Pertengkaran kecil antara Sergio dan Hazel sudah berdamai. Mereka saling meminta maaf satu sama lain. Dua insan saling mencintai itu pastinya akan terus berusaha memperjuangkan hubungan mereka untuk tetap bisa bersatu. Tidak akan mudah memisahkan ikatan cinta antara Sergio dan Hazel. “Sergio, kapan kita menjemput Sandra?” tanya Hazel seraya menatap Sergio yang tengah fokus pada iPad di tangannya.Sergio melirik arloji di pergelangan tangannya. “Sebentar lagi kita akan menjemput Sandra. Kau bersiaplah.”Hazel menghela napas dalam sambil mendekat ke arah Sergio. “Sekarang kau lihatlah diriku. Jangan lihat terus menerus iPad-mu. Aku sudah selesai berias, Tuan Blanco.”Mendengar ucapan Hazel, membuat Sergio meletakan iPad di tangannya ke atas meja, dan menatap sang kekasih yang sudah tampil sangat cantik. Hari ini dia dan Hazel akan menjeput Sandra ke rumah sakit. Dokter sudah mendaatkan izin dari dokter yang nenjaga, memperbolehkan Sandra keluar dari rumah sakit jiwa.“Kalau begitu kau
New York, USA.Perjalanan cukup panjang, membuat Hazel kelelahan. Sepanjang perjalanan, Hazel lebih banyak istirahat. Berbeda dengan Sandra yang lebih banyak main di pesawat. Sandra begitu riang gembira diajak naik pesawat. Kondisinya sudah tidak diikat. Tidak seperti dulu yang selalu diikat. Sebelum Hazel beristirahat, dia menyempatkan waktu bermain sebentar dengan Sandra.Hadirnya Hazel di hidup Sergio benar-benar memberikan ketenangan dan kedamaian jiwa. Hidup Sergio tidak akan pernah benar-benar lengkap dan untuh jika tanpa hadirnya Hazel di hidupnya. Hazel mau menerima Sergio apa pun keadaannya. Bahkan kondisi keluarga yang kacau, Hazel dengan tangan terbuka menerima dirinya.Saat mobil yang membawa Hazel, Sergio dan Sandra, tatapan mata adik Sergio itu terus terperangah kagum. Mansion baru milik Sergio di New York sangatlah indah dan menawan. Sandra tersenyum-senyum sambil bertepuk tangan.“Kak, apakah ini rumahmu?” tanya Sandra antusias.“Rumah kita.” Sergio membelai pipi Sandr
Hazel dan Sandra tampil cantik dengan gaun yang telah disiapkan oleh Sergio. Malam itu Hazel memakai dress berwarna merah menyala dengan model tali spaghetti. Sandra memakai dress berwarna hijau emerald dengan model kemben. Dua perempuan cantik itu sama-sama menggerai rambut panjang indah mereka.Hanya satu yang menjadi permasalahan yaitu Sandra tidak percaya diri untuk berpergian bersama Hazel dan Sergio. Gadis itu sempat menolak karena malu bertemu dengan banyak orang. Namun, untungnya Hazel berhasil membujuk Sandra.“Kak Hazel, kenapa kau tidak pergi berdua saja dengan Kak Sergio?” tanya Sandra pelan seraya menatap Hazel.Hazel membelai pipi Sandra lembut. “Aku dan Sergio akan makan malam bersama dengan keluargaku. Aku ingin kau juga ikut. Aku memiliki tiga kakak ipar yang sangat baik. Ada Kak Athena, Kak Aubree, dan Isabel. Kau pasti akan senang bertemu dengan mereka.”“Tapi aku kan tidak sempurna.” Sandra menunduk lesu.Hazel menangkup kedua pipi Sandra. “Hey, siapa yang bilang k
Persiapan pernikahan Hazel dan Sergio sudah rampung seratus persen. Konsep pernikahan akan diselenggarakan dengan mewah. Tamu undangan yang hadir pastinya dari kalangan atas. Namun, Sergio pun mengundang teman-temannya. Tidak ada larangan bagi Sergio untuk mengundang siapa pun.Athena, Aubree, dan Isabel turun tangan membantu persiapan pernikahan Hazel dan Sergio. Pun Sandra turun tangan. Tiga kakak ipar Hazel itu sekarang sangat dekat dengan Sandra. Awalnya Sandra cenderung pendiam dan pemalu, tapi sekarang Sandra mulai menjadi sosok yang bisa riang di kala bertemu dengan Athena, Aubree, Isabel.Sandra seakan lupa pada penderitaannya. Hadirnya Hazel seperti memberikan penyejuk bagaikan obat di luka yang dialami Sandra. Canda dan tawa mengiringi Sandra selama menemani Athena, Aubree, dan Isabel dalam persiapan pernikahan. Sandra tidak pernah memiliki seorang teman. Trauma masa lalunya membuatnya mengurung diri. Namun, sedikit demi sedikit trauma itu mulai menghilang. Sandra merasakan
