Shin Kui Long yang dikeroyok oleh Immortal dan Pendekar akhirnya tidak kuasa bertahan lagi. Betapapun dia berusaha, tetap saja jumlah Immortal dan Pendekar ini tidak berubah. Semakin lama semakin banyak saja yang mengeroyok dirinya.
Mati satu tumbuh seribu.
Immortal dan Pendekar tiada habisnya terus menggempur dirinya yang sudah kelelahan.
Kekuatan Shin Kui Long juga terbatas, yang akhirnya membuat dirinya menderita kelelahan dan tidak sanggup bertahan lagi dari serangan Immortal dan Pendekar.
Dewa Super Sakti ini akhirnya tewas di tangan Immortal Lin Feng.
Tapi Shin Kui Long sudah mencapai tahap keabadian yaitu Dewa Kaisar, sehingga setelah mati dia akan inkarnasi di dunia kembali, baik dunia yang sama ataupun dunia yang berbeda.
Sayangnya, kematian Shin Kui Long ini terjadi bersamaan dengan terbukanya dimensi waktu akibat fenomena alam yang tidak biasanya terjadi di dunia..
Shin Kui Long tidak terlahir baru menjadi manusia dari bayi, tapi memasuki tubuh pendekar dari dunia fana di dunia bawah. Shin Kui Long menderita hilang ingatan saat inkarnasi ini sehingga sifatnya berubah menjadi kejam, yang dikenal sebagai Iblis Tanpa Batas.
Pertarungan Shin Kui Long dalam wujud Iblis Tanpa Batas yang bernama Qing Shan ini sekali lagi membuatnya menderita.
*****
“Baiklah ... kita tentukan pertarungan terakhir kita!” lanjut Pendekar Zhang Sing.
“Memangnya pertarungan ini masih berlaku? Aku bukan Pendekar Tanpa Tanding lagi!Tepat saat aku memasuki tubuh pendekar lemah ini, Pendekar Tanpa Tanding sudah tewas oleh seranganmu!”
“Pertarungan tetap berlaku ... siapapun dirimu karena kamu masih menggunakan tubuh Pendekar Tanpa Tanding!” ujar Zhang Sing lagi.”Aku tidak peduli kalau Pendekar Tanpa Tanding sudah tewas sebelumnya, karena sekarang hidup lagi berkat dirimu!”
“Aku tidak berminat bertarung denganmu ... Kedudukan kita seri, jadi kita sudahi saja pertarungan ini, karena Pendekar Tanpa Tanding sudah tidak ada!”
“Kamu tetap harus menghadap Kaisar Xian Wu, siapapun dirimu yang sekarang!” paksa Zhang Sing.
“Jangan memaksaku Zhang Sing ... Aku menyukai dirimu, tapi aku juga bisa kejam jika terpaksa!” kata Iblis Tanpa Batas yang memperlihatkan bayangan bola api hitam di matanya.
“Aku tidak peduli ... kamu lebih berbahaya daripada Pendekar Tanpa Tanding! Aku tidak bisa membiarkan dirimu lolos!”
Iblis Tanpa Batas memang jauh sekali berbeda sifatnya dengan Pendekar Tanpa Tanding. Iblis ini tidak segan-segan mlakukan segala cara untuk mencapai tujuannya.
“Terserah padamu saja Zhang Sing! Aku tetap tidak akan ikut denganmu!”
“Kalau begitu kamu harus dipaksa dengan cara kekerasan, Iblis!”
Zhang Sing mulai menyerang Iblis Tanpa Batas dengan jurus dasyatnya agar bisa lebih cepat menyudahi pertarungan ini.
“Tubuh Nirvana!”
Tubuh Pendekar Zhang berputar kencang menghasilkan lima macam elemental yang mengelilingi seluruh tubuhnya. Kemudian Pendekar ini maju dengan pedangnya menyerang Iblis Tanpa Batas.
