Sergio membawa Hazel ke taman belakang yang ada di rumah sakit. Dia sengaja mengajak Hazel ke taman belakang, karena dia tahu bahwa Hazel membutuhkan menghirup udara segar. Kondisi ayah Hazel sedang tidak baik-baik saja, pastinya membuat Hazel sangatlah terpukul dan sedih.“Minumlah.” Sergio menyodorkan segelas minuman segar yang dibeli oleh pengawalnya.Hazel menerima minuman itu dengan raur wajah muram. “Ayahku memang sangat keras, tapi aku sangat mencintai ayahku.”Sergio tersenyum mendengar apa yang dikatakan Hazel. Pria itu membelai rambut indah kekasihnya itu. “Aku tahu. Aku pun bisa melihat ayahmu sangat mencintaimu.”Hazel mengalihkan pandangannya, menatap Sergio dengan tatapan rapuh. “Kau tidak membenci ayahku?”“Pertanyaan bodoh.” Sergio mengecup bibir Hazel. “Mana mungkin aku membenci ayahmu.”Hazel terdiam dengan raut wajah semakin muram, mendengar jawaban Sergio. Dia pikir Sergio akan mengatakan membenci ayahnya. Setelah apa yang terjadi, seharusnya membuat Sergio membenc
Suara raungan tangis memenuhi ruang rawat. Hazel yang berada di dekat Arthur terus memukuli ayahnya itu. Hazel—satu-satunya anak perempuan di keluarga Afford, dan belum menikah. Tidak bisa ditemani oleh sang ayah di altar pernikahan adalah penderitaan baginya.Hazel membayangkan kehilangan sosok ayahnya yang hebat, membuatnya sangat sesak. Hazel terus meracau berteriak meminta ayahnya untuk bangun. Sergio yang melihat itu membiarkan kekasihnya itu meluapkan kesedihan.“Arthur bangun, jangan tinggalkanku dan anak-anak.” Bianca menatap rapuh sang suami yang terbaring lemah di ranjang. “Hazel belum menikah. Cucu-cucu kita juga masih kecil, Sayang. Aku mohon bangun.” Lanjutnya menangis.Justin meneteskan air mata dengan terus memeluk Bianca. Pun Nathan dan Joseph memeluk ibu mereka. Tiga pria tampan itu meneteskan air mata bersamaan. Athena, Aubree, dan Isabel saling berpelukan dalam tangis mereka.“Dad, bangun, aku mohon. Sergio mengajakku menikah. Kau tidak boleh pergi meninggalkanku. B
Satu minggu berlalu kabar pernikahan Hazel masih belum terdengar. Hazel memang meminta keluarganya untuk tidak mengumumkan tentang rencana pernikahannya dengan Sergio di hadapan media. Semua demi karena Hazel tak ingin diusik oleh media.Seluruh keluarga Hazel telah kembali ke New York. Pun Joseph dan Isabel selama tiga bulan ini akan tinggal di New York. Isabel menjalani masa hukuman, dan Joseph sebagai suami Isabel—memutuskan membawa istri dan anak-anaknya kembali ke New York. Joseph dan Isabel tinggal di Madrid. Sebab Isabel adalah satu-satunya keturunan di Kerajaan Spanyol.Hazel sangat berterima kasih pada Isabel yang merelakan dihukum, agar bisa dirinya selamat dari Harry Shum. Entah bagaimana Hazel, jika Isabel tidak datang tepat waktu dalam membantu hubungannya dengan Sergio.Saat ini kondisi Arthur sudah membaik. Dua hari lalu, Arthur telah keluar dari rumah sakit. Dokter mengatakan keajaiban benar-benar telah terjadi. Arthur yang sudah berada di ambang kematian berhasil sela
