Home / Romansa / Derita Suami Mandul / Terpaksa Dimadu

Share

Terpaksa Dimadu

Author: Nabila Gemoy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Keputusan yang diambil Angga untuk menikahi Luna demi Naura mungkin saat ini pilihan yang tepat. Fatimah harus rela dimadu demi kebebasan sang putri.

Papa Angga marah saat Angga bilang akan menikahi Luna. Namun, semua dilakukan demi Naura cucunya.

"Baiklah, kalau itu demi Naura," kata Papa Angga.

Pagi itu Angga dan Fatimah menyiapkan pernikahan sederhana antara Angga dan Luna.

Selain itu bertepatan juga dengan pernikahan Angga dan Yunita. Pernikahan Angga dan Yunita tidak terlalu mewah hanya para tetangga dan sanak saudara saja. Juga beberapa karyawan Yunita yang diundang.

Pernikahan Yunita dan Jaka berjalan lancar. Mereka telah resmi menjadi suami istri yang sah.

"Aku punya Papa," teriak Jonathan bahagia.

Amara senang melihat Yunita dan Jonathan bahagia. Dia yakin pilihannya melepas Jaka adalah hal yang paling tepat.

"Dek, aku tunggu giliran kamu," kata Yunita.

"Sabar, Kak. Butuh proses, mencari pendamping tidak semudah mencari kutu,"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Derita Suami Mandul   Jebakan Luna

    Angga memang tidur satu kamar dengan Luna. Namun, dia sama sekali tidak menyentuh Luna. Bahkan dia memilih tidur di sofa untuk menghindari Luna. Luna merasa dipermainkan oleh Angga. Dia kesal atas sikap Angga yang tidak mau menyentuh dia. Luna tidak akan tinggal diam melihat perlakuan Angga padanya. "Sampai kapan kamu begini?" tanya Luna. "Aku juga istrimu, harusnya kamu penuhi kewajiban kamu," lanjut Luna. "Aku menikahi kamu karena terpaksa. Jadi jangan pernah kamu berharap lebih dariku," ucap Angga sinis. "Akan aku buat kamu berlutut di kakiku Angga," ucap Luna lalu naik ke atas ranjang. Dia menutupi tubuhnya dengan selimut. Angga tidur di sofa hingga pagi. Dia bahkan tidak beranjak dari sofa semalaman. Setelah bangun, dia langsung mendatangi Fatimah. Dia bahkan membangunkan Fatimah yang masih tertidur pulas. "Mas, sudah bangun! Sepagi ini kenapa kamu sudah di sini?" tanya Fatimah sembari bangun. "Mas kangen sama kamu," jawab Angga. Fat

  • Derita Suami Mandul   Fitnah Luna

    Luna menyeringai, dia tidak menyangka Angga menyadari jebakannya. Tetapi semua terlambat Luna telah berhasil. "Mas, aku akan meminta kamu menikahi aku secara sah. Jika aku hamil anak kamu," kata Luna. Angga merasa geram, dia hendak memukul Luna. Tetapi tangganya berhenti di udara. "Ayo pukul! Biar kamu puas," bentak Luna. Angga kembali ke kamar dan mengunci pintu. Dia merasa kepalanya sangat pusing.** Jonathan ternyata mau di tinggal bersama baby sitternya. Jaka dan Yunita siap untuk honeymoon ke Bali. "Mas aku sudah menyiapkan semua. Tinggal menunggu keberangkatan kita," ucap Yunita. "Kamu antusias sekali ke Bali. Aku justru mengkhawatirkan Jonathan," kata Jaka. "Tenang saja dia akan baik-baik saja, Mas," bujuk Yunita. Jaka dan Yunita siap terbang ke Bali. Dia ingin memanfaatkan waktu untuk berdua. Sampai di penginapan, Jaka dan Yunita istirahat. Mereka lelah naik pesawat. Jonathan sangat pengertian dia tidak menelfon Yunita sama se

