Share

Dewa Mabuk

Author: Bebby
last update Last Updated: 2023-10-03 05:35:09

Pendekar kelas jelata seperti kerasukan setan dab tidak peduli lagi dengan nyawa Kui Long yang sudah di ujung tanduk.

Saat tangan salah satu pendekar hendak menghabisi nyawa Kui Long dengan memukul kepalanya, tangannya ditangkap oleh seseorang yang bergerak sangat cepat ke arah dirinya.

Sosok yang menangkap tangan pendekar ini dan mendorongnya menjauh dari tubuh Kui Long bukanlah sosok pendekar ideal yang tinggi tegap.

"Pergi kalian! Beraninya menganggu Pendekar yang lemah!" seru kakek yang bertubuh gempal ini.

"Pak Tua ... urus saja urusanmu sendiri! Jangan ganggu kami!" sahut Pendekar kelas jelata ini.

"Aku tidak bisa membiarkan kalian menyiksa pemuda malang ini! Tinggalkan dia, maka aku akan mengampunimu!" seru kakek gempal yang membawa kendi arak di pinggangnya.

Salah satu Pendekar kelas rendah ini mengenali sosok Pendekar yang menegur mereka ini.

"Dia itu Dewa Mabuk! Baiknya kita menyingkir saja! Berbahaya sekali melawannya karena dia merupakan salah satu dari Lima Dewa Pendekar Persilatan yang terkenal!"

"Pak Tua pemabuk bertubuh gentong ini Dewa Persilatan? Kamu tidak salah?" kata Pendekar kelas bawah lainnya yang menghina Dewa Mabuk ini.

"Jangan melawannya ... Dia terkenal sangat kejam terhadap Pendekar yang tidak disukainya."

Tapi, pendekar kelas jelata yang bertubuh kurus kering ini tidak mengubris peringatan temannya dan bergerak mendekati Dewa Mabuk ini.

"Pak Tua, menyingkirlah dari hadapan kami! Jangan ikut campur urusan kami ini!' seru pendekar kurus kering ini.

"Kalau aku tidak mau menyingkir, kamu bisa apa?" tantang Dewa Mabuk ini.

"Kurang ajar! Aku sudah berbaik hati untuk tidak memukulmu karena kau sudah tua, tapi sikapmu yang menantangku membuatku tidak akan bersikap sopan lagi padamu!' sahut pendekar kurus kering ini.

"Aku juga tidak tega memukulmu anak muda! Tubuhmu terlalu kurus bagaikan daun kering!' ejek Dewa Mabuk ini.

"Grrr ... kurang ajar! rasakan pukulanku!"

Pendekar kurus kering ini menghimpun sin-kang tingkat penempaan tubuh sambil bergerak memukul tubuh Dewa Mabuk.

Namun, pukulannya hanya mengenai tempat kosong saja karena Dewa Mabuk yang kelihatannya lemah tahu-tahu sudah berada di tempat lain.

Kui Long yang melihat kehebatan Dewa Mabuk ini mulai merasa kagum terhadap Pendekar yang semula dianggapnya kelas rendah dibandingkan Kultivator ini.

"Aku harus belajar banyak dari Dewa Mabuk ini. Ilmu gin-kang nya sungguh hebat, yang hanya bisa bergerak cepat dalam hitungan sepersekian detik saja!" ujar Kui Long dalam hati.

"Pergi kemana kau , Pak Tua!" seru pendekar kurus kering yang terus mengejar Dewa Mabuk yang tengah bersantai minum arak dari kendi araknya.

"Menganggu orang minum arak saja!'

Plak!

Sebuah pukulan telak mendarat di tubuh pendekar kurus kering ini yang membuatnya terpental ke udara dan terjatuh ke daratan dengan posisi terduduk.

Pendekar kurus kering ini sama sekali tidak melihat asal pukulan yang tepat mengenai tubuhnya ini.

Uhuk!

Pendekar jelata ini langsung memuntahkan darah dsegar karena menderita luka dalam.

