Share

Bab 4: Dalam Bayang-Bayang

Kantor polisi pagi itu penuh dengan aktivitas. Kertas-kertas berserakan di meja, telepon berdering tanpa henti, dan beberapa rekan kerja tampak sibuk menyelesaikan berkas-berkas penting.Dimas memasuki ruangannya dengan semangat baru, siap untuk melanjutkan penyelidikan kasus kematian Daniel Widodo.

Dia menyapa Dina yang sedang sibuk memeriksa hasil analisis forensik. “Pagi, Dina. Ada perkembangan baru pagi ini?”

Dina mengangguk sambil mengatur dokumen-dokumen yang telah diperiksa. “Selamat pagi, Dimas. Aku baru saja menyelesaikan analisis tambahan dari jejak yang kita temukan di TKP. Ada beberapa temuan menarik.”

Dimas memperhatikan dengan penuh perhatian. “Apa yang kamu temukan?”

Dina membuka berkas dan menunjukkan hasil analisis. “Jejak yang kita temukan tampaknya merupakan hasil dari seseorang yang mungkin mengenakan sepatu khusus. Aku juga menemukan jejak yang mengarah ke ruang penyimpanan di TKP. Ini mungkin menunjukkan bahwa pelaku memindahkan sesuatu dari tempat itu.”

Dimas berpikir sejenak. “Jadi, pelaku mungkin mencari sesuatu di ruang penyimpanan. Kita perlu memeriksa ruang itu lebih dalam.”

Sementara itu, Rizal memasuki kantor dengan membawa beberapa berkas. “Selamat pagi, tim. Aku sudah mendapatkan hasil penyelidikan tentang orang-orang yang memiliki motif. Sepertinya kita bisa fokus pada salah satu dari mereka.”

Dimas melihat berkas yang dibawa Rizal. “Bagus, siapa yang menjadi fokus kita?”

Rizal membuka berkas dan menunjukkan foto seseorang. “Ini adalah Anton Pratama, seorang mantan rekan bisnis Daniel yang merasa dirugikan dalam beberapa kesepakatan. Dia memiliki sejarah panjang konflik dengan Daniel dan mungkin memiliki motif untuk membalas dendam.”

Dimas memeriksa foto Anton dengan cermat. “Aku rasa kita perlu menghubungi Anton dan menanyakan tentang alibinya pada malam kejadian.”

Dina mengangguk setuju. “Sementara itu, aku akan memeriksa lebih lanjut mengenai ruang penyimpanan di TKP. Mungkin kita bisa menemukan sesuatu yang terlewat.”

Dengan rencana yang telah disusun, tim memulai penyelidikan pagi itu. Mereka memutuskan untuk mengunjungi Anton Pratama terlebih dahulu. Anton tinggal di sebuah apartemen kecil di daerah yang tidak terlalu jauh dari kantor polisi.

Ketika mereka tiba di apartemen Anton, mereka disambut oleh Anton, seorang pria yang tampak sedikit cemas. “Selamat pagi, saya Anton Pratama. Ada yang bisa saya bantu?”

Dimas memperkenalkan diri. “Kami dari biro penyelidik. Kami ingin bertanya tentang alibi Anda pada malam kejadian kematian Daniel Widodo. Apakah Anda bisa memberikan informasi lebih lanjut?”

Anton terlihat sedikit gugup. “Pada malam itu, aku hanya di rumah dan menonton TV. Aku tidak pergi ke mana-mana. Tapi aku paham kalau kalian harus memeriksa semua kemungkinan.”

Dimas menilai respons Anton. “Kami akan memeriksa lebih lanjut, tapi jika ada sesuatu yang bisa membantu alibi Anda, mohon beri tahu kami.”

Setelah wawancara dengan Anton, tim kembali ke kantor untuk melanjutkan penyelidikan mereka. Dimas merasa bahwa Anton mungkin tidak sepenuhnya jujur, tetapi mereka perlu memeriksa semua bukti yang ada.

Dina dan Dimas memutuskan untuk kembali ke TKP dan memeriksa ruang penyimpanan. Mereka mulai memeriksa barang-barang di ruang tersebut dengan teliti. Dina menemukan beberapa dokumen yang tampaknya disembunyikan dengan sengaja.

“Dimas, lihat ini,” kata Dina sambil mengeluarkan dokumen dari kotak tersembunyi. “Ini tampaknya adalah dokumen penting. Mungkin ada informasi yang kita butuhkan.”

Dimas memeriksa dokumen tersebut dan menemukan catatan tentang transaksi bisnis dan rencana proyek yang belum selesai. “Ini bisa memberikan kita wawasan tambahan tentang konflik Daniel dengan Anton dan pihak-pihak lain.”

Setelah memeriksa dokumen-dokumen tersebut, Dimas merasa bahwa mereka semakin dekat untuk mengungkap bagian dari misteri ini. Namun, ada perasaan tidak nyaman yang mengganggu pikirannya. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar persaingan bisnis yang harus dipecahkan.

Di kantor polisi, Dimas dan tim berkumpul untuk mendiskusikan temuan mereka. “Dari apa yang kita temukan, tampaknya Anton memiliki beberapa alasan untuk tidak jujur tentang alibinya,” kata Dimas. “Namun, kita perlu memastikan bahwa kita memiliki bukti yang cukup sebelum membuat kesimpulan.”

Dina menambahkan, “Kita juga perlu memeriksa lebih dalam tentang transaksi dan dokumen yang ditemukan di ruang penyimpanan. Ini mungkin akan memberi kita petunjuk lebih lanjut.”

Rizal mengangguk. “Aku akan terus menyelidiki latar belakang Anton dan memastikan bahwa kita tidak melewatkan detail penting. Jika dia terlibat, kita perlu memastikan kita memiliki cukup bukti untuk mengaitkannya dengan kasus ini.”

Sebelum mereka beranjak, Dimas mengingatkan tim tentang pentingnya memperhatikan detail-detail kecil. “Kita harus tetap waspada dan memastikan bahwa kita tidak mengabaikan petunjuk kecil. Kadang-kadang, jawaban yang kita cari ada dalam hal-hal yang tampaknya sepele.”

Setelah pertemuan, Dimas melanjutkan untuk memeriksa catatan dan dokumen tambahan di ruang kerjanya. Meskipun banyak petunjuk yang telah ditemukan, dia masih merasa bahwa ada bagian dari cerita yang belum terpecahkan. Dia tahu bahwa mereka harus terus menggali lebih dalam untuk mengungkap seluruh kebenaran.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status