Home / Fantasi / Detective Devil / Bab 3 Shitty Talk

Share

Bab 3 Shitty Talk

Author: devina putri
last update Last Updated: 2021-04-28 18:26:29

Setelah mengobrol hampir selama dua jam, Cologne ingin pamit untuk pulang ke rumahnya.

“Ah, benar-benar sangat menyenangkan setiap kali mengobrol dengan Anda. Rasanya sedikit  beban di hatiku ini telah terangkat,” ucap Cologne dengan jujur.

Tuan Ash tersenyum. “Kalau begitu sering-seringlah datang kemari. Aku juga sangat berterima kasih karena kau sudah mau datang kemari untuk mengunjungi orang tua yang kesepian ini,” kata Tuan Ash  yang menyelipkan sedikit candaan di sana.

“Akan aku usahakan.” Cologne bangkit berdiri dari sofa yang diikuti juga oleh Tuan Ash yang mengetahui bahwa pemuda itu sebentar lagi akan pulang. “Terima kasih, Tuan Ash untuk jamuannya. Aku akan pulang,” ucap Cologne sembari meraih jaketnya yang ia sampirkan di sofa milik Tuan Ash.

Tuan Ash mengangguk dan mengantarkan pemuda tersebut sampai di depan pintu rumahnya. Namun sebelum melihat pemuda itu benar-benar pergi meninggalkan rumahnya, Tuan Ash sempat bertanya seperti ini pada pemuda tersebut, “Nak, tampaknya aku merasakan ada sesuatu yang buruk tengah mengikutimu, apa kau merasa baik-baik saja?” tanya Tuan Ash cemas. Pria tersebut bisa merasakan hawa jahat yang terus mengikuti keberadaan Cologne. Dia pikir pemuda tersebut baru saja mengalami ‘ketempelan roh jahat’ yang berbahaya.

Cologne tersenyum kecut. “Sungguh, aku baik-baik saja. Tuan tidak perlu merasa cemas,” jawabnya sedikit gugup. Tampaknya Cologne merasa sedikit takut bahwa Tuan Ash bisa saja mengetahui sesuatu yang telah dengan sengaja ia sembunyikan dari pria tersebut.

Tuan Ash merogoh saku celana kain hitamnya lalu mengeluarkan sebuah botol kecil berisikan air suci untuk diberikan pada Cologne. “Ambil ini. Aku harap benda ini dapat sedikit membantumu. Dan sering-seringlah berdoa agar kau selalu dilindungi Tuhan,” pinta Tuan Ash yang mencemaskan keadaan Cologne.

Cologne mengambil botol kecil tersebut dengan sedikit ragu. Dia sebenarnya ingin menolak. Dia berpikir meskipun Tuan Ash mencoba ingin melindunginya pada akhirnya hanya akan berakhir menjadi sia-sia saja karena iblis semacam Berlin tentu saja tidak akan  pernah mempan dengan menggunakan air suci dalam jumlah yang sangat sedikit.

Tersenyum setelah menerima botol pemberian Tuan Ash, Cologne kemudian benar-benar pergi dari rumah tersebut dengan perasaan sedikit tidak nyaman di hatinya.

***

“Hei …. ” panggil Berlin yang tiba-tiba saja muncul di samping tubuh Cologne dalam wujud asap.

“Apa?” tanya Cologne dengan suara yang terdengar sedikit ketus.

“Aku pikir kau melewatkan sedikit bagian dari rencana perjalananmu,” kata Berlin tiba-tiba.

“Jangan sok tahu!” balas Cologne acuh.

Meskipun, Berlin tahu bahwa Cologne akan terus berusaha mengacuhkan dirinya atau mencoba untuk tidak berbicara lebih banyak. Dirinya tahu, bahwa Cologne tentu saja tidak akan bisa mengabaikan satu hal ini.

“Kau sebenarnya berencana untuk pergi ke makam Jo bukan? Aku tahu hal itu karena aku bisa membaca pikiranmu. Kau tidak bisa berdalih. Dasar pengecut!” sindir Berlin.