"Kalau Dewa Mabuk ini minum arak dan dalam keadaan mabuk, tenaga dalamnya sangat hebat dibandingkan dalam keadaan normal!' ujar Kui Long memperhatikan Dewa Mabuk ini.

"Kalian tunggu apa lagi! Hajar Pak Tua ini!" seru pendekar kurus kering ini terhadap pendekar lainnya.

"Kalian maju saja semua!" tantang Dewa Mabuk."Aku tidak bisa berlama-lama menghadapi kalian! Ada pemuda terluka yang perlu kutolong!" 

"Sombong sekali, kau!" sahut salah satu pendekar bertubuh gempal yang mirip Dewa Mabuk.

"Kok satu pendekar saja? Kalian semua, majulah ... biar aku cepat menyelesaikan masalah ini! Anak muda, menurutmu aoa yang harus aku lakukan terhadap penyiksamu ini?" tanya Dewa Mabuk kepada Kui Long.

"Paman bertanya padaku?" tanya Kui Long.

"Kalau tidak bertanya padamu, aku ini bertanya pada siapa?" jawab Dewa Mabuk dengan agak kesal.

"Maaf, paman! Terserah paman saja mau apakan mereka!" sahut Kui Long.

"Kalau aku ingin umpankan mereka kepada binatang buas saja biar jadi santapan mereka!" sahut Dewa Mabuk.

"Bangsat kau, Pak Tua! Kamu kira kami ini makanan hewan?" ujar salah satu pendekar dengan gusar.

"Oh bukan ya ... kirain kalian ini termasuk binatang yang tidak mempunyai hati nurani! Beraninya menyiksa pemuda lemah yang sudah hampir sekarat dan tidak punya keahlian bela diri sama sekali!" seru Dewa Mabuk.

"Rasakan seranganku! Jangan samakan kami dengan binatang, Pak Tua!"

Pendekar yang agak tinggi mulai menyerang Dewa Mabuk dengan jurus-jurus pendekarnya tapi dengan mudah Dewa Mabuk ini menghinbdarinya.

"Ilmu bela diri kalian masih dangkal, tidak pantas untuk melawanku! Lebih baik kalian belajar lebih giat daripada menyiksa orang yang lebih lemah daripada kalian!" sahut Dewa Mabuk.

"Jangan ikut campur urusan kami, Pak Tua! Kami tidak takut padamu!"

Salah satu pendekar tampak mendekati Kui Long untuk menghabisinya.

Kui Long yang lemah dan tidak bisa bergerak tampak pasrah menerima nasibnya.

Blast!

Sebuah sinar merah melesat kencang ke arah pendekar ini dan langsung menembus tubuh pendekar ini untuk mengakhirihidupnya.

Ternyata yang tampak sebagai sinar itu adalah ar*k merah yang diminum oleh Dewa Mabuk kemudian disemburkannya ke arah pendekar yang ingin menghabisi Kui Long ini.

"Hebat sekali! hanya denagn tenaga dari mulut saja sudah sanggup menembus tubuh pendekar malang ini," ujar Kui Long sambil terus mengamati pertarungan Dewa Mabuk ini.

"Kalau kalian tidak ingin bernasib sama, segeralah menyerah dan meminta maaf kepada pemuda lemah ini!' perintah Dewa Mabuk.

"Tidak sudi! Lebih baik kami mati!" sahut salah satu pendekar.

Tapi, kenyataannya beberapa pendekar tampak ketakutan dan meminta maaf kepada Kui Long.

'Apa kamu memaafkan mereka, anak muda? Kalau kamu tidak memaafkan mereka maka akan aku hukum mereka seberat-beratnya karena telah menyiksamu!"; seru Dewa Mabuk.

"Master terlalu baik padaku! Aku bukan siapa-siapa, Master!' sahut Kui Long.

"Aku tahu Kultivator hebat begitu melihatnya! kamu terjebak ke dalam tubuh yang salah sehingga seluruh chi ataupun sin-kang dalam tubuhmu ini tidak bisa berkembang!" seru Dewa Mabuk lagi.