Suara teriakan Sandra membuat dua perawat sigap menahan tangan Sandra. Tampak Hazel iba melihat keadaan Sandra. Alih-alih takut, malah Hazel menunjukkan rasa ibanya pada Sandra—yang kini menjerit-jerit.“Hazel, kau tidak apa-apa?” tanya Sergio khawatir.Hazel tersenyum. “Aku baik-baik saja, Sergio. Jangan mencemaskanku.”Sergio membelai pipi Hazel, menatap wanita itu dengan tatapan penuh rasa bersalah. “Kau tunggu di sini sebentar. Aku ingin berusaha menenangkan adikku.”Hazel mengangguk merespon ucapan Sergio. Detik selanjutnya, Sergio melangkah mendekat pada Sandra yang duduk di lantai. Adiknya itu sedang menjerit-jerit. Dua perawat menahan tangan Sandra, tapi tetap tidak membuat Sandra menjadi tenang.“Sandra …” Sergio memanggil lembut, dan berjongkok di depan sang adik.“Tidak! Jangan!” isak Sandra menangis sesenggukan.Sergio menatap kedua perawat itu. “Lepaskan adikku. Biarkan aku yang berusaha menenangkannya.”“Tuan, tapi—”“Adikku tidak akan mungkin melukaiku. Lepaskan dia,” u
Pagi menyapa di kota Bern, Hazel membuatkan sarapan untuk sang kekasih. Musim telah berganti menjadi musim semi. Cuaca sangat cerah dan segar, tapi tentunya masih dingin menyelimuti.“Good morning.” Sergio memeluk Hazel dari belakang, dan menciumi tengkuk leher sang kekasih.Hazel tersenyum mendapatkan pelukan dari Sergio. “Good morning, Sayang.”“Aku tidak ingin kau lelah. Harusnya kau biarkan pelayan saja yang membuatkan sarapan untuk kita.” Sergio mengecup bahu sang kekasih.“Hanya membuatkan sarapan tidak akan membuatku lelah, Sayang.” Hazel berbalik, menghadap Sergio dengan tatapan penuh cinta. “Duduklah. Tunggu aku menyelesaikanku membuat sarapan untuk kita.”Sergio mengalah dan memilih menuruti ucapan sang kekasih. Dia mengecup bibir Hazel, dan berjalan menuju ke kursi meja makan. Dia duduk di kursi meja makan—dan Hazel melanjutkan masaknya.Tak selang lama, Hazel sudah selesai membut pancake dan sandwich daging cincang. Wanita cantik itu langsung memberikan pancake madu, dan s
“Akh—” Hazel merintih kesakitan di kala Sergio melepaskan cengkraman tangannya. Tampak jelas kemarahan di wajah pria tampan itu. Hazel menahan air matanya. Wanita itu terluka karena Sergio bersikap kasar. Namun, sebisa mungkin Hazel berusaha mengerti alasan kemarahan sang kekasih. “Hazel, apa yang sudah kau lakukan?! Kenapa kau bertindak nekat, tanpa memberitahuku?!” seru Sergio dengan nada tinggi. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Hazel. Bisa-bisanya Hazel berniat membeli penthouse dan apartemen yang akan dia jual, tanpa sama sekali memberi tahu dirinya.Hazel menatap Sergio dengan mata yang sudah memerah, akibat menahan air mata. “Kenapa kau semarah ini padaku, Sergio?”Sergio mengusap wajahnya kasar dengan telapak tangan kokohnya. “Hazel, kau mengambil keputusan sendiri tanpa bilang padaku. Aku tahu kau memiliki banyak uang, tapi aku tidak suka caramu seperti ini!”Hazel tak langsung menjawab. Dia memutuskan untuk mengalah. Dia tidak mau membuat sang kekasih marah padanya
Pertengkaran kecil antara Sergio dan Hazel sudah berdamai. Mereka saling meminta maaf satu sama lain. Dua insan saling mencintai itu pastinya akan terus berusaha memperjuangkan hubungan mereka untuk tetap bisa bersatu. Tidak akan mudah memisahkan ikatan cinta antara Sergio dan Hazel. “Sergio, kapan kita menjemput Sandra?” tanya Hazel seraya menatap Sergio yang tengah fokus pada iPad di tangannya.Sergio melirik arloji di pergelangan tangannya. “Sebentar lagi kita akan menjemput Sandra. Kau bersiaplah.”Hazel menghela napas dalam sambil mendekat ke arah Sergio. “Sekarang kau lihatlah diriku. Jangan lihat terus menerus iPad-mu. Aku sudah selesai berias, Tuan Blanco.”Mendengar ucapan Hazel, membuat Sergio meletakan iPad di tangannya ke atas meja, dan menatap sang kekasih yang sudah tampil sangat cantik. Hari ini dia dan Hazel akan menjeput Sandra ke rumah sakit. Dokter sudah mendaatkan izin dari dokter yang nenjaga, memperbolehkan Sandra keluar dari rumah sakit jiwa.“Kalau begitu kau
