Beranda / Fantasi / Dewa Immortal Naga Emas / LPN-28. ZHOU SHEN VS BAIYAN

Share

LPN-28. ZHOU SHEN VS BAIYAN

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-17 23:04:10

Zhou Shen merasa energinya terkuras hanya dengan berdiri di bawah lingkaran itu. Ia menyadari ini adalah teknik tingkat tinggi, dan jika tidak dihentikan, seluruh medan perang bisa berubah menjadi kekacauan.

“Savitri,” katanya tegas, “Aku akan menghadapinya.”

Ratu Savitri menoleh padanya, sorot matanya penuh pertimbangan. “Baiyan adalah lawan yang berbahaya. Kau yakin?”

Zhou Shen menghunus pedangnya, auranya memancar lebih kuat dari sebelumnya. “Jika dia punya jawaban atas misteriku, aku tidak punya pilihan selain melawannya.”

Savitri mengangguk pelan. “Baiklah. Aku akan mendukungmu dari sini. Tapi hati-hati, Zhou Shen. Dia tidak hanya membawa bayangan. Dia membawa kehancuran.”

Zhou Shen tidak menjawab, hanya melangkah maju menuju Baiyan. Pedangnya bersinar terang, seperti cahaya terakhir di tengah kegelapan. Di dalam hatinya, ia tahu ini bukan hanya pertempuran antara dua kekuatan—ini adalah langkahnya menuju kebenaran yang telah lama ia cari. Dan ia tidak akan mundur.

Zhou Shen mela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-29. ZHOU SHEN VS BAIYAN - II

    Langit di atas medan perang berubah menjadi lautan hitam berpendar merah, naga bayangan yang dipanggil Baiyan melilit langit seperti dewa kehancuran. Suara raungan naga itu bergema, mengguncang tanah hingga retak lebih dalam. Angin yang dihasilkan dari energi kegelapan membuat debu dan serpihan bebatuan terlempar ke segala arah, menciptakan badai kecil yang mengaburkan pandangan.Zhou Shen melesat ke udara, tubuhnya seperti sebuah meteor bercahaya yang menembus kegelapan. Qi biru menyala dari pedangnya menciptakan jejak terang di belakangnya, melawan aura gelap yang hampir menelan seluruh medan perang. Ia merasakan tekanan luar biasa, tubuhnya seakan ditindih ribuan beban, tetapi ia menggertakkan gigi dan memaksa tubuhnya terus maju.Ketika naga bayangan itu membuka mulutnya, rentetan energi hitam keluar seperti angin badai, berputar ganas menuju Zhou Shen. Suara bisingnya menyerupai ribuan jeritan dari dunia bawah, membuat udara bergetar dan menusuk gendang telinga. Zhou Shen menyila

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-30. NAGA BAYANGAN ABADI

    Langit mulai kembali tenang, meski jejak pertarungan masih terasa di udara. Bau debu bercampur hangus menguar, menandai bekas-bekas serangan dahsyat. Zhou Shen berdiri tegap di tengah medan perang, tubuhnya dihiasi luka-luka kecil yang kini mulai sembuh berkat energi Savitri. Namun, hatinya terasa lebih berat dari sebelumnya. Savitri mendekatinya dengan langkah ringan, tongkatnya bersinar redup, seperti menenangkan alam yang baru saja bergejolak. "Zhou Shen," panggilnya pelan. "Apa kau yakin dengan langkahmu selanjutnya? Baiyan bukan sekadar musuh kuat; ia adalah utusan dari sesuatu yang jauh lebih besar. Jika kau terus mengejar kegelapan ini, kau mungkin akan kehilangan lebih banyak." Zhou Shen menghela napas panjang. Tatapannya tetap tertuju ke cakrawala yang berwarna jingga, seolah mencari jawaban di baliknya. "Aku sudah kehilangan segalanya, Savitri. Keluargaku, rumahku... Semua itu direnggut dariku. Jika aku berhenti sekarang, maka semua pengorbanan mereka akan sia-sia. Aku tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-31. TEKNIK PEMURNIAN LANGIT

