Share

obat tidur

Author: Maey Angel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

5

"Hari ini kamu pulang lebih awal lagi Mas?" tanya Cahya. "Kok tumben?"

Mendapati suaminya yang satu minggu ini selalu pulang lebih awal dan juga menikmati kebersamaannya bersama dengan Cahya, membuat Cahya merasa aneh.

"Ya gak awal banget kan? Ini baru jam 7 malam loh. Memang Kan kemarin habis keluar kota, jadi pekerjaan di kantor tidak begitu banyak karena sudah ada yang menghandle. Ya jadi Mas hanya mengeceknya saja dan setelah itu boleh pulang. Daripada di kantor nggak ada kerjaan kan mending sama kamu. Ya nggak?" ucap Hardian mengusap rambut Cahya yang bersandar di bahunya namun mata Hardian melirik ke arah Silvia yang ada tak jauh dari sana. Silvia amat kesal saat Hardian selalu bermesraan di depannya dan ia selalu melakukan kegiatan yang bisa menjauhkan keduanya.

Silvia memiliki ide untuk memberikan obat tidur untuk malam ini kepada Cahya agar ia bisa berduaan dengan Hardian tanpa harus terganggu oleh kemesraan Cahya bersama Hardian di kamar mereka. Silvia ingat jika ia memil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Desahan Madu Suamiku   Baru sadar

    "Mas, maaf semalam Cahya ketiduran. Mas makan malam nggak?" tanya Cahya saat ia baru saja selesai mandi."Kamu ketiduran, ya Mas nggak makan malam. Eh, Mas ada acara besok di kantor. Camping gitu. Kata si bos, nginep 3 harian di puncak. Boleh nggak?" tanya Hardian."Kok lama? Cahya ikut ya?" rengeknya."Nggak bisa, Sayang. Yang ikut, semua karyawan kantor aja. Tanpa keluarga." Hardian sengaja mencari cara agar bisa mendapatkan waktu yang pas untuk memenuhi keinginan Silvia."Liburan macam apa yang tidak boleh membawa keluarga ikut? Aneh," decak Cahya kesal."Namanya juga bonus kantor. Nggak semua juga dapat jatah liburan. Boleh, ya?"Cahya diam sejenak dan berpikir untuk mengiyakan. "Baiklah. Setidaknya, aku tahu Mas memang ke puncak. karena ada acara kantor ya. Awas kalau kamu bohong, Mas," sungut Cahya. Perasaannya tak enak dan ia merasa khawatir jika suaminya akan lebih lama lagi perginya seperti kemarin-kemarin."Kapan Mas bohong? Lagian kalau kamu gak percaya, ya susah. Nanti ak

  • Desahan Madu Suamiku   Saran Rio

    "Jadi gimana, Rio?" tanya Cahya setelah ia curhat panjang kali lebar apa yang ia curigai pada Hardian."Wah itu sih namanya udah nggak beres. Dia minta cuti katanya ada keluarga yang sakit. Aku pikir dia memang selama ini selalu bekerja dengan baik dan tidak pernah ada masalah dan begitu ia meminta cuti, si bos langsung mengizinkannya. Kalau begitu masalahnya, aku juga tidak begitu paham dunia berpelakoran karena aku kan belum menikah," seloroh Rio."Duh, bantu mikir dong," ucap Cahya.Dia sengaja meminta Rio untuk bertemu di sebuah cafe dan menceritakan semua keresahan hatinya pada Rio."Kamu pasang kamera CCTV di setiap sudut rumah termasuk kamar ARTmu itu. Siapa tahu, suamimu sering datang malam-malam ke sana," ucap Rio memanas-manasi."Jangan bikin aku tambah takut deh."Meski yang dikatakan Rio itu memang besar kemungkinan terjadi namun cahaya seperti takut untuk mengetahui kebenaran."Kok takut? Itu malah bagus dong bisa dijadikan senjata buat mengusir gudik suamimu itu.""Gundi

