Home / Fantasi / Dewa Iblis Gerbang Neraka / Pedang Naga Kematian

Share

Pedang Naga Kematian

Author: Bebby
last update Last Updated: 2024-06-07 23:33:42

Phoenix Emas juga menundukkan kepalanya, pertanda menyetujui permintaan Shin Kui Long.

HA-HA-HA ...

Shin Kui Long tertawa dengan gembiranya saat mengetahui kalau kedua makhluk legenda ini akan mengikutinya.

Rajawali Emas langsung terbang tinggi dengan cepatnya menuju ke tempat Dewa Pedang Wei Bu, sementara Phoenix Emas terbang di sampingnya sambil menjaga Shin Kui Long.

Tiba-tiba Shin Kui Long baru teringat sesuatu. "Rajawali Emas ... kita kembali dahulu ke Danau Kematian, ada yang hendak aku bicarakan dengan Naga Kematian!" serunya.

Rajawali Emas berbalik dengan lincahnya dan terbang cepat bagaikan bayangan emas yang melesat cepat di angkasa.

Naga Kematian sudah menunggu kedatangan Shin Kui Long saat Dewa Iblis Gerbang Neraka ini mendarat dengan mulus di depan Danau Kematian.

"Kamu memang hebat, Shin Kui Long! Rajawali Emas tidak pernah tunduk terhadap siapapun, tapi terhadapmu dia mau tunduk! Tidak ada lagi yang bisa aku katakan ... kalau kamu mau menerimaku maka aku bersedia ikut d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Lembah Racun Surgawi

    Rajawali Emas terbang dengan gagahnya di atas awan dengan Shin Kui Long berada di atas punggung makhluk legenda ini. Tujuan mereka ke Lembah Racun Surgawi. Beruntung bagi Shin Kui Long yang berhasil merekrut Rajawali Emas sehingga perjalanan darat yang memakan waktu dua hari bisa dipangkas hanya menjadi beberapa jam saja melalui udara."Sungguh beruntung aku mendapatkan sahabat seperti kalian, Rajawali Emas!" seru Shin Kui Long, suaranya menggema di antara awan-awan."Hahaha... aku juga beruntung bisa mengikuti Master yang merupakan Dewa Immortal terhebat!" sahut Rajawali Emas, suaranya berat namun penuh semangat.Kecepatan terbang Rajawali Emas membuat Shin Kui Long tiba di atas Lembah Racun Surgawi dengan lebih cepat. Namun, mendadak Rajawali Emas kesulitan mengepakkan sayapnya untuk tetap berada di angkasa."Ada apa ini? Kenapa tubuhku jadi kaku dan sulit digerakkan?" kata Rajawali Emas dengan panik. Tubuh emasnya meluncur cepat ke arah tanah.Shin Kui Long memegang erat-erat bulu

    Last Updated : 2024-07-16
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Liu Bihai Yang Cantik

    Hari Kedelapan Setelah beberapa hari berlalu, Shin Kui Long mulai pulih total berkat perawatan Liu Bihai. Kekuatan dan vitalitasnya kembali, dan rasa terima kasihnya kepada Dewi Racun semakin dalam. Suatu hari, saat mereka berdua duduk di tepi lembah, Shin Kui Long memutuskan untuk mengutarakan permintaannya. "Liu Bihai, aku berterima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku," kata Shin Kui Long dengan tulus. "Namun, ada satu hal lagi yang aku butuhkan.

    Last Updated : 2024-07-17
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Kota Guan Dong

    # Hari Kesembilan # Kota Guan Dong berdenyut dengan kehidupan, pelabuhan yang ramai oleh kapal-kapal nelayan dan dagang berlabuh dalam hiruk-pikuk. Di antara dermaga yang sibuk dan teriakan para pedagang, terdapat sebuah tempat penyewaan kapal yang menawarkan perjalanan ke berbagai tujuan dengan harga tertentu.Rajawali Emas meletakkan Shi Kui Long di sebuah pinggir kota yang sunyi, jauh dari keramaian. Tempat itu masih sepi, belum banyak penduduk yang berani menerima kehadiran makhluk raksasa seperti Rajawali Emas.“Kamu tunggu saja aku di sini, Rajawali Emas” suara Shin Kui Long menggema, “jika aku tidak kembali dalam waktu tiga hari, pergilah ke Kota Pendekar. Atau kembali ke Lembah Seribu Pedang; aku akan mencarimu di sana nanti.”Pesan itu terasa seperti sebuah perpisahan abadi bagi Rajawali Emas, seolah Dewa Iblis Gerbang Neraka akan menghilang selamanya dari pandangannya.“Apakah Master tinggal di Kota Pendekar?” tanya Rajawali Emas dengan nada penasaran.“Aku tinggal di Pula