  • Derita Suami Mandul   Kehamilan Rani

    Sampai di rumah sakit, Dokter langsung menangani Rani. Tidak berapa lama Rani sadar namun wajahnya masih terlihat pucat. "Dok, bagaimana keadaan istri saya?" tanya Adam khawatir. "Oh dia baik-baik saja. Selamat Bapak akan menjadi seorang Papa," ucap Dokter. "Apa? Rani hamil, Dok?" tanya Adam. "Betul, kehamilan di trisemester pertama memang begitu. Bahkan kadang ada yang lebih parah," jawab Dokter. Adam senang mendengar kehamilan Rani dia segera memberitahu Mama dan Papanya. "Mama sama Papa sebentar lagi akan punya cucu, Dokter bilang Rani hamil," ucap Adam. "Benarkah?" tanya Mama Adam. "Iya, Ma," jawab Adam. "Terima kasih Rani, kamu sudah membahawa kebahagiaan di keluarga kami," ucap Mama Adam memeluk Rani. Rani hanya tersenyum melihat keluarga Adam yang senang dengan kehamilannya. Tidak berapa lama, Aminah datang dengan supir Rani. "Jeng, kita akan punya cucu," kata Mama Adam. "Wah benarkah? Selamat ya untuk Adam dan R

  • Derita Suami Mandul   Santo Meminta Rujuk

    Santo terus merengek meminta rujuk dengan Aminah. Dia bahkan bersimpuh di kaki Aminah. "Tolong maafkan aku!'' pinta Santo. "Tidak ada kata maaf. Aku tidak mau lagi rujuk dengan penghianat seperti kamu," ucap Aminah lantang. "Pergi kamu dari sini," bentak Aminah. Dia mendorong Santo dengan kasar. Namun, Santo tidak kunjung pergi. Aminah memilih masuk ke dalam kamar. Dia tidak mau berbicara dengan Santo lagi. "Aminah, jangan perlakukan aku seperti ini. Biar bagaimanapun aku adalah suami kamu. Kita belum berpisah," kata Santo. Hampir setengah jam di depan kamar Aminah. Namun, Aminah tak kunjung keluar. Santo tetap tinggal di rumah Rani demi membujuk Aminah. Hingga waktu makan siang, Aminah terkejut melihat Santo tidur di sofa. Dia tidak ada niatan untuk mengajak Santo makan siang. Bahkan dia enggan untuk membangunkan Santo. "Bik, kalau Santo minta makan suruh ambil sendiri. Jangan dilayani!" perintah Aminah. "Baik, Bu," jawab pambantu Rani. Se

  • Derita Suami Mandul   Luna Hamil

    Luna marah mendengar Shaka disalahkan. Dia bahkan mulai mengancam Aminah. "Shaka tidak bersalah," kata Luna. "Bu, sudah mendingan Ibu pulang,'' kata Angga. "Jangan buat Shaka ketakutan," cegah Angga. Aminah merasa geram atas perlakuan Angga. Dia meninggalkan Angga dan Luna. Semenjak itu Aminah memikirkan nasib Fatimah yang dimadu Angga. Dia tidak menyangka Aminah telah membuat Fatimah sedih. Fatimah sendiri semakin hari semakin dijauhi Shaka dan Angga. Padahal Fatimah berusaha untuk dekat dengan mereka. "Mas, jika Mas Angga sudah tidak percaya padaku, lebih baik Mas ceraikan saja aku." Fatimah sedih. "Aku sudah berkali-kali merasa sakit hati melihat kedekatan kalian. Bahkan Shaka sudah membenci aku. Kamu sendiri bilang tidak akan mencintai Luna lagi, nyatanya apa? Sekarang Mas lebih banyak menghabiskan waktu dengan dia dibandingkan aku dan Naura," lanjut Fatimah. "Ingat, Mas! Naura juga anak kamu, jangan sampai kamu anak tirikan. Kamu dan Shaka boleh membe