"Pak Tua, masih ada aku yang akan melawanmu!" sahut salah satu pendekar kelas jelata yang tidak sudi minta maaf kepada Kui Long.

'Merepotkan saja!"

Baru selesai Dewa Mabuk ini bicara, tubuh pendekar kelasjelata ini sudah terpental jauh.

Ternyata sedari tadi Dewa Mabuk hanya bermain-main saja dengan pendekar kelas jelata ini.

"Terima kasih, Master! Aku berhutang budi dan nyawaterhadap Master!" seru Kui Long.

"Aku ada satu pertanyaan untukmu sebelum aku menolongmu! Jawabanmu akan mennetukan apakah aku akan meninggalkanmu mati di dunia ini atau menolongmu untuk keluar dari kesulitanmu!" ujar Dewa Mabuk.

"Aku akan menjawabnya denagn jujur. Master!" sahut Kui Long.

"Baiklah! Apa kamu ini Shin Kui Long, Dewa Iblis Gerbang Neraka yang tewas saat melawan ribuan Immortal dan Pendekar di atas Pagoda Negeri Han?" tanya Dewa Mabuk.

Shin Kui Long agak terkejut mendengar pertanyaan Dewa Mabuk.

Dia tidak tahu apakah Dewa Mabuk ini termasuk pendekar yang ikut mengeroyoknya dan ingin membalaskan dendam pendekar atau kultivator yang tewas olehnya.

"Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus mengakui yang sebenarnya atau berbohong kepada Dewa Mabuk ini?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Teknik Pendekar

    ":Benar, Master! Aku ini Shin Kui Long yang lebih dikenal sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka! Tapi sekarang, aku ini hanyalah manusia biasa saja!' sahut Kui Long yang sudah siap menerima segala akibat perbuatannya di masa silam. HAHAHA ...! Tiba-tiba Dewa Mabuk ini tertawa sekeras-kerasnya. Kui Long menjadi bingung melihat sikap aneh Dewa Mabuk. "Kenapa kamu ini sangat lemah?" tanya Dewa Mabuk kepada Kui Long."Seperti yang kukatakan kalau aku sebenarnya kultivator yang kuat, paman! Aku tewas akibat pengeroyokan Immortal di Dunia Kultivator!" jelas Kui Long."Kamu serius?" tanya Dewa Mabuk yang tidak percaya dengan ucapan Kui Long sedikit pun. "Bukannya tadi paman yang menanyakanku tentang Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Kui Long. "Aku hanya mengujimu! Siapa namamu anak muda?" tanya Dewa Mabuk. "Terserah paman saja mau panggil aku apa! tapi kalau tidak keberatan panggil aku Long Shin saja!" ujar Kui Long. "Baiklah, Long Shin! Apa kamu akan ikut menjadi muridku?" tanya Dewa Ma

    Last Updated : 2023-10-03
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Jurus Dewa Mabuk

    Shin Kui Long lebih memilih cara lama untuk menempa kondisi tubuhnya yang sangat lemah ini."Aku harus mulai dari awal lagi. Master! Lebih baik aku menggunakan cara lama untuk menempa tubuh lemah ini agar lebih kuat!""Baiklah, kalau keinginanmu seperti itu! Bawa pikulan ini dan ambil air di mata air pegunungan!" perintah Dewa Mabuk.Kui Long langsung mengambil pikulan air dengan dua gentong air besar di kedua sisinya."Ingat! Air tidak boleh jatuh setetes pun atau kamu harus mengulanginya dari awal!" seru Dewa Mabuk.Walaupun tubuh mati ini sudah semakin tegap dengan khasiat mata air, tapi tetap saja tubuh yang ditempati Kui Long ini ada masanya untuk membusuk.Susah payah Kui Long membawa pikulan air yang diwajibkan penuh sampai atas menyentuh tepian gentong tapi air di dalam gentong ini tidak boleh keluar dari gentong untuk menetes ke bawah."Bagaimana cara membawa pikulan air yang terus bergoyang tanpa menjatuhkan air sedikit pun?" pikir Kui Long. "Hal yang sangat mustahil untuk d

