Pendekar kelas jelata seperti kerasukan setan dab tidak peduli lagi dengan nyawa Kui Long yang sudah di ujung tanduk.
Saat tangan salah satu pendekar hendak menghabisi nyawa Kui Long dengan memukul kepalanya, tangannya ditangkap oleh seseorang yang bergerak sangat cepat ke arah dirinya.
Sosok yang menangkap tangan pendekar ini dan mendorongnya menjauh dari tubuh Kui Long bukanlah sosok pendekar ideal yang tinggi tegap.
"Pergi kalian! Beraninya menganggu Pendekar yang lemah!" seru kakek yang bertubuh gempal ini.
"Pak Tua ... urus saja urusanmu sendiri! Jangan ganggu kami!" sahut Pendekar kelas jelata ini."Aku tidak bisa membiarkan kalian menyiksa pemuda malang ini! Tinggalkan dia, maka aku akan mengampunimu!" seru kakek gempal yang membawa kendi arak di pinggangnya.Salah satu Pendekar kelas rendah ini mengenali sosok Pendekar yang menegur mereka ini."Dia itu Dewa Mabuk! Baiknya kita menyingkir saja! Berbahaya sekali melawannya karena dia merupakan salah satu dari Lima Dewa Pendekar Persilatan yang terkenal!""Pak Tua pemabuk bertubuh gentong ini Dewa Persilatan? Kamu tidak salah?" kata Pendekar kelas bawah lainnya yang menghina Dewa Mabuk ini."Jangan melawannya ... Dia terkenal sangat kejam terhadap Pendekar yang tidak disukainya."Tapi, pendekar kelas jelata yang bertubuh kurus kering ini tidak mengubris peringatan temannya dan bergerak mendekati Dewa Mabuk ini.
"Pak Tua, menyingkirlah dari hadapan kami! Jangan ikut campur urusan kami ini!' seru pendekar kurus kering ini.
"Kalau aku tidak mau menyingkir, kamu bisa apa?" tantang Dewa Mabuk ini.
"Kurang ajar! Aku sudah berbaik hati untuk tidak memukulmu karena kau sudah tua, tapi sikapmu yang menantangku membuatku tidak akan bersikap sopan lagi padamu!' sahut pendekar kurus kering ini.
"Aku juga tidak tega memukulmu anak muda! Tubuhmu terlalu kurus bagaikan daun kering!' ejek Dewa Mabuk ini.
"Grrr ... kurang ajar! rasakan pukulanku!"
Pendekar kurus kering ini menghimpun sin-kang tingkat penempaan tubuh sambil bergerak memukul tubuh Dewa Mabuk.
Namun, pukulannya hanya mengenai tempat kosong saja karena Dewa Mabuk yang kelihatannya lemah tahu-tahu sudah berada di tempat lain.
Kui Long yang melihat kehebatan Dewa Mabuk ini mulai merasa kagum terhadap Pendekar yang semula dianggapnya kelas rendah dibandingkan Kultivator ini.
"Aku harus belajar banyak dari Dewa Mabuk ini. Ilmu gin-kang nya sungguh hebat, yang hanya bisa bergerak cepat dalam hitungan sepersekian detik saja!" ujar Kui Long dalam hati.
"Pergi kemana kau , Pak Tua!" seru pendekar kurus kering yang terus mengejar Dewa Mabuk yang tengah bersantai minum arak dari kendi araknya.
"Menganggu orang minum arak saja!'
Plak!
Sebuah pukulan telak mendarat di tubuh pendekar kurus kering ini yang membuatnya terpental ke udara dan terjatuh ke daratan dengan posisi terduduk.
Pendekar kurus kering ini sama sekali tidak melihat asal pukulan yang tepat mengenai tubuhnya ini.
Uhuk!
Pendekar jelata ini langsung memuntahkan darah dsegar karena menderita luka dalam.
"Kalau Dewa Mabuk ini minum arak dan dalam keadaan mabuk, tenaga dalamnya sangat hebat dibandingkan dalam keadaan normal!' ujar Kui Long memperhatikan Dewa Mabuk ini.
"Kalian tunggu apa lagi! Hajar Pak Tua ini!" seru pendekar kurus kering ini terhadap pendekar lainnya.
"Kalian maju saja semua!" tantang Dewa Mabuk."Aku tidak bisa berlama-lama menghadapi kalian! Ada pemuda terluka yang perlu kutolong!"