“Cih … jangan ikut campur!” Cologne mengacungkan jari tengahnya. Sekarang dia terlihat seperti orang gila yang berbicara seorang diri. Bersyukurlah jalanan saat ini terlihat sepi, jika tidak maka jelas ia akan dianggap sebagai orang aneh yang terus berbicara sendirian di sepanjang jalan.

Berlin tertawa, “Hahaha … dasar bodoh. Kau tidak berani datang ke makam Jo karena kau masih terus merasa bersalah padanya bukan? Astaga di mana letak keberanianmu itu? Kau terlihat seperti kalkun tua yang menyedihkan,” ejek Berlin tidak ada habis-habisnya. Iblis nakal itu tidak akan pernah berhenti untuk mencoba mengganggu Cologne.

Cologne menutup kedua telinganya dan berteriak seolah-seolah ada objek yang benar-benar terlihat nyata di hadapannya saat ini, “BERISIK DIAM KAU SIALAN!” teriak Cologne murka.

“Bah. Tampaknya kejiwaan bocah ini kembali kambuh,” sindir Berlin.

***

Di Rumah

“Kau ingin tidur?” tanya Berlin saat mendapati Cologne kini telah rapi dalam balutan piayama sederhana miliknya.

Cologne menatap Berlin dengan wajah datar. “Tidak sekarang aku sedang mencoba simulasi kematian,”  jawabnya asal.

“Oh kalau begitu dengan sukarela aku akan membantumu,” kata Berlin kesenangan. Bayangan itu lalu menerbangkan pisau ke arah Cologne.

Cologne mendecak kesal, “Ck berhentilah main-main! Aku ingin istirahat,” tukasnya dengan cepat. Pemuda itu membersihkan tempat tidurnya terlebih dahulu lalu naik ke atas sana dengan perasaan nyaman. Setelah nyaman berada di posisi tersebut tiba-tiba saja Cologne bertanya pada Berlin yang kini tengah melayang-layang di atas kepalanya, “Hei menurutmu apa sebaiknya aku berhenti saja dari pekerjaan yang kumiliki sekarang?”

“Kau ingin jadi tunawisma?” cemooh Berlin.

“Sialan kau.”

“Kau yang sialan.”

Meskipun tahu bahwa Berlin tidak akan pernah memberi jawaban yang menyenangkan, Cologne tetap saja masih bertanya pada sosok iblis tersebut.

"Hei," panggil Cologne.

"Apa?"

"Apa kau tahu alasan mengapa akhir-akhir ini aku sering bermimpi buruk?" tanya Cologne yang sejujurnya tengah mencurigai Berlin. Pemuda itu berpikir bahwa penyebab dari mimpi buruk yang akhir-akhir ini ia alami berasal dari gangguan sosok iblis yang tengah menumpang di rumahnya saat ini.

"Tidak tahu. Mungkin itu pertanda bahwa sebentar lagi kau akan dikirim ke neraka," jawab Berlin dengan asal.

"Aarrghh ... bisakah kau memberi jawaban yang sedikit masuk akal?! Kau itu iblis!" jerit Cologne frustasi. Dia merasa kesal karena semua pertanyaan yang ia ajukan untuk Berlin sama sekali tidak ada yang dijawab dengan benar.

Berlin mendecak, "Ck. Kalau kau ingin mendapat jawaban yang benar, sana bertanyalah pada malaikat atau Tuhan! Kau itu bodoh atau apa? Mengharapkan jawaban yang benar dari sosok iblis?" balas Berlin tak kalah frustasinya dengan Cologne.

Cologne langsung terdiam dan menutup wajahnya dengan selimut. Diam-diam dia merasa malu sekaligus bodoh karena perkataan Berlin memang tidaklah salah. Kalau dia ingin mengharapkan jawaban yang benar mengapa ia tidak bertanya saja pada Tuhan dalam doanya?

***

Berlin menghembuskan nafasnya secara kasar dan merasa sedikit frustasi karena sudah meladeni tingkah laku konyol dari Cologne. Iblis itu sejenak merasakan kepintaran yang ia miliki mendadak turun drastis setelah berbicara dengan manusia aneh seperti Cologne.

"Sialan mengapa aku harus terlibat dengan manusia aneh seperti dirinya?" keluhnya kesal.