“Kamu bukan Pendekar, Zhang Sing! Kamu adalah Kultivator yang sudah mencapai tingkat Immortal!” seru Iblis Tanpa Batas.
“Kamu hanya pendekar biasa, kenapa kamu bisa mengetahui kekuatanku?” tanya Pendekar Zhang Sing.
“Aku kira kemampuanmu hebat sebagai Immortal, ternyata hanya bisa menciptakan mainan anak-anak!”
Iblis Tanpa Batas benar-benar memandang sebelah mata jurus ‘Tubuh Nirvana’ yang menghasilkan elemen api, air, angin, tanah, dan es ini sekaligus.
“Iblis Tanpa Raga!”
Iblis Tanpa Batas ini mulai menggunakan jurusnya sendiri untuk melawan serangan pedang elemental dari Immortal Zhang. Begitu sebutan baru yang diberikan Iblis Tanpa Batas untuk Pendekar Zhang Sing.
Tubuh iblis ini diselimuti aura hitam yang seakan hidup mengelilingi tubuhnya bagaikan ular yang berbentuk asap hitam. Kekuatan petir hitam adalah serangan utama dari jurus ‘Iblis Tanpa Raga’ ini.
Beradunya dua tenaga yang mengandung energi besar ini menimbulkan ledakan yang cukup keras tapi tidak sampai menggetarkan bumi.
“Aku harus segera menyudahi pertarungan ini dan membawa Iblis Tanpa Batas ini menghadap Kaisar Xian Wu untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya!”
Pendekar Zhang yang awalnya bertarung secara sportif ini mulai melakukan kecurangan.
Pendekar yang awalnya bertarung secara Duel ini mulai memerintahkan seluruh pendekar yang tergabung dalam Aliansi Pendekar Timur ini menyerang Iblis Tanpa Batas.
“Aku tidak sangka kalau kamu selicik ini melakukan pengeroyokan! Baiklah ... aku tadinya tidak akan mengeluarkan jurus ini karena menghormatimu, tapi kamu telah melanggar kepercayaanku dan mengecewakanku, Zhang Sing!”
“Bara Sejuta Iblis Neraka!”
Langit langsung menghitam dengan awan hitam tebal yang mengandung petir menyambar-nyambar. Sementara daratan tempat pertarungan mulai terbuka lubang besar seperti lubang api yang mengandung energi yang besar yang mengisap apa saja ke dalamnya. Getaran-getaran keras dan angin kencang menyertai pertarungan yang akan terjadi antara Iblis TanpaBatas melawan Aliansi Pendekar Timur ini.
Immortal Zhang tampak mulai khawatir dengan kejadian yang benar-benar mengacaukan semesta ini. Dia menyesal telah melakukan keputusan untuk mengeroyok Iblis Tanpa Batas. Sekarang mereka bahkan tidak bisa menyentuh Iblis Tanpa Batas sama sekali yang diselimuti aura api abadi dan aura hitam sekaligus dalam satu kesatuan energi yang kuat.
“Iblis Tanpa Batas ... aku minta maaf! Aku tidak mengira kalau kamu memiliki salah satu Jurus Penghancur Semesta yang terkenal ini!” kata Immortal Zhang mencoba memperbaiki keadaan dan membujuk Iblis Tanpa Batas.
“Sudah terlambat Immortal Zhang .... terimalah kematianmu!” kata Iblis Tanpa Batas yang langsung mengeluarkan serangan terhebatnya membuat semesta ini porak poranda.
Lubang dimensi tampak retak dan terbuka oleh serangan ‘Bara Sejuta Iblis Neraka’ ini. Dunia tempat mereka berada mulai menampakkan tanda-tanda kehancuran.
Immortal Zhang harus melakukan langkah yang cepat untuk meredakan serangan kiamat dari Iblis Tanpa Batas ini.
“Roh Api Suci!’
Immortal Zhang merubah dirinya menjadi api yang besar yang mulai membakar tubuhnya membentuk makhluk Beast raksasa berbentuk api yang siap meledakkan mereka semua yang berada di semesta tempat pertarungan ini berlangsung.