    Last Updated : 2023-10-08
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Bandit Pendekar

    "Jangan cari masalah dengan Bandit Pendekar ya, Kui Long!" pesan Dewa Mabuk di sela-sela latihannya."Kenapa, Master? Bukannya kita sebagai pendekar harus memberantas bandit yang berkeliaran di Dunia Pendekar ini?" tanya Kui Long. "Siapa sebenarnya yang memimpin Bandit Pendekar sampai Master melarangku untuk ikut campur?'"Benar katamu! Tapi khusus Bandit Pendekar, jangan cari masalah dengan mereka. Pemimpin Bandit pendekar adalah Dewa Bandit yang ilmu bela dirinya sangat hebat. Aku saja ragu bisa mengalahkannya!' ujar Dewa Mabuk."Kalau bandit lainnya, aku boleh ikut campur, Master?" tanya Kui Long."Boleh saja! Tidak masalah! Hanya Bandit Pendekar yang harus kamu jauhi agar hidupmu aman di Dunia Pendekar ini!" saran Dewa Mabuk."Aku tidak ingin cari masalah, Master ... aku hanya ingin belajar menjadi yang terhebat agar bisa menuju Dunia Atas!' sahut Kui Long."Bagus kalau begitu! Dewa Bandit mempunyai sifat pendendam ... dia akan terus mengincarmu apabila kamu menyusahkan dirinya! U

    Last Updated : 2023-10-19
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Gadis Misterius

    Shin Kui Long bertemu gadis cantik yang sangat misterius, karena pedagang buah-buahan di Kota pendekar sangat takut terhadap gadis bernama Hong Ling ini."Kamu belum menjawab pertanyaanku ... siapa sebenarnya dirimu, Nona Hong Ling?" tanya Kui Long.Gadis ini tersenyum mendengar pertanyaan Kui Long. "Aku hanya gadis biasa, Long Shin! Aku juga tidaak tahu kenapa paman ini taakut sekali padaku! Paman pasti salah orang!" kata Hong Ling sambil memberi isyarat kepada pemilik toko buah ini agar mengikuti keinginannya."Benar! Aku baru sadar kalau Naona ini bukan Nona yang aku takuti! Maaf, Nona!" ujar pedagang buah ini."Tuh kan, kamu dengar sendiri! Aku hanya gadis biasa yang sedang jalan-jalan di Kota Pendekar dan melihatmu yang sedang kebingungan! Aku menyukaimu, makanya aku datang membantumu ... apa itu salah?" tanya Hong Ling."Tidak! Maafkan aku, Hong Ling!" sahut Long Shin."Hihihi ... kalau kamu mau menjadi sahabatku, maka aku maafkan perbuatanmu tadi!" ujar Hong Ling."Siapa yang t

    Last Updated : 2023-10-20
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Mencuri Tubuh Dewa Iblis

    Kui Long tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempataan yang ditawarkan oleh Hong Ling yang baru dikenalnya ini."Baiklah, aku setuju! Tapi ada yang ingin aku tanyakan padamu!' sahut Kui long."Apa yang hendak kamu tanyakan?""Apa kamu akan mengembalikan tubuh Dewa Iblis Gerbang Neraka ke pemilik aslinya?" tanya Kui Long dengan hati-hati."Tentu saja, Long'ge! Untuk apa aku menyimpan mayat?" sahut Hong Ling."Baiklah, aku pegang janjimu!" ujar Kui Long. "Kapan kita akan mencuri tubuhku ... eh maksudku tubuh Dewa Iblis Gerbang Neraka!' ujar Kui Long."Hihihi! Baru mau mencuri saja sudah gugup begini, bagaiman akalau kamu sudah berada di lingkungan istana?' tanya Hong Ling sambil tertawa geli.Kui Long merasa aneh dengan gadis ini.Mau mencuri sesuatu yang penting di Istana Kerajaan Qing tapi sikapnya biasa-biasa saja ... tidak tampak rasa khawatir, takut, ataupun perasaan lainnya saat seseorang sedang merencanakan sesuatu yang berbahaya dan sangat penting."Apa kamu sudah punya renca