  • Derita Suami Mandul   Luna Manja

    Memilih Luna atau Fatimah adalah hal yang Angga hindari. Pasalnya dia masih mencintai Fatimah. Namun, Luna juga sedang hamil. Jadi Angga tidak bisa memutuskan semuanya. "Aku tidak bisa memilih," jawab Angga. "Apa kamu sudah mencintai dia?'' tanya Fatimah. "Tidak, hanya saja dia sedang hamil," jawab Angga. "Aku tidak mungkin menceraikan dia yang tengah mengandung anakku," ucap Angga. "Terserah," ucap Fatimah meletakkan makanan begitu saja diatas meja lalu pulang. Luna tersenyum puas melihat Fatimah cemburu. Dia merasa menang karena Angga tidak mau menceraikan Luna. "Jangan senang dulu, setelah anak ini lahir kamu masih bisa aku ceraikan," kata Angga. "Mas, kamu jahat!" kata Luna. "Iya, aku jahat. Sama seperti kamu yang bisa meninggalkan Shaka di saat dia masih merah," bantah Angga. Luna terdiam, dia merasa bahwa Angga belum bisa memaafkan kesalahan dia.** Fatimah harus berbagi suami? Bukan hanya suami tetapi semua dari Angga harus dia bag

  • Derita Suami Mandul   Jodoh Amara

    Sejak hamil Luna tidak lagi perhatian pada Shaka. Bahkan dia abaikan Shaka, Shaka lebih memilih Fatimah. "Mama Luna jahat, apa hamil emang begitu?" tanya Shaka. "Shaka nggak usah mikirin Mama Luna. Shaka fokus sekolah saja," kata Fatimah. "Iya, Ma," kata Shaka. Angga juga semakin kesal dengan Luna. Di selalu meminta ini itu pada Angga.** Amara sudah pulang, dia tinggal di apartemen. Dia tidak mau mengganggu Jaka dan Yunita. Sesekali dia ke rumah Yunita menemani keponakannya. "Mbak ada yang ngirim paket," kata resepsionis apartemen pada Amara. "Dari siapa?" tanya Amara. "Nggak tahu," jawab Resepsionis itu lalu Amara membawa paket itu ke kamar. Dia buka paket itu, ternyata isinya sebuah gaun yang sangat cantik.Buat AmaraAku ingin kamu datang malam ini pukul 19.17 di Restauran Y. "Siapa sih, tumben banget aku punya penggemar misterius?" tanya Amara sambil melihat gaun warna maroon itu. Amara memang penasaran tetapi dia enggan untuk

  • Derita Suami Mandul   Bimo Menemui Rani

    Semenjak kejadian itu banyak sekali Amara mendapatkan kiriman bunga atau makanan. Bahkan sehari bisa sampai dua kali. Amara bercerita pada Andi masalah kiriman itu. "Masa iya Mas Jaka yang ngirim?" tanya Andi. "Masalahnya Mas Jaka itu meragukan kamu. Sama seperti pengirim pesan itu, Ndi," bantah Amara. "Kalau kaya gini aku harus kasih tahu Kak Yunita," kata Amara. "Jangan dulu, kamu selidiki dulu nomor itu," kata Andi. "Apa benar itu nomor Mas Jaka atau justru orang lain yang melakukannya," kata Andi. "Aku tidak mau hubungan kamu dan Mbak Yunita menjadi kacau lagi," lanjut Andi. "Ada benarnya juga," kata Amara. Amara akan menyelidiki nomor tersebut. Amara tidak mau jika orang itu terus mengganggu Amara.** Hari ini Rani di rumah sendiri, Mama Adam sedang ada acara arisan sedangkan Siska mengantuk anaknya sekolah. "Bu, ada tamu," kata pembantu Rani. "Siapa, Mbak?" tanya Rani. "Namanya Pak Bimo," jawab Pembantu Rani. Rani segera ke ruan