"Sombong sekali, kau!" sahut salah satu pendekar bertubuh gempal yang mirip Dewa Mabuk.
"Kok satu pendekar saja? Kalian semua, majulah ... biar aku cepat menyelesaikan masalah ini! Anak muda, menurutmu aoa yang harus aku lakukan terhadap penyiksamu ini?" tanya Dewa Mabuk kepada Kui Long.
"Paman bertanya padaku?" tanya Kui Long.
"Kalau tidak bertanya padamu, aku ini bertanya pada siapa?" jawab Dewa Mabuk dengan agak kesal.
"Maaf, paman! Terserah paman saja mau apakan mereka!" sahut Kui Long.
"Kalau aku ingin umpankan mereka kepada binatang buas saja biar jadi santapan mereka!" sahut Dewa Mabuk.
"Bangsat kau, Pak Tua! Kamu kira kami ini makanan hewan?" ujar salah satu pendekar dengan gusar.
"Oh bukan ya ... kirain kalian ini termasuk binatang yang tidak mempunyai hati nurani! Beraninya menyiksa pemuda lemah yang sudah hampir sekarat dan tidak punya keahlian bela diri sama sekali!" seru Dewa Mabuk.
"Rasakan seranganku! Jangan samakan kami dengan binatang, Pak Tua!"
Pendekar yang agak tinggi mulai menyerang Dewa Mabuk dengan jurus-jurus pendekarnya tapi dengan mudah Dewa Mabuk ini menghinbdarinya.
"Ilmu bela diri kalian masih dangkal, tidak pantas untuk melawanku! Lebih baik kalian belajar lebih giat daripada menyiksa orang yang lebih lemah daripada kalian!" sahut Dewa Mabuk.
"Jangan ikut campur urusan kami, Pak Tua! Kami tidak takut padamu!"
Salah satu pendekar tampak mendekati Kui Long untuk menghabisinya.
Kui Long yang lemah dan tidak bisa bergerak tampak pasrah menerima nasibnya.
Blast!
Sebuah sinar merah melesat kencang ke arah pendekar ini dan langsung menembus tubuh pendekar ini untuk mengakhirihidupnya.
Ternyata yang tampak sebagai sinar itu adalah ar*k merah yang diminum oleh Dewa Mabuk kemudian disemburkannya ke arah pendekar yang ingin menghabisi Kui Long ini.
"Hebat sekali! hanya denagn tenaga dari mulut saja sudah sanggup menembus tubuh pendekar malang ini," ujar Kui Long sambil terus mengamati pertarungan Dewa Mabuk ini.
"Kalau kalian tidak ingin bernasib sama, segeralah menyerah dan meminta maaf kepada pemuda lemah ini!' perintah Dewa Mabuk.
"Tidak sudi! Lebih baik kami mati!" sahut salah satu pendekar.
Tapi, kenyataannya beberapa pendekar tampak ketakutan dan meminta maaf kepada Kui Long.
'Apa kamu memaafkan mereka, anak muda? Kalau kamu tidak memaafkan mereka maka akan aku hukum mereka seberat-beratnya karena telah menyiksamu!"; seru Dewa Mabuk.
"Master terlalu baik padaku! Aku bukan siapa-siapa, Master!' sahut Kui Long.
"Aku tahu Kultivator hebat begitu melihatnya! kamu terjebak ke dalam tubuh yang salah sehingga seluruh chi ataupun sin-kang dalam tubuhmu ini tidak bisa berkembang!" seru Dewa Mabuk lagi.
"Pak Tua, masih ada aku yang akan melawanmu!" sahut salah satu pendekar kelas jelata yang tidak sudi minta maaf kepada Kui Long.
'Merepotkan saja!"
Baru selesai Dewa Mabuk ini bicara, tubuh pendekar kelasjelata ini sudah terpental jauh.
Ternyata sedari tadi Dewa Mabuk hanya bermain-main saja dengan pendekar kelas jelata ini.
"Terima kasih, Master! Aku berhutang budi dan nyawaterhadap Master!" seru Kui Long.
"Aku ada satu pertanyaan untukmu sebelum aku menolongmu! Jawabanmu akan mennetukan apakah aku akan meninggalkanmu mati di dunia ini atau menolongmu untuk keluar dari kesulitanmu!" ujar Dewa Mabuk.
