"Bagaimana dengan Dewa Iblis Gerbang Neraka, Nona? Apa dia tewas dalam pertempuran akbar ini?" tanya Kui Long.
"Kamu ini banyak bertanya tentang kejadian di Pagoda ini. Apa kamu ini kerabat dari Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Immortal Qian Ling penuh rasa curiga.
"Aku hanya penasaran dengan Ahli Bela Diri Terhebat ini ... kenapa bisa tewas oleh Immortal dan Pendekar Saja! Begitulah rumor yang kudengar, Nona!' ujar Kui Long.
"Ribuan Immortal dan Kultivator tewas dalam usaha melenyapkan Dewa Iblis Gerbang Neraka ini, jadi perbuatan dia tidak bisa dibenarkan!"
"Kenapa Dewa Iblis Gerbang Neraka sampai tega membantai ribuan Immortal dan Kultivator ini?" tanya Kui Long.
Sekarang Kui Long bebas bertanya kepada Immortal Qian Ling yang tidak mengenalinya.
"Dewa Iblis Gerbang Neraka telah dituduh melakukan kejahatan sehingga Kaisar Han memerintahkan seluruh Immortal dan Kultivator melenyapkan dia dari Dunia Kultivator!"
"Kejahatan seperti apa yang telah dilakukannya?" tanya Kui Long.
Qian Ling agak kewalahan menjawab pertanyaan dari Shin Kui Long sehingga dia memutuskan mengakhiri pembicaraan dengan pemuda asing yang lemah ini.
"Perintah Kaisar tidak boleh dilawan! Apabila Kaisar berkata demikian maka itulah yang akan terjadi! Jadi, kalau Kaisar Han menuduh Dewa Iblis Gerbang Neraka melakukan kejahatan serius yang harus dilenyapkan dari dunai, maka itulah yang kami lakukan sebagai kultivator yang menegakkan kebenaran!"
"Aku tidak setuju denganmu!" jawab Kui Long dengan tegas dan lantang.
Baru kali ini Immortal Qian Ling melihat pemuda lemah yang begitu beraninya melawan Immortal seperti dirinya.
Kultivator berkuasa penuh di Negeri Han ini di bawah perintah Kaisar langsung yang bertindak sebagai Panglima Tertinggi Kekaisaran.
Kultivator kelas bawah yang masih berada di ranah manusia saja berani bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat jelata apalagi Immortal seperti dirinya yang telah mencapai keabadian.
Tapi, di hadapannya tampak pemuda lemah yang bertekad kuat terus membela Dewa Iblis Gerbang Neraka.
"Terserah kamu saja! Dunia lebih aman tanpa adanya Dewa Iblis Gerbang Neraka yang menjadi Ahli Bela Diri nomor satu di Nirvana Surgawi."
"Apa kamu ini seorang Immortal?" tanya Kui Long kepada gadis ini.
"Memangnya kenapa kalau aku ini Immortal?" tanya Qian Ling.
"Seharusnya Immortal itu lebih bijaksana dan menyelidiki tuduhan Kaisar Han terlebih dahulu sebelum menghukum Dewa Iblis Gerbang Neraka tanpa diberi kesempatan untuk menjelaskan. Kaisar memang Anak Langit tapi bukan berarti boleh bertindak sewenang-wenang!" sahut Kui Long.
Immortal Qian Ling kagum terhadap kecerdasaan pemuda lemah di hadapannya.
"Temui aku kalau tubuhmu sudah pulih seperti sedia kala! Aku akan mengajarimu teknik kultivasi apabila memungkinkan!" ujar Immortal Qian Ling.
"Boleh aku bertanya sesuatu?"
"Apa yang hendak kamu tanyakan, anak muda?"
"Kalian apakan mayat Dewa Iblis Gerbang Neraka yang tewas di tangan kalian?" tanya Kui Long.
Dewa Iblis Gerbang Neraka ini masih berharap bisa kembali ke tubuh aslinya yang jauh lebih kuat apabila masih memungkinkan.
"Sudah kami serahkan kepada Kaisar Qing dari Dunia Pendekar. Dia memiliki teknik yang hebat, yang bisa membuat mayat utuh dalam waktu yang lama," ujar Qian Ling. "Untuk apa kamu menanyakan tubuh Dewa Iblis Gerbang Neraka?"
