Home / Thriller / Devano Lauder / Chapter 05. Proses Penyelamatan Aurora

Share

Chapter 05. Proses Penyelamatan Aurora

Author: Cindy rahma dewi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dareen menjelaskan secara rinci kepada semua orang yang berada di sana, ia menjelaskan mengenai rumah balok. Teori yang dia berikan membuat Lauder berpikir keras, Lauder masih bingung karena dia baru mengalami hal seperti ini. Di kehidupan sebelumnya dia tidak pernah mempunyai masalah berat.

Ia hanya menyelesaikan masalah soal pekerjaannya saja. Menurut dia masalah penculikan ini lebih sulit di banding dengan pekerjaan nya menjadi CEO, karena tugas dia hanya memerintah dan memerintah. Dengan begitu hatinya merasa ada yang mengganjal. 

Tetapi dia tidak memperdulikannya, karena dia tidak pernah memakai apa kata hatinya. Berbeda dengan Alexs hati dan pikirannya selalu dia banding kan dan memilih mana yamg terbaik. Akhirnya dia selalu bergelut dengan isi otak dan hatinya, membuat dia menjadi kebingungan.

Dengan begitu Dareen hanya meminta kepada Lauder untuk mempercayai nya saja. Dengan begitu menurutnya mempercayai Dareen bukan suatu masalah. Dia hanya setuju saja dan mengharapkan Dareen bisa memecahkan masalah nya.

Maxs yang hanya gelisah dia hanya memandangi Dareen, menunggu hasil pengamatan soal adik nya Aurora. Setiap hari Maxs hanya melamun, mengapa nasib dia seperti ini. Jika dia ingin memilih dia hanya ingin menjadi Chef yang banyak mengagumi nya. Tetapi dia sadar waktu tidak akan bisa di putar kembali, hanya kata umpatan demi umpatan saja yang ia cantum kan dalam hatinya. "Sial, Sial, Sial, Sial, Sial," sambil menahan tangis dan amarah nya.

Bagaimana tidak, sejak kecil Maxs dan Aurora sering bersama sama. Aurora sangat beruntung mempunyai kakak sebaik dan sepeduli Maxs. Sampai saat ini Maxs tidak pernah mempunyai niat untuk melamar seseorng. Dia hanya berpikir menikah itu membuat nya ribet dan menyusahkan, sama halnya dengan Aurora.

Dareen berkata kepada Alexs, "Apakah kamu, tahu bagiamana ciri ciri dari perawakan Aurora?" Lalu Alexs menjawab nya.

"Aku tahu, bahkan sangat tahu. Ciri ciri dia itu tinggi, manis, cantik, bahkan nyaris sempurna,"

"Hmm, tapi yang aku maksud bukan ciri ciri seperti itu. Kamu mendeskripsikan seseorang bukan karena memberi tahu ku tetapi secara tidak langsung kamu menyukai nya bukan?" Tekan dari Dareen.

Dalam hati Alexs dia berkata, "Sial! Kenapa aku harus bicara seperti itu, malu dong! Aku biarlah aku kan Lakik! Yang normal gausah malu,"

5 menit kemudian, Maxs datang dan Dareen lebih baik menanyakan langsung kepada kakak nya Aurora.

Dia berkata, "Untuk mempermudah mencari Aurora, tolong kamu sebutkan ciri ciri dari Aurora,"

Maxs menjawabnya, "Dia tinggi kira kira 167Cm, wajahnya berbentuk oval, dia mempunyai tahi lalat di bagian dagu dan pinggir mata," jelas Maxs.

"Baik penjelasan dari mu itu cukup, dan sekarang aku akan melacak keberadaannya. Mungkin ini membutuhkan waktu yang lumayan lama, dan aku minta kalian bersabar dulu. Jika nanti ada jawaban yang pasti aku akan segera kemari untuk mengabarkan kalian," jelas Dareen.

"Baik, akan aku tunggu semoga kamu memberikan kabar baik kepadaku secepatnya." Perkataan dari Maxs dengan penuh harapan.

Akhirnya Dareen pulang setelah menanyakan ciri ciri Aurora kepada Maxs. Dia pun langsung saja mengerjakan nya di ruangan nya yang sangat privasi.

Bella dan Devano nampak terlihat senang mereka bermain bersama di halaman Mansion yang mewah, lauder sedang bekerja karena dia harus meeting bersama Client kali ini Lauder meeting bukan dengan Client yang se negara, tetapi luar negara. Yang pasti membuat Lauder harus pergi beberapa hari untuk menyelesaikan pekerjaanya. Dengan berat hati Bella pun mengizinkan nya saja.

