Di dunia Heavenly Nirvana, langit selalu diliputi oleh awan putih lembut, menciptakan pemandangan yang memukau. Bahkan di permukaan juga terkadang banyak berseliweran awan putih yang selembut kapas. Tempat ini adalah surga bagi para kultivator yang kuat, namun menjadi neraka bagi mereka yang tidak memiliki dantian dan meridian yang layak. Di sini, hanya yang kuat yang memiliki kekuasaan, menindas yang lemah tanpa ampun.Dunia kultivasi memang kejam, tapi kalau mampu bekerja keras untuk mencapai kultivasi tertinggi maka kekuasaan akan didapati dengan mudah di dunia yang timpang ini.Di kehidupan sebelumnya, Zhou Shen adalah seorang kultivator yang disegani, mencapai tingkat Supreme Gods Emperor—tingkat yang sangat jarang dicapai. Namun, nasib membawa Zhou Shen ke kehidupan baru sebagai nelayan miskin di Negeri Ming, sebuah dunia fana. Anehnya, Zhou Shen tidak mengingat apa pun tentang masa lalunya sebagai kultivator, termasuk hubungan dengan adik perempuannya, Dewi Kaisar Lin Shin, dan
Seiryu, naga yang megah dan berkilauan, meluncur anggun di atas awan, membelah langit dengan kecepatan yang memukau. Di punggungnya, Xiu Juan memandang jauh ke depan, matanya dipenuhi kegelisahan saat Lembah Naga Emas semakin mendekat. Angin kencang yang menderu di sekitar mereka membawa aroma hangus dan sisa-sisa kebakaran, mengisyaratkan kerusakan di bawah.Ketika pemandangan lembah yang terbakar terhampar di hadapannya, jantung Xiu Juan seakan terhenti. Asap hitam yang membubung dari bangunan-bangunan yang hancur itu seperti luka menganga di lanskap yang pernah begitu damai. Tanpa ragu, Xiu Juan melompat dari punggung Seiryu, terjun bebas ke bawah."Berhati-hatilah, Ryder!" teriak Seiryu, cemas. Namun, Xiu Juan hanya tersenyum tipis, ketenangan bercampur ketegasan terlukis di wajahnya. "Jangan khawatir, Seiryu... aku sudah terbiasa." Suaranya tenang saat tubuhnya meluncur turun, melawan gravitasi dengan keterampilan meringankan tubuh yang memukau.Xiu Juan mendarat dengan lembut, s
"Aku harus membalas dendam atas perlakuan Assassin Immortal terhadap Lembah Naga Emas ini. Untuk Pedang Naga Emas biar nanti Zhou Shen yang memburu Pendekar Naga Emas Ryu Zhen setelah urusannya selesai di Kota Ming Yin. Aku beri kesempatan pada kalian bertiga untuk menebus kesalahan kalian!" ucap Dewi Naga Emas dengan tegas.Sontak, tiga pendekar ini bisa bernafas lega. Mereka sudah khawatir hukuman berat akan dijatuhkan Dewi naga Emas terhadap mereka. "Bagaimana kami bisa menebus kesalahan kami, Ketua?" tanya Pendekar Golok Naga-Suma Hai."Kalian bertiga ikut denganku mencari Ahli Peta Zhuge Liang yang tinggal di Pulau Teka-Teki. Aku memerlukan bantuan untuk memecahkan teka-teki di sana sebagai syarat untuk bisa masuk dan bertemu Ahli Peta.""Ada urusan apa antara Ketua dengan Ahli Peta?" tanya Pendekar Tapak Malaikat-Wei Tian."Aku harus mendapatkan peta perjalanan menuju Negeri Assassin karena negeri ini tersembunyi dari dunia kita. Hanya Ahli Peta Zhuge Liang yang mengetahui cara
Putri Qin Feng berdiri di atas geladak kapal Serikat Tengkorak Putih, pandangannya tertuju ke arah horizon. Angin laut membawa aroma asin yang menyegarkan, dan desiran ombak yang tenang menambah suasana damai. Di kejauhan, bayangan seorang pria tampak mendekat, dan senyumnya merekah saat ia mengenali sosok itu. Ryu Zhen kembali, wajahnya penuh debu dan pakaiannya koyak, namun matanya masih memancarkan semangat yang tak pernah padam."Ryu Zhen!" seru Qin Feng, berlari menghampirinya. Dalam sekejap, ia sudah berada di hadapannya, mata mereka bertemu, dan senyumannya semakin lebar."Aku senang kau kembali dengan selamat," katanya, suaranya lembut seperti angin laut yang menyentuh kulit.Namun, Ryu Zhen tidak tersenyum. Wajahnya yang biasanya tenang dan penuh rasa percaya diri kini menampilkan gurat-gurat kekalahan dan kemarahan. "Aku gagal menemukan Naga Emas," gumamnya dengan suara serak, kepalanya tertunduk.Qin Feng merasakan perih di dadanya mendengar kata-kata itu. Dia tahu betapa p
