Dewi Naga Emas Xiu Juan yang sedang menuju Kota Ming Yin dihadapkan oleh pusaran waktu yang membuatnya tidak mampu untuk melangkah lebih jauh lagi. Dia hanya berputar-putar di kaki pegunungan Huashan saja. Langit di atasnya seakan berputar, memutar kembali waktu dan menyelubunginya dalam kegelapan tanpa akhir.Kabut putih tebal menggantung di udara, menyelubungi segalanya dengan keheningan yang menakutkan. Suara langkah kaki Xiu Juan menggema di pegunungan yang sunyi, namun dia tak mampu menemukan jalan keluar dari pusaran yang menjeratnya."Apa yang sedang terjadi? Apa ada distorsi waktu? Kenapa aku hanya berputar-putar di sini saja?" gumamnya dalam hati, matanya yang tajam menyipit mencoba menembus kegelapan kabut.Setiap langkah yang diambilnya terasa berat, seakan-akan kakinya tertancap di tanah beku. Dedaunan kering berbisik pelan di bawah kakinya, memberikan rasa ketidakpastian yang semakin dalam. Angin dingin menggigit kulitnya, menambah kekhawatiran yang merayap dalam dirinya.
Ryu Zhin menatap lama Zhou Shen sebelum menjawab pertanyaan Pendekar Naga Putih ini dengan hati-hati."Aku tidak tahu, Elder Zhou! Kalau dia yang membunuh kedua orangtuamu, aku sepenuhnya mendukungmu! Aku mengurungnya saat itu juga demi kebaikannya di dalam Pedang Naga Emas! Tadinya kukira Pedang Naga Emas tidak akan muncul lagi ke permukaan selama ribuan tahun, tapi tidak kusangka kamu menemukan pedang ini secara tak sengaja. Mungkin semua ini sudah takdir!" ucap Ryu Zhin, suaranya bergetar dengan emosi yang bercampur aduk."Aku harap kamu tidak ikut campur urusanku dengan Ryu Zhen apabila memang benar dia pelaku pembunuh orangtuaku selama ini! Tapi, aku tidak ingin hanya terpaku pada sosok Ryu Zhen... ada Kultivator Baju Zirah Guan Ming serta Naga Hitam Mao Li Zheng yang mungkin juga terlibat dalam pembunuhan orangtuaku! Aku juga masih penasaran dengan kabut putih yang digunakan Naga Hitam untuk menjelajahi pegunungan Huashan sampai ke Kota Ming Yin ini. Kita kembali saja... aku jug
Di kaki pegunungan Huashan, Zhou Shen mengenali gadis berpakaian warna-warni dengan pedang di pinggangnya. Gadis itu adalah Rou Yen, yang menatapnya dengan senyum yang cerah."Rou Yen? Kenapa kamu ke sini?" tanya Zhou Shen, matanya menunjukkan keheranan.Rou Yen hampir saja menceritakan kejadian sebenarnya, namun pesan dari Xiu Juan melintas di pikirannya, membuatnya merangkai kebohongan dengan cepat. "Ada yang harus diurus di Lembah Naga Emas oleh Ketua. Jadi aku datang dengan Naga Seiryu untuk menjemput Ketua," ujarnya dengan wajah polos."Xiu Juan pulang ke Lembah Naga Emas?" tanya Zhou Shen, nadanya mencerminkan kekhawatiran."Benar, Tuan Zhou. Ketua memintaku untuk membantu Tuan. Apa pun permintaan Tuan akan aku layani," jawab Rou Yen, nada suaranya penuh kesungguhan.Ryu Zhin telah masuk ke dalam Pedang Naga Putih, meninggalkan hanya Zhou Shen dan Rou Yen di sana. Rou Yen telah lama menyukai Zhou Shen, sejak pertama kali Pendekar Pedang Naga Emas itu datang ke Lembah Naga Emas.