Tujuan Lauder Meeting ke luar negeri bukan hanya sekedar meeting dia juga ingin mencari informasi soal masalalu orang tuanya dulu. Karena semenjak Lauder ber usia 20 tahun dia tidak tinggal lagi bersama orang tuanya dia mulai merintis bisnisnya sendiri, maka dengan begitu dia sempat menyesal dia tidak tahu aktivitas orang tuanya dulu. Dan orang tuanya tidak bercerita apa apa, untuk saat ini Lauder hanya bingung dia harus berhati hati tetapi tidak tahu harus berhati hati kepada siapa.

Saat Lauder akan pergi, dia hanya mempercayai Alexs dan Maxs itu saja. Dia hanya berpesan untuk menjaga Devano dan Bella dengan harapan penuh dia berharap tidak terjadi hal hal yang tidak di ingin kan. Lauder pun bergi menggunakan kapal Z pribadinya.

Keadaan Aurora saat ini tidak baik, dia tiba tiba saja sakit. Lalu maid itu datang dan menelepon dokter pribadi tuannya, akhirnya dokter itu pun datang dan memeriksa terlebih dahulu bagaimana kondisi Aurora.

Ternyata Aurora mengidap penyakit jantung. Namun tidak terlalu parah, hanya saja saat ini dia merasa lemas dan tidak bertenaga. Yang ia inginkan hanya melihat kakak nya Maxs dan tinggal kembali di Mansion Lauder, atasannya itu. Maid yang mengetahui penyakit nya Aurora dia merasa sedih dan kasihan. Dia berpikir seharusnya ia tinggal bersama keluarganya bukan tinggal di tempat seperti ini apalagi seperti kurungan saja.

Maid itu berpikir ingin membebaskan Aurora, tetapi dia tidak mengetahui arah jalan untuk keluar waktu dia masuk ke Rumah Labirin ini, mata dia di tutup dan proses masuk ke rumah nya ini sangat lama sampai sampai dia merasakan pegal karena terlalu lama berdiri. Namun tidak masalah baginya, yang penting dia menurut saja. Main itu bekerja di Rumah labirin sekitar 2 tahun yang lalu. 

Meski bekerja sudah 2 tahun tetapi dia tidak tahu pemilk asli rumah nya ini siapa. Setiap atasannya yang datang ke rumah labirin bukan atasan yang aslinya melain kan dia hanya utusan dari tuan yang atas. (Tuan yang atas, pemilik asli Rumah Labirin)

Sore harinya kondisi Aurora mulai membaik, dan dia merasa badannya sudah siuman dia ingin sekali kuluar untuk menghirup udara segar. Tetapi dia menyadarinya tidak ada celah untuk keluar, dia hanya diam saja dan memperhatikan ukiran bangunan kamar nya. Menurut Aurora bangunan nya sangat bagus ukirannya bermodel kuno tetapi begitu elegant. Dia terasa terhipnotis seharian dia terus tinggal di kamarnya tetapi dia tidak merasakan bosan atau ingin kabur.

Namun ketika dia merindukan Maxs rasa dia ingin keluar sangat meronta ronta. Akhirnya dia menyusun rencana untuk mengelbui maid itu, semoga saja rencana dia berhasil dia sedang menunggu maid itu ke kamarmya. Tapi 1 jam dia menunggu Maid itu belum datang seperti biasanya dia selalu membawakan masakan makan sore nya. Pedahal perut dia sudah lapar, ketika dia pergi ke kamar mandi tiba tiba ada kertas bertulisan. Makanan nona saya simpan di meja ke 2.

Aurora merasa geram, kenapa maid itu tidak memberikannya langsung pedahal hal ini tidak seperti biasanya, Aurora berpikir apakah maid itu tahu rencananya? Atau dia tahu isi hatinya ketika maid datang dia ingin mengelabuinya? Saat ini Aurora tidak memperdulikannya. Dia ingin makan saja dulu soal mengelabui dia pikirkan nanti saja.

2 Hari kemudian, Dareen datang ke Mansion Lauder ternyata Lauder tidak ada di Mansion itu. Akhirnya dia hanya mengajak Alexs dan Maxs untuk pergi ke rumah labirin tanpa basa basi Maxs dan Alexs pergi, di mansion hanya ada Bella, Devano dan bodyguard nya saja. Sebelumnya Bella ingin ikut tetapi Alexs melarang nya dia hanya menyuruh berdiam diri saja di Mansion

Mereka ber tiga datang untuk misi yang pertama yaitu membuka pintu masuk, mereka kira di rumah itu tidak ada penjaga ternyata banyak sekali. Masuk ke rumah labirin ini mereka sangka bukan rumah tetapi sepertinya dia masuk ke kandang singa, lalu dengan begitu Dareen pun menyarankan untuk melawannya saja. Di antara mereka bertiga yang paling pandai dalam beladiri yaitu Alexs.