  • Desahan Madu Suamiku   cctv

    Semua sudah beres, kamera CCTV sudah terpasang dan Cahya juga menunggu suami dan ART nya pulang."Mas, Cahya lagi gak di rumah. semalam sayang ini di rumah Bude Ilyas di Kemang. Kemungkinan pulangnya lusa, Mas masih lama nggak pulangnya?" tanya Cahya."Yah, padahal Mas niatnya pulang hari ini. Tapi ya nggak apa deh. Silvi dah balik mudik belum?""Kayaknya belum. Kemarin sih, dia bilang hari ini.""Oh, baiklah. Mas akan usahakan pulang secepatnya. Kamu juga, jangan lama-lama di sana. Mas besok mulai kerja lagi. Dah lama minta cutinya.""Ok," jawab Cahya singkat. Semua rencananya tidak boleh ada yang gagal. Ia harus memastikan kalau suaminya pulang hari ini terlebih dahulu sebelum ia pulang dari rumah sahabatnya. Ia kemudian mengirim pesan pada Silvi dan menanyakan perihal kepulangannya kembali ke rumah."Sore, Bu. Tumben nelpon? Nggak kirim pesan kayak biasanya," tanya Silvia."Nggak. Kamu di mana, Sil?" tanya Cahya memastikan."Saya masih di kampung, Bu. Kenapa?""Oalah. Sayang sekal

  • Desahan Madu Suamiku   Jangan berkelit

    "Kita grebek sekarang?" tanya Mentari semangat.Cahya tersenyum. "Nggak usah. Tunggu saja tanggal mainnya. Harus ada bukti yang kuat untuk memberikan efek jera pada kedua manusia yang tidak tahu dosa itu," ucap Cahya. meski dalam hatinya begitu geram namun ia tidak bisa berbuat banyak jika bukti yang ia dapatkan hanya satu atau dua. Dia akan mencari bukti yang lebih kuat agar Hardian mau mengakui semuanya."Tapi ini sudah kebangetan loh, Ya. Memangnya kamu nggak marah apa?" tanya Mentari."Wanita mana yang dimadu tidak marah? Tapi percuma saja jika memang keduanya sudah terlanjur menikah. Kita hanya butuh waktu dan situasi yang tepat untuk membuat kedua orang itu mati kutu dengan apa yang kita lakukan. Tidak ada pembalasan yang sangat menyakitkan selain ditinggal orang terkasih," ucap Cahya."Maksudnya? Lo bakal bunuh Hardian?"Pletak!Cahya memukul kening sahabatnya lirih. "Aw! Kok dijitak?" protes Cahya."Kagak lah! Emangnya aku ini pembunuh apa? Tampang kalem dan baik ini masa mela

  • Desahan Madu Suamiku   awal

    "Rio kali ini kamu harus membantuku lagi," ucap Cahya saat menelpon Rio di jam istirahat nya."Apalagi yang harus aku lakukan?" tanya Rio semangat."Bolehkah kamu berikan video ini kepada atasanmu, atau enggak kamu kirimkan saja nomor atasanmu padaku. Aku ingin melihat respon bosmu ketika melihat karyawannya melakukan hal ini," ucap Cahya sambil menjalankan rencananya untuk membuat suaminya dipecat dari perusahaan tempat bekerja."Video apa lagi sih? Bikin aku jadi tambah penasaran. Eh, yang kemarin itu ada lanjutannya nggak?" tanya Rio terlihat antusias menangani masalah Cahya dengan Hardian.Kemarin Cahya sempat mengirimkan sebuah video singkat di mana Hardian pulang bekerja dan langsung memeluk Silvi di saat dirinya tidak berada di rumah namun video itu hanya berdurasi 3 menit dan membuat Rio semakin penasaran."Kalau video itu masih belum bisa meyakinkan, Rio. Tapi, kalau yang ini sudah pasti meyakinkan Dan kamu kirimkan saja nomor bosmu itu kepadaku, karena aku tidak ingin kamu t