"Aku akan menjawabnya denagn jujur. Master!" sahut Kui Long.
"Baiklah! Apa kamu ini Shin Kui Long, Dewa Iblis Gerbang Neraka yang tewas saat melawan ribuan Immortal dan Pendekar di atas Pagoda Negeri Han?" tanya Dewa Mabuk.
Shin Kui Long agak terkejut mendengar pertanyaan Dewa Mabuk.
Dia tidak tahu apakah Dewa Mabuk ini termasuk pendekar yang ikut mengeroyoknya dan ingin membalaskan dendam pendekar atau kultivator yang tewas olehnya.
"Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus mengakui yang sebenarnya atau berbohong kepada Dewa Mabuk ini?"
":Benar, Master! Aku ini Shin Kui Long yang lebih dikenal sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka! Tapi sekarang, aku ini hanyalah manusia biasa saja!' sahut Kui Long yang sudah siap menerima segala akibat perbuatannya di masa silam. HAHAHA ...! Tiba-tiba Dewa Mabuk ini tertawa sekeras-kerasnya. Kui Long menjadi bingung melihat sikap aneh Dewa Mabuk. "Kenapa kamu ini sangat lemah?" tanya Dewa Mabuk kepada Kui Long."Seperti yang kukatakan kalau aku sebenarnya kultivator yang kuat, paman! Aku tewas akibat pengeroyokan Immortal di Dunia Kultivator!" jelas Kui Long."Kamu serius?" tanya Dewa Mabuk yang tidak percaya dengan ucapan Kui Long sedikit pun. "Bukannya tadi paman yang menanyakanku tentang Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Kui Long. "Aku hanya mengujimu! Siapa namamu anak muda?" tanya Dewa Mabuk. "Terserah paman saja mau panggil aku apa! tapi kalau tidak keberatan panggil aku Long Shin saja!" ujar Kui Long. "Baiklah, Long Shin! Apa kamu akan ikut menjadi muridku?" tanya Dewa Ma
Shin Kui Long lebih memilih cara lama untuk menempa kondisi tubuhnya yang sangat lemah ini."Aku harus mulai dari awal lagi. Master! Lebih baik aku menggunakan cara lama untuk menempa tubuh lemah ini agar lebih kuat!""Baiklah, kalau keinginanmu seperti itu! Bawa pikulan ini dan ambil air di mata air pegunungan!" perintah Dewa Mabuk.Kui Long langsung mengambil pikulan air dengan dua gentong air besar di kedua sisinya."Ingat! Air tidak boleh jatuh setetes pun atau kamu harus mengulanginya dari awal!" seru Dewa Mabuk.Walaupun tubuh mati ini sudah semakin tegap dengan khasiat mata air, tapi tetap saja tubuh yang ditempati Kui Long ini ada masanya untuk membusuk.Susah payah Kui Long membawa pikulan air yang diwajibkan penuh sampai atas menyentuh tepian gentong tapi air di dalam gentong ini tidak boleh keluar dari gentong untuk menetes ke bawah."Bagaimana cara membawa pikulan air yang terus bergoyang tanpa menjatuhkan air sedikit pun?" pikir Kui Long. "Hal yang sangat mustahil untuk d
"Jangan cari masalah dengan Bandit Pendekar ya, Kui Long!" pesan Dewa Mabuk di sela-sela latihannya."Kenapa, Master? Bukannya kita sebagai pendekar harus memberantas bandit yang berkeliaran di Dunia Pendekar ini?" tanya Kui Long. "Siapa sebenarnya yang memimpin Bandit Pendekar sampai Master melarangku untuk ikut campur?'"Benar katamu! Tapi khusus Bandit Pendekar, jangan cari masalah dengan mereka. Pemimpin Bandit pendekar adalah Dewa Bandit yang ilmu bela dirinya sangat hebat. Aku saja ragu bisa mengalahkannya!' ujar Dewa Mabuk."Kalau bandit lainnya, aku boleh ikut campur, Master?" tanya Kui Long."Boleh saja! Tidak masalah! Hanya Bandit Pendekar yang harus kamu jauhi agar hidupmu aman di Dunia Pendekar ini!" saran Dewa Mabuk."Aku tidak ingin cari masalah, Master ... aku hanya ingin belajar menjadi yang terhebat agar bisa menuju Dunia Atas!' sahut Kui Long."Bagus kalau begitu! Dewa Bandit mempunyai sifat pendendam ... dia akan terus mengincarmu apabila kamu menyusahkan dirinya! U