Alexs menghajar hampir setengah penjaga itu KO, dan Maxs juga melawan cukup banyak akhirnya musuh itu pingsan tidak sadarkan diri, dengan cepat mereka berlari menuju ruang pertama. Dan benar saja di sana banyak sekali kotak kotak tanpa mereka mengerti, dengan memaksakan diri Maxs pun berjalan terus berjalan dan di ikuti oleh Alexs. 

Namun tanpa mereka sadari Dareen tidak ikut bersamanya, mereka tidak memperdulikannya setelah beberapa jam mereka berjalan jalan bukannya dia menemukan tempat baru tetapi dia terus menerus berada di lorong B. Dan dia tidak mengetahui jalan keluarnya untuk menuju lorong A, karena mereka merasa sudah cape, akhirnya mereka hanya duduk dan terdiam saja.

Alexs berkata, "Sial! Mungkin kita terjebak di sini,"

"Benar!! Kita terjebak di rumah Minecraft,"

Mereka hanya menyandarkan diri, setelah beberapa jam Alexs mempunyai ide untuk berteriak dan semoga saja Aurora mendengar nya.

"AURORAAA!! AURORAA!! AURORA!! Kakak di sini!!" Teriakan Maxs

"Aurora!! Apakah kamu berada di sini?"

Teriakan demi teriakan telah mereka ucapkan namu akhirnya Alexs memberikan umpatan lagi.

"Sial! Sial! Sial! Sial!! Ahhhhhkkkkk," teriakan frustasinya, "Bagaimana Aurora bisa mendengar suara kita? Dinding semua memakai peredam suara!"

"Kamu benar juga! Kita berteriak hanya menghabiskan tenaga kita saja. Dan membuang energi kira," 

Akhirnya Maxs dan Alexs berdiam diri di ruangan sana, dan karena mereka lelah akhirnya mereka tertidur. Pada pertengahan malam Maxs merasa lapar dan dia mengingat bahwa dia membawa ransel yang berisi makanan, akhirnya Maxs pun makan.

Karena suara Maxs berisik, akhirnya Alexs terbangun. "Ada makanan? Kenapa gak bilang?" Kata Alexs. "Ya kamu nya juga lagi tidur," balas Maxs. Mereka pun makan makanan yang di bawa oleh Maxs.

Baru pertama kali Alexs merasakan sedikit makanan tetapi rasanya begitu nikmat di banding dia makan di rumah mewahnya. Sedikit terharu, namun dia tidak menunjukannya kepada Maxs.

Dengan tekad yang kuat mereka terus berusaha mencari keberadaan Aurora, perjuangan dan pengorbanan dia tidak ingin sia sia, mereka meneliti semua sudut setiap ruang, dan ternyata benar saja di salah satu sudut paling pojok ada tombol berwarna merah, ketika tombol itu di tekan maka terbuka lah lorong baru.

Mereka senang akhrinya mereka bisa membuka lorong, hanya saja berpindah tempat bukan sepenuh nya mereka berhasil. Tetapi mereka terus mencari di sekitar sudut sudut ruangan itu.

Karena Maid Aurora tidak ada, Aurora pun makan dengan lahap untuk mengumpulkan tenaganya supaya bisa keluar dari kamar nya. Setelah makanan nya habis, Aurora mencoba membuka pintu untuk keluar, ternyata pintunya tidak di kunci. Auroraa senang sekali, dengan cepat dia berlari. Namun dia berhenti seketika melihat jalan nya penuh dengan kotak kota. 

Di dalam hatinya dia berkata, "Anjir rumah apa model apa ini? Aku kira Rumah Minecraft hanya ada di vidio game ternyata ada di real life, nyesel gue gak main game itu kalo gua tahu bakal terjebak gini gua pelajari tuh,"

Di sepanjang jalan Aurora hanya mengumpat, "Sial, Sial,Sial!! Pusing gue," 

Aurora yang sedang duduk mengeluh ingin keluar, tiba tiba dia melihat tombol berwarna biru. Ia menjerit senang, berpikir akhirnya dia bisa keluar! Ternyata bukan keluar dia hanya berpindah posisi saja. Menurut dia, tidak masalah yang penting ada perubahan saja.

Saat ia menonjok salah satu dinding pintu terbuka, dan dia melihat ada seorang maid yang sedang duduk dan mengamati sudut sudut ruangan. Aurora terkejut sekali ternaya alasan dia tidak memberi makan karena dia keluar dari ruangannya. Tetapi maid itu baik, dia membuka kan kunci kamar Aurora.

"Maid?"

"Eh, Nona?"

"Apakah tujuan kita sama?"

"Hmmm, Maybe?"