Latest chapter

  • Derita Suami Mandul   Ending

    Jaka dan Yunita tidak hanya mengundang Fatimah dan Angga. Mereka juga mengundang keluarga Adam, keluarga Hasan juga. Dam tentu Santo dan Aminah tidak ketinggalan. Meskipun Jaka hanya mantan menantu tetapi dia tetap menghargai Santo dan Aminah. Pagi sekali Fatimah sudah menyiapkan baju untuk ketiga anaknya. Dia sudah mandi sejak awal. Baru dia memandikan ketiga anaknya. "Ya ampun repot sekali," kata Fatimah. Padahal dia sudah di bantu Mbok Inah dan baby sitter Shaka. Mbok Inah tertawa melihat Fatimah gugup. Dia bahkan sempat kebalik saat memakaikan kaos dalam untuk Shaka. "Jangan gugup, Bu. Nggak akan ketinggalan kereta," goda Mbok Inah. "Bari gantiin baju mereka aja sudah ribet apalagi nanti di sana. Mana Mas Angga nggak mau ajak kalian," kata Fatimah. "Ya nanti kan ada Bu Aminah biar dibantu beliau, Bu," kata Baby Sitter Shaka. "Kalau Shaka pasti main sama Jonathan pasti anteng," lanjutnya. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Kal

  • Derita Suami Mandul   Angga Dan Fatimah Bersatu

    Fatimah terus saja berpikir keputusan apa yang akan dia ambil. Dia tidak mungkin meneruskan gugatannya. ''Ibu tahu kamu sangat menyayangi Shaka dan Clarisa. Apa lagi aku lihat Clarisa dekat sekali dengan kamu dan Naura. Jika kamu memutuskan untuk kembali pada Angga Ibu silahkan," kata Aminah. "Ibu akan coba bicara dengan Angga agar dia berubah," kata Aminah. "Sepertinya aku memang harus kembali pada Mas Angga, Bu. Kalau aku meninggalkan dia itu tandanya aku egois," ucap Fatimah. "Semoga Mas Angga mau merubah sikapnya," kata Fatimah. Hari ini adalah tujuh harinya Luna. Itu tandanya Fatimah harus memberi jawaban pada Angga. "Bagaimana Fatimah? Aku menunggu keputusan kamu. Aku harap kamu mau kembali bersamaku. Kita rawat anak kita sama-sama," kata Angga. "Setelah saya pikirkan, saya rasa saya harus tetap bersama kamu, Mas. Anak-anak butuh aku," kata Fatimah. "Angga, aku mau kamu jangan sampai sakiti Fatimah lagi. Kalau sampai kamu sakiti Fatimah lagi, aku

  • Derita Suami Mandul   Luna Kecelakaan

    Setelah mendapat telfon dari Angga, Luna panik. Dia tidak menyangka pria suruhannya itu ditangkap Angga. Dan kini dia ketahuan sebagai dalang dari masalah perselingkuhan Fatimah. "Aku harus kabur, aku nggak mau ditangkap polisi," ucap Luna panik. Luna membereskan bajunya ke dalam koper. Dia tidak membawa ikut serta Clarisa karena bagi dia akan merepotkan. "Bagaimana kalau sampai aku tertangkap?" tanya Luna. Dia menyeret kopernya keluar kamar. "Bu, kamu mau kemana?" tanya Mbok Inah saat melihat Luna membawa koper. "Aku mau pergi, kamu jaga Clarisa. Aku nggak mungkin bawa dia," jawab Luna panik. Dia segera membawa mobilnya pergi dari rumah Angga. Dia terburu-buru sekali. Di tengah jalan dia mendengar ada sirine mobil polisi dia semakin parno. Dia tancap gas sekencang mungkin agar tidak bertemu polisi. Luna bahkan beberapa kali menerobos lampu merah di jalan yang sedikit sepi. Dia tidak peduli dengan keselamatan dia lagi. Dari arah yang berlaw