Shin Kui Long bertemu gadis cantik yang sangat misterius, karena pedagang buah-buahan di Kota pendekar sangat takut terhadap gadis bernama Hong Ling ini."Kamu belum menjawab pertanyaanku ... siapa sebenarnya dirimu, Nona Hong Ling?" tanya Kui Long.Gadis ini tersenyum mendengar pertanyaan Kui Long. "Aku hanya gadis biasa, Long Shin! Aku juga tidaak tahu kenapa paman ini taakut sekali padaku! Paman pasti salah orang!" kata Hong Ling sambil memberi isyarat kepada pemilik toko buah ini agar mengikuti keinginannya."Benar! Aku baru sadar kalau Naona ini bukan Nona yang aku takuti! Maaf, Nona!" ujar pedagang buah ini."Tuh kan, kamu dengar sendiri! Aku hanya gadis biasa yang sedang jalan-jalan di Kota Pendekar dan melihatmu yang sedang kebingungan! Aku menyukaimu, makanya aku datang membantumu ... apa itu salah?" tanya Hong Ling."Tidak! Maafkan aku, Hong Ling!" sahut Long Shin."Hihihi ... kalau kamu mau menjadi sahabatku, maka aku maafkan perbuatanmu tadi!" ujar Hong Ling."Siapa yang t
Kui Long tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempataan yang ditawarkan oleh Hong Ling yang baru dikenalnya ini."Baiklah, aku setuju! Tapi ada yang ingin aku tanyakan padamu!' sahut Kui long."Apa yang hendak kamu tanyakan?""Apa kamu akan mengembalikan tubuh Dewa Iblis Gerbang Neraka ke pemilik aslinya?" tanya Kui Long dengan hati-hati."Tentu saja, Long'ge! Untuk apa aku menyimpan mayat?" sahut Hong Ling."Baiklah, aku pegang janjimu!" ujar Kui Long. "Kapan kita akan mencuri tubuhku ... eh maksudku tubuh Dewa Iblis Gerbang Neraka!' ujar Kui Long."Hihihi! Baru mau mencuri saja sudah gugup begini, bagaiman akalau kamu sudah berada di lingkungan istana?' tanya Hong Ling sambil tertawa geli.Kui Long merasa aneh dengan gadis ini.Mau mencuri sesuatu yang penting di Istana Kerajaan Qing tapi sikapnya biasa-biasa saja ... tidak tampak rasa khawatir, takut, ataupun perasaan lainnya saat seseorang sedang merencanakan sesuatu yang berbahaya dan sangat penting."Apa kamu sudah punya renca
"Aku yakin bisa kembali, Ling'er! Asalkan kamu memberikan kesempatan padaku untuk masuk ke tubuhku!" tegas Kui Long."Bagaimana caramu untuk melakukannya?" tanya Hong Ling."Aku akan memaksimalkan kemampuan kultivasi dari kehidupanku di masa lalu sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka!' sahut Kui Long."Apa kamu tidak khawatir kalau kelima dunia akan memburumu lagi? Bukannya lebih baik kamu tingkatkan dahulu semua kemampuanmu barulah kamu mencoba untuk masuk kembali ke tubuh lamamu?" tanya Hong Ling."Aku khawatir kalau Kaisar Qing akan menghancurkan tubuhku apabila tubuhku masih berada di bawah cengkramannya!' sahut Kui Long memberikan alasannya."Jadi, kamu ingin menyimpan sendiri tubuh kakumu ini? bagaimana kalau sampai membusuk? Kalau Kaisar Qing, di amemiliki ramuan untuk menjaga tubuhmu tetap awet seperti aslinya. Apa kamu tahu caranya merawat tubuh kakumu ini?" tanya Hong Ling."Aku harus mengambil resiko itu, daripada tubuhku dihancurkan!""Baiklah! Kalau itu keinginanmu, aku akan