"Dia memang sedikit aneh tapi dia adalah sosok yang cerdas yang pernah kutemui," ujar seseorang yang tiba-tiba saja muncul di hadapan Berlin.

Berlin yang mendengarkan suara tersebut langsung mendongkak. Dan setelah berhasil melihat sosok tersebut lebih jelas, Berlin merasa semakin kesal. "Kenapa baru muncul sekarang?" tanyanya ketus.

Sosok tersebut yang tak lain tak bukan adalah arwah dari Heilige Potsdam atau Jo yang merupakan sahabat Cologne yang telah tiada.

Related chapters

  • Detective Devil   Bab 4 Kidnapping

    Berlin yang mendengarkan suara tersebut langsung mendongkak. Dan setelah berhasil melihat sosok tersebut lebih jelas, Berlin merasa semakin kesal. "Kenapa baru muncul sekarang?" tanyanya ketus. Sosok tersebut yang tak lain tak bukan adalah arwah dari Heilige Potsdam atau Jo yang merupakan sahabat Cologne yang telah tiada. "Hahaha ... kau terlihat sangat frustasi hanya karena berbicara dengannya." Jo tidak bisa menahan tawanya saat mendapati Berlin terlihat begitu frustasi hanya karena menghadapi sahabatnya tersebut. "Sialan kau!" maki Berlin. Jo menghentikan tawanya lalu menatap Berlin dengan tatapan sendu khas miliknya. "Kau, apakah kau bisa menyanggupi janjimu untuk menjaga Cologne?" tanyanya dengan suara yang kecil. Tentu saja dia tahu ini merupakan pilihan buruk ketika menitipkan sahabatmu pada sesosok iblis. Berlin mendengus,

    Last Updated : 2021-04-29
  • Detective Devil   Bab 5 Kidnapping

    Cologne ingin protes namun dirinya langsung sadar bahwa saat ini ia melihat banyak kerumunan orang seperti di kantor pada umumnya.Apa-apaan ini? jerit Cologne dalam hatinya. Pemuda itu takut kalau Berlin benar-benar sudah mengirimkan dirinya ke kantor saat ini juga.“Oh, Cologne kau datang cepat sekali. Apa kau baru saja menggunakan jasa terbang Superman? Hahaha … kawan aku tahu kau pasti sudah sangat merindukan pekerjaanmu,” ujar seseorang yang tiba-tiba muncul di samping pemuda tersebut.Cologne nyaris terkena serangan jantung. Saat menyadari bahwa dirinya benar-benar dikirimkan ke kantornya oleh Berlin. Pemuda itu langsung memukul-mukulkan kepalanya sendiri ke lantai.“Astaga Cologne, apa kau baik-baik saja?” tanya Eden yang merupakan senior Cologne di kantornya sekaligus orang yang menelepon dirinya sebelumnya.Tidak hanya Eden saja yang merasa heran sekaligus terkejut dengan aksi beringa

    Last Updated : 2021-04-29
  • Detective Devil   Bab 6 Kidnapping

    Tidak,” jawabnya dengan singkat.Eden mengerutkan keningnya. Apa dia tidak salah dengar? Cologne yang sebelumnya selalu sukses dalam menangani beberapa kasus sulit. Tiba-tiba saja menjadi berubah drastis seperti ini. Terlihat sama sekali tidak ada niat untuk bekerja.“Kau ini kenapa jadi seperti ini? Apa sekarang kau benar-benar berpikir untuk resign?” keluh Eden. Laki-laki itu merasa putus asa saat melihat kelakuan Cologne yang tampak ogah-ogahan dalam menangani kasus.“Ck. Sifat pesimismu itu selalu saja terlihat menyebalkan. Ambil ini!” Cologne melemparkan catatan ke arah Eden dengan wajah kesal. “Sekarang giliran timmu yang bekerja!” tandasnya.Eden mengambil catatan tersebut lalu membaca isinya. Laki-laki itu kemudian mencoba untuk menghubungi timnya dan meminta untuk melacak sebuah tempat yang sesuai dengan catatan diberikan oleh Cologne.Cologne melirik sinis ke arah Eden. “Kalau kau p