    Last Updated : 2024-08-25
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Ninja Pembunuh

    Malam telah merangkak naik, ketika Shin Kui Long melangkah ke atas kapal yang akan ia sewa. Kapal itu cukup besar, lambungnya kokoh, dan layar-layarnya terjaga dengan baik—masih layak untuk berlayar di lautan yang ganas. Pemilik kapal, seorang pria tua dengan mata tajam dan senyum samar, menuntunnya menuju kabin yang bisa digunakannya untuk bermalam."Terima kasih, paman," ucap Shin Kui Long, suaranya penuh kehangatan, tetapi dalam hatinya, kewaspadaan mulai merayap. Gerak-gerik pemilik kapal terasa aneh, seolah ada sesuatu yang disembunyikan di balik senyum ramahnya.Tanpa menjawab, pria tua itu hanya mengangguk, lalu berbalik dan meninggalkan Shin Kui Long sendirian di kabin yang sempit namun nyaman.Shin Kui Long merebahkan tubuhnya di atas ranjang kayu yang keras, matanya menatap langit-langit kabin. Kelelahan merambati tubuhnya, tetapi kegelisahan menahannya dari tidur. "Ada yang tidak beres malam ini," gumamnya pelan, indera keenamnya memperingatkan bahaya yang mendekat.Larut m

    Last Updated : 2024-08-25
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Pertarungan Tak Seimbang

    Para Ninja, yang awalnya merasa yakin dengan jumlah mereka, kini terkejut oleh kelincahan dan keahlian Shin Kui Long. Dalam hitungan detik, dua dari mereka sudah terkapar di lantai dengan luka menganga di dada.Pemimpin Ninja itu menyadari keseriusan situasi. “Serang bersama!” teriaknya, memerintahkan anak buahnya yang tersisa untuk menyerang Shin Kui Long dari segala arah.Namun, bagi Shin Kui Long, serangan itu terasa seperti gerakan lamban. Dengan gerakan yang terlatih, ia memutar tubuhnya, menghindari setiap tebasan pedang dan tinju yang datang. Keringat mulai membasahi dahinya, tetapi matanya tetap fokus, penuh determinasi. Setiap langkahnya terasa ringan, seakan angin membawanya, sementara setiap tebasan pedangnya tepat sasaran, memotong udara dengan bunyi yang tajam.Pertempuran di dalam kabin semakin sengit. Suara benturan logam dan teriakan para Ninja bercampur dengan derak kayu yang mulai rusak. Kabin itu, yang awalnya sempit, kini terasa semakin mengecil dengan gerakan mere

    Last Updated : 2024-08-25
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Balas Dendam

    Malam itu, di bawah sinar bulan yang redup, bayangan bergerak cepat menuju tempat penyewaan kapal dekat dermaga. Suasana di sana masih ramai, suara tawa dan obrolan keras para pemilik kapal yang asyik berjudi di tepi jalanan mengisi udara malam. Tidak ada yang menyadari bayangan itu hingga ia berhenti di depan mereka, tubuhnya tegak berdiri, memancarkan aura dingin yang memotong keriuhan.“Sudah penuh di sini, cari tempat lain!” seru salah satu penjudi tanpa mengangkat kepalanya, mengira bayangan itu sekadar penantang baru dalam permainan mereka. Tapi bayangan itu tak bergerak, tetap diam, menjadi pusat perhatian yang tak diinginkan oleh para penjudi.“Sudah kubilang, pergi atau aku hajar kau!” ancam si penjudi muda, darahnya mulai mendidih oleh gangguan yang dirasakannya. Namun, bayangan itu hanya menghela napas pelan, kata-katanya keluar seperti desis ular berbisa, “Kembalikan uangku! Kau telah berbuat curang, menghianati kesepakatan kita. Kembalikan, atau mati!”Penjudi muda itu me

    Last Updated : 2024-08-25
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Menaklukan Samudra