Immortal Qian Ling mulai mencurigai Kui Long sehingga Dewa Iblis Gerbang Neraka ini memilih pergi saja sebelum ketahuan.
"Tidak apa-apa! Aku hanya penasaran saja!"
Shin Kui Long memutuskan untuk mencari tubuh aslinya yang diyakini bisa membuat seluruh kekuatannya kembali lagi.
*****
Kisah perjalanan Kui Long di Dunia Kultivator harus dimulai dari awal lagi. Dia tidak tahu seberapa lama dirinya akan bertahan di dalam tubuh pemuda dari Dunia Tanpa Keabadian ini. Tapi lebih baik dia berusaha kuat di semesta yang kejam ini yang telah merenggut nyawanya.
"Ada baiknya aku pergi ke Dunia Pendekar saja dahulu memulai dari awal lagi. Dunia Kultivator terlalu berat untuk kondisiku sekarang ini!" ujarnya dalam hati.Kui Long bertekad untuk balas dendam terhadap penghuni lima dunia di semesta Nirvana Surgawi ini yang telah membuatnya menderita seperti sekarang ini. Seharusnya dia bisa tenang berada di semesta ini menikmati kejayaannya sebagai yang terkuat sejagad persilatan."Seharusnya aku tidak terlalu menonjolkan diri sehingga kondisiku akan baik-baik saja! Tidak ada yang akan takut terhadap diriku!" ujar Kui Long dalam hati.Baru saja dia meninggalkan Immortal Qian Ling, tubuhnya sudah dilempari batu oleh anak-anak remaja yang bahkan belum mencapai ranah apapun.
"Hei Gembel! Pulang sana ke kandangmu!" hina mereka.
"Kenapa Negeri Han ini sangat kejam sekarang? Saat aku masih berjaya, tidak ada yang berani menyentuhku sama sekali! Sekarang aku hanya pemuda yang tidak berdaya, yang tidak memiliki kekuatan apapun juga."
BUK!
Kepala Kui Long terkena lemparan batu lagi.
BUK! BUK! BUK!
Semakin banyak batu yang dilempar anak-anak muda ini terhadap dirinya.
"Pulang kau, Gembel! jangan mengotori negeri kami dengan bau bus*kmu ini!' teriak anak-anak muda yang merupakan calon kultivator ini.
Shin Kui Long yang geram dengan kelakuan anak-anak muda yang nakal dan penuh kebencian ini tidak bisa melampiaskan amarahnya karena tubuhnya sangat tidak berguna saat ini.
Selain itu, dia tidak ingin mati untuk kedua kalinya karena dia tidak tahu apakah dia akan inkarnasi kembali atau tidak dengan kondisi tubuhnya yang parah sekarang ini.
Kui Long berlari terseok-seok sambil menyeret kakinya yang lemas tidak bertenaga untuk menghindar dari kejaran anak-anak muda yang terus melemparinya dengan batu ini.
"Aku harus secepatnya ke Negeri Qing di Dunia Pendekar yang mungkin masih menghargai keberadaanku."ujar Kui Long dalam hati.
Baru kali ini Shin Kui Long merasakan penderitaan yang begitu berat yang harus dilaluinya.
Saat dikeroyok ribuan Immortal dan Kultivator, dirinya tidaak merasakan kesengsaraan seperti ini.
"Kemana kau, Gembel? Kami akan menemukanmu dan melemparmu ke binatang buas karena kamu tidak pantas hidup di Negeri han ini! Keluarlah sekarang maka kami akan mengampunimu!"
Kui Long tahu kalau nyawanya tidak akan selamat dari anak-anak muda brengsek ini apabila dia keluar dari persembunyiannya.
"Gembel bus*k ... ada di mana kau sekarang?"
Beberapa anak muda ini tampak sibuk mencari keberadaan Kui long yang dianggap mereka sebagai mainan mereka belaka.
Begitulah Dunia Kultivator dimana yang kuat selalu menindas dan menghina habis-habisan yang lemah.
Walaupun Immortal Qian Ling menyangkal kekejaman kultivator di Negeri Han ini, tapi kenyataan yang dialami Kui Long membuktikan sebaliknya.
"Aku harus kembali menjadi yang terkuat agar tidak tertindas oleh kultivator kejam ini, tapi bagaimana caranya ya?" pikir Kui Long yang baru merasakan kejamnya Dunia Kultivator.