    Zhou Shen dan Savitri memutuskan untuk meninggalkan medan perang yang telah hancur, melangkah menuju gunung di utara, tempat di mana Savitri merasa energi yang aneh dan kuat berasal. Keduanya bergerak dalam diam, angin malam berembus lembut, membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Di tengah perjalanan, Savitri menghentikan langkahnya. Ia memandang sekeliling dengan alis mengerut. "Zhou Shen, ada sesuatu yang aneh," bisiknya. Zhou Shen segera memperhatikan. Ia merasakan keheningan yang tidak wajar; tidak ada suara jangkrik, burung, atau binatang malam lainnya. Ia meraih gagang pedangnya dengan waspada. "Ada sesuatu yang mengawasi kita," katanya lirih. Dari balik bayang-bayang pepohonan, suara langkah berat terdengar, diiringi gema tawa rendah yang menghantui. Sebuah sosok tinggi muncul, wajahnya tersembunyi di balik topeng kayu berbentuk tengkorak. Jubah hitamnya berkibar pelan, dan di tangannya terdapat sebatang tombak dengan bilah berbentuk melengkung yang berkilau seper

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-32. HANTU KABUT

    Zhou Shen dan Savitri melanjutkan perjalanan mereka ke utara, menembus kabut tebal yang perlahan menyelimuti jalan setapak. Kabut itu terasa aneh—seolah-olah setiap partikel udara membawa beban cerita masa lalu, suara-suara samar seperti bisikan yang mengusik pikiran. Savitri berhenti sejenak, menempelkan tangan pada tongkatnya yang mulai bergetar. "Kabut ini bukan kabut biasa," katanya dengan nada cemas. "Ini ilusi. Ada seseorang—atau sesuatu—yang mencoba menghalangi kita." Zhou Shen mengangguk, matanya menyipit. "Mereka tahu kita datang." Tanpa peringatan, suara tawa kecil terdengar dari segala arah, bergema dalam kabut seperti nyanyian yang mencemooh mereka. Dari kabut, muncul seorang wanita bergaun putih panjang, rambutnya terurai hingga ke tanah. Kulitnya pucat, hampir transparan, dengan mata merah terang yang menyala seperti bara api. "Selamat datang di Kabut Takdir," katanya, suaranya mengalun seperti nyanyian menyeramkan. "Aku adalah Hantu Kabut, penjaga jalan ini. Tidak ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-33. NAGA DAN PHOENIX

    Savitri memandang ukiran itu dengan rasa hormat. "Gerbang Takdir," katanya pelan. "Hanya mereka yang benar-benar layak yang bisa melewatinya." "Bagaimana caranya kita membuktikan kelayakan itu?" tanya Zhou Shen. Sebelum Savitri menjawab, gerbang itu mulai bergetar. Batu-batu besar berderak, dan dari dalam gerbang muncul dua sosok besar. Seekor naga emas yang megah dan seekor phoenix merah berapi. Mata kedua makhluk itu memancarkan cahaya tajam, menatap langsung ke Zhou Shen dan Savitri. "Pendekar Naga, hanya mereka yang membawa kebenaran dalam hatinya yang diizinkan melangkah lebih jauh," kata naga emas dengan suara yang bergema seperti guntur. Phoenix merah melanjutkan, "Namun, kebenaran itu harus dibuktikan melalui ujian. Siapkah kalian menghadapi konsekuensi dari apa yang akan terungkap?" Zhou Shen menatap kedua makhluk itu tanpa ragu. "Aku siap. Aku telah menempuh perjalanan panjang untuk menemukan kebenaran, apa pun bentuknya." Phoenix tersenyum kecil, sementara naga emas me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-34. INTI TAKDIR

