“Kita akan menjebak Adi agar tidur denganmu di hotel. Gampang saja mengajaknya dan teman-teman sekolah yang lain untuk makan bersama. Aku akan mengadakan acara reuni sekolah agar kami bisa berkumpul.” Rumi menganggukan kepalanya antusias. Ia tidak menyangka jika Galang punya ide sebagus ini. “Apakah rencana itu akan di lakukan setelah kita menikah?” Galang menganggukan kepalanya. Kedua matanya bersinar licik penuh perhitungan.“Benar. Karena kita harus membuat kasus kalian seperti perselingkuhan dan perzinahan. Agar Nada langsung mengajukan gugatan cerainya pada Adi.” Terang Galang merinci rencananya. “Saat sedang makan bersama di restoran bersama teman-teman sekolah dulu, aku akan memberi Adi obat tidur. Karena efeknya adalah membuat kepala jadi pusing, maka aku bisa pura-pura mengantar Adi pulang dengan alasan jika Adi tiba-tiba sakit. Padahal sebenarnya aku membawa Adi ke hotel yang sudah kusewa. Sebelum kami tiba, kamu sudah harus masuk ke dalam kamar lebih dulu. Setelah aku ber
Suasana di rumah Adi dan Nada pagi itu berjalan seperti biasa. Setelah sholat subuh, Nada sibuk menuntun kedua putrinya untuk mandi lalu berganti baju. Nasya sudah bisa melakukan semua hal itu sendiri. Nada hanya perlu memastikan jika putri pertamanya itu sudah siap. Sementara itu, untuk Karina, masih harus di urus oleh Nada karena belum terbiasa mandi dengan peralatan yang ada di rumah ini. Sedangkan Adi mengerjakan pekerjaan rumah. Seperti menyapu rumah dan halaman. Baru setelah itu giliran Adi yang mandi lalu mengajak Nasya dan Karina untuk bermain sambil menunggu Nada yang membuatkan sarapan serta memasukan bekal untuk Adi dan Nasya. Saat sedang sibuk menggoreng nugget ayam pesanan Nasya untuk bekalnya nanti, tangan Adi sudah melingkar di perut sang istri sambil mencium pipinya pelan hingga membuat Nada merasa geli. “Jangan peluk aku terus dong Mas. Bagaimana kalau nanti Nasya dan Karina lihat?” Kata Nada sambil terkikik geli. Membuat Adi segera melepaskan pelukannya. “Habis gem
“Memang apa akibatnya Ma? Bukannya pelet itu hanya akan luntur seperti yang terjadi pada Mas Adi?” Kening Rumi berkerut bingung. Dada Rumi berdegup kencang karena ketakutan.Bertahun-tahun mengikuti saran sang Mama untuk melakukan pelet, Rumi baru tahu jika akan ada akibatnya. Ia tidak pernah di beri tahu oleh Bu Saroh dan dukun itu tentang hal ini. Bu Saroh menghela nafasnya gemas. Salahnya sendiri menyembunyikan hal ini dari Rumi agar anaknya itu tidak merasa ketakutan. Padahal setiap ilmu hitam akan memiliki akibatnya sendiri untuk si pengguna. Rumi saja yang terlalu polos sampai tidak tahu tentang hal ini.“Mama saja baru tahu hal ini kemarin saat menceritakan tentang masalah Adi pada dukun itu.” Terang Bu Saroh mengawali penjelasannya dengan berbohong. Kedua matanya melirik ke sisi kanan untuk mencari alasan yang tepat agar Rumi percaya padanya.“Dukun itu mengatakan kamu tidak menerima efek apapun saat pelet pada diri Adi mulai hilang karena kamu sudah memberinya anak laki-laki.
