 151

    Aldi sedang memegang gelas anggur sambil mencibir di ruang VIP yang berada di lantai 2 bar. Siapa pun yang sudah menyinggung seorang Aldi tidak akan bisa bersenang-senang!“Abil! Panggil pemilik bar ini!” seru Aldi sambil melambaikan tangannya. Kurang lebih 2 menit kemudian. “Pak Aldi!”Pemilik Easy Music Bara adalah seorang laki-laki paruh baya yang berusia 40 tahunan. Dia masuk ke dalam ruang VIP dengan mengikuti Abil. Dia pun langsung menyapa Aldi dengan berkata penuh keramahan, “Apa yang ingin Bapak pesan lagi? Kami di sini ....”“Jangan asal bicara kamu!” seru Aldi. Kemudian dia meminum anggur di tangannya lalu kembali berkata, “Saya berikan kamu waktu 3 menit untuk mengosongkan bar ini. Saya ingin mereka semua pergi dari sini!”“Ini ....”Pemilik bar langsung tertegun lalu dia kembali berkata, “Pak Aldi, sepertinya hal seperti itu tidak patut kami lakukan. Bagaimanapun juga, kami sudah mengundang Black Gold Band ke sini agar bisnis bar kami bisa lebih berkembang. Kalau bar in

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 152

    Aldi berjalan turun menuruni tangga spiral bersama para pengawal di sekelilingnya. Kemudian dia menunjuk ke arah Lucy yang berada di samping Raka sambil memegang botol anggur bermerek Lamare di tangannya. Dia pun berkata dengan penuh percaya diri, “Kamu tidak mau pergi dari sini, kan? Oke, tidak apa-apa, kok!”“Kalian bisa tinggal di sini selama kamu membiarkan istrimu meminum anggur dari gelasku ini. Jika tidak, lebih baik kalian segera pergi dari sini sekarang juga!” Kandungan anggur merek Lamare yang ada di tangan Aldi memiliki kandungan alkohol yang lebih tinggi dibandingkan anggur lainnya. Harga anggur itu biasanya dijual dengan harga 400 juta di pusat perbelanjaan biasa. Namun, harganya akan menjadi dua kali lipat lebih tinggi jika dijual di bar populer yang ada di kawasan wisata. “Jangan salahkan aku yang bisa bersikap kasar pada kalian semua kalau sampai istrimu itu menolak minuman ini!” seru Aldi lagi tanpa ragu sedikit pun. Kemudian Aldi kembali mencibir seraya berkata, “

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 153

    “Oke!”Kemudian Raka menjentikkan jarinya lalu berkata dengan santai, “Sekarang, buka botolnya!”Para pelayan langsung mengangguk lalu kembali ke dalam konter bar untuk mengambil pembuka botol. Mereka dengan cepat membuka semua botol anggur merek Lamare tanpa ragu sedikit pun. Bahkan ada salah satu pelayan yang membawa botol dan siap untuk mulai melayani para tamu yang hendak minum. Mereka merasa terhormat bisa melayani orang semurah hati Raka. “Raka, aku nggak bisa minum anggur itu. Kandungan alkoholnya terlalu tinggi,” ujar Lucy ragu. Belasan karyawan perempuan yang ikut acara malam ini juga tampak ragu untuk meminum anggur itu. Sebenarnya, mereka sudah terbiasa untuk minum minuman beralkohol dalam acara jamuan makan sebagai petinggi perusahaan. Namun, mereka sebelumnya sudah sempat minum banyak minuman ketika mereka baru tiba di bar, jadi mereka takut untuk meminum anggur dengan kadar alkohol setinggi itu. Terlebih lagi, jika mereka harus menghabiskan 1 botol sekaligus. Lagi pula,

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 154

    Aldi menggertakkan giginya penuh amarah dengan wajahnya yang berubah semakin gelap. Apa maksud dari cuci tangan ini? Hal ini sudah sangat jelas adalah sebuah tamparan telak bagi Aldi. Bagaimanapun juga, Aldi adalah seorang taipan dengan kekayaan ratusan miliar. Dia juga sangat terkenal di beberapa provinsi. Namun, dia tidak pernah mengalami penghinaan seperti ini sebelumnya. “Semuanya, keringkan tangan kalian. Kita lanjutkan bernyanyi dan bersenang-senang bersama!” seru Raka penuh semangat. Kemudian dia menggenggam tangan Lucy sambil tersenyum ke arah para rekan kerjanya lalu dia menoleh ke arah si pemilik bar seraya berkata, “Saya jarang sekali bisa datang ke bar dan bersenang-senang bersama seperti ini. Jadi, saya tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Bukankah bar ini juga bisa dipesan seluruhnya?”“Saya tidak peduli dengan biayanya karena saya akan membayar 10 kali lipat dari harga normal. Saya harap kalian bisa mengosongkan orang-orang yang tidak relevan dari tempat ini secepat mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 155