    Ketika Zhou Shen dan Savitri melangkah melalui Gerbang Takdir, mereka disambut oleh pemandangan yang luar biasa: sebuah lembah luas di puncak gunung, dikelilingi oleh tebing-tebing es yang berkilauan seperti kristal. Di tengah lembah itu berdiri sebuah altar besar berbentuk naga dan phoenix yang melilit satu sama lain. Di atas altar, melayang sebuah bola cahaya berwarna biru tua, memancarkan aura kekuatan yang menekan jiwa."Kita sudah dekat," bisik Savitri, matanya terpaku pada bola cahaya itu. "Itu adalah Inti Takdir, sumber energi yang dapat mengungkap rahasia terdalam dunia ini."Zhou Shen menggenggam pedangnya erat. "Tapi pasti ada sesuatu yang melindunginya," katanya sambil mengamati sekeliling. "Kekuatan sebesar itu tidak akan dibiarkan begitu saja."Benar saja, tanah di depan altar mulai retak. Dari celah-celah itu muncul sosok bayangan raksasa dengan bentuk menyerupai iblis, dengan tanduk melengkung dan mata yang menyala merah. Sosok itu tertawa dengan suara rendah yang mengg

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-35. PEMBUNUH YANG SEBENARNYA

    Zhou Shen menatap sosok yang muncul dari pusaran energi gelap dengan perasaan tak percaya. Di hadapannya berdiri Zhang Ming, pria tua yang selama ini ia kenal sebagai Paman Zhang—seseorang yang dianggap keluarga, sosok penyayang yang tampak lemah dan tidak berbahaya. Zhang Ming selalu tinggal di seberang rumah keluarganya di Pegunungan Huashan, memberikan kesan sebagai tetangga sederhana yang penuh perhatian."Paman Zhang?" suara Zhou Shen bergetar, emosinya bercampur antara kebingungan dan kekecewaan. "Kenapa kau... ada di sini? Apa yang kau lakukan?"Zhang Ming, yang kini tampak berbeda dengan aura gelap yang mengelilinginya, hanya tersenyum tipis. Matanya yang selama ini terlihat ramah kini dipenuhi dengan kekejaman dan kebencian. "Ah, Zhou Shen... akhirnya kau sampai pada kebenaran ini," katanya pelan, suaranya yang biasanya lemah kini menggema dengan kekuatan yang menakutkan.Zhou Shen mengerutkan kening, tubuhnya menegang. "Apa maksudmu? Apa kau... kau yang membunuh keluargaku?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-36. PERDAMAIAN

    Zhou Shen yang akhirnya mengetahui pembunuh orangtuanya menepati janjinya kepada Ratu Savitri untuk membujuk Raja Asoka yang memimpin Eternity Nirvana untuk membagi sedikit Nagarium kepada Heaven Eden tanpa melalui pertempuran berdarah setelah Negeri Heaven Eden menyetujui syarat dari raja Asoka untuk menaklukan Naga Tiamat yang mengancam keberadaan Negeri Eternity Nirvana. Putri Serenity dan panglima Kalandra juga menyambut gembira keputusan Raja Asoka.Di aula besar Eternity Nirvana, suasana penuh kelegaan dan harapan. Putri Serenity tersenyum lembut saat mendengar keputusan ayahnya, Raja Asoka. Ia melangkah maju dan memegang tangan Zhou Shen dengan penuh rasa terima kasih."Terima kasih, Zhou Shen. Kau telah membawa harapan baru bagi kedua negeri kita," katanya dengan suara lembut namun penuh ketegasan.Panglima Kalandra berdiri tegap di samping Raja Asoka, mengangguk hormat kepada Zhou Shen. "Keputusan ini adalah awal dari perdamaian yang kita cari selama ini. Namun, tugas menaklu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27