“Maafkan aku ... Hanya ini jalan satu-satunya agar dunia kita tidak hancur oleh ulah Iblis Tanpa Batas!” kata Zhang Sing kepada seluruh pendekar di Aliansi Pendekar Timur.
“DUUUUAAARRR ... BLAAASSTT ....
Tubuh api raksasa Zhang Sing meledak dan api sucinya menyapu semua yang ada di dalam semesta ini, tapi sayangnya Iblis Tanpa Batas luput dari serangan api suci ini karena berhasil memanfaatkan retakan dimensi waktu untuk melarikan diri.
Ledakan yang terjadi menimbulkan gempa dimana-mana. Tapi yang pasti, area sekitar pertarungan hancur tidak bersisa. Ledakan yang terjadi lebih dasyat dari ledakan bom atom ataupun nuklir.
Beruntung pertarungan mereka jauh dari peradaban, sehingga ledakan besar ini hanya menimbulkan getaran yang kuat di daratan yang penuh pemukiman penduduk.
Suasana pertarungan langsung sepi. Tidak ada yang selamat dari pertarungan ini. Hanya Iblis Tanpa Batas yang diduga berhasil melarikan diri dari ledakan besar ini.
*****
"Bahaya sekali jurus Immortal ini ... aku harus memasuki celah menuju semesta lain sebelum tubuhku hancur lebur oleh jurus saktinya ini!" pikir Iblis Tanpa Batas.
Sesaat sebelum Immortal Zhang Sing mengeluarkan jurus pamungkasnya, Iblis Tanpa Batas melesat cepat memasuki retakan celah dimensi yang terbuka ini.
Perjalanan antar dimensi ini membuat kekuatan Iblis Tanpa Batas hilang, ditambah getaran keras akibat ledakan yang ditimbulkan oleh Zhang Sing semakin memperlemah Iblis Tanpa Batas dan mengembalikan ingatan Dewa Iblis Gerbang Neraka ke dalam tubuh Pendekar Tanpa Tanding ini.
Shin Kui Long kembali mengambil alih tubuh Pendekar Tanpa Tanding dalam perjalanan dimensi yang lama ini akibat jurus dari Zhang Sing yang mengacaukan sedikit perjalanan dimensi.
Inkarnasi Shin Kui Long menjadi kacau balau akibat benturan yang terjadi lintas dimensi, membuat tubuh lemah Pendekar Tanpa Tanding mempengaruhi dirinya.
Pertarungan besar antara Iblis Tanpa Batas dengan Zhang Sing di perbatasan antara dunia tanpa keabadian dengan Nirvana Surgawi membuat Iblis Tanpa Batas berhasil melarikan diri ke Semesta Nirvana Surgawi yang terbuka akibat ledakan besar yang ditimbulkan Zhang Sing ini.Shin Kui Long yang kembali ke Nirvana Surgawi berada di dalam tubuh Pendekar Tanpa Tanding yang sudah meninggal, sehingga kondisi tubuh yang ditempatinya ini tidak maksimal.Hanya saja, Kui Long yang kembali ke Nirvana Surgawi bukanlah dewa yang sakti lagi seperti semula, bahkan mendekati kultivator tingkat bawah juga tidak. Tubuh Kui Long di dalam tubuh Pendekar Tanpa Tanding ini sangat lemah.Seharusnya dia inkarnasi untuk mulai dari awal, bukan menumpang di tubuh manusia fana yang sudah mati.Kesalahan fatal alam semesta ini mengakibatkan dirinya menjadi lemah. Kui Long ingat dengan masa lalunya saat masih menjadi Dewa Iblis Gerbang Neraka, tapi dia tidak mengingat tindakannya yang kejam saat menjadi Iblis Tanpa Bat