    Last Updated : 2023-10-21
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Goa Rahasia

    "Aku yakin bisa kembali, Ling'er! Asalkan kamu memberikan kesempatan padaku untuk masuk ke tubuhku!" tegas Kui Long."Bagaimana caramu untuk melakukannya?" tanya Hong Ling."Aku akan memaksimalkan kemampuan kultivasi dari kehidupanku di masa lalu sebagai Dewa Iblis Gerbang Neraka!' sahut Kui Long."Apa kamu tidak khawatir kalau kelima dunia akan memburumu lagi? Bukannya lebih baik kamu tingkatkan dahulu semua kemampuanmu barulah kamu mencoba untuk masuk kembali ke tubuh lamamu?" tanya Hong Ling."Aku khawatir kalau Kaisar Qing akan menghancurkan tubuhku apabila tubuhku masih berada di bawah cengkramannya!' sahut Kui Long memberikan alasannya."Jadi, kamu ingin menyimpan sendiri tubuh kakumu ini? bagaimana kalau sampai membusuk? Kalau Kaisar Qing, di amemiliki ramuan untuk menjaga tubuhmu tetap awet seperti aslinya. Apa kamu tahu caranya merawat tubuh kakumu ini?" tanya Hong Ling."Aku harus mengambil resiko itu, daripada tubuhku dihancurkan!""Baiklah! Kalau itu keinginanmu, aku akan

    Last Updated : 2023-10-22
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Pria Berjubah Hitam

    Kui Long semakin merasakan adanya kejahatan yang sangat besar di dalam goa rahasia yang disebutkan oleh Hong Ling.Untuk saat ini, dia belum bisa mengatasi penjaga tubuhnya ini, tapi suatu saat nanti dia yakin akan bisa merebut tubuhnya kembali."Setelah aku pikir-pikir, aku masih suka dengan tubuhku yang sekarang ini, Ling'er! Aku tidak ingin hidup dalam ketakutan apabila kekuatanku belum kembali seluruhnya!" kata Kui Long memberi alasan yang masuk akal kepada Hong Ling.Kemudahan gadis ini masuk ke dalam goa rahasia menurut Kui long adalah jebakan yang sengaja dipasang agar dirinya bisa kembali untuk berusaha mengabil alih kembali tubuhnya padahal ada kekuatan besar yang sedang menjaga tubuhnya ini atas perintah kaisar Qing."Berarti Kaisar Qing tahu aku masih hidup dan inkarnasi ke tubuh lain! Dia ingin menguasai tubuhku dan juga jiwaku, tapi untuk apa?" ujar Kui Long dalam hati."Tanggung, Long'ge! Kamu benar-benar tidak ingin kembali menjadi Dewa Iblis Gerbang Neraka?" tanya Hong

    Last Updated : 2023-10-29
  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   Pendekar Mabuk

    "Kenapaa kau tidak jadi mencuri tubuhmu, Kui Long? Apa yang kamu takuti?" tanya Hong Ling yaang saking kesalnya tidak menyebut kakak lagi terhadaap Dewa Iblis Gerbang Neraka ini."Aku merasakan diriku sendiri yang kelam ada di dalam goaa rahasia, Ling'er! Hawa ini begitu jahat, sampai aku memutuskan tidaak akan membahayakan dirimu!" kata Kui Long memberikan alasannya."Kamu hanya cari alasana! Aku sudah berulang kali masuk dan keluar tanpa ketahuan sama sekali!" jawab Hong Ling."Apa kamu tidak pernah berpikir kalau kamu memang sengaja dibiarkan masuk dan keluar tanpa dipergoki sama sekali, agar bisa membawaku ke sana?" tanya Kui Long.Hong Ling langsung tersentak mendengar ucapan Kui Long.Kenapa dia tidak berpikir samma sekali kalau dia dijadikan umpan untuk Kui Long berada di dekat tubuh aslinya agar sosok dalam goa rahasia bisa menangkap Kui Long kembali."Maafkan aku, Long'ge! Aku baru menyadari kebodohanku! Tindakanmu sudah tepat dengan membiarkan daahulu tubuh aslimu di sana sa

