Share

kedatangan Ibu

Penulis: Maey Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-09 12:28:21

2

"Pagi, Mbak Cahya. Saya Silvi," sambut wanita yang dibawa Hardian tadi malam.

"Pagi. Suami saya dah cerita tentang kamu. Saya turut prihatin, ya, atas apa yang menimpamu dan bayimu. Kamu dah enakan?"

"Alhamdulillah. Biar Silvi bantu masak ya?" tawar Silvi.

"Boleh. Kamu bisa masak apa?"

"Apa aja Silvi bisa. Asal jangan goreng ikan," ucap Silvi tersenyum.

"Kenapa? Takut kena minyak?" tanya Cahya.

"Hehehe. Iya soalnya aku pernah punya pengalaman buruk dengan minyak dan ikan sehingga membuat luka bakar yang sama saat ini tidak bisa hilang. Nih!" tunjuk Silvi pada lehernya.

Silvia melihat ada bekas luka minyak memang di sana. Namun Ia juga menangkap sebuah bekas luka merah seperti gigitan manusia atau cupang yang biasa dilakukan oleh pasangan.

"Yang itu kenapa?" tanya Cahya menunjuk bekas merah di lehernya.

"Oh, ini. Semalam saya digigit kecoa kayaknya. Nggak sakit sih, hanya sedikit gatel dan aku garuk ternyata jadi merah," kilahnya.

Cahya mengamuk percaya saja apa yang Silvia katakan. Ia kembali melakukan aktivitas memasaknya bersama dengan Silvia yang memang terlihat pandai memasak juga.

"Assalamualaikum," salam Marta--mertua Cahya.

"Waalaikumsalam." Cahya gegas meninggalkan dapur dan menghampiri kedatangan mertuanya pagi ini. Biasanya mertuanya akan datang jika anak laki-lakinya itu baru saja pulang dari dinas.

"Sendirian, Bu?" tanya Cahya sopan.

"Ya. Mana Hardian? Ibu bawakan makanan kesukaannya dan juga jamu kesehatan buat staminanya. Kamu hidangkan sana di piring, Ibu mau makan bareng Hardian nanti," perintah Marta.

"Baik, Bu."

Cahya ke belakang membawa rantang susun yang dibawa oleh mertuanya untuk disajikan di meja makan. Sudah menjadi hal biasa jika mertuanya datang, maka makanan yang dimasak pasti akan disingkirkan dan lebih memilih masakan harta yang disantap hingga habis daripada mencoba makanan yang ia masak dengan penuh cinta.

Terlihat Hardian turun bersama dengan sang ibu dan keduanya tampak begitu rukun dan bahagia.

"Kamu itu kerja terus, Hardian. Makanya kamu nggak sempat buat check up kesehatan rutin ke rumah sakit. Ibu loh sudah pengen cepet-cepatnya nimang cucu. Kapan?" omel Marta sepanjang mereka turun dari lantai atas.

"Sabar, Bu. Hardian juga sedang berusaha. Ibu kok tahu kalau harian sudah pulang dinas?"

"Anton bilang kemarin malam. Katanya dia mau pulang bareng kamu dari Tasik. Ya Ibu langsung kepikiran nyusul ke sini dan tengok anak ibu yang ganteng ini. Ibu bawakan jamu kesehatan dan makanan sehat buat kita makan, belum sarapan kan?" tanya Marta.

"Belum. ini kan masih jam 07.00 Cahya paling juga baru selesai masak."

"Nanti makan makanan Ibu saja. Spesial kesukaan kamu, ya?"

"Semua masakan itu spesial dan nanti Hardian akan habiskan semuanya baik dari Ibu maupun masakan yang dibuat Cahya. Hehehe," ucap Hardian tersenyum senang.

Semua makanan telah tersaji di atas meja makan. Cahya menarik kursi untuk suaminya duduk, begitu juga untuk mertuanya. Setelah itu barulah ia memutuskan duduk di samping kursi Hardian.

"Wah, banyak sekali makanannya. Kamu masak sendiri?" puji Hardian.

"Nggak, Mas. Cahya dibantu oleh Silvi."

"Silvi?" tanya Marta bingung.