"Kesempatan terakhir untukmu keluar, Gembel sebelum kami membakarmu hidup-hidup!"
Kui Long merasa tersudut dengan ancaman dari anak-anak muda ini, tapi keluar dari persembunyian sama saja dengan mengantarkan nyawanya.
"Biar saja mereka mengira aku telah terbakar dan tewas sehingga mereka tidak mengangguku lagi!" gerutu Kui Long dalam hati.
"Kami tahu kalau kamu di dalam! Keluar sekarang maka kami akan mengampunimu!' seru anak-anak muda ini.Belum pernah Kui Long merasa terpojok seperti ini, apalagi oleh anak-anak muda yang paling tinggi hanya mencapai ranah manusia saja.Sekali kibas saja dia akan merobohkan mereka semua di masa lalu, tapi di masa kini dia hanyalah pecundang yang tidak punya kemampuan apa-apa.'Gembel! Kesabaran kami sudah habis terhadapmu! Keluar sekarang atau kami akan mencarimu sampai dapat!""Aku tidak boleh mati lagi. Aku harus mencari tubuh asliku yang disimpan Kaisar Qing! Kalau masih belum lama, aku bisa hidup kembali menjadi Shin Kui Long dengan kemampuan di atas semua Immortal yang ada."Sekarang, Kui Long harus memeras otak untuk keluar dari tempat persembunyiannya ini tanpa ketahuan oleh anak-anak muda kejam yang hendak memukulinya sampai mati hanya karena penampilannya menyedihkan dan tidak mirip kultivator sama sekali?"Kamu tidak akan bisa bersembunyi dari kami, gembel!" Cepat keluar atau
Pendekar kelas jelata seperti kerasukan setan dab tidak peduli lagi dengan nyawa Kui Long yang sudah di ujung tanduk.Saat tangan salah satu pendekar hendak menghabisi nyawa Kui Long dengan memukul kepalanya, tangannya ditangkap oleh seseorang yang bergerak sangat cepat ke arah dirinya.Sosok yang menangkap tangan pendekar ini dan mendorongnya menjauh dari tubuh Kui Long bukanlah sosok pendekar ideal yang tinggi tegap."Pergi kalian! Beraninya menganggu Pendekar yang lemah!" seru kakek yang bertubuh gempal ini."Pak Tua ... urus saja urusanmu sendiri! Jangan ganggu kami!" sahut Pendekar kelas jelata ini."Aku tidak bisa membiarkan kalian menyiksa pemuda malang ini! Tinggalkan dia, maka aku akan mengampunimu!" seru kakek gempal yang membawa kendi arak di pinggangnya.Salah satu Pendekar kelas rendah ini mengenali sosok Pendekar yang menegur mereka ini."Dia itu Dewa Mabuk! Baiknya kita menyingkir saja! Berbahaya sekali melawannya karena dia merupakan salah satu dari Lima Dewa Pendekar
":Benar, Master! Aku ini Shin Kui Long yang lebih dikenal sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka! Tapi sekarang, aku ini hanyalah manusia biasa saja!' sahut Kui Long yang sudah siap menerima segala akibat perbuatannya di masa silam. HAHAHA ...! Tiba-tiba Dewa Mabuk ini tertawa sekeras-kerasnya. Kui Long menjadi bingung melihat sikap aneh Dewa Mabuk. "Kenapa kamu ini sangat lemah?" tanya Dewa Mabuk kepada Kui Long."Seperti yang kukatakan kalau aku sebenarnya kultivator yang kuat, paman! Aku tewas akibat pengeroyokan Immortal di Dunia Kultivator!" jelas Kui Long."Kamu serius?" tanya Dewa Mabuk yang tidak percaya dengan ucapan Kui Long sedikit pun. "Bukannya tadi paman yang menanyakanku tentang Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Kui Long. "Aku hanya mengujimu! Siapa namamu anak muda?" tanya Dewa Mabuk. "Terserah paman saja mau panggil aku apa! tapi kalau tidak keberatan panggil aku Long Shin saja!" ujar Kui Long. "Baiklah, Long Shin! Apa kamu akan ikut menjadi muridku?" tanya Dewa Ma