"TEPAT! Kita sama ingin keluar dari kotak kotak ini!"

Aurora dan Maid sekarang sudah bekerja sama untuk mencari jalan keluar. 

Aurora bertanya, "Oh iya, nama kamu siapa?"

"My name is Popy," 

"OHhh, hai popy."

"Nona, selama aku bekerja di sini selama 2 tahun aku belum pernah kembali ke rumah halaman ku lagi, rumah ini seperti tahanan."

"Sudah ku bilang Popy, aku stres lama lama. Sebenarnya aku tidak merasa bosan tinggal di kamar itu hanya saja aku stres ketika ingin bertemu dengan kakak ku, akhirnya aku bertekad untuk kabur," jelas Aurora.

Perjalanan demi perjalanan sudah mereka lalui, akhirnya di tengah tengah tombol terakhir ruangan baru terbuka dan akhirnya Aurora dan Maxs bertemu. Hanya tangisan yang mereka kelurkan, akhirnya beberapa lama mereka tidak bertemu di pertemukan lagi

Sudah tengah malam tetapi Alexs dan Maxs belum pulang dan Dareen pun tidak memberi tahukan apapun. Bella sangat cemas, dia ingin mengabari Lauder tetapi handphone nya tidak aktif. 

Devano yang sudah bisa berbicara, dia menenangkan Bella.

"Mommy dont sad, aku ada di sini kita doa kan saja uncle Alexs dan uncle Maxs baik baik saja,"

Bella yang mendengar suara anak nya Devano, ia menangis terharu anak laki laki nya sudah pandai berbicara dan sejak kecil dia sudah bisa memberikan simpati ke dirinya.

"Mommy dont sad, mommy hanya cemas," 

Devano yang mendengar jawaban dari Bella, dia tersenyum dan memeluk Bella lalu mengusap wajahnya. Bella sangat senang sekali kebahagiaanya tidak pernah pudar, atau belum? Tiba tiba pertanyaan datang dengan sendirinya.

Akhirnya, Bella Thessaly pun memutuskan untuk menunggu hari esok dan menunggu kabar pulang suami nya, Lauder. Devano sejak tadi menanyakan terus ayahnya Lauder, namun Bella hanya meminta Devano untuk bersabar saja. Akhirnya Devano menuruti apa kata Bella, mereka sudah tertidur lelap dan nampak nya nyenyak.

Related chapters

  • Devano Lauder   Chapter 06. Kembali ke Mansion

    Lauder memberi kabar kepada Alexs soal pekerjaan nya, namun tidak ada balasan dari Alexs. Lauder kira Alexs sedang sibuk saja, kenyataanya Alexs sedang terkurung di Rumah Labirin itu. Lalu Lauder memberi kabar kepada Bella Thessaly mengirim kan pesan bahwa dia baik baik saja, dan dia memberikan kabar bahwa hari ini dia tidak akan aktif karena sedang berada di dalam pesawat dia memberikan kejutan dia akan pulang hari ini. Bella Thessaly yang membaca pesan nya itu, dia senang dan memberi tahukan kepada anaknya Devano bahwa ayah nya akan pulang. Devano sangat senang dan dia hanya berkata, "Horee, Horee, Horee, Horee, Daddy come home," Devano yang senang ia berloncat loncat di kasur nya. Beberapa lama kemudian, Dareen datang dan memberikan kabar yang membuat Bella Thessaly syok. Ia berkata, "Waktu kami kemarin pergi ke rumah labirin, kami di kejutkan oleh banyak orang dan akhirnya kami berpencar, sekarang aku tidak mengetahui kabar Alexs dan Maxs," hanya berk

  • Devano Lauder   Chapter 07. Mencari Tahu

    Lauder yang sudah kembali dengan selamat, ia berbicara kepada adiknya Alexs bahwa ia sudah mengetahui samar samar siapa pelaku yang membuat dia celaka. Karena dia baru menyadari mungkin kejadian itu bukan kebetulan. Mungkin saja kejadian itu terjadi karena dia ingin membalaskan dendam kepadanya. Setelah Alexs berpikir sejenak dia merasa benar saja perkataan Lauder ada benar nya juga. Namun dia masih bingung kenapa yang terus di incar hanya kakak nya saja, tetapi dia tidak. Alexs pikir orang yang ingin balas dendam itu tidak mengetahui jika Alexs adalah salah satu anggota keluarganya, karena sejak dia berusia 5 tahun. Alexs tinggal di negara Korea karena dia ingin tinggal bersama pamannya, namun sejak pamannya meninggal dia kembali lagi tinggal bersama orang tuanya lagi waktu dulu. Setelah itu Alexs bertanya kepada Lauder, "Kamu tahu dari mana, jika orang yang kamu sangka dia adalah benar benar orang yang mencelakai mu," jelasnya. Lalu Lauder m