"Iya, Bu. Jadi kemarin itu Silvi tidak sengaja bertemu dengan Hardian dan kebetulan dia sedang mencari pekerjaan, jadi Ardian memintanya untuk menjadi asisten rumah tangga Cahya. Supaya bisa fokus untuk program kehamilan yang Ibu inginkan itu," terang Hardian.

"Tapi Ibu kok merasa nggak asing ya sama nama dia?" ujar Marta mengingatkan.

Silvia datang dengan membawa sebuah teko berisi air ia mengisi cangkir yang ada di meja dan mempersilahkan Martha dan yang lain untuk meminumnya.

"Pagi Nyonya besar," sambut Silvia. Silvia sengaja memakai baju kaos dan celana kolor agar tidak terlalu dicurigai selama tinggal di sini.

"Oh ini yang namanya Silvia toh? Tapi Ibu merasa nggak asing sama dia. Dia ini siapa Hardian?"

Hardian salah tingkah dia berharap sang Ibu tidak ingat dengan Silvia, wanita yang pernah ia bawa ke rumah untuk diperkenalkan dengan keluarganya.

"Teman masa kecil Hardian, Bu. Masa lupa," ucap Hardian penuh dusta.

"Iyakah? Iya, Ibu nggak ingat. Tinggal di mana?"

"Masih tinggal di kampung Ibu bukan? Yang di desa Sukosari itu."

Martha tidak begitu paham namun Ia hanya mengeluarkan kalimat kaget dan kemudian melanjutkan makannya.

Kegiatan makan berjalan dengan tenang karena Martha tidak pernah mengizinkan siapapun berbicara ketika sedang makan. Setelah makan Cahya membereskan meja makan dibantu oleh Silvia.

"Mas jadi ke Ancol?" tanya Cahya.

"Jadi. Kamu siap-siap gih. Aku mau minta ibu untuk ikut kita."

"Baiklah. Aku kira kita panggilan berdua saja ke Ancol," ujar Cahya.

oh

"Kan ada Ibu, Sayang. Mas iya kita akan tega ninggalin Ibu cuma sama Silvi di rumah kita. Itu namanya nggak sopan dong kecuali kalau Ibu minta diantar pulang barulah kita bisa pergi berdua. Nggak apa-apa kan aku mau ngajak ibu? "

Cahya tersenyum. "Nggak apa-apa dong. Masa sekarang liburan nggak boleh? Cahya justru merasa senang kalau ada Ibu ikut. Yuk!"

Cahaya menggandeng tangan Hardian dan membawanya turun ke bawah bersama. Hanya Silvia yang tetap tinggal di rumah ini karena ia menolak untuk ikut dan ingin beristirahat saja di kamar.

"Yakin kamu mempekerjakan asisten rumah tangga seperti dia? Wajahnya itu loh Ibu kok kayak nggak asing. Pernah ketemu tapi kapan," gerundel Marta.

"Sudahlah, Bu, nggak usah mikirin Si Silvi. Dia itu sudah biasa kerja keras. Lagian kita ini mau liburan, kok malah jadi mikirin orang," protes Hardian.

Marta langsung diam dan dia menikmati perjalanan liburan bersama anak dan menantunya ke Ancol. Tempat rekreasi terkenal di Jakarta yang sering ia datangi jika Hardian sedang libur bekerja. Meskipun Hardian sudah menikah, namun anaknya itu tidak pernah sekalipun melupakan kewajibannya untuk tetap memberinya nafkah dan membahagiakannya. Hal itu yang membuat Marta sangat menyayangi Hardian, bagaimana pun kondisi nya sekarang. Meski kadang ia kesal karena sudah 8 tahun menikahi Cahaya, ia belum juga dikarunia cucu dan kadang hal itu juga yang memicu kemarahan mata jika bertemu dengan cahaya.