  • Desahan Madu Suamiku   Thanks

    "Terimakasih atas bantuannya, Pak Hasbi. Maaf, saya tidak sengaja melibatkan Bapak dalam hal ini," ucap Cahya saat keduanya keluar cafe."Kamu seharusnya berterimakasih kepada Tuhan karena memberikan nasib baik padamu. Beruntung teman saya urungkan datang, jika tidak kamu tidak akan mendapatkan keberuntungan dengan saya," ucap Hasbi dingin. Lelaki yang berstatus bosnya itu, Cahya benar-benar tidak mengenalnya karena setiap ada pekerjaan atau pesta di kantor, Cahya tidak pernah diminta untuk ikut."Baiklah, Pak. Sekali lagi, thanks. Semoga besok Bapak bisa membantu saya sekali lagi," ucap Cahya menyeringai."Itulah alasan saya benci wanita. Dikasih hati, minta jantung," omel Hasbi yang kemudian masuk ke dalam mobilnya. Cahya melambaikan tangan ke arah mobil yang sudah melesat pergi. Ia harus gegas pulang sebelum suami dan ART nya pulang ke rumah.Dengan langkah seribu jalan, Cahya sampai di rumah dan langsung berganti baju biasa.Bel rumah berbunyi dan Cahya yang memang sudah tahu me

  • Desahan Madu Suamiku   Surat peringatan

    "Jadi, ini istri kamu?" tanya Hasbi saat melihat Hardian masuk ke ruangannya bersama dengan Silvia."Ya, Pak. Jadi ada hal apa Pak Hasbi memanggil kami untuk datang ke kantor? Apa ada hal serius yang ingin dibicarakan pada kami?" tanya Hardian was-was."Tentu. Mana istrimu yang lain?" tanya Hasbi setengah menuduh."Nggak ada, Pak. Saya istri satu-satunya," sahut Silvia tak terima ditanyai mengenai keberadaan Cahya."Yang ini, siapa?" tanya Hasbi menunjukkan sebuah foto di ponselnya. Foto yang ia dapatkan dari pesan yang dikirim Cahya padanya tempo hari.Hardian dan Silvi terkejut melihat ada foto Cahya dan Hardian saat sedang menikah dahulu. "Bapak dapat dari mana?" tanya Hasbi."Dari mana saya dapat, itu tidak penting. Yang penting sekarang, saya ingin mengklarifikasi. Apakah informasi ini betul atau tidak, jika kamu sudah menikah lagi tanpa sepengetahuan istrimu ini?" tunjuk Hasbi pada foto yang masih jelas ada di ponselnya.Sebenarnya bukan tipe Hasbi yang ingin mencampuri urusan o

  • Desahan Madu Suamiku   memutuskan

    "Jadi, ini istri kamu?" tanya Hasbi saat melihat Hardian masuk ke ruangannya bersama dengan Silvia."Ya, Pak. Jadi ada hal apa Pak Hasbi memanggil kami untuk datang ke kantor? Apa ada hal serius yang ingin dibicarakan pada kami?" tanya Hardian was-was."Tentu. Mana istrimu yang lain?" tanya Hasbi setengah menuduh."Nggak ada, Pak. Saya istri satu-satunya," sahut Silvia tak terima ditanyai mengenai keberadaan Cahya."Yang ini, siapa?" tanya Hasbi menunjukkan sebuah foto di ponselnya. Foto yang ia dapatkan dari pesan yang dikirim Cahya padanya tempo hari.Hardian dan Silvi terkejut melihat ada foto Cahya dan Hardian saat sedang menikah dahulu. "Bapak dapat dari mana?" tanya Hasbi."Dari mana saya dapat, itu tidak penting. Yang penting sekarang, saya ingin mengklarifikasi. Apakah informasi ini betul atau tidak, jika kamu sudah menikah lagi tanpa sepengetahuan istrimu ini?" tunjuk Hasbi pada foto yang masih jelas ada di ponselnya.Sebenarnya bukan tipe Hasbi yang ingin mencampuri urusan or