  • Devano Lauder   Chapter 08. Keberuntungan Jack

    Dari pengakuan Jack, pada saat dia di hipnotis ternyata Jack memang sering melakukan kejahatan yang di bayar termasuk juga ketika mencelakai Lauder. Akhirnya dia di kurung di ruang bawah tanah agar dia tidak bisa kabur, menurut Jack dia tidak bermasalah jika dirinya di kurung. Dia pikir lebih sulit hidup di luar, dia harus bekerja untuk memenuhi hidupnya. Karena dia sudah menjadi pecandu pengangguran jadi dia tidak bisa untuk bekerja bawaannya malasa dan malas. Akhirnya Jack di kurung, dan dia hanya tinggal sendiri. Setiap pagi siang sore dia di beri makan dan di antarkan oleh maid yang berada di sana, ketika Alexs dan Aurora menjenguk Jack. Jack hanya berkata, "Terimakasih banyak berkat mu aku jadi tidak susah untuk mencari makan dan untuk memenuhi kehidupanku, yang lebih baiknya lagi di luar sana aku tidak mencelakai orang orang lagi," jelas nya dengan perkataan yang jujur. Lalu Aurora dan Alexs saling beratatapan seketika, yang ada dalam pikiran mereka ber

  • Devano Lauder   Chapter 09. Happy

    Hari ini, hari Minggu keluarga Lauder mengdakan acara untuk liburan keluarga semua keluarga Lauder pergi ke luar negeri untuk menyenangkan hati keluarganya. Lauder mengajak seluruh orang orang yang berada di mansionnya, untuk pergi berlibur mereka semua sangat senang dan bahagia ketika di ajak berlibur. Karena menurut Lauder kebahagiaan itu bukan dia berhura hura sendirian tetapi mengajak semua anggotanya untuk berhura hura bersama. Rencananya dia pergi menggunakan pesawat pribadinya yang bermuat untuk 500 orang, dia juga bahkan mempunyai pilot pribadi dan Pramugari pribadi. Sungguh kekayaan Lauder sangat melimpah sekali. Tidak hanya kaya dan cerdas dia juga sangat pandai berbagi dengan orang orang di sekeliling nya maupun luar lingkupnya, tidak heran juga jika banyak sekali orang yang mendoakan nya. Di sana dia mengadakan rapat keluarga, Lauder memulai membuka suaranya, "Hari ini kita akan pergi berlibur ke luar neg

  • Devano Lauder   Chapter 10. Penyerangan

    Pada malam hari telah terjadi penembakan di bawah tanah. Jack adalah salah satu yang menjadi korban, ketika di datangi Jack sudah tidak sadarkan diri. Lauder dengan cepat menghubungi dokter pribadinya untuk melakukan operasi kepada Jack. Di sana Jack sudah banyak sekali mengeluarkan darah segarnya. Tiba tiba Jack sadar sebelum dia di operasi dia hanya berpesan, "Tuan saya minta untuk berhati hati sebelum semuanya terlambat karena semuanya akan di mulai pada detik ini," perkataan dia terpotong dan dia langsung tidak sadar. Lauder hanya bimbang tidak tentu untuk melakukan apapun, akhirnya dia hanya mengingat hanya 1 pesan yang dia ingat yaitu 'Harus berhati-hati' dia masih menunggu Jack yang sedang di operasi, Jack mengalami 3 tembakan sekaligus yaitu di bagian perut, dada, dan kaki. Sampai hari ini sudah 1 Minggu Jack belum sadarkan diri juga, Lauder meminta agar Jack di rawat di Mansion pribadinya saja. Agar terhindar dari orang orang jahat, dengan begitu Jack langsung saja

  • Devano Lauder   Chapter 11. Kisah Yang Tidak di Harapkan

    Pada saat Lauder memasuki gudang di sana adalah tempat di kurungnya Jesica, dia ingin bertanya kepadanya namun Jesica tidak ingin menjawab pertanyaan dari Lauder. Jesica hanya ingin menjawab pertanyaan dari Aurora saja, dengan begitu Lauder meninggal kan Aurora sendirian. Lauder mencari Aurora untuk meminta bantuannya agar dia bisa menggali informasi lebih lanjut, saat ini Aurora menolak permintaan dari Lauder. Lauder juga memahaminya, dan dia tidak memaksakan Aurora untuk menanyakan nya sekarang. Dengan begitu Lauder hanya mengobrol saja dengan Alexs. Mereka berdua membahas soal Jesica namun mereka berdua tidak tahu apa hubungannya antara Lauder Jesica dan Aurora. Karena Maxs kesal kepada Aurora karena dia merasa bahwa dia sudah di bohongi oleh adikya. Dia berkata, "Kenapa kamu berbohong kepada kakak, kamu bilang di pekerjaan mu tidak ada masalah apa apa, tapi nyatanya ini apa?" Aurora pun menjawabnya, "Maaf kan Aurora ka, aku pikir masalah ini tidak a