    Last Updated : 2023-11-01

Latest chapter

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.15. Dewa Mabuk vs Immortal

    Kabut racun menggantung tebal di udara, membelai medan pertempuran yang hancur dengan sentuhan kematian. Di tengah reruntuhan dan bau logam darah yang menusuk, terdengar tawa—tawa yang aneh, nyaring, memecah keheningan seperti dentang lonceng tua di pemakaman para dewa."HAAAA—! Sudah kubilang..." Suara itu meraung, parau dan bergaung seperti mabuk badai. "Jangan ganggu orang yang sedang menikmati tegukan terakhirnya!!"Dari pusaran kabut itu, muncul sosok yang mustahil diabaikan. Seorang pria bertubuh tambun dengan langkah limbung, seolah sewaktu-waktu bisa jatuh... namun entah bagaimana, setiap gerakannya justru memancarkan bahaya yang membuat udara terasa berat. Rambutnya kusut, acak-acakan seperti sarang burung gagak, dan jubahnya—oh, jubahnya—robek-robek dengan bekas-bekas tumpahan anggur spiritual berkilau yang menodai kain lusuh itu.Di tangannya, tergenggam erat sebuah botol kaca tua. Dari dalamnya, cairan berwarna ungu tua memancarkan cahaya redup yang hampir hipnotik—Anggur

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.14. Sang Pemusnah Immortal

    Kabut tebal yang menelan seluruh medan pertempuran perlahan-lahan menghilang, bukan karena angin yang meniupnya atau karena kekuatannya telah pudar—melainkan karena semua yang menjadi target kabut itu telah lenyap.Di tanah yang menghitam seperti terbakar, tubuh-tubuh para Immortal membatu dalam keheningan yang mengerikan. Mereka tak lagi hidup, tapi juga belum sepenuhnya mati. Kulit mereka telah mengeras menjadi arang, hitam berkilap seperti obsidian yang retak. Tatapan terakhir mereka membeku dalam rupa yang tak akan pernah dilupakan siapa pun yang melihat—mata terbelalak oleh teror, mulut setengah terbuka oleh ketakjuban, dan alis yang merunduk dalam penyesalan yang tak terselesaikan.Namun, sang pembawa malapetaka belum berhenti. Dewi Racun masih berdiri di tengah medan, jubahnya berkibar pelan oleh hembusan angin beracun yang tersisa. Cahaya dari langit yang lembayung menyorot wajahnya yang tak menunjukkan emosi selain ketenangan dingin.Dari kehampaan, lima cahaya redup mulai be

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.13. Kejamnya Dewi Racun

    —Ketika racun bukan lagi sekadar senjata, tapi kutukan dunia itu sendiri—Medan perang menjadi lautan kehijauan yang membara dalam keheningan yang mengerikan. Tanah yang disentuh jimat Dewi Racun telah berubah menjadi ladang kematian ... bunga-bunga berbentuk tengkorak merekah dari tanah, memuntahkan spora beracun berwarna merah darah, sementara kabut ungu kehijauan merambat seperti tangan-tangan makhluk lapar yang mengincar jiwa.Dewi Racun berdiri di tengah-tengah pusaran itu, rambutnya melayang seperti ular-ular kecil, dan gaunnya bergelombang, seolah dijalin dari kabut itu sendiri. Di tangan kirinya, ia genggam Jimat Racun Kehancuran Tiga Dunia—artefak yang tak pernah diaktifkan sepenuhnya… sampai hari ini.“Kalian para immortal, begitu sombong dengan keabadian kalian... Tapi tidak ada yang abadi di hadapan racun yang benar-benar murni.” Suara Dewi Racun menggema, serak namun memikat, mengandung mantra yang memengaruhi kesadaran.Beberapa Immortal mulai berteriak histeris. Ilusi