Kui Long semakin merasakan adanya kejahatan yang sangat besar di dalam goa rahasia yang disebutkan oleh Hong Ling.Untuk saat ini, dia belum bisa mengatasi penjaga tubuhnya ini, tapi suatu saat nanti dia yakin akan bisa merebut tubuhnya kembali."Setelah aku pikir-pikir, aku masih suka dengan tubuhku yang sekarang ini, Ling'er! Aku tidak ingin hidup dalam ketakutan apabila kekuatanku belum kembali seluruhnya!" kata Kui Long memberi alasan yang masuk akal kepada Hong Ling.Kemudahan gadis ini masuk ke dalam goa rahasia menurut Kui long adalah jebakan yang sengaja dipasang agar dirinya bisa kembali untuk berusaha mengabil alih kembali tubuhnya padahal ada kekuatan besar yang sedang menjaga tubuhnya ini atas perintah kaisar Qing."Berarti Kaisar Qing tahu aku masih hidup dan inkarnasi ke tubuh lain! Dia ingin menguasai tubuhku dan juga jiwaku, tapi untuk apa?" ujar Kui Long dalam hati."Tanggung, Long'ge! Kamu benar-benar tidak ingin kembali menjadi Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Hong
"Kenapaa kau tidak jadi mencuri tubuhmu, Kui Long? Apa yang kamu takuti?" tanya Hong Ling yaang saking kesalnya tidak menyebut kakak lagi terhadaap Dewa Iblis Gerbang Neraka ini."Aku merasakan diriku sendiri yang kelam ada di dalam goaa rahasia, Ling'er! Hawa ini begitu jahat, sampai aku memutuskan tidaak akan membahayakan dirimu!" kata Kui Long memberikan alasannya."Kamu hanya cari alasana! Aku sudah berulang kali masuk dan keluar tanpa ketahuan sama sekali!" jawab Hong Ling."Apa kamu tidak pernah berpikir kalau kamu memang sengaja dibiarkan masuk dan keluar tanpa dipergoki sama sekali, agar bisa membawaku ke sana?" tanya Kui Long.Hong Ling langsung tersentak mendengar ucapan Kui Long.Kenapa dia tidak berpikir samma sekali kalau dia dijadikan umpan untuk Kui Long berada di dekat tubuh aslinya agar sosok dalam goa rahasia bisa menangkap Kui Long kembali."Maafkan aku, Long'ge! Aku baru menyadari kebodohanku! Tindakanmu sudah tepat dengan membiarkan daahulu tubuh aslimu di sana sa
Lembah Jiwa Hitam kembali sunyi, seakan tidak ada yang pernah terjadi. Namun, di pusat kehancuran tempat segel dimensi tadi terbentuk, tanah yang menghitam mulai merekah. Dari retakan itu, muncul kabut gelap yang berputar seperti angin topan kecil, membentuk sosok wanita dengan rambut putih panjang yang berkibar seperti api. Matanya bersinar merah menyala, penuh dengan kebencian dan kekuatan yang tak terbatas.Putri Shu bangkit. Tubuhnya telah berubah sepenuhnya, jauh dari manusia biasa. Energi kegelapan yang ia segel di dalam dirinya kini menyatu sempurna, memberikan kekuatan yang bahkan Mustika Iblis Suci tak pernah miliki. Kulitnya pucat seperti pualam, dan senyumnya membawa aura dingin yang menusuk jiwa siapa pun yang melihatnya.“Kui Long,” desisnya, suaranya terdengar seperti perpaduan antara keanggunan seorang dewi dan kegilaan seorang iblis. “Kau meninggalkanku begitu saja... tapi aku tidak akan pernah melupakanmu.”Ia memandangi tangannya, yang kini memancarkan aura hitam yan
Ketika cahaya itu mereda, Putri Shu terjatuh ke tanah. Tubuhnya kembali seperti semula—rambut putih, kulit pucat, tetapi matanya yang merah kini telah kehilangan kilatan kebencian. Ia menatap Kui Long yang jatuh berlutut, pedangnya tertancap di tanah untuk menopang tubuhnya.“Kau…” bisik Putri Shu, air mata perlahan mengalir di pipinya. “Mengapa kau tidak membunuhku? Aku mencoba menghancurkanmu.”Kui Long tersenyum lemah. “Karena aku tahu… kau tidak pernah benar-benar menginginkan ini. Kau hanya menjadi korban kegelapan. Sama seperti aku pernah menjadi korban dendam.”Putri Shu menggenggam tangannya yang gemetar. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi suara gemuruh di langit menghentikannya. Dari awan gelap yang tersisa, bayangan besar muncul—sesosok makhluk yang bahkan lebih mengerikan dari naga iblisnya.“Kegelapan sejati tidak pernah pergi,” kata suara yang dalam dan mengerikan. Makhluk itu adalah perwujudan energi iblis yang dilepaskan dari Mustika Iblis Suci, kini berkumpul menjadi