Bab terkait

  • Desahan Madu Suamiku   pulang atau pergi

    3Setelah 3 hari libur dan tidak bekerja kali ini Hardian sudah kembali melakukan aktivitasnya sebagai manajer keuangan di sebuah perusahaan pengiriman barang. Ketika ia sedang melakukan kunjungan ke luar kota ia akan meminta cuti beberapa hari untuk libur di rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarganya."Biasanya liburan agak lama Mas kok ini hanya 3 hari?"tanya cahaya sendu."Mau gimana lagi, Mas ini bekerja di perusahaan orang. Kalau masih bikin perusahaan sendiri barulah bisa libur seenak hati. Ditinggal kerja 3 hari libur saja, pasti nanti kerjanya sudah numpuk.""Tapi nanti pulang ke rumah kan?""Pulang dong. Kemarin kan memang ada kunjungan ke luar kota. Kenapa sih tumben takut banget suaminya pergi?" ledek Hardian."Ya nggak takut banget, cuman kalau sampai nggak pulang, nanti Cahya kesepian lagi," ucap Cahya malu-malu."Duh gemesnya istri Mas yang mulai manja ini. Mas pergi dulu ya berlama-lama sama kamu bikin Mas pengen gigit aja."Cahya merona. Ia menerima uluran tangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Desahan Madu Suamiku   Terlintas

    4Cahya memimpikan hal buruk malam ini hingga ia merasa gelisah dan terbangun tengah malam. Ia melihat suaminya yang terpejam di sampingnya dan ia merasa lega karena semua hanya sebuah mimpi di malam hari.Cahya turun dari ranjang dan mengambil air wudhu untuk menenangkan hatinya setelah mimpi buruk. Ia menggelar sajadahnya dan melakukan ibadah qiyamullail sebagai sarana pendekatan hati dengan Sang Pencipta.Cahya berdoa dengan khusuk, meminta dijauhkan hal buruk dari sang suami. Karena tujuh tahun menikah, rasanya berat jika belum diberikan amanah. Meski setiap berdoa dia tidak luput untuk meminta, namun tetap saja hatinya ada yang mengganjal.Cahya melakukan zikir sampai adzan subuh berkumandang. Bahkan sampai meneteskan air mata sampai hanyut dalam doa."Ya, kok nggak nungguin Mas sholat jama'ah bareng?" tanya Hardian."Tadi sekalian, Mas. Mas nanti kerja?" tanya Cahya terdengar aneh."Ya. Tumben nanya gitu?" "Habisnya Cahya tadi malam habis mimpi buruk.""Mimpi apa sih? Sampai t

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Desahan Madu Suamiku   obat tidur

    5"Hari ini kamu pulang lebih awal lagi Mas?" tanya Cahya. "Kok tumben?"Mendapati suaminya yang satu minggu ini selalu pulang lebih awal dan juga menikmati kebersamaannya bersama dengan Cahya, membuat Cahya merasa aneh."Ya gak awal banget kan? Ini baru jam 7 malam loh. Memang Kan kemarin habis keluar kota, jadi pekerjaan di kantor tidak begitu banyak karena sudah ada yang menghandle. Ya jadi Mas hanya mengeceknya saja dan setelah itu boleh pulang. Daripada di kantor nggak ada kerjaan kan mending sama kamu. Ya nggak?" ucap Hardian mengusap rambut Cahya yang bersandar di bahunya namun mata Hardian melirik ke arah Silvia yang ada tak jauh dari sana. Silvia amat kesal saat Hardian selalu bermesraan di depannya dan ia selalu melakukan kegiatan yang bisa menjauhkan keduanya.Silvia memiliki ide untuk memberikan obat tidur untuk malam ini kepada Cahya agar ia bisa berduaan dengan Hardian tanpa harus terganggu oleh kemesraan Cahya bersama Hardian di kamar mereka. Silvia ingat jika ia memil

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-09
  • Desahan Madu Suamiku   Baru sadar

    "Mas, maaf semalam Cahya ketiduran. Mas makan malam nggak?" tanya Cahya saat ia baru saja selesai mandi."Kamu ketiduran, ya Mas nggak makan malam. Eh, Mas ada acara besok di kantor. Camping gitu. Kata si bos, nginep 3 harian di puncak. Boleh nggak?" tanya Hardian."Kok lama? Cahya ikut ya?" rengeknya."Nggak bisa, Sayang. Yang ikut, semua karyawan kantor aja. Tanpa keluarga." Hardian sengaja mencari cara agar bisa mendapatkan waktu yang pas untuk memenuhi keinginan Silvia."Liburan macam apa yang tidak boleh membawa keluarga ikut? Aneh," decak Cahya kesal."Namanya juga bonus kantor. Nggak semua juga dapat jatah liburan. Boleh, ya?"Cahya diam sejenak dan berpikir untuk mengiyakan. "Baiklah. Setidaknya, aku tahu Mas memang ke puncak. karena ada acara kantor ya. Awas kalau kamu bohong, Mas," sungut Cahya. Perasaannya tak enak dan ia merasa khawatir jika suaminya akan lebih lama lagi perginya seperti kemarin-kemarin."Kapan Mas bohong? Lagian kalau kamu gak percaya, ya susah. Nanti ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Desahan Madu Suamiku   Saran Rio