Bab terbaru

  • Dewa Immortal Naga Emas   ENDING

    Kemenangan besar yang diraih Negeri Ming tidak serta merta membuat negeri ini aman. Raja Dunia Persilatan yang mulai melihat kelemahan Negeri Ming mulai bergerak untuk menguasai Negeri Ming sehingga Negeri Ming akhirnya terbagi menjadi lima daerah kekuasaan yaitu :Dewa Racun Utara/Zhao Yun : Raja Dunia Persilatan Distrik Utara MingPendekar Pedang Barat/Chen Tian : Raja Dunia Persilatan Distrik Barat MingDewi Naga Timur/Liu Yin : Ratu Dunia Persilatan Distrik Timur MingPendekar Mabuk Selatan/Zhao Long : Raja Dunia Persilatan Distrik Selatan MingKaisar Bela Diri Pusat/Huang Ming : Raja Dunia Persilatan Distrik Pusat MingZhou Shen yang akhirnya memilih Sasha untuk menjadi pasangan hidupnya, kembali ke Eternity Nirvana bersama cinta sejatinya, membawa dendam membara di hati Dewi Naga Emas.Kepergian Zhou Shen ke Eternity Nirvana inilah yang membuat Negeri Ming terbagi menjadi lima kekuasaan besar yang dipimpin oleh masing-masing Raja Dunia Persilatan.Putri Qian Feng akhirnya memaafk

  • Dewa Immortal Naga Emas   AKHIR PERTEMPURAN SHANXI

    Kekalahan Naga Shankar adalah pukulan telak bagi Khan Agung. Sang raja Mongol, yang dikenal sebagai penguasa tak terkalahkan, berdiri di atas medan perang yang kini mulai berbalik melawan dirinya. Namun, amarahnya tidak surut. Dengan tatapan penuh kebencian, dia mengangkat tangannya ke langit, melafalkan mantra kuno yang menggema seperti gemuruh badai."Aku tidak akan kalah di tangan kalian, manusia lemah!" serunya, suaranya mengguncang bumi. Dari balik langit yang mulai memerah, aura hitam pekat berkumpul di sekeliling tubuh Khan Agung. Di kejauhan, sosok naga berwarna hitam legam dengan mata merah membara muncul dari balik awan.“Naga Hitam Tiamat!” seru Sasha dengan kengerian di wajahnya.Semua pasukan Ming dan Eternity Nirvana terpaku, termasuk Zhou Shen. Naga itu tidak hanya besar tapi ia adalah legenda, makhluk purba yang dianggap sebagai perwujudan kehancuran.“Zhou Shen, kita harus menghentikannya sebelum dia menghancurkan semuanya!” seru Kalindra, pedangnya menyala dengan kek

  • Dewa Immortal Naga Emas   BALAS DENDAM

    Saat pertarungan memuncak, medan perang menjadi ajang pertunjukan kekuatan yang melampaui batas manusia. Naga Shankar, raksasa hitam yang kini mengamuk, menyerang pasukan Ming tanpa henti. Kepakan sayapnya menciptakan badai yang menggulingkan barisan pertahanan, sementara api birunya membakar segala yang disentuhnya.Zhou Shen berdiri di hadapan Zhang Ming. Nafas mereka berat, masing-masing menggenggam senjata dengan penuh kebencian. "Kau mengkhianati segalanya, Zhang Ming. Aku akan memastikan kau tidak melangkah lebih jauh!""Pengkhianatan?" Zhang Ming terkekeh, suaranya penuh ejekan. "Aku melakukan apa yang harus kulakukan untuk bertahan hidup. Kau hanya anak kecil yang terjebak dalam masa lalu. Lihatlah siapa yang menjadi pemenang sekarang!"Zhang Ming meluncur ke depan dengan kecepatan yang sulit diikuti mata biasa. Pedangnya, yang berselimut aura kegelapan, menebas ke arah Zhou Shen. Namun, Zhou Shen, dengan reflek yang terlatih selama bertahun-tahun, menangkis serangan itu denga