    Walaupun Raka tidak mengatakan sepatah kata pun, tatapan matanya sudah menjelaskan segalanya. Apa pun yang terjadi, Aldi harus menerima tamparan yang dilayangkan Raka ke wajahnya. Sekalipun Raka tidak lebih kaya ataupun lebih gila daripada orang ini. “Hajar dia! Habisi dia sekarang juga!” seru Aldi yang sudah tidak lagi bisa menahan emosinya. Kemudian dia mengangkat tangannya dengan kasar dan kembali berkata dengan penuh kebencian, “Habisi mereka semua! Jangan sampai ada yang lolos dari sini! Terutama orang yang bernama Raka itu! Pukul dia! Pukul wajahnya sampai mati!”Singgg!Para pengawal Aldi yang berdiri di belakangnya tiba-tiba melangkah maju dengan sangat cepat yang dipimpin oleh Abil. Mereka semua bergegas mengepung Raka dengan ekspresi wajah penuh kekejaman. Mereka adalah pengawal profesional yang sudah sangat terlatih. Mereka juga sudah berhasil mengembangkan tenaga dalam mereka. Dalam sekejap mata, mereka sudah melayangkan pukulan dan tendangan ke arah Raka dengan niat memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 156

    Tubuh Aldi gemetaran dan wajahnya tiba-tiba menjadi pucat. Tak satu pun dari delapan pengawalnya yang bertenaga dalam tinggi mampu melawan pria bernama Raka ini, sementara dirinya hanyalah orang biasa dengan lebih dari 100 kg lemak di tubuhnya, yang tentunya sama sekali bukan tandingan pria itu! Kalau membuat pria bernama Raka ini marah, kalaupun dia tidak mati, pasti bisa kehilangan separuh nyawanya!“Pak Raka, tenanglah.” Mata Aldi merah, ekspresi di wajahnya kebingungan dan serba salah, dan suaranya tercekat di sela-sela giginya. “Aku … aku akan membayar semua kerusakan di bar ini!”Biaya kompensasi kerusakannya sangat mencengangkan. Kerusakan di bar, kompensasi kerugian atas pemasukan yang biasa mereka dapatkan dalam keadaan normal, serta red wine merlot yang baru saja dipakai oleh Raka dan yang lainnya untuk mencuci tangan …. Totalnya 30,4 miliar. Wajah Aldi pucat pasi. Dia mengganti rugi sesuai semua kerugiannya!“Pak Raka.”Setelah membayar dengan menggesekkan kartunya di bar t

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12

Bab terbaru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 172

    Saat ini, Raka sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia berteriak pelan, lalu mengulurkan tangan kanannya.Duar!Seperti sambaran petir dari langit, tangan kanan Raka melesat cepat hingga tak terlihat, langsung melewati cakar Lukman dan berhasil mencekik leher pria tua itu lebih dulu. Kemudian, dia membanting Lukman dengan keras ke lantai hingga menghasilkan suara gedebuk yang sangat keras.Di aula Holy Club, lantai marmer yang keras langsung retak. Kepala Lukman pecah dan menumpahkan isinya yang berwarna merah dan putih. Bahkan banyak tamu di sekitarnya terciprat cairan merah bercampur gumpalan berwarna putih itu.Raka melumpuhkan pria tua itu dengan satu jurus saja. Satu detik yang lalu, Lukman masih bicara dengan aura mengintimidasi. Satu detik berikutnya, dia sudah menjadi mayat tanpa kepala, bahkan bagian di atas lehernya juga tidak ada kulit yang tersisa.“I-ini ....”Semua orang spontan merasa ngeri. Bahkan beberapa orang kaya yang penakut menjadi pucat pasi karena ketakutan. Me