  • Devano Lauder   Chapter 12. Sementara

    Tinggal 2 hari lagi Lauder mendapatkan kabar dari Hanabi, dia ingin memanfaat kan waktu untuk bermain dengan Devano. Akhirnya dia berpikir untuk menjemput Bella Thessaly dan Devano. Dia menyuruh anak buah nya untuk mengantarkan istri dan anak nya ke Itali. Mengetahui Lauder menyuruhnya ke Itali dengan cepat dan semangat, Bella Thessaly membereskan keperluan dia dan Devano yang akan di bawanya. Pagi hari Aurora dan Alexs sudah terbangun dari tidurnya karena dia akan menepati janjinya pada saat mereka kalah. Pada saat Aurora pergi ke dapur ternyata Alexs sudah lebih awal bangunnya, dia kira Alexs tidak akan menepati janjinya. Dengan begitu Aurora pun menemui Alexs dan dia juga bergabung untuk membantunya, lebih tepat nya dia bertanggung jawab. Di sana mereka bukan nya memasak dengan damai namun saling melempari sayur satu sama lain. Mereka berdua di sana ribut dan bertengkar layak nya kucing dan tikus jika di film film seperti tom and jerry. Akhirnya ma

  • Devano Lauder   Chapter 13. Emillio Terungkap

    Baru saja Hanabi menginap di mansionnya Lauder selama 2 hari dia mendapatkan kabar soal penelorran di rumahnya. Salah satu dari anak buahnya Hanabi ada yang meninggal. Dengan begitu Hanabi harus bertanggungjawab. Melihat keberaniannya Hanabi Maxs hanya mengaguminya dari jauh. Dengan begitu Hanabi berpamitan untuk pulang ke Lauder, "Laud aku harus pulang di rumah ku terjadi pembunuhan, korbannya adalah anak buah ku dia sekarang berada di Rumah sakit Italia," dengan begitu Lauder dan Alexs menjawabnya, "Urusanmu urusan kita juga," akhirnya mereka pergi ke rumah sakit untuk melihatnya dan menanyakan kronologisnya. Ternyata korban itu mengalami tembakan di bagian perutnya dan mendapatkan 1 tusukan di dadanya akhirnya dia meninggal. Kejadian itu setelah di lihat dari CCTV ternyata kiriman dari Emillio dia sepertinya ingin membalas dendam karena Jesica telah di kurung di mansionnya Lauder. Emillio juga tidak kalah teliti dalam permainan ini. Dia juga sangat lihai d

Latest chapter

  • Devano Lauder   Chapter 86. End

    2 minggu kemudian badan Devano sudah sehat, namun dia masih tidak ingin pergi. 1 minggu yang lalu Caramel sudah sadar dan Caramel sekarang sudah di pindahkan ke ruang pemulihan, Caramel mengkhawatirkan Devano meski Dokter sudah menyampaikan amanatnya jangan khawatir. Dan saat ini Anton baru saja sembuh dari komanya, Anton berniatan untuk kembali ke Britania Raya karena merindukan Caramel. Saat di kantor Anton mendapatkan kabar jika mansion Devano hancur di bom oleh Dareen kabar itu di berikan oleh William. "Apakah Caramel masih di rumah sakit?" "Mengapa kamu tahu jika Caramel di rawat?" "Saat aku koma aku bertemu dengannya namun aku tidak tahu penyebabnya dia koma, namun yang pasti iktan batin aku dan dia kuat." Anton langsung saja menjenguk Caramel, saat Caramel melihat Anton wajah Caramel begitu berseri di sana mereka saling berpelukan. 2 hari kemudian Devano datang menemui Caramel dan mengajaknya pulang ke rumah pamannya Alexs. Devano menyuruh Alexs serta keluarga untuk datan

  • Devano Lauder   Chapter 85

    Devano membawa Jordan dan Dareen ke hutan yang sepi di sana Devano menyimpannya di sebuah rumah yang baru saja selesai di bangun, rumah tersebut ialah milik ayahnya Devano yaitu Lauder tujuannya untuk tempat tinggal sementara jika ada musuh yang menyerang. Namun Devano jadikan rumah itu untuk tempat tinggal Dareen dan Jordan. Di tengah-tengah perjalanan Devano memberikan kabar kepada seseorang lewat hp Jordan, Devano memberikan pesan setelah urusannya sudah selesai Devano langsung saja melanjutkan perjalannya. Di tengah-tengah hutan yang sepi dan angker Devano terus fokus saja mengendarai mobilnya, karena Devano harus cepat-cepat sampai ditakutkan Dareen dan Jordan sadar sehingga mau tidak mau jika itu terjadi Devano harus menguras tenaganya lagi. Setelah sekian lama di perjalanan Devano sudah sampai di rumah kecil namun nyaman, di sana langsung saja kedua orang tersebut Devano bawa dan Devano baringkan di kasur yang sudah di sediakan kedua kakinya Jordan dan Dareen dia ikat mengguna