  • Derita Suami Mandul   Pernikahan Diujung Tanduk

    "Mas, maksud kamu apa?" tanya Fatimah. "Kamu kemarin hanya nolongin aku untuk antar aku ke rumah Kak Rani. Kenapa malam ngaku-ngaku kita ada hubungan?" tanya Fatimah. "Loh memang kita ada hubungan, kan?" tanya Pria itu. "Kamu jangan ngarang," bantah Fatimah. "Nah udah ketahuan dia selingkuh. Kenapa masih kamu pertahankan dia, Mas," sahut Luna. "Sudah ayo kita pergi!" ajak Angga pada Luna. Angga meninggalkan Fatimah dan keluarganya. Dia tidak mau terus berdebat. Bahkan Angga malah mengajak Luna langsung pulang. Acara mereka jalan-jalan gagal total. Fatimah dan keluarganya juga pulang. Mereka tidak menyangka pria itu berbohong di depan Angga. "Siapa sih pria tadi? Dia kok malah berbohong?" tanya Rani. "Sudah kalian tenang saja, saya sudah suruh orang selidiki dia. Aku yakin ada orang lain dibelakang dia," jawab Adam. "Maksud Mas Adam dia disuruh orang?" tanya Rani. ''Betul sekali," jawab Adam. "Pasti ulah Luna," sahut Fatimah.

  • Derita Suami Mandul   Sandiwara Luna

    Fatimah sudah berada di rumah Rani. Beruntung tadi dia bertemu pria baik yang mau mengantar dia sampai di rumah Rani. Awalnya Fatimah menolak karena tidak kenal orang tersebut. Tetapi lama-lama dia mau karena Naura terus saja rewel. "Terima kasih, Mas. Maaf saya tidak bisa balas dengan apapun," kata Fatimah. "Tidak apa-apa, Mbak. Saya senang melihat Mbak sudah sampai tujuan dengan selamat. Lagian suami Mbak tega sekali membiarkan istrinya pergi sendiri membawa anak kecil," kata pria itu. "Saya permisi, Mbak!" ucap pria itu lalu pergi. Fatimah masuk ke rumah Rani. Dia beristirahat di kamar tamu yang sudah di sediakan pembantu Rani. "Kalau butuh sesuatu bisa panggil saya, Mbak," ucap pembantu Rani. "Iya, Mbak," jawab Fatimah. Dia menidurkan Naura yang sudah terlelap di atas ranjang. Dia merasa kasihan karena membawa Naura panas-panasan. Malamnya Rani datang, dia sedih melihat keadaan Fatimah saat ini. Namun, sebagai kakak dia akan mensupport apapun k

  • Derita Suami Mandul   Meminta Cerai

    Angga melotot dia tidak menyangka Fatimah akan berani menggugat cerai Angga. Angga tidak mau jika Fatimah meninggalkan dia. "Jangan asal bicara. Pikirkan dulu ucapan kamu!" pinta Angga. "Aku tidak akan menceraikan kamu, dan kamu tidak akan bisa menceraikan aku," kata Angga. "Kenapa kamu takut? Bukanya kamu sudah ada Luna?" tanya Fatimah. "Aku tidak mau ya tidak mau," jawab Angga. "Kamu egois, Mas," kata Fatimah. Dokter masuk, seketika mereka diam. "Pak Angga, Bu Fatimah sudah boleh pulang sore ini," kata Dokter. "Baik, Dok. Terimakasih," kata Angga. Fatimah tidak mau melihat ke arah Angga. Dokter memeriksa keadaan Fatimah. "Bu Fatimah banyak istirahat ya. Jangan sampai salah makan lagi," kata Dokter. "Baik, Dok," ucap Fatimah. Dokter keluar dari ruangan Fatimah. Angga juga kembali ke kantor tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Fatimah.** Sorenya Angga menjemput Fatimah dan juga Mbok Inah. Mereka saling diam bahk