    #Hari Kesepuluh #Langit mendung menggantung rendah di atas Samudra Naga Sakti, menyembunyikan matahari yang seharusnya menjadi panduan bagi Shin Kui Long. Tanpa seorang nakhoda yang berpengalaman, pria yang dikenal sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka itu berjuang mengarahkan kapal tua di bawah kuasanya, menuju Pulau Naga Sakti yang misterius.Air laut yang tenang awalnya membuatnya merasa yakin bisa menavigasi kapal dengan baik. Namun, pikiran tentang Pak Tua yang sebelumnya menipunya terus menghantui benaknya. Shin Kui Long menggertakkan gigi, mengingat bagaimana orang tua itu berkata bahwa arah angin dan matahari akan membawanya ke tujuan. "Kalau saja kau jujur, Pak Tua, mungkin aku akan membayarmu lebih banyak. Tapi sekarang, kau mengkhianatiku," gerutunya, nada suaranya dipenuhi penyesalan bercampur kemarahan.Malam pertama di lautan, Shin Kui Long hanya bisa beristirahat dengan hati-hati, memastikan kapal tetap pada jalurnya saat matahari terbit. Lautan tetap tenang, seakan member

    Last Updated : 2024-08-25
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Keganasan Kraken

    “Kuat sekali... Ini tidak akan mudah,” gumamnya, napasnya mulai terasa berat. Dia menyadari bahwa Kraken bukanlah lawan yang bisa dikalahkan dengan serangan biasa. Pergerakan makhluk itu, meskipun besar dan tampak lamban, dipenuhi dengan keakuratan dan kekuatan yang mematikan.Tiba-tiba, dari kedalaman samudra, muncul lebih banyak tentakel, mengitari kapal dari segala arah. Mereka meliuk-liuk seperti ular raksasa yang lapar, siap meremukkan kapal dan siapa pun di atasnya. Tak ada waktu untuk mundur. Shin Kui Long harus memilih: bertarung mati-matian atau menyerah pada nasib yang telah mengirimnya ke dalam cengkeraman maut ini.Shin Kui Long mengeluarkan jurus andalannya, "Dewa Penghancur Lautan", teknik yang mampu membelah air dan mengusir ombak dengan satu serangan dahsyat. Dia berdiri tegak di atas kapal, mengumpulkan semua kekuatannya hingga aura emas menyelubungi tubuhnya, menerangi kegelapan yang mulai menyelimuti lautan.Dengan teriakan penuh tekad, Shin Kui Long melepaskan puku

    Last Updated : 2024-08-25

Latest chapter

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.17. Kehebatan Dewa Mabuk

    Dewa Mabuk tersenyum miring, getir, dan menambahkan ..."Anggur Takdir Terbalik ... Biarlah kenyataan pun mabuk bersamaku malam ini."Tanpa ragu, ia meneguk seluruh isi cangkir itu. Dalam sekejap, dunia bergidik. Awan di langit berputar terbalik, suara gemuruh mengeras seperti teriakan jutaan jiwa yang terseret arus waktu.Tiga detik. Dalam rentang sesingkat itu, dunia seolah melangkah mundur.Formasi Surga Agung—pilar energi—semua bergerak mundur, melawan kodrat mereka sendiri. Tapi tubuh para Immortal, makhluk hidup yang terikat pada alur waktu normal, tidak ikut serta.Apa yang terjadi berikutnya bukanlah pertempuran—melainkan pembantaian tanpa pedang.Tubuh para Immortal mendadak kejang, wajah mereka pucat membiru. Dari dalam daging dan tulang mereka, retakan-retakan kecil muncul, memancarkan cahaya ungu aneh. Lalu, satu per satu, tubuh-tubuh agung itu meledak dari dalam, seolah mereka dihukum oleh paradoks yang tidak bisa mereka lawan.Darah spiritual menguap menjadi kabut ung

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.16. Dewa Mabuk vs Immortal - II

    Pergerakan Dewa Mabuk berubah.Awalnya ia hanya bergoyang goyah seperti dedaunan kering tertiup angin senja. Namun, dalam sekejap, gerakannya menjadi lebih cepat—lebih halus, lebih sulit diikuti. Tubuhnya melayang, berputar-putar, dan tiap jejak langkahnya membentuk pusaran-pusaran bercahaya, menciptakan pola sihir rumit yang berdenyut, menyedot energi spiritual dari udara sekitarnya. Tanah di bawah kakinya bergetar, lalu retak, dan dari retakan-retakan itu... mengalir sesuatu yang tak wajar.Dalam kelipan waktu yang nyaris tak terdeteksi, medan perang berubah drastis.Tanah tandus itu perlahan membasahi dirinya sendiri, mengalir menjadi Danau Anggur Surgawi. Permukaannya berkilau ungu lembut, memantulkan bukan sekadar bayangan, tapi fragmen masa depan dari siapa pun yang berdiri di atasnya.Satu per satu, para Immortal memandang ke bawah—dan apa yang mereka lihat... memaku mereka di tempat."Tidak... kenapa aku..." Seorang Immortal berseru, wajahnya berubah pucat pasi, suaranya pecah