Shin Kui Long lebih memilih cara lama untuk menempa kondisi tubuhnya yang sangat lemah ini."Aku harus mulai dari awal lagi. Master! Lebih baik aku menggunakan cara lama untuk menempa tubuh lemah ini agar lebih kuat!""Baiklah, kalau keinginanmu seperti itu! Bawa pikulan ini dan ambil air di mata air pegunungan!" perintah Dewa Mabuk.Kui Long langsung mengambil pikulan air dengan dua gentong air besar di kedua sisinya."Ingat! Air tidak boleh jatuh setetes pun atau kamu harus mengulanginya dari awal!" seru Dewa Mabuk.Walaupun tubuh mati ini sudah semakin tegap dengan khasiat mata air, tapi tetap saja tubuh yang ditempati Kui Long ini ada masanya untuk membusuk.Susah payah Kui Long membawa pikulan air yang diwajibkan penuh sampai atas menyentuh tepian gentong tapi air di dalam gentong ini tidak boleh keluar dari gentong untuk menetes ke bawah."Bagaimana cara membawa pikulan air yang terus bergoyang tanpa menjatuhkan air sedikit pun?" pikir Kui Long. "Hal yang sangat mustahil untuk d
"Jangan cari masalah dengan Bandit Pendekar ya, Kui Long!" pesan Dewa Mabuk di sela-sela latihannya."Kenapa, Master? Bukannya kita sebagai pendekar harus memberantas bandit yang berkeliaran di Dunia Pendekar ini?" tanya Kui Long. "Siapa sebenarnya yang memimpin Bandit Pendekar sampai Master melarangku untuk ikut campur?'"Benar katamu! Tapi khusus Bandit Pendekar, jangan cari masalah dengan mereka. Pemimpin Bandit pendekar adalah Dewa Bandit yang ilmu bela dirinya sangat hebat. Aku saja ragu bisa mengalahkannya!' ujar Dewa Mabuk."Kalau bandit lainnya, aku boleh ikut campur, Master?" tanya Kui Long."Boleh saja! Tidak masalah! Hanya Bandit Pendekar yang harus kamu jauhi agar hidupmu aman di Dunia Pendekar ini!" saran Dewa Mabuk."Aku tidak ingin cari masalah, Master ... aku hanya ingin belajar menjadi yang terhebat agar bisa menuju Dunia Atas!' sahut Kui Long."Bagus kalau begitu! Dewa Bandit mempunyai sifat pendendam ... dia akan terus mengincarmu apabila kamu menyusahkan dirinya! U
Shin Kui Long bertemu gadis cantik yang sangat misterius, karena pedagang buah-buahan di Kota pendekar sangat takut terhadap gadis bernama Hong Ling ini."Kamu belum menjawab pertanyaanku ... siapa sebenarnya dirimu, Nona Hong Ling?" tanya Kui Long.Gadis ini tersenyum mendengar pertanyaan Kui Long. "Aku hanya gadis biasa, Long Shin! Aku juga tidaak tahu kenapa paman ini taakut sekali padaku! Paman pasti salah orang!" kata Hong Ling sambil memberi isyarat kepada pemilik toko buah ini agar mengikuti keinginannya."Benar! Aku baru sadar kalau Naona ini bukan Nona yang aku takuti! Maaf, Nona!" ujar pedagang buah ini."Tuh kan, kamu dengar sendiri! Aku hanya gadis biasa yang sedang jalan-jalan di Kota Pendekar dan melihatmu yang sedang kebingungan! Aku menyukaimu, makanya aku datang membantumu ... apa itu salah?" tanya Hong Ling."Tidak! Maafkan aku, Hong Ling!" sahut Long Shin."Hihihi ... kalau kamu mau menjadi sahabatku, maka aku maafkan perbuatanmu tadi!" ujar Hong Ling."Siapa yang t
Kui Long tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempataan yang ditawarkan oleh Hong Ling yang baru dikenalnya ini."Baiklah, aku setuju! Tapi ada yang ingin aku tanyakan padamu!' sahut Kui long."Apa yang hendak kamu tanyakan?""Apa kamu akan mengembalikan tubuh Dewa Iblis Gerbang Neraka ke pemilik aslinya?" tanya Kui Long dengan hati-hati."Tentu saja, Long'ge! Untuk apa aku menyimpan mayat?" sahut Hong Ling."Baiklah, aku pegang janjimu!" ujar Kui Long. "Kapan kita akan mencuri tubuhku ... eh maksudku tubuh Dewa Iblis Gerbang Neraka!' ujar Kui Long."Hihihi! Baru mau mencuri saja sudah gugup begini, bagaiman akalau kamu sudah berada di lingkungan istana?' tanya Hong Ling sambil tertawa geli.Kui Long merasa aneh dengan gadis ini.Mau mencuri sesuatu yang penting di Istana Kerajaan Qing tapi sikapnya biasa-biasa saja ... tidak tampak rasa khawatir, takut, ataupun perasaan lainnya saat seseorang sedang merencanakan sesuatu yang berbahaya dan sangat penting."Apa kamu sudah punya renca