  • Dewa Immortal Naga Emas   PEMBALASAN KHAN AGUNG

    Di tengah kemegahan Istana Mongol, Khan Agung duduk di atas takhta emasnya, wajahnya gelap seperti badai yang mengancam. Suara dentang lonceng perang bergema di seluruh aula, menandakan bahwa amarah sang raja telah mencapai puncaknya.“Shanxi tidak boleh berdiri setelah ini!” bentak Khan Agung, suaranya menggema keras. “Aku tidak akan membiarkan Negeri Ming memandang rendah kekaisaranku. Siapkan Naga Shankar. Kita akan menyapu Shanxi hingga menjadi abu!”Di hadapan Khan Agung, Ryu Zhen berdiri dengan kepala tertunduk, meskipun matanya memancarkan api dendam. Kekalahan di Shanxi telah menghancurkan egonya, tetapi itu juga membakar tekadnya untuk membuktikan bahwa ia adalah pendekar sejati.“Aku akan menuntaskan semuanya,” katanya lirih namun penuh keyakinan. “Aku akan menghancurkan Zhou Shen dan saudara kembarku. Dendam lama ini akan berakhir di medan perang berikutnya.”*****Kota Shanxi kembali dilanda kekacauan saat ribuan pasukan Mongol menyerbu di bawah naungan malam. Namun, yang

  • Dewa Immortal Naga Emas   KEMENANGAN SEMENTARA

    “Aku tidak akan lupa penghinaan ini, Ryu Zhin,” gumamnya dengan nada berapi-api, matanya membara penuh tekad. “Kita akan bertemu lagi, dan kali itu kau tidak akan selamat!”Di sisi lain, kemenangan ini tidak dirayakan dengan gegap gempita. Zhou Shen memimpin para pasukan naga yang masih utuh untuk mengevakuasi Shanxi dari kerusakan lebih lanjut. Sasha dan Kalindra, meskipun memimpin dengan karisma luar biasa, menyadari bahwa medan perang ini hanya sebagian kecil dari ancaman besar yang sedang berkembang.Zhou Shen berjalan mendekati Zixuan yang kini duduk di punggung Meraharani yang terluka. Naga merah itu mengerang pelan, napasnya berat, namun tatapannya tetap tajam. Zixuan memandang Zhou Shen dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Kau datang tepat waktu, seperti biasanya,” ujar Zixuan, mencoba tersenyum meski wajahnya memucat.“Kau bertahan lebih lama dari yang kuduga,” balas Zhou Shen, suaranya tenang namun penuh penghargaan. “Tidak mudah melawan naga emas dan Ryu Zhen.”Zixuan me

  • Dewa Immortal Naga Emas   LPN-38. BERTEMU SASHA

    Setelah berhasil mendapatkan Nagarium dan menyegel perjanjian damai antara Heaven Eden dan Eternity Nirvana, Queen Savitri merasa utangnya kepada Zhou Shen tak akan terbalas dengan mudah. Di dalam hati, dia tahu ada rasa yang lebih dalam—sebuah cinta yang perlahan tumbuh terhadap Pendekar Naga Putih itu.Namun, Zhou Shen tetap memandang lurus pada tujuannya. Dia harus menemukan Paman Zhang, pria yang kini terungkap sebagai pembunuh orang tuanya. Kebencian yang membara di dalam dirinya membuatnya menolak untuk menyerah pada perasaan apa pun, termasuk cinta.Di aula besar kerajaan, Queen Savitri memanggil Zhou Shen dan menyerahkan Artefak Naga Waktu, sebuah artefak kuno yang mampu membuka portal waktu dan mengembalikan Zhou Shen ke masanya. "Dengan ini," ujar Savitri, suaranya bergetar, "kau bisa kembali dan menghadapi takdirmu di masa depan. Aku ingin kau tahu, Zhou Shen, aku akan selalu mendukungmu."Namun, Zhou Shen mengejutkan semua orang dengan keputusannya. "Aku tak bisa kembali s