Latest chapter

  • Desahan Madu Suamiku   Berawal dari sebuah kegagalan

    Hardian turun dari pelaminan. Dia langsung keluar dari gedung pesta yang digunakan untuk acara resepsi Arfan dan Cahya. Dia langsung kembali setelah urusannya selesai karena memang dia tidak berniat untuk merusak pernikahan Cahya maupun Arfan. Meski Hardian merasakan rasa yang menyakitkan, tetapi Ini semua adalah hasil dari apa yang sudah ia berbuat di masa lalu saat bersama Cahya."Jangan cemburu, A. Cahya gak mengundangnya," bisik Cahya saat mereka masih menyalami beberapa tamu namun wajah Arfan terlihat berubah dingin."Aku tahu, tapi kedatangannya merusak moodku," ucap Arfan kesal.Hiburan yang membuat acara pesta bertambah begitu meriah, menandakan resepsi Arfan dan cahaya sukses dan membuat semua yang hadir ikut merasakan kebahagiaan pengantin baru itu. Kini, acara telah usai dan keluarga sudah kembali ke rumah masing-masing. Tinggallah Arfan dan Cahya, yang akhirnya memilih menginap di hotel tempat mereka melakukan resepsi."Langsung tidur aja, ya? Capek kan?" tanya Cahya senga

  • Desahan Madu Suamiku   Cinta

    Di depan cermin besar Cahya tengah mematut diri. Wajah perempuan itu sudah selesai di rias, gaun dari bahan brukat terbaik melekat pas di tubuhnya yang ramping. Di bantu seorang asisten MUA ia memakai heels. “Masyallah, Mbak Cahya cantik sekali. Begini juga yang namanya bidadari kalah cantik, Mbak,” seloroh Tari yang ditugaskan menjemput calon pengantin. “Kamu jangan ngeledek. MUA dan semua yang aku pakai ini dari pemberian dari keluarga Arfan!”“Aku serius, kamu memang cantik banget. Suer!” Tari mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V. “Akhirnya kamu ketemu juga dengan laki-laki yang tulus mencintai kamu, Ya. Aku ikut seneng, selamat ya atas pernikahan kamu. Sekarang kamu udah sah jadi istrinya Arfan.” Tari dan Cahya berpelukan. Cahya merasa haru bercampur bahagia. “Makasih, Tari.”“Yuk keluar, kamu udah di tunggu banyak orang.”Hati-hati Tari membimbing Cahya keluar dari kamar hotel, membawanya ke aula yang di sana sudah hadir seluruh keluarga kedua mempela

  • Desahan Madu Suamiku   Perjuangan

    "Ya. Papa orang hebat, kamu juga anak hebat. Demi kalian, Mama rela. Mama ikhlas, menerima Cahya sebagai menantu. Kamu harus segera sembuh, karena setelah keluar dari rumah sakit nanti kita akan menambah Cahya untukmu bersama-sama."Arfan sangat bahagia. Ternyata perjuangannya tidak sia-sia. Dia sampai ikut menitikan air matanya. "Makasih, Ma, Pa."**Tiga hari kemudian Arfan sudah sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit. Malm harinya keluarga Arfan termasuk papa, mama dan Hasbi sendiri datang ke rumah orang tua Cahya untuk meminang. Kalau takdir cinta sudah tertulis untuk bersatu, seperti apapun halangannya tetap akan bersatu juga. Begitu juga dengan restu dari mamanya Arfan, setelah dibujuk oleh Antonio akhirnya istrinya itu bersedia memberi restu. "Ya, Aa rindu. Aa datang," batin Arfan dalam perjalanan menuju rumah Cahya."Om ganteng banget," celetuk Naura."Iya doang. Naura bentar lagi punya Tante baru.""Tante baru?""Iya. Om mau nikah sama Tante Cahya. Naura seneng nggak?""Y