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.15. Dewa Mabuk vs Immortal

    Kabut racun menggantung tebal di udara, membelai medan pertempuran yang hancur dengan sentuhan kematian. Di tengah reruntuhan dan bau logam darah yang menusuk, terdengar tawa—tawa yang aneh, nyaring, memecah keheningan seperti dentang lonceng tua di pemakaman para dewa."HAAAA—! Sudah kubilang..." Suara itu meraung, parau dan bergaung seperti mabuk badai. "Jangan ganggu orang yang sedang menikmati tegukan terakhirnya!!"Dari pusaran kabut itu, muncul sosok yang mustahil diabaikan. Seorang pria bertubuh tambun dengan langkah limbung, seolah sewaktu-waktu bisa jatuh... namun entah bagaimana, setiap gerakannya justru memancarkan bahaya yang membuat udara terasa berat. Rambutnya kusut, acak-acakan seperti sarang burung gagak, dan jubahnya—oh, jubahnya—robek-robek dengan bekas-bekas tumpahan anggur spiritual berkilau yang menodai kain lusuh itu.Di tangannya, tergenggam erat sebuah botol kaca tua. Dari dalamnya, cairan berwarna ungu tua memancarkan cahaya redup yang hampir hipnotik—Anggur

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.14. Sang Pemusnah Immortal

    Kabut tebal yang menelan seluruh medan pertempuran perlahan-lahan menghilang, bukan karena angin yang meniupnya atau karena kekuatannya telah pudar—melainkan karena semua yang menjadi target kabut itu telah lenyap.Di tanah yang menghitam seperti terbakar, tubuh-tubuh para Immortal membatu dalam keheningan yang mengerikan. Mereka tak lagi hidup, tapi juga belum sepenuhnya mati. Kulit mereka telah mengeras menjadi arang, hitam berkilap seperti obsidian yang retak. Tatapan terakhir mereka membeku dalam rupa yang tak akan pernah dilupakan siapa pun yang melihat—mata terbelalak oleh teror, mulut setengah terbuka oleh ketakjuban, dan alis yang merunduk dalam penyesalan yang tak terselesaikan.Namun, sang pembawa malapetaka belum berhenti. Dewi Racun masih berdiri di tengah medan, jubahnya berkibar pelan oleh hembusan angin beracun yang tersisa. Cahaya dari langit yang lembayung menyorot wajahnya yang tak menunjukkan emosi selain ketenangan dingin.Dari kehampaan, lima cahaya redup mulai be

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.13. Kejamnya Dewi Racun

    —Ketika racun bukan lagi sekadar senjata, tapi kutukan dunia itu sendiri—Medan perang menjadi lautan kehijauan yang membara dalam keheningan yang mengerikan. Tanah yang disentuh jimat Dewi Racun telah berubah menjadi ladang kematian ... bunga-bunga berbentuk tengkorak merekah dari tanah, memuntahkan spora beracun berwarna merah darah, sementara kabut ungu kehijauan merambat seperti tangan-tangan makhluk lapar yang mengincar jiwa.Dewi Racun berdiri di tengah-tengah pusaran itu, rambutnya melayang seperti ular-ular kecil, dan gaunnya bergelombang, seolah dijalin dari kabut itu sendiri. Di tangan kirinya, ia genggam Jimat Racun Kehancuran Tiga Dunia—artefak yang tak pernah diaktifkan sepenuhnya… sampai hari ini.“Kalian para immortal, begitu sombong dengan keabadian kalian... Tapi tidak ada yang abadi di hadapan racun yang benar-benar murni.” Suara Dewi Racun menggema, serak namun memikat, mengandung mantra yang memengaruhi kesadaran.Beberapa Immortal mulai berteriak histeris. Ilusi

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.12. Naga Azteca vs Naga Wrath