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 171

    “Jangan ragukan kekuatanku. Aku bisa bunuh kamu seperti bunuh semut!”Semua orang yang ada di sana spontan terkesiap. Hampir semua tamu membelalakkan mata mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Membunuh Tirta seperti membunuh semut? Raka yang datang dari Kota Malda ini pasti sudah gila. Apakah dia tahu kalau tempat ini bukan tempat kecil seperti Kota Malda? Di sini ibu kota Provinsi, Kota Yarka. Tirta adalah penguasa dunia mafia Kota Yarka yang terkenal.“Sudah melukai anakku, masih berani ngomong besar. Kamu mau bunuh aku juga?!”Saat ini, Tirta sudah berjalan ke samping putranya dan berjongkok untuk memeriksa luka putranya. Kemudian, dia mengangkat kepala untuk menatap Raka. Kedua matanya memancarkan aura seorang pembunuh berdarah dingin.“Bagus, sangat bagus. Bagus sekali. Awalnya aku mau kasih muka pada para tamu di sini dan tunggu sampai acara lelang selesai baru berurusan denganmu. Karena kamu sendiri yang cari mati, jangan salahkan aku karena kejam.”Usai ber

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 170

    Ketiga pengawal itu bahkan tidak sempat bereaksi. Mereka terhempas jauh karena hantaman meja, jatuh lebih dari sepuluh meter jauhnya, lalu menghantam meja anggur di belakang mereka dengan keras.Semuanya jadi berantakan! Tulang rusuk mereka patah, makanan dan wine di atas meja berserakan, dan banyak wine yang terciprat ke tamu-tamu di sekitar. Banyak orang ketakutan dan lari sambil memanggil ayah dan ibu mereka!“Kamu ....” Pangeran tertegun di tempat, ekspresi arogan di wajahnya tiba-tiba berubah menjadi ekspresi membeku!Hal ini sulit dipercaya. Pria itu dengan mudah membuang meja yang terbuat dari kayu solid dengan berat lebih dari 200 kilogram dengan satu tangan? Tiga pengawalnya yang telah melatih kekuatan dalam yang hebat dia tumbangkan dengan satu gerakan, sampai jatuh ke lantai dan tidak bisa bangun lagi? Kekuatan macam apa yang dimiliki orang yang bernama Raka ini? Bagaimana dia bisa menjadi begitu kuat?“Istri dan anakku ditangkap dan dilelang di sini,” ujar Raka dengan ekspr

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 169

    Seorang pria paruh baya bersetelan jas berdiri dari meja VIP dan tersenyum dingin pada Raka. “Anak muda, kamu bilang yang dilelang malam ini adalah istri dan putrimu? Aku nggak peduli yang kamu katakan itu benar atau nggak, tapi aku perlu memberi tahu kamu, kamu nggak punya hak untuk berbicara di sini. Kamu ….”Raka bahkan tidak menunggu pria itu selesai berbicara. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya. Bruk!Pria paruh baya yang identitasnya bukan orang biasa itu langsung diangkat oleh Raka dan dilempar jauh, melewati kepala tujuh atau delapan tamu. Pria paruh baya itu jatuh dalam keadaan mengenaskan dan merobohkan beberapa kursi di aula tersebut.“Ah, sakit …. Sialan!” Pria paruh baya itu berjuang untuk bangkit dari lantai, memandang Raka dengan geram dan berkata dengan marah, “Beraninya kamu menyerang aku? Aku ….”Perkataannya terhenti. Dia melihat tatapan di mata Raka. Dingin dan penuh niat untuk membunuh. Udara di aula acara itu seolah berubah menjadi sangat dingin. Suhu ru

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 168

    Hm? Kepala satpam mengangkat alisnya. Raut mukanya seketika berubah menjadi galak. “Ternyata orang yang mau membuat onar! Teman-teman, jangan biarkan dia mengganggu ketenangan para tamu terhormat! Tangkap!” Tiga petugas keamanan lainnya melambaikan tongkat di tangan mereka dan hendak menyerang Raka. Buk! Kepalan tangan yang keras seperti baja bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat dengan jelas. Pukulan kepalan tangan itu menyebabkan angin kencang seperti badai dan menghempaskan keempat saptap itu, termasuk kepala satpam tadi.“Ah!!” Keempat satpam itu berteriak. Tubuh mereka terhempas jauh, langsung menabrak pintu dan langsung masuk ke aula acara di klub malam itu. Gigi mereka patah-patah dan darat muncrat dari mulut mereka. Karpet di klub malam juga ternoda merah karena darah!Tak jauh dari situ, para tamu yang menghadiri acara pelelangan tersebut refleks langsung menoleh saat mendengar suara di pintu. Mereka melihat darah yang ada di lantai, satpam-satpam yang berteriak kesakit