  • Desahan Madu Suamiku   akhir

    Akhir Perjuangan"Ma, kamu tidak kasihan lihat anak kita? Kamu sedih karena Arfan hendak menikahi janda? Apa yang kamu takutkan hingga kamu tak merestui pernikahan Arfan dan Cahya?" berondong Antonio saat dirinya sedang berusaha membujuk istrinya itu. Sengaja ia membawa istrinya ke rumah sakit untuk melihat wajah pucat dan badan yang mulai menyusut itu."Wanita bukan hanya Cahya, Pa! Kenapa sih, Papa nggak ngerti?" sahut Ratri tak suka dengan pertanyaan suaminya."Lalu, wanita mana yang pantas mendampingi anak kita, jika ditinggalkan Cahya saja dia sudah sakit begini? Papa tahu, Mama masih menyimpan dendam lama karena Papa menikah lagi. Tapi Papa janji, jika Mama merestui Arfan, maka Papa tidak akan kembali pada istri Papa yang tak setia itu. Papa sadar, Mama yang terbaik. Mama wanita hebat yang layak untuk disebut istri setia. Maaf kalau selama ini Papa menyakiti hati Mama. Jujur, Papa menyesal. Papa merasa ini karma dan hadirnya Cahya yang menjadi seseorang yang penting di hati anak

  • Desahan Madu Suamiku   bingung

    “Yang bikin Cahya bingung, Cahya sama sekali enggak punya perasaan apa-apa sama dia, Bu. Tadi sudah Cahya tolak, tapi….” Mengalirlah cerita yang tadi terjadi di rumah sakit. Gayatri mendengarkan dan sesekali mengangguk, lain kali ia menggeleng ketika merasa tindakan Arfan nekat. “Gimana ya, Bu? Cahya enggak mau menjadi zhalim karena hanya Arfan saja yang mencintai Cahya. Dan Cahya juga masih terauma dengan masa lalu, belum lagi mamanya Arfan yang tidak mau merestui hubungan anaknya dengan Cahya. Jujur Cahya pun enggan menjadi bagian dari keluarga itu, tetapi mulut ini sudah terlanjur menjawab iya.” Sulit. Ya, itu yang pertama kali muncul di kepala Gayatri ketika dimintai pendapat. Hubungan dengan cinta sebelah pihak saja sudah berat, harus di tambah dengan restu yang kemungkinan berat akan terhalang ini benar-benar pelik. Gayatri membenarkan posisi duduknya. Kemudian ia menatap wajah anak perempuannya lembut. Gayatri tersenyum kemudian mulai berbicara.“Nak, pernikahan itu bukan un

  • Desahan Madu Suamiku   Rasa

    “Astagfirullah. Cahya kamu dari mana saja, Nak. Kenapa hujan-hujanan?” Gayatri yang sedari tadi cemas menunggu kepulangan sang anak sangat kaget saat akhirnya menyambut kedatangan Cahya. Anak perempuannya itu pulang dengan pakaian basah kuyup, ia tidak mendapati siapapun bersama Cahya. Sebab memang Cahya pulang seorang diri. “Masuk. Ibu sudah siapkan air hangat. Ya ampun, kenapa tidak menunggu hujan reda. Kalau begini kamu bisa masuk angin! Mandilah dulu, Ibu bikinkan susu jahe hangat.” Cahya tidak banyak bicara, ia menuruti perintah Gayatri. Cahya segera membersihkan diri, air hangat yang digunakan mandi lumayan membuat dirinya merasa lebih rileks. Setelah mandi dan berganti pakaian, Gayatri menyusul anaknya ke kamar. Secangkir susu cahe hangat ia hidangkan untuk sang anak. “Di minum susu jahenya, mumpung masih hangat.”Cahya menerima minuman hangat itu dan menyeruputnya sedikit. Aroma jahe yang lembut dan sensai hangat meluncur melewati tenggorokannya, berakhir di dalam perut.