"Aku yakin bisa kembali, Ling'er! Asalkan kamu memberikan kesempatan padaku untuk masuk ke tubuhku!" tegas Kui Long."Bagaimana caramu untuk melakukannya?" tanya Hong Ling."Aku akan memaksimalkan kemampuan kultivasi dari kehidupanku di masa lalu sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka!' sahut Kui Long."Apa kamu tidak khawatir kalau kelima dunia akan memburumu lagi? Bukannya lebih baik kamu tingkatkan dahulu semua kemampuanmu barulah kamu mencoba untuk masuk kembali ke tubuh lamamu?" tanya Hong Ling."Aku khawatir kalau Kaisar Qing akan menghancurkan tubuhku apabila tubuhku masih berada di bawah cengkramannya!' sahut Kui Long memberikan alasannya."Jadi, kamu ingin menyimpan sendiri tubuh kakumu ini? bagaimana kalau sampai membusuk? Kalau Kaisar Qing, di amemiliki ramuan untuk menjaga tubuhmu tetap awet seperti aslinya. Apa kamu tahu caranya merawat tubuh kakumu ini?" tanya Hong Ling."Aku harus mengambil resiko itu, daripada tubuhku dihancurkan!""Baiklah! Kalau itu keinginanmu, aku akan
Negeri Han bersinar bak permata di tengah dunia kultivator, seolah menantang kegelapan masa lalu. Sejak runtuhnya Dewa Iblis Gerbang Neraka—yang kejatuhannya bukan semata karena kehebatan Immortal dan kultivator Negeri Han, melainkan akibat fitnah licik dari Kaisar Han yang cemas akan bayang-bayang Shin Kui Long—kemenangan itu pun menyelimuti setiap sudut negeri.Pagoda megah yang pernah menjadi saksi bisu pengorbanan dan kejatuhan Dewa Iblis Gerbang Neraka kini telah dibersihkan dengan teliti, setiap ukiran batu di dalamnya memantulkan sinar mentari pagi yang lembut. Suara angin yang berdesir di antara celah-celah pagoda seakan menyanyikan lagu kemenangan, menambah kesan agung yang terpancar dari bangunan tersebut.Namun, di balik kemegahan istana dan semangat yang berkobar, Kaisar Han yang tengah menikmati kejayaannya belum menyadari bayang-bayang masa lalu yang terus menghantui. Suatu pagi, ruangan rapat yang biasanya dipenuhi sorak-sorai kini berubah sunyi dan dingin. Udara terasa
Di tengah Lembah Kabut Iblis, kabut kelam berputar semakin padat, menciptakan suasana mencekam yang membuat udara terasa berat dan lembap. Kui Long dan Naga Azteca melangkah mantap, tatapan mereka tajam menatap siluet pria bertopeng yang berdiri di puncak reruntuhan kuil kuno."Kalian akhirnya datang," suara pria bertopeng itu bergema, penuh kekuatan yang menusuk sanubari. "Namun, kalian sudah terlambat. Segel telah dilepaskan, dan kini aku telah mencapai wujud asliku."Tiba-tiba, langit menggelegar, dan tubuh pria bertopeng itu mulai bergetar. Kabut pekat melesat menyelubungi tubuhnya, sementara raungan mengerikan menggema dari dalam dirinya. Topengnya retak, memperlihatkan mata berwarna merah menyala yang bersinar penuh kebencian. Dalam sekejap, tubuhnya berubah, membesar, kulitnya menghitam dan bersisik, tanduk-tanduk tajam mencuat dari kepalanya."Naga Iblis...!" seru Naga Azteca, matanya membelalak melihat sosok mengerikan yang kini berdiri di hadapan mereka.Dari tubuh pria bert