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.12. Naga Azteca vs Naga Wrath

    —Dua kekuatan kuno bertabrakan di langit dunia—Langit seolah mendidih. Darah para bintang menetes ke bumi dalam bentuk kilatan energi liar yang tak terbendung.Naga Wrath, makhluk dari reruntuhan abadi dan badai abadi, meraung liar, memekakkan setiap jiwa yang masih tersisa di medan perang. Petir hitam di tubuhnya kini menebal, menciptakan badai magnetik raksasa yang menghisap segala bentuk energi spiritual di sekitarnya. Ia menggulung udara menjadi tombak-tombak listrik yang melesat ke segala arah. Salah satunya menghantam dada Azteca, meledak menjadi gelombang plasma yang membelah awan.Azteca mengerang, tapi tidak mundur.Matanya yang bersinar biru kehijauan kini berubah menjadi merah darah. Simbol-simbol kuno di tubuhnya menyala lebih terang, berdenyut seperti jantung dunia itu sendiri. Dari sela-sela sisiknya, muncul kilatan emas—bukan emas biasa, melainkan “Ollin”, esensi gerak semesta.“Tlazohcamati, Huehuecoyotl... berikan aku tarian terakhir dari para dewa.”Azteca terangkat

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.11. Pertempuran Dunia Kultivator - V

    Ledakan terakhir dari serangan pusaran hitam yang menelan Lin Feng masih membekas di langit, membelah awan menjadi dua. Debu dan puing dari tanah yang terkoyak beterbangan, sementara api dan es beradu di udara, menciptakan pelangi berdarah di cakrawala. Namun di tengah kekacauan itu, medan perang belum berhenti berdetak.***Di atas langit merah, Naga Azteca menggila. Sisiknya yang bersinar dengan pola kuno berkedip cepat, menandakan amarah yang tak lagi bisa dibendung. Naga Wrath meraung menantang, tubuhnya yang berbalut petir hitam meluncur dengan kecepatan meteor, membentur perisai spiritual Azteca hingga ruang di sekitarnya retak seperti kaca.Namun kali ini, Azteca membuka mulutnya, mengeluarkan suara bernada rendah, nyaris seperti nyanyian ritual. “Hezkani... teotl tlatoani...”—dan tiba-tiba, ribuan simbol kuno terpancar dari tubuhnya, membentuk lingkaran sihir raksasa di langit.Ritual Leluhur Azteca—Sumpah Darah Langit Ketujuh.Ritual itu bukan sekadar serangan. Ia adalah wari

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.10. Kui Long vs Lin Feng - II

    Di bawah langit yang muram, dua sosok bertarung dengan intensitas yang mengguncang alam semesta. Kui Long dan Lin Feng saling berhadapan, energi mereka bertabrakan dan menciptakan gelombang dahsyat yang meremukkan segala yang ada di sekeliling.​Lin Feng, dengan Pedang Surgawi yang memancarkan cahaya keemasan, melesat seperti kilat. Setiap ayunan pedangnya meninggalkan jejak cahaya yang membelah udara, menembus kegelapan yang menyelimuti Kui Long. Namun, Dewa Iblis Gerbang Neraka itu tidak tinggal diam. Dengan senyum sinis, ia mengangkat tangannya, menciptakan pusaran bayangan yang berputar ganas, menyerap sebagian besar serangan Lin Feng.​"Tidak buruk, Lin Feng," suara Kui Long bergema, berat dan penuh kekuatan. "Tapi kau harus berusaha lebih keras untuk mengalahkanku!"​Dengan gerakan cepat, Kui Long membentuk tombak hitam raksasa yang berputar liar, dipenuhi energi destruktif. Tombak itu melesat menuju Lin Feng dengan kecepatan yang hampir tak terjangkau oleh mata manusia.​Lin Fe