  • Derita Suami Mandul   Fatimah Tersakiti

    Luna memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Angga membenci Fatimah. Dia ingin Fatimah meminta cerai dari Angga. "Fatimah, Fatimah untuk apa kamu masih di sini. Mas Angga sah sudah tidak peduli lagi dengan kamu. Jadi harusnya kamu sadar diri dan pergi dari sini. Kalau perlu malah kamu gugat cerai saja Mas Angga," kata Luna. "Aku tidak akan semudah itu kamu singkirkan, Luna," ucap Fatimah. "Hahahha baiklah, kalau gitu kamu siap saja merasakan sakit hati yang amat dalam," kata Luna. "Kamu tidak akan kuat bertahan," ucap Luna. "Kita lihat saja siapa yang akan tersingkir dari rumah ini. Aku atau justru kamu," tantang Fatimah. "Kamu tidak akan bisa menyingkirkan aku," kata Luna. Perang antara Luna dan Fatimah semakin sengit. Fatimah tidak lagi cuek pada Shaka dan Angga. Dia berusaha mati-matian mendapatkan hati mereka lagi. "Mas, ini ada teh buat kamu," kata Fatimah setelah melihat Angga pulang kerja. Angga meminum teh buatan Fatimah. "Teh

  • Derita Suami Mandul   Angga Memilih Luna

    Beberapa hari setelah kamar Naura di pindah untuk Clarisa. Kini Luna membuat ulah lagi. "Mas, kamar kita kejauhan dari kamar Clarisa. Kalau dia nangis aku jadi tidak dengar," kata Luna. "Bagaimana kalau kamu suruh Fatimah pindah ke kamar ini. Dan kita tidur di kamar utama yang lebih dekat dengan kamar Clarisa," kata Luna. "Iya, nanti aku suruh Fatimah pindah. Tapi aku harus panggil orang buat pindahin almari milik Naura dan box Naura," kata Angga. "Tidak masalah. Yang penting kita pindah ke kamar utama." Luna tersenyum. Semenjak pulang dari rumah sakit Luna selalu meminta ini itu pada Angga. Semua keinginan dia tidak ada yang Angga tolak. "Fatimah, kamu pindah ke kamar Luna. Biar aku dan Luna pindah di kamar kamu," kata Angga. "Kamar kamu mana muat Mas untuk aku dan Naura?" tanya Fatimah. "Sudah jangan protes," jawab Angga. Angga meminta para pembantu untuk memindahkan barang-barang Fatimah ke kamar Luna. Begitu juga sebaliknya.

  • Derita Suami Mandul   Luna Melahirkan Caesar

    Fatimah diam saja, dia tidak menanggapi ucapan Shaka. Dia memilih untuk acuh saja. Merasa dicuekin, Shaka kesal dan masuk ke kamarnya. "Maafkan Shaka, Bu," kata Baby sitter Shaka. "Tidak masalah," jawab Fatimah. Baby site Shaka menyusul Shaka ke kamar. Fatimah menidurkan Naura, dia tidak mau terbebani oleh apapun.** Angga dengan panik membawa Luna ke rumah sakit. Sampai di sana Dokter langsung menangani Luna. Angga mengurus administrasi sementara Luna di periksa oleh Dokter. Angga yakin Luna pendarahan akibat kelelahan kemarin melayani tamu undangan. "Semoga kalian baik-baik saja," kata Angga. Angga kembali menunggu Luna, Dokter mencari Angga. "Pak Angga, Bu Luna mengalami banyak pendarahan. Dia harus segera melahirkan, namun tidak bisa normal melihat kondisinya saat ini sangat lemah," kata Dokter. "Lalu harus bagaimana, Dok? Luna memaksa normal soalnya?" taya Angga khawatir. "Tadi Bu Luna sudah saya kasih arah, dia mau caesar," jawa

DMCA.com Protection Status