Di balik reruntuhan kuil tua, pria bertopeng itu berdiri tegak, siluetnya samar tertutup kabut senja. Matanya yang tajam menatap medan pertempuran yang kini sunyi, hanya menyisakan bekas darah dan tubuh-tubuh yang terkapar. Klan Naga Kembar telah gagal, tubuh mereka tergeletak tanpa daya, sementara angin malam membawa bisikan kehancuran."Menarik..." gumam pria bertopeng itu, suaranya dingin bak embun beku. "Mereka lebih tangguh dari yang kuduga."Ia berbalik, menatap tiga sosok bayangan yang berdiri tegap di belakangnya. Masing-masing memiliki aura mengerikan yang bergetar di udara."Kita harus mempersiapkan rencana berikutnya," lanjutnya. "Pastikan mereka tidak melangkah lebih jauh. Aku tidak ingin ada gangguan lagi."Ketiga bayangan itu hanya mengangguk sebelum menghilang dalam sekelebat kabut gelap.*****Di sisi lain, Kui Long, Naga Azteca, dan para sekutu mereka melangkah dengan hati-hati menuju Lembah Kabut Iblis. Suasana semakin mencekam seiring mendung yang bergelayut di lang
Di tengah malam yang pekat, Kui Long dan Naga Azteca menyusuri lorong-lorong sempit kota yang diselimuti bayangan. Mereka tidak menyadari bahwa setiap langkah mereka diawasi oleh mata-mata dari Klan Naga Kembar yang bersembunyi di kegelapan. Saat mereka tiba di sebuah alun-alun yang sunyi, bayangan-bayangan mulai bergerak, menampakkan sosok-sosok dengan senjata terhunus yang mengepung mereka.Salah satu dari mereka, dengan suara sedingin es, berkata, "Kalian sudah melangkah terlalu jauh. Pria bertopeng itu adalah milik kami."Kui Long dan Naga Azteca saling bertukar pandang, kemudian mengangguk. Mereka merasakan energi chi mengalir deras dalam tubuh mereka, mempersiapkan diri untuk pertempuran yang tak terelakkan. Denting senjata beradu segera memenuhi udara, menandakan dimulainya pertarungan sengit. Meskipun keterampilan mereka luar biasa, jumlah musuh yang banyak mulai membuat mereka kewalahan.Klan Naga Kmbar memiliki petarung-petarung tangguh yang sangat menyulitkan mereka berdua.
Kui Long melangkah cepat melalui lorong-lorong sempit yang berliku, bayangan malam menyelimuti setiap sudut kota. Aroma rempah-rempah dan asap dupa bercampur dengan bau lembap dari dinding batu tua. Telinganya menangkap setiap suara—bisikan pedagang yang masih bertransaksi, langkah kaki terburu-buru, dan desahan angin yang menyusup melalui celah-celah bangunan.Tiba-tiba, sebuah tangan kasar mencengkeram lengannya, menariknya ke dalam kegelapan sebuah gang sempit. Kui Long hampir saja bereaksi dengan serangan, namun matanya segera mengenali wajah yang familiar."Naga Azteca," bisiknya, melepaskan diri dari cengkeraman itu. "Apa yang kau temukan? Kau bisa berubah jadi manusia juga?"Naga Azteca menganggukan kepala, dengan mata emasnya yang tajam, menatapnya serius. "Pria bertopeng itu bukan orang sembarangan. Gerakannya terlatih, dan dia tahu persis apa yang dia cari."Kui Long mengangguk, mengingat kilatan koin berkilauan yang diambil pria itu. "Itu adalah lambang sekte rahasia. Jika
Kui Long tetap mempertahankan senyumannya, seolah menikmati permainan ini. Namun, jauh di dalam dadanya, jantungnya berdetak dengan ritme yang terukur, menandakan kewaspadaan yang tajam. Ia sudah menyiapkan seribu cara untuk meloloskan diri jika situasi berbalik melawannya. Tatapan pria bertato naga di hadapannya masih mengunci dirinya, dingin dan penuh selidik, seakan hendak menerobos lapisan pikirannya yang terdalam.Di kejauhan, di antara bayangan yang menari di lorong-lorong sempit pasar, Naga Azteca bergerak seperti angin. Langkahnya ringan, nyaris tak berjejak, napasnya teratur seperti predator yang mengintai mangsanya. Matanya yang berwarna emas menyapu setiap sudut, menangkap detail sekecil apa pun. Aroma logam dari senjata tersembunyi yang dibawa para penjaga klan bercampur dengan harum manis buah-buahan yang dijajakan di pasar. Sorot matanya menyipit ketika melihat sosok mencurigakan bersembunyi di antara keramaian.Tiba-tiba, suara dentingan logam beradu merobek kesunyian y