    Last Updated : 2021-04-29
  • Detective Devil   Bab 7 Kidnapping

    “PERSETAN AKU TIDAK PERCAYA DENGANMU!”Cologne yang sudah kehabisan rasa kesabarannya kemudian langsung melancarkan pukulan Oi-Zuki-Chudan yaitu pukulan yang mengarah ke perut atau ulu hati. Katakanlah saja bahwa pemuda itu memang berada di level pemula dalam bela diri taekwondo namun tidak berlaku dalam bela diri karate.Begitu mendapatkan serangan tersebut Tuan Margot langsung mengalami muntah-muntah selayaknya ibu hamil. Pria itu jatuh terkapar di atas lantai dan langsung membuat anak buahnya menjadi merasa ketakutan sekaligus panik.Filip yang merupakan salah satu anak buah Tuan Margot langsung mendatangi pria tersebut dan membantunya.Dengan wajah masam Cologne kembali bertanya pada pria tersebut, “Apa kau masih belum ingin memberikan informasinya padaku?” tanyanya dengan wajah seram.“Uhuk … uhuk … uhuk … baiklah aku akan memberitahukanmu. Sebenarnya ada seorang pria yang

    Last Updated : 2021-04-30
  • Detective Devil   Bab 8 Kidnapping

    Di Dalam Mobil PenculikCologne yang sebelumnya berada di mobilnya sendiri kini telah berpindah ke dalam mobil si pelaku penculikan anak.Berlin rupanya telah memindahkan Cologne ke dalam mobil Si Penculik. Iblis itu sebenarnya merasa gemas karena melihat Cologne terlalu lama untuk mengejar si pelaku penculikan karena itu ia berniat untuk membantunya sekaligus guna mendapat hiburan.“Hah? Siapa kau?!” jerit Si Penculik yang terkejut mendapati seorang pria asing masuk ke dalam mobilnya secara tiba-tiba.“Kau tidak perlu tahu itu!” seru Cologne sembari melancarkan serangan ke arah Si Penculik. Dengan cepat pemuda itu melumpuhkan Si Penculik dan membuatnya langsung tak sadarkan diri. Setelah melumpuhkan Si Penculik, Cologne langsung mengambil alih setir mobil yang ia rasa aneh.Berlin yang melihat aksi dari Cologne tersebut merasa tidak terlalu terpukau.“Kau benar-benar terlihat tidak keren

    Last Updated : 2021-04-30
  • Detective Devil   Bab 9 Kidnapping Final

    Cologne dengan langkah terburu-buru mencoba menghindari Eden dan pergi meninggalkan begitu saja. Dan sementara itu Eden yang masih berdiri di tempatnya merasa heran dengan sikap aneh yang ditunjukkan oleh juniornya tersebut.“Apa ini memang pertanda bahwa aku harus melakukan pembersihan (penyucian) di kantor?” gumam Eden pada dirinya sendiri. Laki-laki itu berpikir bisa saja kantornya akhir-akhir ini menjadi tempat perkumpulan dari berbagai arwah gentayangan sehingga membuat orang-orang yang bekerja di sana menjadi ‘ketempelan’.***Halte BisSetelah menyadari uangnya tidak cukup untuk membayar taksi. Mau tidak mau Cologne terpaksa menggunakan bis untuk pulang ke rumahnya.“Kalau kau menolak tawaran Eden. Kenapa kau juga masih menolak tawaranku? Kau hanya merepotkan dirimu sendiri bodoh. Aku bisa langsung memindahkanmu ke rumah,” omel Berlin yang kini berdiri tepat di samping tubuh Cologne.