    "Jadi gimana, Rio?" tanya Cahya setelah ia curhat panjang kali lebar apa yang ia curigai pada Hardian."Wah itu sih namanya udah nggak beres. Dia minta cuti katanya ada keluarga yang sakit. Aku pikir dia memang selama ini selalu bekerja dengan baik dan tidak pernah ada masalah dan begitu ia meminta cuti, si bos langsung mengizinkannya. Kalau begitu masalahnya, aku juga tidak begitu paham dunia berpelakoran karena aku kan belum menikah," seloroh Rio."Duh, bantu mikir dong," ucap Cahya.Dia sengaja meminta Rio untuk bertemu di sebuah cafe dan menceritakan semua keresahan hatinya pada Rio."Kamu pasang kamera CCTV di setiap sudut rumah termasuk kamar ARTmu itu. Siapa tahu, suamimu sering datang malam-malam ke sana," ucap Rio memanas-manasi."Jangan bikin aku tambah takut deh."Meski yang dikatakan Rio itu memang besar kemungkinan terjadi namun cahaya seperti takut untuk mengetahui kebenaran."Kok takut? Itu malah bagus dong bisa dijadikan senjata buat mengusir gudik suamimu itu.""Gundi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Desahan Madu Suamiku   cctv

    Semua sudah beres, kamera CCTV sudah terpasang dan Cahya juga menunggu suami dan ART nya pulang."Mas, Cahya lagi gak di rumah. semalam sayang ini di rumah Bude Ilyas di Kemang. Kemungkinan pulangnya lusa, Mas masih lama nggak pulangnya?" tanya Cahya."Yah, padahal Mas niatnya pulang hari ini. Tapi ya nggak apa deh. Silvi dah balik mudik belum?""Kayaknya belum. Kemarin sih, dia bilang hari ini.""Oh, baiklah. Mas akan usahakan pulang secepatnya. Kamu juga, jangan lama-lama di sana. Mas besok mulai kerja lagi. Dah lama minta cutinya.""Ok," jawab Cahya singkat. Semua rencananya tidak boleh ada yang gagal. Ia harus memastikan kalau suaminya pulang hari ini terlebih dahulu sebelum ia pulang dari rumah sahabatnya. Ia kemudian mengirim pesan pada Silvi dan menanyakan perihal kepulangannya kembali ke rumah."Sore, Bu. Tumben nelpon? Nggak kirim pesan kayak biasanya," tanya Silvia."Nggak. Kamu di mana, Sil?" tanya Cahya memastikan."Saya masih di kampung, Bu. Kenapa?""Oalah. Sayang sekal

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Desahan Madu Suamiku   Jangan berkelit

    "Kita grebek sekarang?" tanya Mentari semangat.Cahya tersenyum. "Nggak usah. Tunggu saja tanggal mainnya. Harus ada bukti yang kuat untuk memberikan efek jera pada kedua manusia yang tidak tahu dosa itu," ucap Cahya. meski dalam hatinya begitu geram namun ia tidak bisa berbuat banyak jika bukti yang ia dapatkan hanya satu atau dua. Dia akan mencari bukti yang lebih kuat agar Hardian mau mengakui semuanya."Tapi ini sudah kebangetan loh, Ya. Memangnya kamu nggak marah apa?" tanya Mentari."Wanita mana yang dimadu tidak marah? Tapi percuma saja jika memang keduanya sudah terlanjur menikah. Kita hanya butuh waktu dan situasi yang tepat untuk membuat kedua orang itu mati kutu dengan apa yang kita lakukan. Tidak ada pembalasan yang sangat menyakitkan selain ditinggal orang terkasih," ucap Cahya."Maksudnya? Lo bakal bunuh Hardian?"Pletak!Cahya memukul kening sahabatnya lirih. "Aw! Kok dijitak?" protes Cahya."Kagak lah! Emangnya aku ini pembunuh apa? Tampang kalem dan baik ini masa mela

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24
  • Desahan Madu Suamiku   awal