Putri Qin Feng, dengan hati yang berdebar penuh penyesalan, membawa tubuh Ryu Zhen yang tak sadarkan diri menuju Negeri Assassin. Dengan cincin dimensi di jarinya, ia juga membawa dua pedang legendaris, Pedang Naga Emas dan Pedang Naga Hitam.Setibanya di istana, Raja Assassin menyambutnya dengan sukacita. Di singgasana yang megah, dengan mata yang berkilat penuh kebanggaan, ia berseru, "Selamat datang kembali, putriku!"Qin Feng, dengan raut wajah yang tegang, memberi perintah kepada beberapa prajurit untuk membawa Ryu Zhen ke Paviliun Tamu agar bisa beristirahat. Sementara itu, ia melaporkan kepulangannya kepada sang raja."Aku melihat Pedang Naga Emas ini tampak lebih kecil dari yang seharusnya. Apa kamu yakin ini adalah pedang yang kita cari?" tanya Master Assassin, mengernyitkan dahi.Putri Qin Feng menjawab dengan tenang, meski dalam hatinya berkecamuk, "Apa Master yakin Pedang Naga Emas adalah pusaka milik Negeri Assassin? Setahuku, pedang ini adalah milik Dewa Immortal, Ryu Zhe
Keesokan harinya, suasana di istana Negeri Assassin terasa lebih tegang. Ruang utama, tempat Cermin Kebenaran akan digunakan, telah dipersiapkan dengan teliti. Cermin itu, yang terbuat dari kristal hitam legam, diletakkan di atas altar batu yang dikelilingi lilin-lilin berwarna merah gelap. Cahaya lilin memantul pada permukaan cermin, menciptakan kilauan misterius yang membuat suasana semakin dramatis.Putri Qin Feng, dengan wajah tegang dan harapan di matanya, berdiri di samping pedang yang terletak di meja batu di depan Cermin Kebenaran. Master Assassin, dengan ekspresi serius dan penuh konsentrasi, mempersiapkan ritual. Raja Assassin mengamati dari kursi kebesarannya, wajahnya menunjukkan campuran kekhawatiran dan harapan.Master Assassin memulai ritual dengan mengucapkan mantra kuno, suaranya bergema di ruangan yang sunyi. "Oh ... Cermin Kebenaran, tunjukkanlah keaslian yang tersembunyi. Biarkan cahaya pencerahan menyingkap segala tipu daya."Cermin Kebenaran mulai bersinar dengan
Di Negeri Assassin, suasana mencekam terasa ketika Ryu Zhen berdiri di tengah alun-alun utama. Langit mendung seolah merespon amarah yang berkobar dalam dirinya. Para penghuni negeri itu menatap dengan ketakutan, mengetahui bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi. Ryu Zhen memusatkan energinya, mempersiapkan jurus legendaris yang hanya diketahui oleh sedikit orang: Jurus Immortal Penghancur. Dengan mata yang menyala penuh kebencian, dia mengangkat tangannya ke langit, menggambar tanda-tanda misterius di udara. Tanah bergetar, dan udara menjadi berat, seolah-olah alam semesta menahan napasnya sendiri. Sementara itu, di tepi alun-alun, Qian Feng berdiri dengan tenang, matanya mengamati setiap gerakan Ryu Zhen. "Aku tidak pernah berpikir kau akan menggunakan jurus itu di sini," kata Qian Feng dengan nada dingin, namun penuh perhatian. "Mengapa kau melakukan ini, Ryu Zhen? Apa yang kau harapkan dengan menghancurkan Negeri Assassin?" Ryu Zhen memandang Qian Feng dengan tatapan
Wajah Rou Yen tiba-tiba berubah pucat, sepucat mayat yang baru diangkat dari kubur. Matanya membulat saat ia meraba saku dan tidak menemukan Cincin Dimensi yang sangat diperlukan."Gawat... Cincin Dimensi-ku hilang!" teriaknya, suaranya gemetar."Hilang? Siapa yang mencurinya, Yen'er?" Zhou Shen bertanya, suaranya penuh kekhawatiran.Rou Yen merenung sejenak, mengingat Dewi Naga Emas yang sempat dekat dengannya. "Apakah Ketua mengambil Cincin Dimensi milikku saat aku lengah?" pikirnya, keraguan menyelimuti wajahnya.Berbagai dugaan berputar-putar dalam benaknya, menciptakan kekhawatiran yang semakin dalam."Jadi, bagaimana caranya kita ke Dunia Atas?" Zhou Shen memecah keheningan dengan pertanyaannya yang penuh harap."Ada seorang kultivator hebat yang mengasingkan diri dan membuat Cincin Dimensi di Negeri Ming. Namun, sifatnya sangat aneh," jawab Rou Yen, matanya menerawang seolah melihat jauh ke depan."Aneh seperti apa?" tanya Zhou Shen, alisnya terangkat penasaran."Dia hanya akan