New York, USA.Perjalanan cukup panjang, membuat Hazel kelelahan. Sepanjang perjalanan, Hazel lebih banyak istirahat. Berbeda dengan Sandra yang lebih banyak main di pesawat. Sandra begitu riang gembira diajak naik pesawat. Kondisinya sudah tidak diikat. Tidak seperti dulu yang selalu diikat. Sebelum Hazel beristirahat, dia menyempatkan waktu bermain sebentar dengan Sandra.Hadirnya Hazel di hidup Sergio benar-benar memberikan ketenangan dan kedamaian jiwa. Hidup Sergio tidak akan pernah benar-benar lengkap dan untuh jika tanpa hadirnya Hazel di hidupnya. Hazel mau menerima Sergio apa pun keadaannya. Bahkan kondisi keluarga yang kacau, Hazel dengan tangan terbuka menerima dirinya.Saat mobil yang membawa Hazel, Sergio dan Sandra, tatapan mata adik Sergio itu terus terperangah kagum. Mansion baru milik Sergio di New York sangatlah indah dan menawan. Sandra tersenyum-senyum sambil bertepuk tangan.“Kak, apakah ini rumahmu?” tanya Sandra antusias.“Rumah kita.” Sergio membelai pipi Sandr
Sergio menjalani hari-harinya di Afford Group, tanpa sama sekali hambatan. Setiap kesulitan yang dihadapi, tak pernah sekalipun Sergio tunjukkan bahwa dia tidak bisa. Yang dilakukan Sergio adalah mempelajari hal yang pertama kali. Ketangkasan dan feeling yang kuat, membuat Sergio tak mudah mengambil keputusan.Baru bergabung di Afford Group sudah membuktikan bahwa memang Sergio layak bergabung di Afford Group. Justin bahkan tidak ragu memuji kinerja dari Sergio. Pun Benton yang awalnya mengalami kesulitan, mulai bisa memahami tentang system kerja di Afford Group.Hazel tentu paling bangga pada sang suami, yang telah berhasil membuktikan diri. Meskipun background pendidikan Sergio tidak seperti tiga kakak laki-lakinya, tapi Sergio bisa menunjukkan taringnya di Afford Group.Weekend telah tiba. Hazel duduk bersantai di ruang tengah bersama dengan sang suami sambil menikmati ice cream. Seth dan Hailey sedang berenang, dan tentu diawasi oleh para pengasuh.“Sayang, aku sedih sekali libura
Hazel berkutat di dapur, membuat makanan lezat. Waktu sudah menunjukkan hampir jam makan siang. Wanita cantik itu memiliki ide cemerlang yaitu mendatangi Sergio ke kantor, membawakan makan siang.“Mommy, kami pulang.” Seth dan Hailey masuk ke dapur, dan langsung memeluk ibu mereka. Sebelumnya mereka diberi tahu pelayan bahwa ibu mereka berada di dapur. Itu yang membuat mereka menyusul ke dapur.Hazel tersenyum melihat Seth dan Hailey sudah pulang. “Sayang, kalian ganti baju dulu. Setelah itu kita akan pergi ke kantor Daddy mengantarkan makan siang untuk Daddy kalian.”“Kita akan ke kantor Daddy?” Seth dan Hailey mengerjapkan mata mereka.Hazel mengangguk merespon ucapan dua anaknya. “Iya, Sayang. Kita akan ke kantor Daddy. Kalian mau, kan?”“Mau, Mommy! Yeay, kita ke kantor Daddy.” Seth dan Hailey berseru gembira seraya menepuk tangan.Hazel tersenyum lembut melihat kegembiraan di wajah Seth dan Hailey. “Ayo, ganti dulu pakaian kalian, jika ingin ikut ke kantor Daddy.”Seth dan Hailey