    —Dua kekuatan kuno bertabrakan di langit dunia—Langit seolah mendidih. Darah para bintang menetes ke bumi dalam bentuk kilatan energi liar yang tak terbendung.Naga Wrath, makhluk dari reruntuhan abadi dan badai abadi, meraung liar, memekakkan setiap jiwa yang masih tersisa di medan perang. Petir hitam di tubuhnya kini menebal, menciptakan badai magnetik raksasa yang menghisap segala bentuk energi spiritual di sekitarnya. Ia menggulung udara menjadi tombak-tombak listrik yang melesat ke segala arah. Salah satunya menghantam dada Azteca, meledak menjadi gelombang plasma yang membelah awan.Azteca mengerang, tapi tidak mundur.Matanya yang bersinar biru kehijauan kini berubah menjadi merah darah. Simbol-simbol kuno di tubuhnya menyala lebih terang, berdenyut seperti jantung dunia itu sendiri. Dari sela-sela sisiknya, muncul kilatan emas—bukan emas biasa, melainkan “Ollin”, esensi gerak semesta.“Tlazohcamati, Huehuecoyotl... berikan aku tarian terakhir dari para dewa.”Azteca terangkat

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.11. Pertempuran Dunia Kultivator - V

    Ledakan terakhir dari serangan pusaran hitam yang menelan Lin Feng masih membekas di langit, membelah awan menjadi dua. Debu dan puing dari tanah yang terkoyak beterbangan, sementara api dan es beradu di udara, menciptakan pelangi berdarah di cakrawala. Namun di tengah kekacauan itu, medan perang belum berhenti berdetak.***Di atas langit merah, Naga Azteca menggila. Sisiknya yang bersinar dengan pola kuno berkedip cepat, menandakan amarah yang tak lagi bisa dibendung. Naga Wrath meraung menantang, tubuhnya yang berbalut petir hitam meluncur dengan kecepatan meteor, membentur perisai spiritual Azteca hingga ruang di sekitarnya retak seperti kaca.Namun kali ini, Azteca membuka mulutnya, mengeluarkan suara bernada rendah, nyaris seperti nyanyian ritual. “Hezkani... teotl tlatoani...”—dan tiba-tiba, ribuan simbol kuno terpancar dari tubuhnya, membentuk lingkaran sihir raksasa di langit.Ritual Leluhur Azteca—Sumpah Darah Langit Ketujuh.Ritual itu bukan sekadar serangan. Ia adalah wari

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.10. Kui Long vs Lin Feng - II

    Di bawah langit yang muram, dua sosok bertarung dengan intensitas yang mengguncang alam semesta. Kui Long dan Lin Feng saling berhadapan, energi mereka bertabrakan dan menciptakan gelombang dahsyat yang meremukkan segala yang ada di sekeliling.​Lin Feng, dengan Pedang Surgawi yang memancarkan cahaya keemasan, melesat seperti kilat. Setiap ayunan pedangnya meninggalkan jejak cahaya yang membelah udara, menembus kegelapan yang menyelimuti Kui Long. Namun, Dewa Iblis Gerbang Neraka itu tidak tinggal diam. Dengan senyum sinis, ia mengangkat tangannya, menciptakan pusaran bayangan yang berputar ganas, menyerap sebagian besar serangan Lin Feng.​"Tidak buruk, Lin Feng," suara Kui Long bergema, berat dan penuh kekuatan. "Tapi kau harus berusaha lebih keras untuk mengalahkanku!"​Dengan gerakan cepat, Kui Long membentuk tombak hitam raksasa yang berputar liar, dipenuhi energi destruktif. Tombak itu melesat menuju Lin Feng dengan kecepatan yang hampir tak terjangkau oleh mata manusia.​Lin Fe

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.9. Kui Long vs Lin Feng

    Langit semakin gelap, awan hitam bergulung seperti naga yang mengamuk, seolah turut meratapi pertarungan yang mengguncang dunia. Petir sesekali menyambar cakrawala, menerangi medan perang yang penuh kehancuran. Di tengah reruntuhan, Lin Feng berdiri tegak, Pedang Surgawi terangkat tinggi, memancarkan cahaya emas yang menembus kelamnya kabut hitam yang menyelimuti Kui Long.Pria berjuluk "Dewa Iblis Gerbang Neraka" itu menyeringai. Bukan tanpa alasan ia mendapatkan nama tersebut—bukan karena ia benar-benar iblis, melainkan karena kultivasi kegelapannya yang telah mencapai tingkat yang hanya bisa ditakuti. Tubuhnya, yang diselubungi energi hitam pekat, tampak semakin kokoh. Udara di sekelilingnya bergetar, dipenuhi aura kematian yang mengerikan."Lin Feng," suara Kui Long terdengar serak namun penuh percaya diri. "Kau sudah menunjukkan segalanya. Kini, biarkan aku menunjukkan kekuatan sejati kultivasi kegelapan!"Dengan satu hentakan kaki, tanah di bawahnya merekah, suara retakan mengge

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status