Ketika debu mereda, Kui Long berdiri dengan tubuh yang hampir hancur, darah mengalir dari setiap luka di tubuhnya. Teknik Nirvana Surya telah menguras hampir seluruh energinya, membuatnya hanya bertahan karena tekad semata.Putri Shu bangkit perlahan, rambut putihnya kini berantakan, dan matanya yang merah kehilangan sebagian cahayanya. Namun, tatapan kebenciannya masih kuat. “Kau pikir ini sudah selesai, Kui Long?” bisiknya, suaranya penuh kemarahan.“Tentu saja belum,” jawab Kui Long dengan suara yang lemah, tetapi matanya bersinar dengan tekad. “Aku akan terus berjuang, selama aku masih hidup.”Pertarungan mereka belum benar-benar berakhir, tetapi untuk saat ini, dunia memiliki harapan kecil, meskipun keduanya telah meninggalkan luka yang mendalam di sepanjang jalan mereka.Putri Shu melangkah maju, tubuhnya kini dibalut aura hitam pekat yang berdenyut seperti jantung. Setiap langkahnya menciptakan getaran di tanah, dan serpihan energi dari ledakan sebelumnya perlahan melayang ke a
Shin Kui Long memantapkan posisinya saat naga iblis Putri Shu menyerang, mengoyak tanah di bawahnya dengan cakarnya yang raksasa. Dengan kilatan pedangnya yang bersinar terang, Kui Long mengayunkan serangan pertama, Aurora Sunstrike, sebuah jurus cahaya yang menghancurkan kegelapan di sekitarnya dan membuat naga iblis itu melengking kesakitan. Namun, makhluk itu hanya mundur beberapa langkah sebelum melancarkan serangan balik, semburan api hitam yang tampaknya membakar bahkan udara itu sendiri.“Apakah itu yang terbaik darimu, Kui Long?” Putri Shu mengejek dari atas benteng. Tubuhnya kini diselimuti pusaran energi hitam yang semakin pekat, kekuatannya memancar seperti badai yang tak terkendali. “Kekuatan cahaya yang kau banggakan tidak cukup untuk menghentikan kegelapan yang telah menyatu denganku.”Kui Long tak menjawab. Ia menghindari serangan naga dengan lompatan yang luar biasa tinggi, menggunakan Heavenly Step Technique, yang memberinya kelincahan di udara. Sementara itu, ia meng
Malam itu, Kui Long berdiri di puncak tebing yang menghadap ke Lembah Iblis, tempat kekaisaran baru Putri Shu mulai berakar. Di kejauhan, benteng kristal hitamnya bersinar redup di bawah cahaya bulan, tampak seperti mahkota gelap yang menusuk langit malam. Angin membawa aroma tajam dari api unggun dan suara-suara samar dari pasukan iblis yang sedang berjaga.Mei Lin berdiri di belakangnya, tangannya mencengkeram erat kantong kecil berisi obat-obatan yang ia siapkan untuknya. “Kau yakin ini waktunya?” tanyanya, suaranya penuh keraguan. “Kekuatanmu belum sepenuhnya matang. Teknik Nirvana Surya masih terlalu baru—kau belum menguasainya sepenuhnya.”Kui Long tidak segera menjawab. Ia menatap ke lembah dengan mata yang tenang, tetapi di balik ketenangan itu, pikirannya bergolak. Ia tahu Mei Lin benar, tetapi ia juga tahu bahwa semakin lama ia menunggu, semakin besar kekuatan Putri Shu tumbuh. Setiap detik yang ia habiskan untuk bersiap adalah waktu bagi kegelapan untuk menelan dunia.“Aku