    "Rio kali ini kamu harus membantuku lagi," ucap Cahya saat menelpon Rio di jam istirahat nya."Apalagi yang harus aku lakukan?" tanya Rio semangat."Bolehkah kamu berikan video ini kepada atasanmu, atau enggak kamu kirimkan saja nomor atasanmu padaku. Aku ingin melihat respon bosmu ketika melihat karyawannya melakukan hal ini," ucap Cahya sambil menjalankan rencananya untuk membuat suaminya dipecat dari perusahaan tempat bekerja."Video apa lagi sih? Bikin aku jadi tambah penasaran. Eh, yang kemarin itu ada lanjutannya nggak?" tanya Rio terlihat antusias menangani masalah Cahya dengan Hardian.Kemarin Cahya sempat mengirimkan sebuah video singkat di mana Hardian pulang bekerja dan langsung memeluk Silvi di saat dirinya tidak berada di rumah namun video itu hanya berdurasi 3 menit dan membuat Rio semakin penasaran."Kalau video itu masih belum bisa meyakinkan, Rio. Tapi, kalau yang ini sudah pasti meyakinkan Dan kamu kirimkan saja nomor bosmu itu kepadaku, karena aku tidak ingin kamu t

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-24

Bab terbaru

  • Desahan Madu Suamiku   Berawal dari sebuah kegagalan

    Hardian turun dari pelaminan. Dia langsung keluar dari gedung pesta yang digunakan untuk acara resepsi Arfan dan Cahya. Dia langsung kembali setelah urusannya selesai karena memang dia tidak berniat untuk merusak pernikahan Cahya maupun Arfan. Meski Hardian merasakan rasa yang menyakitkan, tetapi Ini semua adalah hasil dari apa yang sudah ia berbuat di masa lalu saat bersama Cahya."Jangan cemburu, A. Cahya gak mengundangnya," bisik Cahya saat mereka masih menyalami beberapa tamu namun wajah Arfan terlihat berubah dingin."Aku tahu, tapi kedatangannya merusak moodku," ucap Arfan kesal.Hiburan yang membuat acara pesta bertambah begitu meriah, menandakan resepsi Arfan dan cahaya sukses dan membuat semua yang hadir ikut merasakan kebahagiaan pengantin baru itu. Kini, acara telah usai dan keluarga sudah kembali ke rumah masing-masing. Tinggallah Arfan dan Cahya, yang akhirnya memilih menginap di hotel tempat mereka melakukan resepsi."Langsung tidur aja, ya? Capek kan?" tanya Cahya senga

  • Desahan Madu Suamiku   Cinta

    Di depan cermin besar Cahya tengah mematut diri. Wajah perempuan itu sudah selesai di rias, gaun dari bahan brukat terbaik melekat pas di tubuhnya yang ramping. Di bantu seorang asisten MUA ia memakai heels. “Masyallah, Mbak Cahya cantik sekali. Begini juga yang namanya bidadari kalah cantik, Mbak,” seloroh Tari yang ditugaskan menjemput calon pengantin. “Kamu jangan ngeledek. MUA dan semua yang aku pakai ini dari pemberian dari keluarga Arfan!”“Aku serius, kamu memang cantik banget. Suer!” Tari mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V. “Akhirnya kamu ketemu juga dengan laki-laki yang tulus mencintai kamu, Ya. Aku ikut seneng, selamat ya atas pernikahan kamu. Sekarang kamu udah sah jadi istrinya Arfan.” Tari dan Cahya berpelukan. Cahya merasa haru bercampur bahagia. “Makasih, Tari.”“Yuk keluar, kamu udah di tunggu banyak orang.”Hati-hati Tari membimbing Cahya keluar dari kamar hotel, membawanya ke aula yang di sana sudah hadir seluruh keluarga kedua mempela