Resepsi pernikahan Sergio dan Hazel sangat mewah dan elegan. Ribuan tamu undangan yang datang mengucapkan selamat untuk Sergio dan Hazel. Keluarga Hazel turut hadir bahkan kakek dan nenek Hazel pun turut hadir. Pernikahan meriah tak luput dari sorotan media.Para wartawan menyorot kehidupan keluarga Afford. Hazel adalah anak dari Arthur dan Bianca yang belum menikah. Itu yang membuat kehidupannya disorot. Hazel adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga. Sosok pria yang menjadi suaminya juga tentu akan disorot.Media sempat mencari tahu tentang Sergio. Namun, yang media temukan adalah Sergio Blanco memiliki beberapa klub malam di berbagai negara. Selain itu, Sergio memiliki adik yang pernah tinggal di rumah sakit jiwa. Tidak banyak wartawan yang mampu mencari tahu tentang kehidupan masa lalu Sergio.Ya, sebelumnya Sergio sudah meminta Benton agar wartawan tidak bisa menemukan tentang kehidupannya. Bukan karena malu, tapi karena Sergio menghargai nama baik dari keluarga Hazel. Mesk
Beberapa bulan berlalu …Auckland, Selandia Baru. Angin berembus sepoi-sepoi, menerpa dua pasangan yang sudah tidak lagi muda. Namun, meski demikian mereka tetap menunjukkan pesona. Rambut yang sudah memutih, tidak mengurangi paras tampan dan cantik. Ya, Bianca dan Arthur tetap terlihat cantik dan tampan. Tubuh mereka sangat bagus. Mereka sama-sama rajin berolahraga demi mempertahankan bentuk tubuh mereka.“Kau ingat kota ini, Bianca?” tanya Arthur yang sedang duduk di kursi panjang, sebuah taman indah di kota Auckland.Bianca mengangguk dengan senyuman di wajahnya. “Bagaimana aku lupa? Dulu kita pernah bertengkar, dan aku memilih melarikan diri ke kota ini.”“Dan aku menyusulmu.” Arthur menatap hangat Bianca.Bianca menyandarkan kepalanya di lengan kekar sang suami. “Waktu berjalan begitu cepat. Saat itu aku kita bertengkar dalam keadaan aku sedang mengandung Justin. Sekarang Justin sudah menikah, Nathan sudah menikah, Joseph sudah menikah, dan Hazel, putri kecil kita sudah menikah.
Beberapa tahun berlalu …DorrrSuara tembakan terdengar membuat Hazel terperanjat terkejut. Wanita berparas cantik tu menyibak selimut, dan turun dari ranjang. Dia berlari menuruni tangga menuju ke sumber suara tembakan itu. Sumber suara tembakan berasal di halaman belakang. Jantungnya berdebar tak karuan akibat rasa cemas yang melanda.“Oh, My God! Seth? Hailey?” Mata Hazel melebar terkejut melihat anak kembarnya memegang pistol, didampingi oleh Sergio.“Hi, Mom.” Seth dan Hailey melambaikan tangan mungil mereka ke hadapan Hazel. Anak kembar itu melukiskan senyuman di wajahnya di hadapan ibu mereka.Namun, sayangnya Hazel tidak sama sekali membalas senyuman anak kembarnya. Mata dan bibirnya melebar akibat terkejut, sedangkan Sergio melukiskan senyuman tipis di wajahnya seakan tidak terjadi masalah apa pun. “Sergio, apa-apaan ini?” Hazel berkacak pinggang, menatap marah pada Sergio.Sergio mengambil pistol yang ada di anak kembarnya, dan berdiri dengan nada tenang, “Aku sedikit menga
Sergio duduk di depan Justin. Pria tampan itu menuruti keinginan sang istri untuk datang ke Afford Group. Yang dia lakukan tentunya demi istrinya. Jika bukan karena paksaan dari sang istri, maka dia tidak akan mendatangi Afford Group. Sejak dulu Sergio tak pernah berminat terlibat di perusahaan raksasa milik keluarga istrinya itu.“Aku yakin kau tahu tujuanku memintamu untuk ke sini,” ucap Justin seraya menatap tenang Sergio yang ada di hadapannya.Sergio menyandarkan punggungnya di kursi. Dia mengambil wine yang ada di hadapannya, dan menyesap wine itu perlahan. “Kau ingin menawarkan aku bekerja di perusahaanmu?”“Afford Group bukan hanya perusahaanku. Hazel, istrimu memiliki hak di sini. Pikirkan tawaranku baik-baik,” jawab Justin tenang.“Justin, aku tahu kau khawatir akan masa depan Hazel. Kau pasti berpikir diriku tidak mampu memberikan kebahagiaan pada istriku. Usaha yang aku miliki tidak sebanding dengan harta keluarga Afford, tapi aku ini seorang pria. Aku bertanggung jawab at