Angin dingin berhembus dari arah laut, membawa serta aroma asin yang bercampur dengan harum rempah-rempah dari pasar terdekat. Di bawah sinar matahari yang keemasan, permukaan lautan berkilauan, memantulkan bayangan kapal-kapal dagang yang berlabuh di pelabuhan Kota Naga Biru. Kota yang merupakan kota tersibuk dan terpadat di Negeri Ming, Dunia Naga.Di kejauhan, gunung-gunung es menjulang dengan megah, puncaknya berkilauan seperti kristal yang tertimpa cahaya. Gunung es abadi yang menyimpan misteri tentang artefak kuno dari kejayaan naga di jaman dahulu yang bisa berubah menjadi manusia dan menjadi kultivator sejati.Namun sekarang, Negeri Ming banyak dikuasai Klan Naga dan juga Naga yang memiliki kecerdasan tinggi seperti Naga Iblis.Kui Long berjalan perlahan di antara kerumunan, jubah pedagangnya berkibar diterpa angin. Benang emas yang menghiasi kainnya menangkap cahaya, menambah kesan bahwa dirinya bukan pedagang biasa. Senyum ramahnya menyembunyikan kehati-hatian yang terlatih,
Perahu kecil itu berlayar perlahan di bawah langit yang dipenuhi kabut keemasan. Ombak di sekitar Pulau Naga Langit bergulung dengan gelombang yang tak biasa, seolah merasakan kehadiran para pendekar. Dewa Mabuk Kong Ming, Song Lien Hwa, Dewa Pedang Wei Bu, dan Yin Yin berdiri di haluan, mata mereka menatap lurus ke arah daratan yang mulai tampak di kejauhan. Di atas mereka, Rajawali Emas mengepakkan sayapnya, menyelinap di antara awan, mengawasi dari ketinggian.Saat mereka mendarat, suara gemuruh bergema dari tengah pulau. Kilatan cahaya perak dan emas membelah udara, lalu sesosok wanita berbalut jubah sutra hijau zamrud melayang di atas mereka. Itu adalah Dewi Naga Shiu Ling, penguasa Pulau Naga Langit. Namun, ada sesuatu yang aneh. Tatapan matanya yang biasanya tenang kini dipenuhi kegelapan, bibirnya melengkung dalam senyum dingin.“Kong Ming, Wei Bu… Kalian berani datang ke wilayahku?” Suaranya bergema seperti angin yang menusuk tulang."Shiu Ling! Kenapa kau bisa berubah sepert
Rubah Hitam Ekor Sembilan Yin Yin melompat ke udara dengan kecepatan yang sulit diikuti mata. Tubuhnya bergerak lincah, setiap ekornya menyapu udara dan menciptakan gelombang energi gelap yang menggetarkan ruang. Mata merahnya bersinar kejam saat ia menatap Song Lien Hwa, yang sudah bersiap dengan pedangnya."Song Lien Hwa, kau bukan tandinganku lagi!" suara Yin Yin bergema, dipenuhi kekuatan kegelapan yang menakutkan. Dengan satu kibasan ekornya, angin hitam melesat menuju Song Lien Hwa, membawa aura kehancuran.Song Lien Hwa segera menangkis dengan jurus Pedang Langit Menyapu Awan. Ia melompat ke atas, bilah pedangnya berputar membentuk pusaran angin yang membelah gelombang kegelapan Yin Yin. Namun, Yin Yin tidak memberi kesempatan. Tubuhnya berkelebat dalam bayangan, muncul di belakang Song Lien Hwa dan meluncurkan cakar tajamnya."Cepat sekali!" Song Lien Hwa hampir terlambat menghindar, namun dengan reflek luar biasa, ia membalikkan pedangnya dan menangkis serangan itu. Dentingan