New York, USA. Sandra telah kembali ke London untuk melanjutkan pendidikannya. Hazel bersama suami, anak, serta keluarga besarnya yang lain telah kembali ke New York. Pun Joseph dan Isabel berada di New York, karena liburan akhir tahun ini mereka akan berkumpul bersama.Kepergian Drake dan Paula memang begitu meninggalkan duka sangat dalam di hati seluruh keluarga. Namun, hal yang mereka selalu ingat bahwa cinta Drake dan Paula mengajarkan banyak hal pada mereka. Terutama tentang waktu di dunia sangat singkat.“Mommy, Daddy, kami berangkat sekolah dulu. Bye, Mommy, Daddy. We love you.” Seth dan Hailey melambaikan tangan mereka pada Hazel dan Sergio. Dua bocah kembar itu sudah berada di dalam mobil.Sergio dan Hazel sama-sama tersenyum sambil melambaikan tangan mereka.“We love you, Sayang,” seru Hazel penuh kelembutan.“Belajarlah dengan baik,” sambung Sergio.Seth dan Hailey mengangguk patuh. Lantas, sopir mulai melajukan mobil meninggalkan mansion. Senyuman di wajah Hazel dan Sergi
Athena menatap hangat Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, dan Alaric yang tidur di kamar yang sama. Sejak berada di Madrid, mereka ingin tidur di kamar yang sama berlima. Permintaan mereka tentunya dituruti Justin dan Athena.“Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, Alaric. Mommy sangat mencintai kalian. Tumbuhlah menjadi orang yang hebat di masa depan,” ucap Athena lembut.Justin memeluk pinggang Athena. “Anak-anak kita akan orang yang hebat di masa depan. Selama ini kita mendidik mereka dengan sangat baik. Kita juga memberikan cinta dan kasih sayang pada mereka.”Athena berbalik, menghadap tubuh sang suami, sambil melingkarkan tangannya di leher suaminya itu. “Anak-anak bisa menjadi orang hebat karena dirimu. Kau memberikan contoh yang baik. Dan hari ini, kau menunjukkan betapa kau menjadi seorang suami, ayah, dan kakak yang bijaksana. Aku bangga memilikimu.”Justin membelai pipi Athena lembut. “Aku hanya melakukan apa yang sudah seharusnya aku lakukan, Sayang.” Pria tampan itu menyapukan hidun
Bianca dan Arthur tersenyum hangat melihat tiga belas cucunya berkumpul sambil bercanda bersama. Keluarga Afford terkenal memiliki banyak keturunan. Terutama pasangan Justin dan Athena yang memiliki lima orang anak. Well, Justin dan Athena memang memiliki anak yang paling banyak di antara yang lain.Jasper, Joana, Jesslyn, Arnold, dan Alaric adalah anak Justin dan Athena. Meski memiliki lima anak, Athena hanya mengandung dua kali saja. Yang pertama Athena mengandung bayi kembar tiga. Jasper, Joana, dan Jesslyn adalah anak yang lahir kembar tiga. Kandungan yang kedua Athena melahirkan dua anak laki-laki kembar yang diberikan nama Arnold dan Alaric.Audie, Nick, dan Niguel adalah anak dari Nathan dan Aubree. Tentunya Aubree melahirkan bayi kembar karena memang keluarga Afford memiliki gen keturunan kembar. Jadi, sudah tidak lagi heran. Nathan dan Aubree juga mengajak tiga anak mereka ke Madrid. Sekarang tiga anak mereka berkumpul dengan para sepupunya yang lain.Joshua, Jeraldo, dan Iri
Sergio tersenyum melihat Sandra mengajak Seth dan Hailey bermain. Dia berdiri di pintu masuk halaman belakang. Di sampingnya ada Hazel yang menemaninya. Pria tampan itu keluar sebentar, dan di kala pulang sudah melihat adiknya. Pemandangan yang sangat indah.“Sayang, lihatlah, Seth dan Hailey sangat senang bersama dengan Sandra. Kedatangan Sandra berhasil menghibur Seth dan Hailey,” ucap Hazel seraya menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.Sergio mengecup puncak kepala Hazel. “Ya, aku senang Seth dan Hailey bisa terhibur dengan kedatangan Sandra.”Hazel mendongak dari pelukan sang suami. “Dan aku juga bahagia kesehatan Sandra berangsur-angsur membaik.”Sergio membelai pipi Hazel lembut. “Terima kasih telah menerima Sandra. Terima kasih kau telah menjadi kakak ipar yang baik untuk Sandra. Terima kasih kau mau menjadi sahabat Sandra. Kehadiranmu bukan hanya berarti bagiku, tapi juga berarti bagi Sandra.”Hazel tersenyum lembut. “Kita adalah satu. Sejak di mana kita sudah mengu