"Bagaimana dengan Dewa Iblis Gerbang Neraka, Nona? Apa dia tewas dalam pertempuran akbar ini?" tanya Kui Long."Kamu ini banyak bertanya tentang kejadian di Pagoda ini. Apa kamu ini kerabat dari Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Immortal Qian Ling penuh rasa curiga."Aku hanya penasaran dengan Ahli Bela Diri Terhebat ini ... kenapa bisa tewas oleh Immortal dan Pendekar Saja! Begitulah rumor yang kudengar, Nona!' ujar Kui Long."Ribuan Immortal dan Kultivator tewas dalam usaha melenyapkan Dewa Iblis Gerbang Neraka ini, jadi perbuatan dia tidak bisa dibenarkan!""Kenapa Dewa Iblis Gerbang Neraka sampai tega membantai ribuan Immortal dan Kultivator ini?" tanya Kui Long.Sekarang Kui Long bebas bertanya kepada Immortal Qian Ling yang tidak mengenalinya."Dewa Iblis Gerbang Neraka telah dituduh melakukan kejahatan sehingga Kaisar Han memerintahkan seluruh Immortal dan Kultivator melenyapkan dia dari Dunia Kultivator!""Kejahatan seperti apa yang telah dilakukannya?" tanya Kui Long.Qian Li
"Kami tahu kalau kamu di dalam! Keluar sekarang maka kami akan mengampunimu!' seru anak-anak muda ini.Belum pernah Kui Long merasa terpojok seperti ini, apalagi oleh anak-anak muda yang paling tinggi hanya mencapai ranah manusia saja.Sekali kibas saja dia akan merobohkan mereka semua di masa lalu, tapi di masa kini dia hanyalah pecundang yang tidak punya kemampuan apa-apa.'Gembel! Kesabaran kami sudah habis terhadapmu! Keluar sekarang atau kami akan mencarimu sampai dapat!""Aku tidak boleh mati lagi. Aku harus mencari tubuh asliku yang disimpan Kaisar Qing! Kalau masih belum lama, aku bisa hidup kembali menjadi Shin Kui Long dengan kemampuan di atas semua Immortal yang ada."Sekarang, Kui Long harus memeras otak untuk keluar dari tempat persembunyiannya ini tanpa ketahuan oleh anak-anak muda kejam yang hendak memukulinya sampai mati hanya karena penampilannya menyedihkan dan tidak mirip kultivator sama sekali?"Kamu tidak akan bisa bersembunyi dari kami, gembel!" Cepat keluar atau
Pendekar kelas jelata seperti kerasukan setan dab tidak peduli lagi dengan nyawa Kui Long yang sudah di ujung tanduk.Saat tangan salah satu pendekar hendak menghabisi nyawa Kui Long dengan memukul kepalanya, tangannya ditangkap oleh seseorang yang bergerak sangat cepat ke arah dirinya.Sosok yang menangkap tangan pendekar ini dan mendorongnya menjauh dari tubuh Kui Long bukanlah sosok pendekar ideal yang tinggi tegap."Pergi kalian! Beraninya menganggu Pendekar yang lemah!" seru kakek yang bertubuh gempal ini."Pak Tua ... urus saja urusanmu sendiri! Jangan ganggu kami!" sahut Pendekar kelas jelata ini."Aku tidak bisa membiarkan kalian menyiksa pemuda malang ini! Tinggalkan dia, maka aku akan mengampunimu!" seru kakek gempal yang membawa kendi arak di pinggangnya.Salah satu Pendekar kelas rendah ini mengenali sosok Pendekar yang menegur mereka ini."Dia itu Dewa Mabuk! Baiknya kita menyingkir saja! Berbahaya sekali melawannya karena dia merupakan salah satu dari Lima Dewa Pendekar