    Last Updated : 2021-04-30
  • Detective Devil   Bab 10 Cat

    Hujan saat ini turun dengan sangat deras. Cologne yang baru saja keluar dari kantornya langsung membuka payung miliknya. “Bukankah ini sangat menyebalkan, cih aku benci hujan,” keluh Cologne berbicara pada dirinya sendiri. Laki-laki itu kemudian berjalan melewati tetesan air hujan yang membasahi payungnya.***Sepanjang perjalanan menuju ke rumahnya. Cologne sama sekali tidak tertarik dengan keadaan sekitarnya. Pemuda itu hanya sibuk menatap lurus ke depan dan di kepalanya pun hanya terpikirkan rumah dan kasur yang hangat.Dan di tengah rasa ketidakpedulian pada sekitarannya itu. Cologne tiba-tiba saja berhenti berjalan. Pemuda itu menemukan seekor kucing kecil berwarna putih yang kebasahan.Apa peduliku soal ini? Toh kalau tidak ada yang memungutnya paling dia juga ujung-ujungnya akan mati, kata Cologne dalam hatinya.Dia benar-benar bersikap acuh dan sama sekali tidak peduli pada keberadaan makhluk malang yang ber

    Last Updated : 2021-04-30
  • Detective Devil   Bab 11 Cat

    Pada mulanya Cologne ingin membiarkan saja kucing tersebut. Cologne melihat pria yang tengah membawa kucing itu memiliki tubuh yang sangat kekar. Namun di satu sisi hatinya terasa tidak enak jika dia membiarkan kucing tersebut begitu saja. Cologne menjadi selalu teringat akan Jo. Dan pada akhirnya pemuda tersebut memutuskan untuk tetap menyapa orang asing tesebut.“Permi .... “ Ketika Cologne ingin menyapa orang asing tersebut tiba-tiba saja dirinya mendapatkan serangan dari sosok tersebut. Cologn menyadari hidungnya telah mengeluarkan darah setelah mendapat tinjuan di wajahnya.“Sialan kau!” seru Cologne yang tidak terima mendapat tinjuan di wajahnya.DUAKTendangan itu berhasil mengenai tubuh pria kekar tersebut dan berhasil membuat kucing yang berada di tangannya meloncat turun ke bawah. Menyadari pria itu lengah dengan cepat Cologne mengambil kucing tersebut dan segera melarikan diri. Bisa mati aku, kalau sampai

    Last Updated : 2021-04-30

Latest chapter

  • Detective Devil   Bab 21 Beautiful Mannequin

    Terima kasih karena sudah membantuku,” ucap Xiao tulus. Dia benar-benar merasa beruntung bertemu dengan Cologne. “Tidak masalah. Ngomong-ngomong apa kau sudah lama bekerja di sana? Maksudku mengenai agensi itu,” tanya Cologne penasaran. " ... lumayan, tapi tetap saja aku tidak bisa membeli sesuatu yang berharga dengan gajiku dari bekerja di sana," keluh Xiao yang anehnya "Budaya kapitalis, aku paham itu," sahut Cologne dengan cepat. Berlin bisa merasakan bagaimana, kedua manusia yang berada di dekatnya saat ini adalah contoh nyata dari budak korporat. "Tumben sekali kau tidak berkomentar?" sindir Cologne melihat Berlin hanya diam saja tidak menanggapi seperti biasanya. "Tidak tertarik untuk merendahkan suatu hal yang sudah terlihat rendah sejak semula," kata Berlin dengan santainya. Dan dia tahu kata-kata ini terlihat seperti tanggapan bagus untuk Cologne. "Lihat aku baru saja bertanya dan kau langsung menanggapinya, luar

  • Detective Devil   Bab 20 Beautiful Mannequin

    Dan mendengar perkataan Eden, Cologne dan Berlin langsung saling memandang satu sama lain dan tampaknya keduanya memiliki pikiran yang sama. "Kenapa mulutmu tidak kami robek saja?" ucap Cologne dan Berlin serempak. Keduanya merasa setuju bahwa perkataan Eden terdengar sangat menjijikkan di telinga keduanya. "Apa aku mengatakan suatu hal yang salah?" tanya Eden yang tidak memahami situasinya saat ini. *** "Jadi apa kasus kali ini? Oh, jangan katakan aku harus menyelidiki kasus kematian kawanan anjing atau menyelamatkan anak anggota dewan dari penculikan?" cerocos Cologne dengan maksud menyindir atas kasus-kasus sebelumnya yang telah ia tangani. Eden menghela nafas kemudian menyerahkan selembar foto pada Cologne. Setelah itu dia berkata seperti ini, "Misimu kali ini adalah menyelidiki seorang wanita yang sudah cukup lama menghilang," katanya. Cologne mengambil foto tersebut dari tangan Eden. Pada awalnya, Cologne merasa tidak terlalu ter