  • Desahan Madu Suamiku   Arfan

    “Aku tahu kamu datang ke mari karena di suruh oleh Kak Hasbi, kan? Maafkan Aku karena malah membuatmu repot-repot menjenguk. Tapi, kalau boleh jujur aku memang sangat mengharapkan kedatanganmu, Ya.”“Untuk apa?” tanya Cahya cepat.“Untuk mengungkapkan perasaan aku ini. Aku mencintai kamu, Ya. Cinta sejak pertama memandang kamu.”Pengakuan Arfan sontak membuat Cahya mendongakkan kepala, menatap dengan kening mengernyit. Apa-apaan ini? Batinnya. Meski ia sering mendengar Arfan mengatakan hal ini, namun ia merasa berbeda dengan saat Arfan mengatakannya sekarang. Ia menyusuri lewat tatapan mata, berharap menemukan kebohongan. Namun, ia tidak berhasil menemukan itu, semua yang ia lihat adalah nyata. Mata sayu Arfan memancarkan sesuatu yang sangat kuat. “Cahya mungkin bagimu aku terlalu pengecut sebagai lelaki, hingga untuk menyatakan cinta pun harus menunggu kamu yang datang. Tapi, yang perlu kamu ketahui. Cinta Aa benar-benar tulus, aku tidak ingin menyesal dan mati sebelum mengungkapkan

  • Desahan Madu Suamiku   Perjuangan

    Kedatangan Hasbi semata bertujuan untuk memberitahukan keadaan Arfan kepada Cahya. Setelah sesaat memberi waktu untuk putrinya bercengkerama dengan Cahya, ia pamit pulang. Sebelum pergi sekali lagi Hasbi meminta untuk Cahya sudi meluangkan waktu menjenguk Arfan. Setelah kepergian Hasbi kini Cahya duduk seorang diri di depan kios. Otaknya berfikir keras, ia bingung harus datang ke rumah sakit atau tidak? Selema ini ia sengaja menghindar dari keluarga Hasbi sebab tidak ingin dianggap biang masalah, usahanya pergi dan melupakan kedua pria itu berhasil dan pernyataan cinta Arfan yang diwakili oleh Hasbi barusan malah membuatnya bingung.Benarkah Arfan menyimpan rasa itu? Benarkah ia sakit sebab cintanya padaku tidak mendapat restu? Benarkah seorang Arfan jatuh cinta pada Cahya? Tanya Cahya dalam hati pada dirinya sendiri. Kemudian bibirnya melengkung, tersenyum. Jangan ke-PD-an Cahya, bisa saja ini hanya sandiara dan pemanis bibir mereka. Ingat siapa kamu! Bercerminlah sebelum memimpikan

  • Desahan Madu Suamiku   datang

    Siang ini pekerjaan di londry sangat banyak. Beberapa hari belakangan cuaca memang sedang tidak bersahabat, mendung dan hujan tiba-tiba saja turun diluar prediksi. Situasi demikian membawa rejeki tersendiri untuk usaha Cahya. Banyak orang yang memilih menggunakan jasa londry untuk membersihkan pakaian. Lebih praktis, sebab kebanyakan mereka hanya memiliki mesin cuci rumahan walaupun pakaian yang sudah di keringkan masih perlu waktu untuk diangin-anginkan agar kering. Sedangkan Cahya, ia memiliki mesin cuci yang lebih canggih. Pakaian yang dimasukkan dalam keadaan kotor akan di keluarkan dalam keadaan bersih dan kering. Selanjutnya hanya perlu di setrika dan di lipat rapi."Tari, perasaan hari ini gak enak banget ya?" tanya Cahya yang sedang membantu Mentari melabeli beberapa pesanan laundry para pelanggan."Tanya perasaan aku? Aku mah, setiap hari perasaannya juga nggak enak. Soalnya nggak punya Ayang," jawab Mentari asal."Aku lagi tanya perasaanku. Bukan kamu, Ce Eunah.""Lah, diki

DMCA.com Protection Status