":Benar, Master! Aku ini Shin Kui Long yang lebih dikenal sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka! Tapi sekarang, aku ini hanyalah manusia biasa saja!' sahut Kui Long yang sudah siap menerima segala akibat perbuatannya di masa silam. HAHAHA ...! Tiba-tiba Dewa Mabuk ini tertawa sekeras-kerasnya. Kui Long menjadi bingung melihat sikap aneh Dewa Mabuk. "Kenapa kamu ini sangat lemah?" tanya Dewa Mabuk kepada Kui Long."Seperti yang kukatakan kalau aku sebenarnya kultivator yang kuat, paman! Aku tewas akibat pengeroyokan Immortal di Dunia Kultivator!" jelas Kui Long."Kamu serius?" tanya Dewa Mabuk yang tidak percaya dengan ucapan Kui Long sedikit pun. "Bukannya tadi paman yang menanyakanku tentang Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Kui Long. "Aku hanya mengujimu! Siapa namamu anak muda?" tanya Dewa Mabuk. "Terserah paman saja mau panggil aku apa! tapi kalau tidak keberatan panggil aku Long Shin saja!" ujar Kui Long. "Baiklah, Long Shin! Apa kamu akan ikut menjadi muridku?" tanya Dewa Ma
Shin Kui Long lebih memilih cara lama untuk menempa kondisi tubuhnya yang sangat lemah ini."Aku harus mulai dari awal lagi. Master! Lebih baik aku menggunakan cara lama untuk menempa tubuh lemah ini agar lebih kuat!""Baiklah, kalau keinginanmu seperti itu! Bawa pikulan ini dan ambil air di mata air pegunungan!" perintah Dewa Mabuk.Kui Long langsung mengambil pikulan air dengan dua gentong air besar di kedua sisinya."Ingat! Air tidak boleh jatuh setetes pun atau kamu harus mengulanginya dari awal!" seru Dewa Mabuk.Walaupun tubuh mati ini sudah semakin tegap dengan khasiat mata air, tapi tetap saja tubuh yang ditempati Kui Long ini ada masanya untuk membusuk.Susah payah Kui Long membawa pikulan air yang diwajibkan penuh sampai atas menyentuh tepian gentong tapi air di dalam gentong ini tidak boleh keluar dari gentong untuk menetes ke bawah."Bagaimana cara membawa pikulan air yang terus bergoyang tanpa menjatuhkan air sedikit pun?" pikir Kui Long. "Hal yang sangat mustahil untuk d
"Jangan cari masalah dengan Bandit Pendekar ya, Kui Long!" pesan Dewa Mabuk di sela-sela latihannya."Kenapa, Master? Bukannya kita sebagai pendekar harus memberantas bandit yang berkeliaran di Dunia Pendekar ini?" tanya Kui Long. "Siapa sebenarnya yang memimpin Bandit Pendekar sampai Master melarangku untuk ikut campur?'"Benar katamu! Tapi khusus Bandit Pendekar, jangan cari masalah dengan mereka. Pemimpin Bandit pendekar adalah Dewa Bandit yang ilmu bela dirinya sangat hebat. Aku saja ragu bisa mengalahkannya!' ujar Dewa Mabuk."Kalau bandit lainnya, aku boleh ikut campur, Master?" tanya Kui Long."Boleh saja! Tidak masalah! Hanya Bandit Pendekar yang harus kamu jauhi agar hidupmu aman di Dunia Pendekar ini!" saran Dewa Mabuk."Aku tidak ingin cari masalah, Master ... aku hanya ingin belajar menjadi yang terhebat agar bisa menuju Dunia Atas!' sahut Kui Long."Bagus kalau begitu! Dewa Bandit mempunyai sifat pendendam ... dia akan terus mengincarmu apabila kamu menyusahkan dirinya! U
Shin Kui Long bertemu gadis cantik yang sangat misterius, karena pedagang buah-buahan di Kota pendekar sangat takut terhadap gadis bernama Hong Ling ini."Kamu belum menjawab pertanyaanku ... siapa sebenarnya dirimu, Nona Hong Ling?" tanya Kui Long.Gadis ini tersenyum mendengar pertanyaan Kui Long. "Aku hanya gadis biasa, Long Shin! Aku juga tidaak tahu kenapa paman ini taakut sekali padaku! Paman pasti salah orang!" kata Hong Ling sambil memberi isyarat kepada pemilik toko buah ini agar mengikuti keinginannya."Benar! Aku baru sadar kalau Naona ini bukan Nona yang aku takuti! Maaf, Nona!" ujar pedagang buah ini."Tuh kan, kamu dengar sendiri! Aku hanya gadis biasa yang sedang jalan-jalan di Kota Pendekar dan melihatmu yang sedang kebingungan! Aku menyukaimu, makanya aku datang membantumu ... apa itu salah?" tanya Hong Ling."Tidak! Maafkan aku, Hong Ling!" sahut Long Shin."Hihihi ... kalau kamu mau menjadi sahabatku, maka aku maafkan perbuatanmu tadi!" ujar Hong Ling."Siapa yang t