  • Detective Devil   Bab 19 Dream

    "Tolong ... tolong ... tolong aku ...." jerit seorang wanita asing yang tengah berusaha meminta pertolongan. Wanita itu terlihat tampak kesakitan, terdapat luka di perutnya dan darah segar merembes dari sana mengotori gaun putih sederhana yang ia gunakan. Cologne yang tidak mengerti dengan keadaan yang saat ini terjadi hanya bisa diam dalam kebingungan. Apa yang terjadi? Mengapa wanita itu terlihat seperti ingin meminta tolong padaku? pikir Cologne kalut. Meskipun tidak mengerti dengan keadaan yang terjadi pada saat ini. Pemuda tersebut tetap berusaha untuk menolong wanita tersebut. Dengan cepat, Cologne berlari menuju ke arah wanita asing tersebut untuk menyelamatkannya. Namun langkahnya tersebut, harus terhenti begitu dirinya menyadari bahwa sosok wanita asing yang ingin ia selamatkan tersebut mendadak menghilang begitu saja. Kemana ... kemana ... kemana dia pergi? tanya Cologne dalam hatinya. Pemuda itu tidak habis pikir men

  • Detective Devil   Bab 18 Sleep

    "Boleh kucekik lehermu?" Berlin tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang terlihat seperti taring hiu.Bukannya merasa takut, Cologne malah dengan santainya membalas seperti ini, "Kalau begitu lepaskan pakaian yang tengah kau pakai tersebut. Kau harus sadar bahwa pakaian tersebut adalah milikku," balasnya dengan acuh. Pemuda itu mencoba mengingatkan bahwa pakaian yang tengah dipakai oleh Berlin merupakan pinjaman yang berasal dari dirinya."Cih. Jujur saja pakaianmu rasanya tidak terlalu nyaman. Sayapku terasa seakan-akan mau patah hanya karena memakai pakaian sempitmu ini. Kau juga tampaknya tidak ikhlas meminjamkannya padaku," kata Berlin yang masih sempat-sempatnya melangsungkan aksi protes. Iblis itu memang tengah menggunakan pakaian hasil pinjaman dari Cologne."Aku yakin tidak akan pernah ada manusia selain aku yang mau meminjamkan pakaiannya pada sosok iblis. Ah berhentilah membahas soal pakaian dan bisakah kau jawab pertanyaanku sebelumnya!" sahut

  • Detective Devil   Bab 17 New Look

    Begitu membuka pintu rumahnya, Cologne merasa amat terkejut begitu mendapati seorang pria necis dengan jas serta kacamata hitam yang terbingkai di wajahnya berdiri di depannya.Baru saja Cologne ingin bertanya mengenai perihal identitas pria tersebut. Pria tersebut langsung mengeluarkan sayap hitamnya yang terlihat seperti sayap kelelawar namun memiliki ukuran yang sangat begitu besar. Melihat hal tersebut, Cologne langsung menyadari bahwa pria yang berada di depannya saat ini tak lain tak bukan adalah perwujudan dari sosok iblis. Dan tentu saja tak ada iblis lain yang Cologne kenal selain Berlin dalam hidupnya."BERLIN!" jerit Cologne dengan suara bak penyanyi sopran.***SREK SREK SREK"Cih, kenapa iblis itu sama sekali tidak mau membantuku!" gumam Cologne kesal.Cologne sendiri sibuk menyiapkan makan malam sementara Berlin sibuk memainkan konsol permainan miliknya di ruang keluarga.Satu Jam BerlaluCologne telah menyelesaik