Kui Long membuka gulungan Teknik Nirvana Surya di bawah temaram cahaya lentera. Mata Mei Lin yang penuh penasaran memandang dari kejauhan, namun ia tidak berani mendekat. Aura yang terpancar dari gulungan itu seakan menyelimuti ruangan dengan kehangatan aneh, bertolak belakang dengan hawa dingin yang mendominasi malam.Tulisan-tulisan kuno pada gulungan tampak hidup, membentuk pola-pola bercahaya yang bergerak seperti aliran sungai. Namun, Kui Long tahu, mempelajari teknik ini bukan hanya soal membaca—ini tentang menyelaraskan jiwa. Ketika ia mulai mengatur pernapasan dan fokus pada intisari gulungan itu, sebuah suara lembut terdengar di pikirannya."Hanya mereka yang mampu menerima kebenaran sejati dalam terang dan gelap yang dapat menggunakan kekuatan ini tanpa hancur."Kata-kata itu menembus batinnya, membuka kembali luka-luka yang selama ini ia coba abaikan—rasa bersalah menghancurkan Mustika Iblis Suci, kekecewaan pada dirinya sendiri karena menciptakan ancaman baru dalam diri Pu
Malam menelan dunia saat Kui Long meninggalkan pegunungan tempat Elder Tian Bai tinggal. Angin dingin merasuk hingga ke tulangnya, tetapi ia tidak berhenti berjalan. Gulungan Teknik Nirvana Surya tersimpan di dalam jubahnya, terasa berat bukan karena fisiknya, melainkan beban tanggung jawab yang menyertai. Jalan di hadapannya kini penuh dengan ketidakpastian, namun satu hal yang pasti—Putri Shu semakin kuat setiap detiknya.Di kejauhan, bayangan lembah gelap yang dahulu dikenal sebagai tanah terlarang mulai menyebarkan terornya. Desas-desus tentang sosok Dewi Kegelapan Abadi meresahkan para kultivator. Kota-kota kecil diselimuti ketakutan; makhluk-makhluk dari dimensi gelap yang dipanggil oleh Putri Shu muncul untuk merusak, menebar kekacauan. Tidak ada yang berani melawannya, karena setiap perlawanan berakhir dengan kehancuran.Kui Long menyusuri jejak kehancuran itu, mengetahui bahwa setiap langkah membawanya lebih dekat kepada pertemuan yang tak terhindarkan. Namun, tubuhnya yang m
Kui Long berdiri di tengah Lembah Jiwa Hitam, yang kini berantakan akibat pertarungan dahsyatnya dengan Raja Shu. Darah mengalir dari luka-luka di tubuhnya, tetapi bukan rasa sakit fisik yang menghantam hatinya, melainkan kekosongan yang menyelimuti jiwanya. Mustika Iblis Suci telah dihancurkan, Raja Shu musnah, namun warisan kegelapan yang ditinggalkan oleh keluarga Shu tidak berakhir di sini.Putri Shu—dulu seorang wanita yang penuh cinta dan keberanian—kini menjadi ancaman yang bahkan lebih menakutkan daripada ayahnya. Kegelapan iblis yang terkunci dalam Mustika Iblis Suci telah menemukan tempat baru untuk bersarang yaitu di tubuh dan jiwa sang putri. Kui Long tahu bahwa kehancuran mustika itu adalah satu-satunya jalan untuk menghentikan penindasan Raja Shu, tetapi ia tidak menyangka bahwa tindakannya akan menciptakan musuh yang tak pernah ia inginkan.***Di puncak gunung es yang jauh dari Lembah Jiwa Hitam, Putri Shu merenungi perubahan dirinya. Kulitnya yang putih pucat, rambutn
Hancurnya Mustika Iblis Suci menciptakan ledakan energi yang mengguncang Lembah Jiwa Hitam, memaksa semua yang hadir mundur. Kui Long, berdiri di tengah kehancuran, merasakan beban berat yang hilang namun tergantikan oleh hawa dingin yang menusuk. Dia menatap Putri Shu, yang tubuhnya mulai berubah.Kulit yang sebelumnya bercahaya kini perlahan memutih, seperti marmer yang kehilangan kehidupannya. Rambut hitam panjangnya memutih sepenuhnya, berkilauan di bawah sinar bulan. Namun, yang paling mencolok adalah perubahan pada wajahnya—tetap muda tetapi kini pucat, seperti mayat hidup. Matanya yang dulu penuh kasih berubah menjadi dingin dan dipenuhi kebencian.Putri Shu memandang dirinya dengan tatapan kosong, lalu menatap Kui Long dengan kebencian yang membakar dadanya."Kau... menghancurkanku," suaranya kini dingin, tanpa emosi yang pernah ia miliki. "Aku memberimu hatiku, dan ini balasanmu? Kau adalah monster yang lebih buruk dari ayahku!"Kui Long mencoba mendekatinya, tetapi dia mundu