  • Devano Lauder   Chapter 84

    "Aku akan mengizinkanmu untuk melihatnya saja, namun tidak untuk berkomunikasi ataupun bertatapan." "Baik aku paham, biar aku saja yang menahan rasa rindu ini. Bagaimana tidak sejak usia aku menginjak 4 tahun ibuku pergi entah kemana, sekarang usiaku hampir 26 tahun tidak terbayang bagaimana aku rindu kepada dia 22 tahun tidak bersamanya." "Lihatlah ibumu sedang berkomunikasi dengan gadis bernama Clare." "Iya seperti ibu mertua dan menantunya bukan?" "Apa?" "Ahh tidak lupakan, melihat dari kejauhan saja aku sudah lega dan aku sangat-sangat bersemangat untuk melawan seseorang." "Aku tahu orang itu adalah Dareen bukan?" "Mengapa kamu tahu?" "Ah tidak usah tahu dari mana, seharusnya kamu itu bersaing dengan anaknya namun tidak karena anaknya saja dia tembak." "Apa? Anton di tembak? Pantas saja dia tidak terlihat di Britania Raya, pasti Anton meminta agar ayahnya berdamai." "Ya memang seperti itu, dan dia sekarang koma." "Apakah itu ikatan cinta? Caramel orang yang dia sayang ju

  • Devano Lauder   Chapter 83

    "Apa?" "Sewaktu tuan Devano memanjat jendela untuk keluar, aku tidak sengaja mendengar obrolan Jesica dengan Dareen. Aku mendengar bahwa sekeliling mansion ini di kelilingi oleh bom, dan ada 2 sabuk untuk menambah durasi waktu sebelum bom itu meledak, mereka kira Devano dan Lauder akan berkorban demi menyelamatkan kalian. Namun aku yakin kedua majikan aku tidak akan menyerah begitu saja, setelah itu aku berlari ke arah pinggir jalan tikus untuk keluar terlebih dahulu. Aku tidak jadi berdiam diri di ruang bawah tanah. Aku turut berduka cita atas kepergiannya nona Nana, semoga tuan Emillio bisa mengikhlaskannya. Meski ikhlas itu bohong yang ada terpaksa lalu terbiasa." ucap maid Poppy, ternyata itu adalah ucapan terakhirnya. Pada saat Emillio mengambil Brayn dari gendongannya Poppy, tiba-tiba suara tembakan terdengar begitu nyaring yang pada akhirnya peluru tersebut mengarah kepada Poppy. Poppy di tembak dengan sengajanya oleh Dareen, karena Dareen membenci orang yang sudah berkhianat.

  • Devano Lauder   Chapter 82

    Charllate, Mayang, dan Onexs sudah di bawa ke mansion Lauder untuk di kuburkan dengan layak. Miya tidak bisa lagi menahan air matanya, dia melihat sekaligus menyaksikan bagaimana 3 orang tersebut meninggal dengan bidikan pistol. Apalagi Charllate yang seluruh tubuhnya berwarna hijau karena racunnya sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, dia sangat sedih sudah membunuh kakaknya sendiri. Namun dia tidak menyesal, dia akan menyesal jika kakaknya menembak Devano. Jadi lebih baik Kakaknya saja yang meninggal, Miya tidak ingin Kakaknya menanggung dosa lebih banyak lagi. Akhirnya Miya berpikir lebih baik berbagi dosa, entah apa yang ada dalam pikiran Miya pada saat itu. Aurora datang karena mendapatkan kabar dari Devano, bahwa Mayang dan Onexs meninggal bisa di sebut patnernya Aurora pada saat masih tinggal di mansion Lauder. Aurora sudah mengetahui penyebab kematiannya mereka, Aurora menangis dan memeluk Miya. Dengan begitu Aurora juga menyampaikan berita dukanya. "Setelah kepergian kak Maxs,