Rumi menatap saldonya yang masih kosong dengan gusar. ‘Kenapa sampai detik ini Mbak Nada tidak mengirimkan uang padaku juga? Padahal aku butuh uang itu untuk pesan makanan enak sambil menunggu Rahman di rumah sakit.’ Batin Rumi terus bertanya. Hari ini Rahman masih di rawat di rumah sakit. Sehingga Rumi tidak bisa pergi kemanapun. Uang yang ada di dompetnya tinggal sedikit karena di gunakan oleh Bu Saroh untuk arisan dengan nilai yang cukup besar. “Aku hubungi Mas Galang saja.” Jarinya dengan cepat menekan nomor Galang hingga sambungan telpon sudah terangkat. “Halo Mas Galang.” Sapa Rumi lebih dulu dengan suara yang di buat sesendu mungkin.“Iya Rum. Ada apa? Aku baru saja selesai mengajar di salah satu kelas. Apakah jamu baik-baik saja?” Tanya Galang beruntun dari sebrang telpon. Terdengar suara pria itu yang balas menyahut sapaan orang lain. Mungkin rekan kerjanya yang juga baru selesai mengajar.“Mbak Nada belum mengirimkan uang padaku. Padahal Mas Adi sudah menyuruhnya untuk mel
Kabar tentang kedekatan Rumi dengan Galang sudah menyebar di seluruh kalangan tetangga sejak pertama kali pria itu menginjakan kakinya di rumah Rumi. Mengingat seringnya Galang datang ke rumah Rumi, membuat para tetangga jadi bergosip tentang kedua orang itu. Mereka hanya berani bicara di belakang dengan mencibir betapa cepatnya Rumi mencari pria lain setelah di ceraikan oleh Adi. Di tambah dengan badan Rahman yang semakin kumal setiap harinya karena tidak ada yang memperhatikan. Tapi, tidak ada yang berani bicara secara langsung karena entah mengapa mereka bisa merasa tidak nyaman setiap kali bicara dengan Rumi dan Bu Saroh. Tidak hanya tetangga Rumi, Adi juga sudah menceritakan hal ini pada keluarganya. Jika Rumi tengah dekat dengan Galang yang ternyata menyimpan rasa iri padanya. Karena itulah Adi dan Nada sudah menyusun rencana. Begitu juga dengan Nada yang menceritakan tentang rencana mereka pada Pak Jaya dan Bu Tiah. Rencana yang sudah Adi dan Nada susun dengan matang agar bisa
“Saya adalah calon suaminya Rumi.” Kata Galang mantap pada para tetangga Rumi yang tengah duduk di ruang tamu itu. Membuat wajah para Ibu-ibu terlijat sangat senang karena tebalan mereka selama ini memamg benar.Kedua mata Rumi membulat kaget sama seperti para Ibu-ibu yang datang. Tidak menyangka jika Galang akan secepat ini mengakui hubungan mereka. Berbeda dari kesepakatan yang telah di setujui Rumi dan Galang dulu. Hanya Adi dan Nada yang tidak menampakan perubahan ekspresi apapun. Mereka justru saling berpandangan sambil berusaha menahan senyum. Perkataan Adi rupanya membuat Galang benar-benar menyetujui ucapannya untuk segera mempersunting Rumi.“Apa pekerjaannya Mas Galang?” Tanya Ibu-ibu yang seumuran dengan Bu Saroh lebih dulu.“Guru SMA Bu.” Jawab Galang singkat.“Sudah PNS?” Tanya tetangga yang lain seolah mereka sedang berburu informasi untuk di gosipkan bersama tetangga yang lain. Berita ini akan menjagi gosip terpanas di komplek mereka. Dengan judul Rumi yang menemukan pr
Usai bicara dengan Mama Galang melalui sambungan video call, Rumi jadi semakin yakin untuk menikahi pria itu. Tidak akan ada drama di antara menantu dan mertua. Hanya saja Rumi belum tahu bagaimana sifat asli adik perempuan Galang yang bernama Alana. Apakah sifat Alana sebaik Mamanya atau tidak? Karena Rumi ingin mengeruk harta Galang selama mereka masih bersama.“Niat awalku hanya ingin menikah denganmu secara siri Mas. Itupun aku ingin perniklahan kita di lakukan secara rahasia.” Ujar Rumi setelah sambungan telpon dengan Mama Galang terputus.“Tapi, karena kamu sudah mengumumkan hubungan kita pada para tetangga, maka pernikahan ini harus di laksanakan secara resmi. Aku juga terpaksa meminta untuk menghubungi Mamamu dulu agar tidak ada hal yang mengganggu ke depannya.” Setiap perkataan Rumi seolah menempatkan Galang sebagai orang yang salah. Anehnya Galang sama sekali tidak tersinggung.Ia juga menyesal karena sudah mengambil keputusan secara spontan. Hanya karena ingin membuat Nada
Acara pernikahan Rumi dan Galang akhirnya di laksanakan lima bulan kemudian. Sejak akad nikah yang di laksanakan pada pagi harinya lalu berlanjut acara resepsi hingga siang ini di adakan di aula salah satu hotel ternama si kota ini. Tanggal pernikahan Galang dan Rumi juga terjasi tepat satu tahun setelah Rumi berpisah dari Adi. Dalam acara resepsi pernikahan itu, banyak kolega bisnis Bu Anita yang di undang. Sedangkan dari sisi Rumi hanya mengundang pihak keluarga dan para tetangga. Rumi dan Galang duduk di atas pelaminan yang megah. Sama seperti saat Rumi menikah dengan Adi dulu.Hanya ada Bu Saroh dan Pamannya yang mendampingi sebagai pengganti mendiang Bapaknya. Rahman tidak ikut karena sengaja di ungsikan kembali ke rumah Adi dan Nada. Agar orang-orang tidak bertanya tentang status janda Rumi yang sudah punya satu anak. Jarum jam sudah menunjukkan pukul satu siang. Para tamu yang tadi pagi datang sudah berpamitan untuk pulang. Rumi dan Galang juga sudah berganti baju mengenakan ko