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.9. Kui Long vs Lin Feng

    Langit semakin gelap, awan hitam bergulung seperti naga yang mengamuk, seolah turut meratapi pertarungan yang mengguncang dunia. Petir sesekali menyambar cakrawala, menerangi medan perang yang penuh kehancuran. Di tengah reruntuhan, Lin Feng berdiri tegak, Pedang Surgawi terangkat tinggi, memancarkan cahaya emas yang menembus kelamnya kabut hitam yang menyelimuti Kui Long.Pria berjuluk "Dewa Iblis Gerbang Neraka" itu menyeringai. Bukan tanpa alasan ia mendapatkan nama tersebut—bukan karena ia benar-benar iblis, melainkan karena kultivasi kegelapannya yang telah mencapai tingkat yang hanya bisa ditakuti. Tubuhnya, yang diselubungi energi hitam pekat, tampak semakin kokoh. Udara di sekelilingnya bergetar, dipenuhi aura kematian yang mengerikan."Lin Feng," suara Kui Long terdengar serak namun penuh percaya diri. "Kau sudah menunjukkan segalanya. Kini, biarkan aku menunjukkan kekuatan sejati kultivasi kegelapan!"Dengan satu hentakan kaki, tanah di bawahnya merekah, suara retakan mengge

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.8. Pertempuran Dunia Kultivator - IV

    Kui Long mengerahkan seluruh kekuatan gelapnya, tubuhnya mulai diselimuti oleh kabut pekat yang berdenyut dengan energi iblis. Rantai api neraka yang sebelumnya melesat kini berputar liar di sekelilingnya, membentuk lingkaran kehancuran yang siap melumat apa pun yang mendekat. Matanya berkilat merah menyala, suara tawa penuh amarah bergema di tengah pertempuran yang semakin kacau."Lin Feng! Kau pikir dirimu tak terkalahkan? Aku akan menunjukkan kekuatan sejati seorang dewa iblis!" teriak Kui Long dengan suara bergemuruh.Tiba-tiba, tanah di bawahnya merekah lebih dalam, dan dari celah-celahnya muncul ribuan pedang hitam yang seolah hidup merangkak dari dunia bawah. Pedang-pedang itu bergerak cepat, berputar udara, berusaha mengurung Lin Feng yang melayang di udara. Namun, bukannya mundur, Lin Feng justru melesat maju, menerjang ke arah Kui Long dengan kecepatan yang melampaui pandangan manusia biasa."Jika itu kekuatan terbesarmu, maka ini akhir perjalananmu!" Suara Lin Feng beresona

  • Dewa Iblis Gerbang Neraka   6.7. Pertempuran Dunia Kultivator - III

    Lin Feng melayang di udara, tubuhnya berputar dengan kelincahan luar biasa, menghindari rantai api neraka yang melesat cepat, nyaris membakar ujung jubahnya. Udara di sekitarnya mendesis panas, membawa aroma belerang yang menusuk. Matanya berkilat tajam, penuh tekad yang tak tergoyahkan. Dengan satu gerakan cepat, ia mengayunkan Pedang Surgawi, menghunuskan bilahnya ke bawah. Gelombang energi berdesing, membelah udara dengan suara nyaring, lalu menghantam tanah dengan kekuatan dahsyat. Sebuah jurang raksasa tercipta, batu-batu beterbangan ke segala arah.Kui Long melompat ke belakang, matanya membelalak menyaksikan kehancuran yang baru saja terjadi. Namun, Lin Feng tak memberinya kesempatan untuk bernapas. Dalam sekejap, ia sudah berada tepat di hadapan Kui Long, pedangnya berpendar dengan cahaya suci yang berkobar. Ia menebaskan senjatanya dengan kekuatan yang cukup untuk meratakan gunung."Aku tidak perlu percaya diri, Kui Long," suara Lin Feng bergema di tengah pertempuran yang men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status