Kui Long dan Song Lien Hwa melanjutkan perjalanan mereka ke Lembah Api Abadi, lokasi artefak kedua. Lembah ini terkenal sebagai wilayah terlarang di Dunia Dewa, dikelilingi oleh api abadi yang tidak pernah padam. Bahkan udara di sana beracun, mematikan siapa pun yang tidak memiliki perlindungan kuat.Song Lien Hwa memandang lembah itu dengan raut tegang. "Api ini bukan api biasa. Ini adalah Api Abadi yang berasal dari energi kosmik. Bahkan kultivator tingkat tinggi pun akan sulit bertahan di sini."Kui Long mengangguk. "Itulah sebabnya artefak ini disembunyikan di sini. Tapi aku tidak akan berhenti hanya karena tantangan seperti ini."Keduanya melangkah ke lembah dengan perlindungan energi petir dan kegelapan. Setiap langkah membawa mereka lebih dalam ke panas yang menyengat, seolah-olah api itu mencoba menembus perlindungan mereka. Di tengah lembah, mereka menemukan sebuah altar batu yang dikelilingi oleh kolam lava mendidih. Di atas altar itu, artefak kedua bersinar dengan cahaya em
Kui Long berdiri di puncak Gunung Langit Biru, tubuhnya diselimuti aura gelap dan petir yang saling bertaut, menciptakan perpaduan energi yang memancarkan kekuatan luar biasa. Udara di sekelilingnya menjadi berat, dan bahkan Song Lien Hwa, yang biasanya tak tergoyahkan, merasakan getaran energi dari tubuh Kui Long."Ini... bukan kekuatan seorang manusia biasa," gumam Song Lien Hwa dengan nada bergetar.Kui Long membuka matanya perlahan. Cahaya merah keemasan menyala dari irisnya, melambangkan perpaduan sempurna antara kegelapan dan kekuatan petir. Pedang Kultivasi Kegelapan di tangannya bergetar seperti hidup, seolah-olah merayakan kembalinya pemilik sejatinya."Aku telah kembali," bisiknya dengan suara berat, yang terasa bergema di seantero gunung. "Aku adalah Dewa Iblis Gerbang Neraka."Namun, sebelum Kui Long bisa melanjutkan langkahnya, langit di atas mereka berubah menjadi gelap gulita. Awan hitam berputar-putar seperti pusaran raksasa, dan dari tengah pusaran itu muncul sosok be
Kui Long memutuskan untuk tetap tinggal di Kota Kahyangan sementara, membalas budi pada Song Lien Hwa yang telah membantunya dalam pertarungan dengan Shen Wu Hei. Namun, pikirannya selalu tertuju pada Pusaka Dewa Petir, artefak legendaris yang menjadi sumber kekuatan utama Song Lien Hwa dan sektenya, yang kini telah hilang selama bertahun-tahun."Jadi," kata Kui Long pada suatu malam saat mereka duduk di balkon paviliun, menikmati angin malam. "Pusaka Dewa Petirmu. Apa kau tahu siapa yang mencurinya?"Song Lien Hwa memandangnya tajam, matanya menyala dengan kilat amarah yang terpendam. "Itu adalah malam ketika gerbang sekte kami ditembus oleh bayangan yang tidak terdeteksi. Mereka bergerak seperti angin dan meninggalkan kehancuran. Pusaka itu hilang, dan sejak saat itu sekte kami kehilangan kekuatan terbesarnya."Kui Long mengangguk pelan. "Aku mendengar sesuatu yang serupa saat aku masih menjadi Dewa Iblis Gerbang Neraka. Ada desas-desus bahwa sebuah artefak petir diselundupkan kelua