“Bianca, kau belum makan. Jika kau terus-menerus seperti ini kau bisa sakit.” Arthur membujuk Bianca untuk makan. Namun, sayangnya dia selalu mendapatkan penolakan. Pria paruh baya itu sudah beberapa kali ingin menyuapi sang istri, dan tetap lagi dan lagi Bianca tidak ingin makan.“Arthur, aku mohon tinggalkan aku sendiri.” Bianca duduk di balkon kamar, dengan tatapan lurus ke depan. Aura wajahnya menunjukkan kemuraman. Meski belum makan, tapi Bianca sama sekali tidak merasakan lapar sedikit pun.Arthur mengembuskan napas panjang. “Aku akan meninggalkanmu sebentar. Tapi aku akan tetap kembali ke sini untuk membujukmu makan.” Terpaksa, pria paruh baya itu melangkah pergi keluar dari kamar.“Dad?” Justin yang berdiri di depan kamar orang tuanya, dan bermaksud ingin mengetuk pintu, langsung mengurungkan niatnya di kala pintu sudah terbuka.Arthur menatap Justin sambil membawa piring yang berisikan makanan. “Mommy-mu belum mau makan.”Justin mengambil piring yang ada di tangan ayahnya. “B
Upacara pemakaman Drake Lucero dan Paula Lucero berjalan dengan lacar. Beruntung cuaca cerah, tak turun hujan. Tangis seluruh keluarga mengiringi selama upacara berlangsung. Namun, meski seluruh keluarga menangis, mereka semua merelakan kepergian Drake dan Paula.Altov memberikan pelukan pada Bianca, sebelum pria paruh baya itu pergi. Pun keluarga Lancaster, keluarga angkat Bianca turut hadir. Bianca tampak masih sangat terpukul memutuskan untuk pulang ke kediaman orang tuanya. Arthur menemani. Justin sebagai anak laki-laki tertua mengajak istri dan kelima anaknya untuk menemani kedua orang tuanya. Begitu juga dengan Nathan yang mengajak istri dan tiga anaknya untuk menemani kedua orang tuanya.Joseph tak bisa menemani kedua orang tuanya, karena dia yang sekarang menghadapi para wartawan. Isabel sebagai calon Ratu di masa depan, tentunya juga harus menggadapi rentetan pertanyaan wartawan. Terakhir Hazel dibawa oleh Sergio ke mansion milik Sergio yang ada di Madrid.“Seth dan Hailey s
Seth dan Hailey begitu lahap menyantap pudding buatan Hazel. Dua bocah itu sangat menyukai pudding buatan ibu mereka. Hazel sampai tersenyum-senyum melihat tingkah dua anak kembarnya yang sangat menggemaskan. Ya, inilah kehidupan Hazel. Sejak menikah dengan Sergio, memang dia hanya fokus menjaga dua anak kembarnya.Hazel dulu kerap terlibat dalam perusahaannya. Namun, semua itu sudah tak lagi semenjak dirinya menikah. Justin, Nathan, dan Joseph mendukung keputusan Hazel untuk fokus pada keluarganya. Pun sebenarnya tanpa Hazel, tetap Afford akan tetap berjaya. Sebab, Hazel memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat bisa diandalkan dalam segala hal.“Mom, kapan Bibi Sandra pulang? Aku sangat merindukan Bibi Sandra,” ucap Hailey seraya menatap ibunya.“Iya, Mom. Aku juga merindukan Bibi Sandra,” sambung Seth.Hazel tersenyum sambil menciumi pipi bulat Seth dan Hailey. “Minggu ini Bibi Sandra akan pulang dari London. Kita tunggu, ya?”Seth dan Hailey mengangguk antusias. “Siap, Mommy!”Haz