  • Dewa Immortal Naga Emas   SANG PENOLONG

    Langit Shanxi memerah oleh api dan energi yang melesat dari pertarungan sengit antara naga merah Meraharani dan naga emas yang dikendarai Ryu Zhen. Namun, kekuatan gabungan naga Mongolia dan kehebatan Ryu Zhen perlahan memukul mundur para penjaga Shanxi. Meraharani terluka parah, sayapnya compang-camping, dan Arlang terempas ke tanah dengan raungan lemah.Zixuan berdiri di punggung Meraharani yang limbung, darah mengalir dari luka di lengannya. Napasnya berat, namun matanya tetap menatap Ryu Zhen yang bersiap mengakhiri perlawanan mereka."Ini akhirnya, Putri Zixuan," ujar Ryu Zhen, mengangkat pedangnya yang bercahaya emas. "Shanxi akan jatuh, dan kau akan menyaksikan kehancurannya!"Namun, sebelum pedangnya terayun, langit mendadak terbelah oleh kilatan cahaya putih. Dari celah dimensi yang terbuka di tengah angkasa, seekor naga putih raksasa muncul. Ia bergerak dengan kecepatan luar biasa, seperti bayangan yang tak dapat dilacak. Dengan raungan yang mengguncang bumi, naga itu mengha

  • Dewa Immortal Naga Emas   SANG PANGLIMA PERANG MONGOLIA

    Pemanah menarik busur mereka, api membara di ujung panah. Ketika pasukan musuh mendekat, aba-aba diberikan, dan panah-panah itu dilepaskan, melesat seperti hujan meteor ke arah barisan depan Mongolia. Suara panah menghantam perisai dan tubuh terdengar nyaring, namun pasukan musuh terus maju, tidak terhentikan.Di sisi lain, Zixuan mengeluarkan sesuatu dari kantong kecil di ikat pinggangnya—sebuah kristal berwarna biru kehijauan. Itu adalah Artefak Jiwa Langit, peninggalan kuno yang mampu memanggil kekuatan besar, tetapi dengan harga yang mahal."Aku tidak punya pilihan lain," gumamnya. Ia mengangkat kristal itu tinggi-tinggi, memusatkan energinya. Angin di sekitar Zixuan berputar kencang, rambutnya melayang, dan suara gemuruh datang dari dalam kristal itu. Cahaya biru terang meledak, menarik perhatian semua orang, termasuk Darjikhun.Di kejauhan, salah satu naga penjaga, seekor naga putih dengan tubuh yang ramping dan gerakan anggun, mendekati Zixuan. Namanya Arlang, naga angin yang d

  • Dewa Immortal Naga Emas   PERTEMPURAN DI PERBATASAN

    Pertarungan di langit Shanxi dimulai dengan ledakan besar. Meraharani menerjang dengan kekuatan yang luar biasa, mulutnya terbuka, menyemburkan api merah menyala yang menembus langit kelabu. Naga hitam Mongolia menghindar dengan manuver tajam, sayapnya yang besar menciptakan pusaran angin yang membuat debu dan batu kecil beterbangan di bawah. Raungan mereka menggema, memenuhi udara dengan ketegangan dan kengerian.Di atas tembok kota, para pemanah Shanxi bersiap, busur mereka terangkat, ujung panah mengarah ke naga Mongolia. Perwira yang memimpin mereka, seorang pria dengan wajah keras dan mata tajam, berteriak, "Tunggu aba-aba dari Tuan Putri! Jangan tembak sebelum waktunya!"Di alun-alun, Zixuan memejamkan matanya sesaat, menghubungkan pikirannya dengan Meraharani. Ia tidak hanya memanggil naga itu, tetapi juga menyatukan tekad mereka. Suara Meraharani menggema dalam benaknya, tenang namun penuh kekuatan."Aku bersamamu, Zixuan. Kita tidak akan kalah."Di langit, naga hitam meluncur

DMCA.com Protection Status