Di dunia Heavenly Nirvana, langit selalu diliputi oleh awan putih lembut, menciptakan pemandangan yang memukau. Bahkan di permukaan juga terkadang banyak berseliweran awan putih yang selembut kapas. Tempat ini adalah surga bagi para kultivator yang kuat, namun menjadi neraka bagi mereka yang tidak memiliki dantian dan meridian yang layak. Di sini, hanya yang kuat yang memiliki kekuasaan, menindas yang lemah tanpa ampun.Dunia kultivasi memang kejam, tapi kalau mampu bekerja keras untuk mencapai kultivasi tertinggi maka kekuasaan akan didapati dengan mudah di dunia yang timpang ini.Di kehidupan sebelumnya, Zhou Shen adalah seorang kultivator yang disegani, mencapai tingkat Supreme Gods Emperor—tingkat yang sangat jarang dicapai. Namun, nasib membawa Zhou Shen ke kehidupan baru sebagai nelayan miskin di Negeri Ming, sebuah dunia fana. Anehnya, Zhou Shen tidak mengingat apa pun tentang masa lalunya sebagai kultivator, termasuk hubungan dengan adik perempuannya, Dewi Kaisar Lin Shin, dan
Seiryu, naga yang megah dan berkilauan, meluncur anggun di atas awan, membelah langit dengan kecepatan yang memukau. Di punggungnya, Xiu Juan memandang jauh ke depan, matanya dipenuhi kegelisahan saat Lembah Naga Emas semakin mendekat. Angin kencang yang menderu di sekitar mereka membawa aroma hangus dan sisa-sisa kebakaran, mengisyaratkan kerusakan di bawah.Ketika pemandangan lembah yang terbakar terhampar di hadapannya, jantung Xiu Juan seakan terhenti. Asap hitam yang membubung dari bangunan-bangunan yang hancur itu seperti luka menganga di lanskap yang pernah begitu damai. Tanpa ragu, Xiu Juan melompat dari punggung Seiryu, terjun bebas ke bawah."Berhati-hatilah, Ryder!" teriak Seiryu, cemas. Namun, Xiu Juan hanya tersenyum tipis, ketenangan bercampur ketegasan terlukis di wajahnya. "Jangan khawatir, Seiryu... aku sudah terbiasa." Suaranya tenang saat tubuhnya meluncur turun, melawan gravitasi dengan keterampilan meringankan tubuh yang memukau.Xiu Juan mendarat dengan lembut, s
"Aku harus membalas dendam atas perlakuan Assassin Immortal terhadap Lembah Naga Emas ini. Untuk Pedang Naga Emas biar nanti Zhou Shen yang memburu Pendekar Naga Emas Ryu Zhen setelah urusannya selesai di Kota Ming Yin. Aku beri kesempatan pada kalian bertiga untuk menebus kesalahan kalian!" ucap Dewi Naga Emas dengan tegas.Sontak, tiga pendekar ini bisa bernafas lega. Mereka sudah khawatir hukuman berat akan dijatuhkan Dewi naga Emas terhadap mereka. "Bagaimana kami bisa menebus kesalahan kami, Ketua?" tanya Pendekar Golok Naga-Suma Hai."Kalian bertiga ikut denganku mencari Ahli Peta Zhuge Liang yang tinggal di Pulau Teka-Teki. Aku memerlukan bantuan untuk memecahkan teka-teki di sana sebagai syarat untuk bisa masuk dan bertemu Ahli Peta.""Ada urusan apa antara Ketua dengan Ahli Peta?" tanya Pendekar Tapak Malaikat-Wei Tian."Aku harus mendapatkan peta perjalanan menuju Negeri Assassin karena negeri ini tersembunyi dari dunia kita. Hanya Ahli Peta Zhuge Liang yang mengetahui cara
Putri Qin Feng berdiri di atas geladak kapal Serikat Tengkorak Putih, pandangannya tertuju ke arah horizon. Angin laut membawa aroma asin yang menyegarkan, dan desiran ombak yang tenang menambah suasana damai. Di kejauhan, bayangan seorang pria tampak mendekat, dan senyumnya merekah saat ia mengenali sosok itu. Ryu Zhen kembali, wajahnya penuh debu dan pakaiannya koyak, namun matanya masih memancarkan semangat yang tak pernah padam."Ryu Zhen!" seru Qin Feng, berlari menghampirinya. Dalam sekejap, ia sudah berada di hadapannya, mata mereka bertemu, dan senyumannya semakin lebar."Aku senang kau kembali dengan selamat," katanya, suaranya lembut seperti angin laut yang menyentuh kulit.Namun, Ryu Zhen tidak tersenyum. Wajahnya yang biasanya tenang dan penuh rasa percaya diri kini menampilkan gurat-gurat kekalahan dan kemarahan. "Aku gagal menemukan Naga Emas," gumamnya dengan suara serak, kepalanya tertunduk.Qin Feng merasakan perih di dadanya mendengar kata-kata itu. Dia tahu betapa p
Putri Qin Feng, dengan hati yang berdebar penuh penyesalan, membawa tubuh Ryu Zhen yang tak sadarkan diri menuju Negeri Assassin. Dengan cincin dimensi di jarinya, ia juga membawa dua pedang legendaris, Pedang Naga Emas dan Pedang Naga Hitam.Setibanya di istana, Raja Assassin menyambutnya dengan sukacita. Di singgasana yang megah, dengan mata yang berkilat penuh kebanggaan, ia berseru, "Selamat datang kembali, putriku!"Qin Feng, dengan raut wajah yang tegang, memberi perintah kepada beberapa prajurit untuk membawa Ryu Zhen ke Paviliun Tamu agar bisa beristirahat. Sementara itu, ia melaporkan kepulangannya kepada sang raja."Aku melihat Pedang Naga Emas ini tampak lebih kecil dari yang seharusnya. Apa kamu yakin ini adalah pedang yang kita cari?" tanya Master Assassin, mengernyitkan dahi.Putri Qin Feng menjawab dengan tenang, meski dalam hatinya berkecamuk, "Apa Master yakin Pedang Naga Emas adalah pusaka milik Negeri Assassin? Setahuku, pedang ini adalah milik Dewa Immortal, Ryu Zhe