Bayangan gelap yang muncul di cakrawala berubah menjadi sosok seorang pria berjubah hitam dengan mata merah menyala. Udara di sekitar mereka tiba-tiba menjadi berat, seperti dunia sendiri menolak kehadirannya. Kui Long langsung mengenali auranya."Shen Wu Hei," gumamnya dengan nada dingin. "Kau kembali."Shen Wu Hei, penjaga dimensi kegelapan. "Kui Long, aku tidak pernah benar-benar pergi. Apa kau pikir pertarungan di Ruang Kekekalan sudah cukup untuk mengakhiriku? Kini aku membawa kekuatan yang bahkan kau tidak bisa bayangkan."Song Lien Hwa mengangkat Pedang Petirnya, bersiap menyerang. "Siapa dia?" tanyanya dengan tajam.Kui Long menjawab tanpa berpaling dari Shen Liang. "Penjaga dimensi kegelapan yang tidak bisa musnah!”Shen Liang terkekeh, suara tawanya bergema seperti gema kehancuran. "Kau tidak akan bisa menghentikanku, Kui Long!”Shen Wu Hei mengangkat tangannya, dan dari tubuhnya keluar gelombang energi gelap yang menyelimuti langit. Petir hitam menyambar, menghantam tanah d
Langit memerah, seolah-olah bumi dan surga sendiri menyadari ancaman yang mendekat. Dari cakrawala, bayangan besar menyeruak ke langit, membentuk sosok raksasa yang mengerikan. Itu adalah Avatar Bayangan, sebuah manifestasi dari energi kegelapan yang selama ini tersegel di negeri itu. Suara gemuruhnya seperti ribuan jiwa yang merintih, menciptakan teror di setiap jiwa yang mendengar.Kui Long, yang baru saja kembali ke tubuh aslinya, masih merasakan lelah dari pertarungan melawan Song Kui. Namun, ia tidak punya pilihan. Dengan Pedang Kultivasi Kegelapan di tangannya, ia menatap sosok raksasa itu dengan tatapan penuh tekad."Ini... kekuatan yang dilepaskan Shen Liang," gumamnya. "Aku tidak bisa membiarkan ini menghancurkan dunia ini."Song Lien Hwa berdiri di sampingnya, menggenggam erat Pedang Petir miliknya. Energi petir yang menyelimuti pedangnya memancarkan cahaya biru yang memukau. "Aku akan membantumu, Kui Long. Kegelapan ini tidak hanya mengancammu, tapi juga semua yang ada di d
Song Kui berdiri dengan tubuh Kui Long yang asli, dikelilingi oleh aura kegelapan yang mengerikan. Mata merahnya menatap dingin ke arah Kui Long yang memegang Pedang Kultivasi Kegelapan, sementara Shen Liang berdiri tak jauh dengan tombak hitam yang berdenyut dengan energi destruktif."Lucu sekali," ejek Song Kui. "Kau sibuk mencoba menjadi pahlawan, sementara aku hidup lebih baik dalam tubuhmu. Kau harusnya menyerah saja."Kui Long tidak terprovokasi. Ia menggenggam pedangnya lebih erat, energi gelap dan cahaya yang bersatu di bilahnya bersinar semakin terang. "Kau mencuri tubuhku, Song Kui. Kau mencuri segalanya. Tapi aku akan mengambilnya kembali hari ini."Shen Liang tertawa sinis dari kejauhan. "Pertarungan ini semakin menarik. Kalau begitu, aku akan membiarkan kalian saling membunuh, lalu mengambil kekuatan yang tersisa untuk diriku sendiri."Namun, sebelum ada yang bisa bereaksi, Shen Liang mengayunkan tombaknya, menciptakan gelombang energi gelap yang menyapu ke arah Kui Long