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 167

    Sejak Elena berkonflik dengan Bu Suryani dan cucunya di pintu masuk TK waktu itu, Raka memerintahkan Thomas untuk memperhatikan keselamatan Elena. Dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi. Lucy dan Elena diculik!“Ini bukan penculikan biasa.” Raka terdiam beberapa detik, lalu tiba-tiba menyipitkan matanya. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya, mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.Penerima pesan itu adalah salah satu dari empat Panglima Raja Perang di Kuil Dewa Perang, yaitu Zora!Isi dari pesan itu adalah, segera ambil data di satelit militer. Aku ingin melihat semua hal yang terjadi di depan gerbang TK Golden Sunshine di Kota Malda.Sekitar sepuluh menit kemudian, “Ting!” Sebuah video yang diambil dari satelit militer dari ketinggian tertentu dikirim ke ponsel Raka.“Aldi ….” Pupil mata Raka membesar. Dia menatap layar itu tanpa melewatkan detail apa pun. Kemudian, matanya tertuju pada pintu masuk gang sebelah sekolah TK tersebut.Aldi Koraja! Video tersebut diambi

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 166

    Randi memandangi pintu masuk kasino yang kosong sampai punggung Raka menghilang dari pandangan. Dia mengertakkan gigi dan meraung seperti orang gila, “Kamu nggak membunuhku hari ini. Aku pasti akan membuatmu menyesal! Aku akan membuat memotong badan Raka itu menjadi beberapa bagian dan membunuh seluruh keluarga Randala!”Di belakang Randi, Yohan dan Zoro memegang pergelangan tangan mereka yang patah dan saling memandang dengan ekspresi gila.Setelah saling memandang, keduanya kembali menoleh ke Randi pada saat yang sama. Mereka berkata, “Pak Randi, kita nggak bisa diam saja! Raka begitu merajalela. Dia harus membayarnya! Teman Bapak itu ….”Napas Randi terengah-engah dan matanya merah karena murka. Temannya itu …. Sehebat dan sekuat apa pun Raka, selama “temannya” itu mau membantu, jangankan satu Raka, mau ada sepuluh atau seratus Raka pun, pasti akan mati di tangannya!***Di sisi lain, di TK Golden Sunshine di Kota Malda.“Pak Aldi, di sini!”Tak jauh dari pintu masuk TK, di perempat

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 165

    Tangan kanan Zoro yang memegang pedang juga berakhir mengenaskan. Tangan itu ikut terpelintir karena kekuatan besar yang memelintir pedangnya. Aliran darah yang deras serta pecahan tulang muncul dari balik kulit pergelangan tangannya!“Ah!!” Kedua orang itu merasakan sakit yang luar biasa, memegangi pergelangan tangan mereka dan berteriak dengan keras. Kedua jagoan bela diri yang terkenal di luar negeri itu bahkan tidak mampu menghadapi Raka!“Nggak. Itu nggak mungkin!” Randi dan puluhan preman di samping semuanya menjadi pucat dan gemetaran karena ketakutan.Ganas! Ini terlalu ganas! Mereka pernah melihat kemampuan Yohan dan Zoro. Mereka tahu betapa dahsyatnya kekuatan kedua orang itu. Mereka bisa bilang, asalkan mereka tidak menggunakan senjata api, baik itu ratusan orang yang dikerahkan sekalipun, tetap tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua. Pernyataan itu tidak berlebihan.Namun, Raka di ada di hadapan mereka ini malah melumpuhkan mereka dengan satu gerakan? Yang lebih menakutk

  • Dewa Perang Tak Tertandingi   Bab 164

    Hm? Randi mengangkat alisnya, melihat kontrak itu, dan tertawa kesal! Kontraknya sangat sederhana, hanya ada satu klausul, yaitu harta keluarga Randala yang telah diakuisisi oleh Randi akan dialihkan kepemilikannya pada New Randala Group tanpa syarat apa pun, dan kontrak itu akan efektif setelah ditandatangani!“Raka, aku tadi masih ingin memujimu cerdas, tapi ternyata kamu idiot!” Randi tertawa jahat, merobek kontrak di tangannya itu dan melemparkannya ke arah Raka. “Raka, aku beri tahu kamu sekarang. Karena kamu sudah berani datang ke wilayahku, kamu juga harus meninggalkan nyawamu di sini!”Raka menggeleng pelan. Dia menyetir dari Kota Malda dan tidak memberi tahu Lucy. Saat ini sudah lewat dari jam dua siang, dia harus pulang untuk makan malam bersama Elena. Dia punya waktu yang cukup. Perusahaan mereka baru melakukan acara team building beberapa hari yang lalu. Dia sudah lama tidak bertemu Elena. Makan malam hari ini telah dijadwalkan sejak lama dan tidak dapat ditunda.“Satu meni

DMCA.com Protection Status