  • Devano Lauder   Chapter 81. Gugur

    "Kalian apakah sudah siap dengan apa yang akan kita lakukan, untuk melawan keluarga Lauder?" "Ya aku siap, alasan aku ingin melawan bukan karena Lauder. Tapi karena Emillio! Aku benci kepada Emillio, dia memperlakukanku seperti sampah." ucap Jesica. "Sedangkan aku? Aku hanya mengikuti kalian saja." ucap Charllate. "Bodoh, tidak punya pendirian." umpat Jesica. "Bukan, aku hanya terlanjur saja. Jika aku balik ke keluarga Lauder yang ada aku akan di maki-maki oleh orang sana, terutama dengan adikku sendiri." "Aku jadi merasa bersalah kepadamu, kamu orang yang menolong aku dari siksaan Aurora! Waktu itu aku di suruh Emillio untuk mengawasi keluarga Lauder ternyata ah sudahlah, malah aku yang tertembak dan apesnya di siksa oleh Aurora." "Ya aku tahu, aku bodoh malah menyelamatimu dan berkhianat kepada keluarga Lauder, dan lebih parahnya aku meninggalkan adik semata wayangku." "Sudah tidak guna menyesali, perbaiki saja." tegas Jordan suami dari Jesica. Saat mereka semua sedang berbin

  • Devano Lauder   Chapter 80. Berkumpul

    Tanpa di sadari Anton dan Caramel saat ini sedang diambang kematian, keadannya yang begitu kritis mereka berdua mengalami koma. Saat ini yang menemani Anton ialah ibunya dan adik perempuannya. Sedangkan Caramel di tunggu oleh orang-orang Devano, terkadang Devano juga menjenguk Caramel ketika pekerjaannya sudah selesai. Keesokan paginya Devano berinisiatif untuk pergi ke taman, tempat di mana Caramel tertembak oleh sosok pria yang sudah maju tua. Devano tidak melihat jelas karena dia langsung panik, dan langsung membawa Caramel ke rumah sakit. Saat Devano pergi ke taman, dia mengamati ternyata tempat pada saat dia memparkirkan mobil ternyata ada kamera CCTV, dengan cepat Devano langsung menghampiri penjaga taman itu untuk mengecek keadaan saat Caramel tertembak. "Pak maaf, bolehkah saya melihat CCTV pada saat kejadian seorang perempuan yang tertembak? Dia adalah teman saya, kondisinya saat ini dia koma." "Ah iya sebenarnya saya sedang mencari Anda. Saya ingin melaporkan orang itu, ka

  • Devano Lauder   Chapter 79. Sadis

    "Ayah ibu, Caramel pergi ya." "Hati-hati, ibu akan selalu merindukanmu." "See you." "Kenapa see you, nanti juga bakal bertemu lagi." ucap Devano. "Biarin aku maunya see you." "Ya sudah hati-hati saja." ucap orang tuanya Caramel. Saat di perjalanan, "Devan setelah sekian lama baru kali ini lagi aku berduaan denganmu." "Ha ha ha, iya. Mungkin aturan waktunya sekarang kita di pertemukan kembali." "Memang unik ya, pertemuan kita tidak direncanakan dan perpisahan kita dulu juga tidak direncanakan, itu semua sudah menjadi bagian dari alur cerita kita." ucap Caramel. "Kita sebagai makhluk sosial hanya bisa menjalani, menikmati, dan bertahan dengan semua yang menjadi catatan takdir ini." "Benar sekali, Caramel yang sedang saat ini bersama denganku Caramel versi dewasa. Tidak seperti dulu, Caramel suka caper, marah-marah tidak jelas. Dan akhirnya kamu yang mengajarkanku bagaimana berteman dengan baik, kamu yang sudah mengubah semua perilaku dan sikapku yang dulunya dingin." "Tidak, b

  • Devano Lauder   Chapter 78. Terbongkar

    Maksud dari Devano mengajak Emillio, dan Jack ke pegunungan bukan hanya untuk menjenguk Lauder namun Devano akan memberikan informasi yang sudah Caramel berikan kepadanya. Saat itu juga Devano berterimakasih banyak kepada Caramel, karena informasi tersebut sangat penting dan berarti. "Devano tumben sekali kamu mengajak kami ke pegunungan menemui ayahmu." "Jika kalian nanti berdua mengetahui apa maksud aku membawa kalian kemari, kalian harus berjanji akan mengikuti arahanku apapun yang terjadi harus kalian ingat!" "Baik-baik Devano, kami akan menurutinya." "Bagus-bagus sekali, paman-pamanku kompak sekali, HAHA." "Ya" ucap singkat. Akhirnya mereka berdua sudah samapi di pegunungan, dan mereka langsung saja masuk ke rumahnya Lauder. Namun saat mereka masuk Lauder tidak ada di ruang tamu, kamar, atau di halaman belakang tempat favoritenya juga tidak, ada. "Lhaa ayahku kemana?" tanya Devano. "Mungkin lagi sibuk Vano," ucap Jack. "Sibuk apaan, ayahku udah lama sekali tidak punya pek

DMCA.com Protection Status