  • Detective Devil   Bab 16 Cat Final

    “Baron, aku ingin kau cepat menyelesaikan ini semua. Kau tahu, bisnis kita tidak boleh terhenti di sini saja.” Terdengar seperti suara orang lain tampaknya dia adalah rekan kerja Baron.Cologne menggeram. Dia mencoba memikirkan segala cara untuk keluar dari sini. Pemuda itu mencoba bangkit berdiri kemudian mengendap-endap secara perlahan. Begitu dirinya memikirkan hal yang sulit untuk kabur dari tempat ini, namun yang terjadi justru sebaliknya. Pemuda itu malah menemukan sebuah pintu yang tidak dijaga oleh siapa pun dan langsung mengarah keluar dari ruangan.“Mustahil untuk keluar semudah ini …. ” keluh Cologne. Pria muda itu merasa curiga meskipun saat ini dirinya sudah berdiri tidak jauh dari pintu keluar.“Dan memang benar kalau kau tidak bisa keluar dari sini semudah itu,” ujar seseorang yang tiba-tiba saja muncul dari depan menghalangi Cologne.“Ap—“ Cologne terkejut sekaligus panik mendapa

  • Detective Devil   Bab 15 Cat

    “Ya. Dan karena aku tahu bahwa masalah itu bukanlah sekedar rumor belaka, makanya aku menyerahkan tugas ini padamu. Lagi pula laporan itu sudah kudapatkan satu bulan yang lalu. Hanya saja aku tidak sempat untuk menyelesaikannya. Dan bukankah di masa-masa itu kau juga masih mengurung dirimu di dalam rumah?” Dan entah mengapa Eden malah terlihat seperti berusaha menyindir Cologne.“Tolong jangan mempermasalahkan segala sesuatu yang sudah terlewat. Senior harusnya memberi dukungan untukku jika ingin melihatku menyelesaikan masalah ini dengan baik,” kata Cologne mencoba memperingatkan.Eden mengangkat bahunya lalu tersenyum usil. “Itu kesalahanmu sendiri,” ujarnya tanpa rasa bersalah sama sekali.Cologne terdiam dia sadar tidak akan ada gunanya jika dia terus berusaha untuk membela dirinya sendiri.“Terserah,” tanggap Cologne dengan singkat. Dia memilih untuk tidak terlibat lebih jauh dengan percakapan yan

  • Detective Devil   Bab 14 Cat

    Jika saja, Cologne memiliki keberanian besar mungkin pemuda itu akan tertawa terbahak-bahak di depan pria tersebut karena aksinya yang tergolong sangat feminin. Terlihat seperti seorang ibu bertubuh kekar yang tengah menggendong bayi kecilnya. Mungkin akan terlihat semakin cocok jika saja pria itu menggunakan celemek berwarna merah jambu.Setelah melihat kepergian pria bertubuh kekar tersebut, Cologne hanya bisa menatapnya dengan rasa tidak percaya. Pemuda itu bahkan sekarang mengabaikan pesanannya yang kini telah tersaji rapi di hadapannya. Di kepalanya terus bermunculan pikiran-pikiran aneh yang sama sekali tidak bisa ia tepis.Aku harus mencari tahu soal ini! ujarnya dalam hati.***Sekembalinya Dari KedaiSetelah menyelesaikan makan siangnya, Cologne memilih untuk tidak langsung kembali ke kantornya. Setelah keluar dari kedai, pemuda itu melihat pria bertubuh kekar yang sebelumnya sempat bertemu dengannya tadi, kembali ia lihat berada

  • Detective Devil   Bab 13 Cat

    Dengan terpaksa Berlin kemudian meletakkan tangannya di wajah Cologne. Setelah meletakkan tangannya di sana, perlahan-lahan luka di wajah Cologne terlihat mulai membaik."Kau benar-benar merepotkanku dan kenapa aku harus menjaga manusia bodoh sepertimu, aku menyesal," gumam Berlin dengan suara pelan.***Keesokan PaginyaDRING DRING DRINGPonsel milik Cologne bergetar dan memunculkan pemberitahuan adanya pesan masuk di layarnya sana.Cologne yang baru bangun dengan terpaksa mengambil ponsel miliknya tersebut, kemudian membaca pesan yang telah masuk di sana.“Pembunuhan kucing-kucing liar?” gumamnya. Pemuda itu tampak terlihat sedikit penasaran begitu mendapatkan kabar mengenai maraknya pembunuhan yang ditemukan pada kucing-kucing liar. Akhir-akhir ini marak tengkorak kepala kucing bertebaran di mana-mana. Dan seperti biasa Cologne mendapatkan bagian tugasnya untuk menyelidiki kasus ini.PLUK

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status