  • Desahan Madu Suamiku   Perjuangan

    "Ya. Papa orang hebat, kamu juga anak hebat. Demi kalian, Mama rela. Mama ikhlas, menerima Cahya sebagai menantu. Kamu harus segera sembuh, karena setelah keluar dari rumah sakit nanti kita akan menambah Cahya untukmu bersama-sama."Arfan sangat bahagia. Ternyata perjuangannya tidak sia-sia. Dia sampai ikut menitikan air matanya. "Makasih, Ma, Pa."**Tiga hari kemudian Arfan sudah sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit. Malm harinya keluarga Arfan termasuk papa, mama dan Hasbi sendiri datang ke rumah orang tua Cahya untuk meminang. Kalau takdir cinta sudah tertulis untuk bersatu, seperti apapun halangannya tetap akan bersatu juga. Begitu juga dengan restu dari mamanya Arfan, setelah dibujuk oleh Antonio akhirnya istrinya itu bersedia memberi restu. "Ya, Aa rindu. Aa datang," batin Arfan dalam perjalanan menuju rumah Cahya."Om ganteng banget," celetuk Naura."Iya doang. Naura bentar lagi punya Tante baru.""Tante baru?""Iya. Om mau nikah sama Tante Cahya. Naura seneng nggak?""Y

  • Desahan Madu Suamiku   akhir

    Akhir Perjuangan"Ma, kamu tidak kasihan lihat anak kita? Kamu sedih karena Arfan hendak menikahi janda? Apa yang kamu takutkan hingga kamu tak merestui pernikahan Arfan dan Cahya?" berondong Antonio saat dirinya sedang berusaha membujuk istrinya itu. Sengaja ia membawa istrinya ke rumah sakit untuk melihat wajah pucat dan badan yang mulai menyusut itu."Wanita bukan hanya Cahya, Pa! Kenapa sih, Papa nggak ngerti?" sahut Ratri tak suka dengan pertanyaan suaminya."Lalu, wanita mana yang pantas mendampingi anak kita, jika ditinggalkan Cahya saja dia sudah sakit begini? Papa tahu, Mama masih menyimpan dendam lama karena Papa menikah lagi. Tapi Papa janji, jika Mama merestui Arfan, maka Papa tidak akan kembali pada istri Papa yang tak setia itu. Papa sadar, Mama yang terbaik. Mama wanita hebat yang layak untuk disebut istri setia. Maaf kalau selama ini Papa menyakiti hati Mama. Jujur, Papa menyesal. Papa merasa ini karma dan hadirnya Cahya yang menjadi seseorang yang penting di hati anak

  • Desahan Madu Suamiku   bingung

    “Yang bikin Cahya bingung, Cahya sama sekali enggak punya perasaan apa-apa sama dia, Bu. Tadi sudah Cahya tolak, tapi….” Mengalirlah cerita yang tadi terjadi di rumah sakit. Gayatri mendengarkan dan sesekali mengangguk, lain kali ia menggeleng ketika merasa tindakan Arfan nekat. “Gimana ya, Bu? Cahya enggak mau menjadi zhalim karena hanya Arfan saja yang mencintai Cahya. Dan Cahya juga masih terauma dengan masa lalu, belum lagi mamanya Arfan yang tidak mau merestui hubungan anaknya dengan Cahya. Jujur Cahya pun enggan menjadi bagian dari keluarga itu, tetapi mulut ini sudah terlanjur menjawab iya.” Sulit. Ya, itu yang pertama kali muncul di kepala Gayatri ketika dimintai pendapat. Hubungan dengan cinta sebelah pihak saja sudah berat, harus di tambah dengan restu yang kemungkinan berat akan terhalang ini benar-benar pelik. Gayatri membenarkan posisi duduknya. Kemudian ia menatap wajah anak perempuannya lembut. Gayatri tersenyum kemudian mulai berbicara.“Nak, pernikahan itu bukan un

  • Desahan Madu Suamiku   Rasa

    “Astagfirullah. Cahya kamu dari mana saja, Nak. Kenapa hujan-hujanan?” Gayatri yang sedari tadi cemas menunggu kepulangan sang anak sangat kaget saat akhirnya menyambut kedatangan Cahya. Anak perempuannya itu pulang dengan pakaian basah kuyup, ia tidak mendapati siapapun bersama Cahya. Sebab memang Cahya pulang seorang diri. “Masuk. Ibu sudah siapkan air hangat. Ya ampun, kenapa tidak menunggu hujan reda. Kalau begini kamu bisa masuk angin! Mandilah dulu, Ibu bikinkan susu jahe hangat.” Cahya tidak banyak bicara, ia menuruti perintah Gayatri. Cahya segera membersihkan diri, air hangat yang digunakan mandi lumayan membuat dirinya merasa lebih rileks. Setelah mandi dan berganti pakaian, Gayatri menyusul anaknya ke kamar. Secangkir susu cahe hangat ia hidangkan untuk sang anak. “Di minum susu jahenya, mumpung masih hangat.”Cahya menerima minuman hangat itu dan menyeruputnya sedikit. Aroma jahe yang lembut dan sensai hangat meluncur melewati tenggorokannya, berakhir di dalam perut.