Naga bayangan mengaum, menggetarkan seluruh gunung. Shen Liang berdiri di atas makhluk itu dengan senyum penuh kemenangan. Energi gelap menyelimuti tubuhnya, semakin menguatkan auranya yang memancar kehancuran.Kui Long dan Song Lien Hwa berdiri berdampingan, memandang makhluk raksasa itu dengan waspada. Pedang Kultivasi Kegelapan di tangan Kui Long bergetar, seolah merespons ancaman yang ada di depan mereka. Pedang Petir Song Lien Hwa memancarkan kilauan cahaya biru yang memancar seperti kilat, siap menyambar kapan saja."Kui Long," kata Song Lien Hwa, matanya tetap terpaku pada naga bayangan, "aku tahu kau keras kepala, tapi jika kita tidak bekerja sama dengan benar, kita tidak akan bertahan.""Aku tahu," balas Kui Long tanpa berpaling. "Kita harus menyerang bersamaan. Kau hadapi Shen Liang, aku akan menangani naga ini."Song Lien Hwa tersenyum tipis. "Berani sekali kau mengaturku." Namun, tidak ada tanda-tanda ketidaksenangan di suaranya. Hanya keyakinan."Kita tidak punya pilihan
Kui Long berdiri di puncak Gunung Kun Lun, tempat yang tertera pada gulungan kuno. Angin dingin menghempas, membawa aroma logam dari air terjun yang mengalir deras di bawahnya. Di depan matanya, sebuah pintu batu raksasa berdiri kokoh, dihiasi ukiran petir yang berkilauan saat diterpa cahaya bulan. Pintu itu tampaknya menjadi gerbang menuju tempat tersembunyinya Pusaka Dewa Petir.Namun, ia tidak sendiri. Langkah-langkah kaki yang nyaris tak terdengar muncul dari kegelapan. Kui Long segera mencabut Pedang Kultivasi Kegelapan.“Kau terlalu percaya diri datang ke sini sendirian, Kui Long,” suara dingin itu terdengar. Dari balik bayangan, Shen Liang muncul bersama tiga orang bertopeng. Aura gelap mengelilingi mereka, menunjukkan bahwa mereka adalah kultivator kegelapan tingkat tinggi.Kui Long menyipitkan matanya. “Kalian benar-benar tak pernah menyerah.”Shen Liang tersenyum sinis. “Bagaimana mungkin aku menyerah, ketika Pusaka Dewa Petir ada di depan mata? Dengan itu, aku bisa menjadi
Hari-hari di Kota Kahyangan berubah menjadi waktu penuh persiapan. Song Lien Hwa mengatur strategi pertahanan bersama para tetua sekte, sementara Kui Long menyelidiki jejak Shen Liang dan pasukannya. Namun, di tengah ketegangan itu, kabar baru datang dari utusan sekte-sekte kecil di sekitar Negeri Song: serangan misterius terus berlanjut. Desa demi desa dihancurkan, dan setiap kali, simbol tengkorak yang sama ditemukan di tempat kejadian.Suatu malam, Kui Long sedang duduk di taman belakang istana Song Lien Hwa. Angin malam membawa aroma bunga petir yang hanya mekar di Kota Kahyangan. Tapi pikirannya jauh dari ketenangan. Ia merenungkan kata-kata Shen Liang tentang Song Kui.“Jika Song Kui hanyalah pion, siapa yang sebenarnya mengendalikan semuanya?” pikirnya. Pedang Kultivasi Kegelapan yang tergantung di sisinya bergetar lembut, seolah memberi peringatan.“Apa yang kau pikirkan?” suara dingin namun lembut memecah keheningan. Kui Long menoleh dan melihat Song Lien Hwa berdiri di belak