  • Desahan Madu Suamiku   Arfan

    “Aku tahu kamu datang ke mari karena di suruh oleh Kak Hasbi, kan? Maafkan Aku karena malah membuatmu repot-repot menjenguk. Tapi, kalau boleh jujur aku memang sangat mengharapkan kedatanganmu, Ya.”“Untuk apa?” tanya Cahya cepat.“Untuk mengungkapkan perasaan aku ini. Aku mencintai kamu, Ya. Cinta sejak pertama memandang kamu.”Pengakuan Arfan sontak membuat Cahya mendongakkan kepala, menatap dengan kening mengernyit. Apa-apaan ini? Batinnya. Meski ia sering mendengar Arfan mengatakan hal ini, namun ia merasa berbeda dengan saat Arfan mengatakannya sekarang. Ia menyusuri lewat tatapan mata, berharap menemukan kebohongan. Namun, ia tidak berhasil menemukan itu, semua yang ia lihat adalah nyata. Mata sayu Arfan memancarkan sesuatu yang sangat kuat. “Cahya mungkin bagimu aku terlalu pengecut sebagai lelaki, hingga untuk menyatakan cinta pun harus menunggu kamu yang datang. Tapi, yang perlu kamu ketahui. Cinta Aa benar-benar tulus, aku tidak ingin menyesal dan mati sebelum mengungkapkan

  • Desahan Madu Suamiku   Perjuangan

    Kedatangan Hasbi semata bertujuan untuk memberitahukan keadaan Arfan kepada Cahya. Setelah sesaat memberi waktu untuk putrinya bercengkerama dengan Cahya, ia pamit pulang. Sebelum pergi sekali lagi Hasbi meminta untuk Cahya sudi meluangkan waktu menjenguk Arfan. Setelah kepergian Hasbi kini Cahya duduk seorang diri di depan kios. Otaknya berfikir keras, ia bingung harus datang ke rumah sakit atau tidak? Selema ini ia sengaja menghindar dari keluarga Hasbi sebab tidak ingin dianggap biang masalah, usahanya pergi dan melupakan kedua pria itu berhasil dan pernyataan cinta Arfan yang diwakili oleh Hasbi barusan malah membuatnya bingung.Benarkah Arfan menyimpan rasa itu? Benarkah ia sakit sebab cintanya padaku tidak mendapat restu? Benarkah seorang Arfan jatuh cinta pada Cahya? Tanya Cahya dalam hati pada dirinya sendiri. Kemudian bibirnya melengkung, tersenyum. Jangan ke-PD-an Cahya, bisa saja ini hanya sandiara dan pemanis bibir mereka. Ingat siapa kamu! Bercerminlah sebelum memimpikan

  • Desahan Madu Suamiku   datang

    Siang ini pekerjaan di londry sangat banyak. Beberapa hari belakangan cuaca memang sedang tidak bersahabat, mendung dan hujan tiba-tiba saja turun diluar prediksi. Situasi demikian membawa rejeki tersendiri untuk usaha Cahya. Banyak orang yang memilih menggunakan jasa londry untuk membersihkan pakaian. Lebih praktis, sebab kebanyakan mereka hanya memiliki mesin cuci rumahan walaupun pakaian yang sudah di keringkan masih perlu waktu untuk diangin-anginkan agar kering. Sedangkan Cahya, ia memiliki mesin cuci yang lebih canggih. Pakaian yang dimasukkan dalam keadaan kotor akan di keluarkan dalam keadaan bersih dan kering. Selanjutnya hanya perlu di setrika dan di lipat rapi."Tari, perasaan hari ini gak enak banget ya?" tanya Cahya yang sedang membantu Mentari melabeli beberapa pesanan laundry para pelanggan."Tanya perasaan aku? Aku mah, setiap hari perasaannya juga nggak enak. Soalnya nggak punya Ayang," jawab Mentari asal."Aku lagi tanya perasaanku. Bukan kamu, Ce Eunah.""Lah, diki

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status